Malang, 14 September 2022

Inventarisasi GRK
SEKTOR LIMBAH

Kode Kategori: 4A Solid Waste Disposal Site

Disampaikan oleh:
Febrian Hadinata
 Sistematika Paparan
1. Sumber dan Deskripsi Emisi GRK Sektor Limbah
2. Estimasi CH4 dari Dekomposisi Sampah di SWDS
3. Metode FOD vs Mass Balance untuk Estimasi GRK di SWDS
4. Metodologi untuk estimasi CH4 di SWDS
5. Metode First Order Decay (FOD)
6. Worksheet 4A IPCC: STEP I - Input Parameter
7. Worksheet 4A IPCC: STEP II – Menentukan MCF
8. Kategori Tipe SWDS/TPA menurut nilai MCF
9. Worksheet 4A IPCC: STEP II – Input Data Aktifitas
10. Volume Sampah ke TPA dari Bidang Kebersihan DLH
11. Komposisi Sampah
12. Kandungan Bahan Kering Sampah
 1. Sumber dan Deskripsi Emisi GRK Sektor Limbah
4A SOLID WASTE DISPOSAL 4C PEMBAKARAN TERBUKA & PENGOLAHAN SECARA TERMAL

Sumber gambar: https://cleanmanagement.com/service/landfilling/ Sumber gambar: https://padang.tribunnews.com Sumber gambar: https://ebtke.esdm.go.id

4B PENGOLAHAN SAMPAH SECARA BIOLOGIS 4D PENGOLAHAN & PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

sumber: https://tekno.tempo.co Sumber: https://waterpedia.co.id

Sumber gambar: http://www.jurnalbandung.com

Sumber: http://blog.unnes.ac.id https://static.radioidola.com

 2. Estimasi CH4 dari Dekomposisi Sampah di SWDS
Note: SWDS -> Solid Waste Disposal Site (Landfill TPA, Illegal Dumping)

CH4 Emissions = Activity Data (AD) x Emissions Factor (EF)

• AD merupakan aktivitas antropogenik yang berpotensi mengeluarkan GRK.
• Untuk penimbunan sampah, AD adalah massa sampah yang ditimbun di TPA selama 1 tahun.
• EF mewakili jumlah CH4 yang diemisikan dari setiap unit data aktivitas.
• Nilai EF tergantung pada karakteristik sampah yang ditimbun, yaitu: komposisi, kandungan bahan
kering, dan degradable organic carbon (DOC) dari tiap komponen sampah.
• Menurut Panduan IPCC 2006, emisi GRK di SWDS diperkirakan menggunakan Metode First Order
Decay (FOD), yang mengasumsikan bahwa limbah yang ditimbun di SWDS pada tahun tertentu,
menghasilkan emisi pada tahun tersebut, dan terus mengeluarkan CH4 pada tahun berikutnya,
tetapi dengan tingkat yang lebih rendah karena limbah berkurang sesuai model FOD.

CH 4 Emissions T, Ggram =   x CH 4 generated x ,T - RT * (1-OX T )

* Oxidation factor of CH4
fraction to be CO2 when
Methane Emission Potential in the CH4 through SDWS
Emission in a year T from various MWS CH4 recovery for cover
Given Year components fuels of flare
 3. Metode FOD vs Mass Balance untuk Estimasi GRK di SWDS

• Menurut pedoman IPCC 2006, emisi GRK dari SWDS diperkirakan menggunakan Metode First
Order Decay (FOD), yang mengasumsikan bahwa limbah yang ditimbun di SWDS pada tahun
tertentu, akan mengelmisikan GRK pada tahun tersebut, dan terus mengemisikan CH4 pada
tahun berikutnya dengan tingkat yang lebih rendah, karena limbah berkurang sesuai model FOD.
• Metode Mass Balance hanya mempertimbangkan jumlah sampah yang dibuang pada tahun
tertentu. Semua potensi CH4 dilepaskan dari sampah pada tahun pembuangan sampah. Metode
ini sesuai untuk memperkirakan emisi dari SDWS dimana jumlah dan komposisi sampah yang
dibuang relatif konstan selama beberapa tahun sebelumnya.

• Di Indonesia, jumlah & komposisi sampah di SWDS (TPA) cenderung tidak konstan, dan
disarankan untuk menerapkan metode First Order Decay (FOD).
• Dengan semakin meningkatnya volume sampah yang ditimbun di TPA Indonesia, penerapan
model FOD akan memberikan estimasi emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan emisi yang
dihitung dengan menggunakan metode neraca massa.
 4. Metodologi untuk estimasi CH4 di SWDS
Note: SWDS -> Solid Waste Disposal Site (Landfill TPA, Illegal Dumping)

A. Mass Balance Approach

fraksi (%-volume) CH4 pada gas
land fill yang ditimbulkan

CH4 generated T = DDOCm * F *16/12

DDOCm = W*DOC*DOCf*MCF
faktor koreksi CH4
(dekomposisi
massa DOC tersimpan di aerobik) di tahun
SWDS yang dapat penyimpanan, fraksi
terdekomposisi, Gg
fraksi DOC yang dapat terdekomposisi

massa sampah yang disimpan

di SWDS, Ggram DOC pada tahun penyimpanan, fraksi (Ggram
C/Ggram sampah)
 4. Metodologi untuk estimasi CH4 di SWDS
B. FIRST ORDER DECAY (FOD)

