Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUALITATIF
DOSEN PENGAMPU : DR. INE KUSUMA ARYANI, M.PD.

DRAFT PROPOSAL TESIS KUALITATIF

ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU


DI Gugus Ki Hajar DewantaraE KABUPATEN BANJARNEGARA

Disusun Oleh :
1. FARID SUWARYO 2220110069
LATAR BELAKANG MASALAH
• Pada saat ini mutu pendidikan di indonesia belum mencapai kualitas yang
diharapkan pemerintah, semua pihak menyadari bahwa kinerja guru
berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan, (Armani &
Margunani, 2017: 11)
• Kinerja guru sebagai bahan acuan untuk melihat apakah guru sudah
menjalankan tugasnya dengan baik. Kinerja guru merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah/Dasar
dan bertanggungjawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, (Yusman, 2016).
• Kepala sekolah dalam upaya mengevaluasi kinerja guru. Evaluasi kinerja
guru biasa disebut dengan kegiatan supervisi. supervisi ini diberikan dari
atasan kepada bawahan yang tujuannya untuk meningkatkan kinerja kerja
guru
Presentation title 3

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Supervisi akademik belum dilaksanakan secara optimal untuk


meningkatkan kinerja guru
2. Hasil supervisi akademik belum digunakan secara optimal untuk
meningkatkan kinerja guru
3. Kebiasaan-kebiasaan, kemauan dan keterampilan guru sangat
bervariasi menjadi tantangan dan hambatan kepala sekolah dalam
menjalankan supervisi akademik.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik Kepala sekolah dalam meningkatkan


kinerja guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
2. Bagaimana evaluasi pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja
guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
3. Bagaimana tantangan dan hambatan Kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik dalam meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
5

TUJUAN PENELITIAN

1. Mendiskripsikan supervisi akademik Kepala sekolah dalam


meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
2. Mendiskripsikan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik
dalam meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar
Dewantarae?
3. Mendiskripsikan tantangan dan hambatan Kepala sekolah
dalam pelaksanaan supervisi akademik dalam
meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
MANFAAT PENELITIAN 6

1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan sumbangan keilmuaan dalam implementasi supervisi akademik Kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru.
b. Memberikan manfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk menjadikan rujukan yang berkaitan
dengan analisis supervisi akademik Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Kepala sekolah
Sebagai bahan evaluasi sekaligus bahan masukan Kepala sekolah dalam mengimplementasikan supervisi
akademik dan meningkatkan kinerja guru.
b. Bagi guru
Sebagai referensi untuk meningkatkan kinerja guru dan memotivasi guru untuk senantiasa memiliki
inovasi, kreativitas serta kedisiplinan agar menjadi guru yang profesional.
c. Bagi peneliti
Dapat memberikan pengalaman dan memperdalam keilmuan khususnya pada bidang penelitian
peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik.
BAB II 7

KAJIAN TEORITIK
A. Diskripsi Koseptual
1. Supervisi Akademik
a) Pengertian Supervisi Akademik
. Supervisi akademik merupakan kegiatan yang dapat membantu guru mengembangkan
kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran demi tercapinya tujuan pembelajaran.
Kualitas hasil belajar peserta didikdapat dilihat dari usaha peningkatan guru melalui supervisi
akademik, (Ginting, 2020: 16).
b). Fungsi Supervisi Akademik
Pidarta (Harianto et al., 2015: 30), mengungkapkan fungsi supervisi secara umum dibagi dua:
1) Fungsi utama supervisi untuk membantu sekolah sekaligus mewakili pemerintah dalam
usahamencapai tujuan pengajaran yaitu membantu perkembangan individu para peserta didik.
2) Fungsi tambahannya membantu sekolah dan guru agar dapat bekerja dengan baik
LANJUTAN
8

