a) Orientasi
b)Komplikasi
c) Evaluasi
d)Resolusi
e)Koda
UNSUR INTRINSIK NOVEL
a) Tema
b)Alur
c) Latar
d)Tokoh/Penokohan
e)Amanat
f) Sudut Pandang
TEMA
Pokok pikiran atau dasar sebuah cerita yang
memiliki kaitan dengan makna kehidupan.
Pengarang menawarkan kepada pembaca
tentang makna kehidupan, mengajak
pembaca untuk melihat, merasakan, dan
menghayati makna kehidupan tersebut
dengan cara memandang permasalahan itu
sebagaimana pengarang memandangnya.
ALUR (PLOT)
Rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan
hubungan kausalitas.
Kaidah Alur:
a. kemasukakalan (plausability)
b. Kejutan (surprise)
c. Ketegangan/misteri (suspense)
d. Keutuhan (unity)
Jenis-Jenis Alur:
a. Alur lurus/maju (Progresif)
b. Alur mundur (Flash back/regresif)
c. Alur campuran
LATAR (SETTING)
Tempat
Waktu
Suasana
PENDESKRIPSIAN WATAK TOKOH
1) Penjelasan langsung dari pengarang (Analitik)
2) Tidak Langsung (Dramatik)
Dialog antartokoh
Tanggapan/reaksi/komentar/penilaian tokoh lain
Tingkah laku/tindakan/perbuatan tokoh
Pikiran/perasaan tokoh
Lingkungan sekitar tokoh
Lukisan fisik
AMANAT
Pesan moral yang ingin disampaikan penulis
(implisit atau eksplisit).
SUDUT PANDANG (POINT OF VIEW)
1) Orang pertama
Pelaku utama
Bukan pelaku utama/pelaku sampingan
2) Orang Ketiga
Pengamat
Serba tahu
UNSUR KEBAHASAAN NOVEL
1) Majas/Gaya Bahasa
2) Ungkapan/Idiom
3) Peribahasa
4) Citraan
MAJAS/GAYA BAHASA
■ Majas Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan
merendahkan diri. Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima
kasihku atau Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
■ Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan
tersebut menjadi tidak masuk akal. Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
■ Majas Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang
diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia. Atau yang mengumpamakan benda mati
sebagai makhluk hidup. Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
■ Majas Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan
kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”,
bagai”. Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang
dilukiskannya. contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila
yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
■ Majas Metafora: Gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain
karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. contoh: Cuaca mendung karena
sang raja siang enggan menampakkan diri.
■ DLL.
UNGKAPAN (IDIOM)
Idiom (dari bahasa Belanda: idioom; bahasa Latin: idioma,
"properti khusus"; bahasa Yunani: ἰδίωμα - "ungkapan khusus").
Ungkapan atau idiom adalah kelompok kata untuk menyatakan
sesuatu maksud dalam arti kias.
■ kecil hati = penakut
■ tebal muka = tidak mempunyai rasa malu
■ hati kecil = maksud yang sebenarnya
■ kecil hati = agak marah; penakut
■ besar hati = a) sombong; b) bangga
■ hati terbuka = senang hati
■ berat hati = kurang suka melakukan
■ lapang hati = sabar
■ tinggi hati = sombong
■ setengah hati = segan-segan
■ berkeras hati = a) menurut kemauannya sendiri; b) tidak mau mundur.
■ jatuh hati = menjadi cinta
■ mendua hati = bimbang
■ berhati jantung = berperasaan halis
■ berhati batu = tidak menaruh belas kasihan
PERIBAHASA
■ Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang.
Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
■ Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
■ Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
■ Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
■ Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
■ Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
■ Air tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam
pikirannya.
CITRAAN
Citraan Penglihatan merupakan citraan yang bersentuhan dengan indra
penglihatan. Citraan penglihatan merupakan jenis yang paling banyak
ditemukan dalam karya sastra. Rangsangan yang distimulus oleh citraan
penglihatan kepada indra penglihatan akan menjadikan bayangan imajinasi
yang tidak terlihat seolah-olah nyata.
Citraan Pendengaran merupakan citraan yang sering muncul dalam karya
sastra dan dihadirkan dengan mengurai atau mendeskripsikan bunyi. Penyair
yang sering menggunakan jenis citraan ini disebut sebagai penyair auditif.
Citraan Perabaan berkenaan dengan aktivitas perabaan. Melalui citraan ini,
kita seolah-olah dihadapakan dengan sebuah benda padat dan selanjutnya
dapat dipegang.
Citraan Gerak menimbulkan hal yang ditandai terkesan bergerak. Hal yang
digambarkan bergerak sebenarya tidak bergerak namun dilukiskan bergerak
sehingga terlihat hidup dan dinamis.
Citraan Penciuman merupakan citraan yang menonjolkan peran indra
pembau. Citraan ini merupakan jenis citraan yang paling jarang digunakan.
Citraan Pengecapan merupakan citraan yang berkenaan dengan indra
pengecapan. Citraan jenis ini juga digunakan dalam karya sastra.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KD 4.4:
1) Tugas individu (Merancang novel dengan memerhatikan isi
dan kebahasaan) dengan langkah-langkah:
Menentukan tema
Menentukan tokoh-tokoh dan karakternya
Menentukan alur
Menentukan latar
Menentukan amanat
Menentukan sudut pandang
2) Buatlah dengan format yang terdapat pada buku teks
halaman 128 – 129!
QUOTES
“Selamat Berkarya…
Dengan Karya, kita kan
Dikenang …”