DDOCm : Mass of decomposable DOC (under anaerobic conditions) deposited, Gg

Total mass of DDOC decomposed in year T, Gg
DDOCmaT : DDOCm accumulated in the SWDS at the end of year, Gg
DDOCmdT : DDOCm deposited into the SWDS in year T, Gg
F : Fraction of CH4 in generated landfill gas (volume fraction)
k : Reaction constant, where k = ln(2)/t1/2 (y-1)
t1/2 : Half life time (tahun)
m : Start month of decomposition reaction (=delay time + 7), delay time default =6
W : Mass of waste deposited, Ggram
DOCf : Fraction of DOC that can decompose in anaerobic condition
MCF : CH correction factor, fraction
 4. Metodologi untuk estimasi CH4 di SWDS

DOC dapat diinput per komponen sampah, atau kondisi bulk (campuran).
DOC sampah (bulk) diperkirakan berdasarkan rata-rata DOC komponen sampah, yaitu:

Fraksi degradable organic fraksi komponen sampah

carbon pada sampah bulk, jenis i (basis berat basah)
Ggram C/Gram sampah

DOCi  wet basis  = DOCi  dry basis  x dry matter content of each component i

Fraksi degradable organic carbon pada

komponen sampah i (basis berat basah)
 5. Metode First Order Decay (FOD)
Tingkat Emisi CH4, tergantung:
1. W = MSW Weight (wet base) Disposes at SWDS and MSW Composition
2. DOCi and DOCf
3. t1/2 = ln(2)/k  k value of each component depend to the climate of area of the SWDS
4. F = methane fraction in LFG (around 0.5)
5. Delay is assumed base on delay time of production of CH4 (IPCC 2006 uses 6 month)
6. Oxidation factor of the amount of MSW that is oxidized at the surface of SWDS (if neglected
uses OX = 0)
7. MCF  base on type of SWDS system and management

STEPS Excel Sheet Used for Estimating GHG from MSW Disposed at SWDS
STEP I: Input Parameter
STEP II: Determination of Methane Corection Factor (MCF)
STEP III: Input Activity Data (MSW to be disposed at SWDS)
STEP IV: Calculation Results
6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
 6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
• DOC: degradable organic carbon (fraksi berat).
DOC of each MSW component or bulk  choose ‘Waste by Composition’ (if MSW composition data is
available) or ‘bulk waste data only’ (if it is not available)
• DOCf: fraction of DOC that is degraded under anaerobic (default = 0.5)
 6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
Default value of DOC and dry matter content of SW

Sumber: IPCC 2006 GL

12
 6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
DOC and dry matter content of industrial solid (sludge) waste

Sources: IPCC 2006 GL

DOC dan dry matter content of Hazardous waste and clinical waste

Sources: IPCC 2006 GL

13
 6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
• Methane Generation Constant (k) :
- t1/2 = half life time (year)  k = ln(2)/t1/2 unit = [year-1]
- K is depended to the type of waste and climate of SWDS area
- For TL choose:‘Moist and wet tropical’
 6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
• Delay time : average time for the delay of MSW anaerobic degradation, assume 6 month
• F : fraction of methane in the LFG (lanfd fill gas, choose default = 0.5
• Conversion factor C become CH4 (molecule weight ratio CH4/C = 16/12 = 1.33)
• OX : oxidation factor
Type of Land Fill (SWDS) OX (Default IPCC2006)
Manged LF1, Un-Managed, and un-categorized 0

Managed LF and covered with CH4 oxidator material (soil cover) 0.1
 6. Worksheet IPCC: STEP I - Input Parameter
Input Parameter Default untuk Estimasi GRK di SWDS
Parameter Unit Nilai default parameter
IPCC 2006 Refinement 2019
Degradable organic - Dalam fraksi berat: food waste = Sama dengan IPCC 2006.
carbon 0,38; paper = 0,44; garden and park
(DOC) waste = 0,49; textiles = 0,30; rubber
and leather = 0,47; wood = 0,50;
nappies = 0,60.
Ffraction of DOC - = 0,5. - Sampah yang sulit terurai, misalnya: kayu, produk kayu olahan,
dissimilated cabang pohon (kayu) = 0,1.
(DOCf) - Sampah yang terurai dengan moderat, misal: kertas, tekstil, dan
popok = 0,5.
- Sampah yang mudah terurai, misal: sisa makanan, rerumputan
(sampah taman dan pekarangan, tdk termasuk cabang pohon) = 0,7.
Methane generation years-1 Sisa makanan = 0,4; kertas = 0,07; Sama dengan IPCC 2006.
rate constant (k) sampah taman = 0,17; tekstil = 0,07;
karet & kulit = 0,035; kayu = 0,035;
nappies = 0,17.
Delay time months = 6. Sama dengan IPCC 2006.
Fraction of methane - = 0,5. Sama dengan IPCC 2006.
(F) in developed gas
Oxidation factor (OX) - = 0. Sama dengan IPCC 2006.
 7. Worksheet IPCC: STEP II – Menentukan MCF