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi supervisi Akademik

• “ Menurut Purwanto (2004: 118), beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya
supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi, antara lain: 1) Lingkungan masyarakat
tempat sekolah itu berada, 2) Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab
kepala sekolah, 3) Tingkatan dan jenis sekolah, 4) Keadaan para guru dan pegawai yang • ”
tersedia, 5) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
d. Indikator supervisi akademik
Indikator supervisi akademik yaitu: (1) melaksanakan penelitian, (2) melaksanakan
penilaian, (3) melaksanakan perbaikan, dan (2) melaksanakan pengembangan,
(Rismawan, 2019: 18).
2. KINERJA GURU
a. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan aktualisasi dari kompetensi guru terkait dengan pengelolaan
pembelajaran, penguasaan keilmuan, sikap atau kepribadian, dan interaksi sosial, (Koswara
& Rasto, 2016: 26).
b. Indikator Penilaian Evaluasi Kinerja Guru
1) Kompetensi Pedagogis;
2) Kompetensi Profesional;
3) Kompetensi Kepribadian
4) Kompetensi Sosial,
c. Kemampuan dasar kinerja guru
Kemampuan dasar kinerja guru menurut (Sarifudin, 2019: 36) (1) penguasaan
bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4)
penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi
pembelajaran, dan (6) kepribadian
d. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Faktor yang mempengaruhi kinerja guru menurut Hidayatullah (2018: 23) antara
lain; lingkungan fisik sekolah, insentif dan gaji, dan kebijakan sekolah.
B. PENELITAN YANG RELEVAN

1. Damayanti 2016 melakukanpenelitian mengenai peningkatan mutu kinerja guru melalui


supervisi akademik di SMK N 1 Salatiga menghadapi PKG 2016
2. Suryani (2015: 18) melakukan penelitian mengenai supervisi akademik kepala sekolah,
fokus ke administrasi guru dan proses belajar mengajar
3. Ginting (2020: 10) Melakukan penelitian Kepala sekolah adalah supervisor
meningkatkan kemampuan profesional dan proses pendidikan di sekolah agar dapat lebih
baik dan berkualitas.
4. Hasanah & Kristiawan, 2019: 13 melakukan penelitian untuk menyelidiki pelaksanaan
supervisi berdampak pada kinerja guru. Evaluasi guru akan dilihat dari rencana
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian peserta didik dan tindak lanjut.
5. Rachmawati, 2016: 39 melakukan penelitian supervisi pendidikan yang dikaitkan dengan
kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala sekolah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perubahan kinerja guru
LANJUTAN

6. Penelitian Bermawi, Yoserizal & Fauziah, 2015 menyebutkan bahwa supervisi sangat
berpengaruh terhadap kompetensi professional guru
7. Penelitian Suwartini (2017: 17) melakukan penelitian membuktikan hubungan positif
antara supervisi akademik Kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap mutu
pendidikan sekolah
8 Penelitian Rismawan (2019: 17) adanya pengaruh positif supervisi Kepala sekolah dan
motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru.
9 Penelitian Habib & Alawi (2019: 14) untuk mengungkapkan aspek-aspek kelemahan
dan keunggulan, serta upaya untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan,
khususnya kinerja Guru.
10 Sarifudin, 2019: 15 dalam penelitianya memaparkansupervisi akademik dapat
meningkatkan kinerja guru
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Peneliti 13

Komponen yang diteliti

No Peneliti Tahun Supervisi Kinerja Guru Profesionalisme Kompetensi Kepala


Akademik Sekolah

1 Damayanti 2016 V V

2 Suryani 2015 V

3 Ginting 2020 V

4 Hasanah dan Kristiawan 2019 V V

5 Rachmawati 2016 V V

6 Bermawi, Yoserizal dan 2015


Fauziah

7 Suwartini 2017 V V V

8 Rismawan 2019 V V

9 Habib & Alwi 2019 V

10 Syarifudin 2019 V

11. Peneliti 2023 V V


C. Kerangka Pikir

Kinerja Guru
SDN Karangjambe

Evaluasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Program Kerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah


BAB III 15

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual (Sukmadinata, 2015: 15).
Menurut Moleong (2016: 22) penelitian kualitaif merupakan penelitian yang
digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif
16
B. TEMPAT WAKTU 17

Tempat atau lokasi penelitian ini adalah Gugus Ki Hajar Dewantarae,


Korwilcamdikpora Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2023. Waktu penelitian dari studi pendahuluan
sampai penyusunan laporan selama 6 bulan yaitu bulan Juli sampai Desember 2023.
Sedangkan untuk mengumpulkan data di lapangan adalah selama 3 bulan, yaitu mulai
bulan September 2023 sampai dengan bulan November 2023.
C. SUBJEK PENELITIAN 18

Menurut Ulfatin, (2014:179) secara umum data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Data dalam penelitian diperoleh dari
subyek yang disebut sumber data. Subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah Kepala
Sekolah, Guru Gugus Ki Hajar Dewantarae Kecamatan Wanadadi. Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Sumber data primer atau sumber data utama adalah data yang diperoleh dari kata-kata dan
tindakan-tindakan dari orang yang diamati atau diwawancarai, yang dicatat melalui
catatan-catatan tertulis, pengambilan foto, perekaman video atau tape (Moleong,
2005:134).
2. Data Sekunder
Sumber tertulis adalah sumber di luar kata-kata dan tindakan yang dikategorikan sebagai
kata kedua (sekunder) atau data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait, namun
tetap penting keberadaannya bagi upaya pengumpulan data penelitian.
Presentation title D. DESAIN PENELITIAN 19

 Peneliti menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan


pendekatan studi kasus.
 Studi kasus (case study); pendekatan yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam mengenai suatu hal yang diteliti
baik berupa program, peristiwa, aktivitas dan lainnya untuk
memperoleh pengetahuan/informasi secara mendalam tentang
hal tersebut (Baxter & Jack, 2008).
E. INSTRUMEN PENELITIAN 20

Menurut Darmadi (2011:85) bahwa definisi instrumen


adalah sebagai alat untuk mengukur informasi atau
melakukan pengukuran. Adapun instrumen yang
digunakan peneliti adalah instrumen non tes terdiri dari
lembar observasi, wawancara dan juga dokumentasi
foto
F. PROSEDURE PENELITIAN
Prosedur atau langkah yang ditempuh dalam penelitian ini, secara
garis besar dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang mengacu
pada pendapat Moleong (2007:126) menjelaskan bahwa “Tahapan
penelitian kualitatif menyajikan 3 tahapan yaitu Tahap
pralapangan, Tahap pekerjaan lapangan, dan tahapan analisis
data’’.
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 22

1. Observasi

Yatim Riyanto, (2001:9) observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan
terhadap obyek penelitian

2. Wawancara

Hamzah. A (2020:87) wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.

3. Dokumentasi

Prosedur pengumpulan data ini adalah studi dokumentatif. Yakni salah satu metode yang digunakan untuk
memperoleh data yang bersifat kualitatif. Dalam hal ini, menurut Sugiyono. (2011:240) peneliti melakukan
pengkajian dan analisis data dalam dokumen, yaitu catatan peristiwa yang telah berlalu baik itu berupa
tulisan maupun gambar yang digunakan sebagai pelengkap penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian
H. TEKNIK ANALISIS DATA
Presentation title 23

1. Reduction Date (reduksi data), yakni sebuah rangkuman data, yang terpilih dari hal-hal yang
bersifat pokok, dan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting, dicari tema sentralnya,
lalu membuat data dan informasi yang relevan
2. Display Date (Penyajian Data), data yang telah direduksi kemudian disajikan. Karena model
penelitian ini adalah kualitatif, maka penyajian datanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan dan sejenisnya
3. Verifikasi Data (Penarikan Kesimpulan). Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap berikutnya.
I. PENGECEKAN KEABSAHAN 24