INPUT 1

INPUT 2

Country Specific Value: Fill in the MCF with local (country specific) or default IPCC 2006 GL
17
Fixed Country Specific Value: Fill in the % distribution of SWDS types every year
 8. Kategori Tipe SWDS/TPA menurut nilai MCF

Kategori SWDS (dan MCF) sesuai klasifikasi IPCC 2006, adalah:

• Un-managed Deep, jika ketinggian TPA > 5 m, atau muka air tanah di dasar landfill TPA tinggi \
(MCF = 0,8).
• Un-managed Shallow, jika ketinggian TPA < 5 m dan muka air tanah di dasar landfill TPA rendah
(MCF = 0,4).
• Managed Semi-aerobic, landfill TPA terkelola dengan baik, sistem ventilasi gas berjalan dengan
optimal (MCF = 0,5).
• Managed Anaerobic, model landfill ini jarang didesain/dibangun di Indonesia (MCF = 1,0).
Dalam Refinement 2019, kategori SDWS ditambah dengan:
• Managed poorly – semi-aerobic, jika pengaturan sel, penyaluran lindi dan gas tidak berjalan dengan
baik (MCF = 0,7).
• Managed well – active-aeration (MCF = 0,4).
• Managed poorly – active-aeration (MCF = 0,7)

Sumber gambar: www.dumpsters.com
Model anaerobik landfill seperti ini jarang di desain
di Indonesia
Sumber gambar: https://nottawasagainstitute.wordpress.com
Semi aerobic landfill sering didesain
(& dibangun) di Indonesia

Sambungan T di pipa lindi

dan pipa gas
 9. Worksheet 4A IPCC: STEP II – Input Data Aktifitas

 Untuk perhitungan FOD, data harus 10 – 15 tahun terakhir

 Data aktivitas ‘W’ (berat limbah padat yang masuk TPA) untuk 10-15 tahun terakhir, bisa diperoleh
dari ekstrapolasi data historis limbah padat yang tersedia
 Data komposisi limbah padat dapat menggunakan data lokal atau default IPCC 2006 GL
 Data komposisi lokal diperoleh dari survey
10. Volume Sampah ke TPA dari Bidang Kebersihan DLH
 11. Komposisi Sampah
• Tiap komponen sampah mengandung karbon berbeda, yang mempengaruhi tingkat emisi.
• Komposisi sampah diukur di TPA untuk estimasi tingkat emisi GRK di (landfill) TPA.
• Komposisi sampah bervariasi, tergantung: cuaca, musim buah, metode sampling, dll.
• Sebaiknya tidak usah mengubah data komposisi sampah secara tahunan (berbeda nilainya setiap
tahun), jika data terlalu bervariasi, tidak konsisten, valid, dan reliabel.
• Komponen sampah Indonesia dari berbagai literatur:
No. Komponen Sampah Komposisi sampah (% berat basah)
IPCC (2006) Refinement (2019) – Laporan IGRK
Default Asia Tenggara Default Indonesia KLHK (2021)1)
1 sisa makanan 43,50% 74% 49,86%
2 taman (pekarangan) - 0% 7,39%
3 kertas dan karton 12,90% 10% 10,82%
4 kayu 9,90% 0% 0,95%
5 tekstil 2,90% 2% 3,97%
6 nappies (popok sekali pakai) - 0% 6,04%
7 karet dan kulit 0,60% 0% 0,51%
8 plastik 6,30% 8% 18,80%
9 logam 1,30% 2% 0,35%
10 kaca/gelas 2,20% 2% 0,71%
11 Lainnya (debu, kotoran, debu, tanah, elektronik). 5,40% 2% 0,60%
 12. Kandungan Bahan Kering Sampah
• Kandungan bahan kering per komponen sampah (di TPA) diperlukan untuk estimasi sampah
dalam kondisi kering (dry basis).
• Kandungan bahan kering default dapat dipakai, jika data lokal tidak tersedia.
• Sebaiknya tidak usah mengubah data kandungan bahan kering sampah secara tahunan (berbeda
nilainya setiap tahun), jika data tidak konsisten, valid, dan reliabel.

No. Komponen Sampah Kandungan bahan kering (%)

IPCC (2006) Survey DLHK Laporan IGRK
Default Asia Tenggara Palembang (2019) KLHK (2021)1)
1 sisa makanan 40% 22% 46%
2 taman (pekarangan) 55%
3 kertas dan karton 90% 94% 48%
4 kayu 85% 89% 55%
5 tekstil 80% 85% 64%
6 nappies (popok sekali pakai) 17%
7 karet dan kulit 84% 99% 90%
8 plastik 100% 95% 68%
9 logam 100% N/A 97%
10 kaca/gelas 100% N/A 79%
11 lainnya N/A N/A 92%
TERIMA KASIH……