Sugiyono (2009:268) pemeriksaan keabsahan data merupakan faktor yang menentukan dalam
penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan data yang valid, maka diadakan pengujian data. Uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Perpanjangan pengamatan, yakni peneliti mengecek data dengan kembali kelapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru
2. Peningkatan ketekunan, yakni melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan, untuk mendapatkan data secara pasti dan sistematis.
3. Trianggulasi, yakni pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Moleong L.J (2010:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik
pemeriksaan keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data
itu
J. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN25
Januari Februari Maret April Mei Juni
No Kegiatan 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Studi Pendahuluan x x x x x x x x

Penyusunan
2 x x x x x x x x
Proposal Penelitian

3 Konsultasi Proposal x x x x x

4 Seminar Proposal x x

5 Revisi Proposal x x

Pelaksanaan
6 Penelitian dan x x
Pengumpulan Data

7 Analisa Data x x

Penyusunan
8 x x
Laporan
Konsultasi
9 Penyusunan x x x x x x x x x x
Laporan
K. KISI - KISI
26

Variabel Indikator Jumlah

Supervisi Akademik Memahami visi misi sekolah 1

Peranan Kepala sekolah 2

Program kerja 3

Latar belakang diadakan supervisi 4

Jadwal supervisi 5

Pelaksanaan supervisi 6

Kinerja Guru Kinerja guru 7,8,9,10,11,12


PEDOMAN WAWANCARA
27

Lampian 1 Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah

Nama Responden : .........................................


Tempat : .........................................
Hari : .........................................
Tanggal : .........................................
Waktu : .........................................

1. Apakah visi-misi Gugus Ki Hajar Dewantarae?


2. Bagaimana peranan kepala Dasar sendiri dalam melaksanakan supervisi akademik?
3. Bagaimana program kerja supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
4. Apa yang melatarbelakangi diadakannya supervisi akademik?
5. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
6. Ada tidak sosialisasi atau jadwal khusus sebelum melaksanakan supervisi akademik?
7. Ada tidak persiapan-persiapan yang dilakukan kepala Dasar dan tim supervisor dalam pelaksanaan supervisi akademik di Gugus Ki Hajar
Dewantarae?
8. Apa saja bentuk-bentuk penilaian supervisi akademik di Gugus Ki Hajar Dewantarae?
9. Apa kaitannya/hubungannya/pengaruh pelaksanaan supervisi akademik dan kinerja guru?
10. Apakah ada evaluasi setelah melaksanakan supervisi akademik?
11. Apakah follow up atau tindak lanjut setelah melaksanakan supervisi akademik?
12. Bagaimana kendala kepala Dasardalam pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru?
Lampiran 2 Pedoman Wawancara terhadap Guru
Nama Responden : .........................................
Tempat : .........................................
Hari : .........................................
Tanggal : .........................................
Waktu : .........................................
1. Bagaimana pendapat anda mengenai program supervisi akademik yang ada Gugus Ki Hajar Dewantarae?
2. Kapan pelaksanaan supervisi akademik yang ada Gugus Ki Hajar Dewantara?
3. Ada tidak persiapan-persiapan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik di Gugus Ki
Hajar Dewantara?
4. Siapakah yang berperan dalam melaksanakan supervisi akademik?
5. Ada tidak sosialisasi atau jadwal khusus dalam melaksanakan supervisi akademik?
6. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru di Gugus Ki Hajar
Dewantara?
7. Apa saja bentuk-bentuk penilaian supervisi akademik di Gugus Ki Hajar Dewantara?
8. Apakah ada evaluasi setelah melaksanakan supervisi akademik?
9. Apakah follow up atau tindak lanjut setelah melaksanakan supervisi akademik?
10. Apakah kendala guru dalam pelaksanaan supervisi akademik?
11. Ada tidak persiapan-persiapan yang dilakukan guru untuk melaksanakan supervisi akademik?
TRIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai