Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN

KEPERAWATAN
Pada Anak Jalanan
atau Narapidana

Arranged By: Kelompok 4


ASUHAN
KEPERAWATAN
Marta Afrifantinu 132235083
Diana Novalina 132235081
Lidel Stefian M. 132235049
Crisogna De Araujo 132235076
Bhestari Salsabilla 132235016
Chornelia Dina Viliana 132235057
Welly Azkia Levi 132235027
Dorkas Dapa Z 132235073
Eka Fitria Wahyu 132235032
Anak Jalanan
Anak jalanan meruoakan anak yang berusia
<16 tahun yang berd dijalankan untuk hidup
maupun bekerja dengan melakukan kegiatan
ekonomi dijalan (Marni, 2020)
Faktor Penyebab Anak • Tingkat Mikro (Hubungan anak-Keluarga):
Jalanan orang tua terbiasa menggunakan kekerasan
kepada anak.
• Orang tua mendorong anak untuk • Tingkat Meso (Faktor masyarakat):
membantu ekonomi keluarga komunitas masyarakat miskin menjadikan
• Kasus kekerasan dan perlakuan nak anak-anak sebagai aset meningkatkan
oleh orang tua ekonomi keluarga.
• Terancam putus sekolah dan biaya • Tingkat Makro (Struktur Masyarakat): status
kontrak rumah mahal sebab-akibat. Sebab: banyak waktu dijalanan,
• Anak jalanan sebagai korban akibatnya akan banyak uang.
pemerasan dan eksploitasi seksual
terhadap anak jalanan perempuan
Kategori Anak Jalanan
• Children on The street : memiliki pekerjaan
sebagai pekerja anak dijalan dan masih memiliki Ciri-Ciri Anak Jalanan
hubungan dengan keluarga.
• Children of The street: berpartisipasi penuh
dijalan secara sosial dan ekonomi serta memiliki
hubungan dengan orang tua meski frekuensi • Memiliki perasaan yang mudah
tidak menentu. tersinggung
• Children From families on The street, anak yang • Mudah putus asa dan cepat murung
berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. • Nekat tanpa dapat dipengaruhi secara
mudah oleh orang lain
• Membutuhkan kasih sayang kayaknya
anak pada umumnya
Anak Jalanan
Kebutuhan yang Belum Terpenuhi
Tatanan Hidup Model Penanganan
• Tekanan dari keluarga untuk
• Street-Centered Intervention: Penanganan
membantu perekonomian keluarga. • Kebutuhan akan lingkungan yang
anak jalanan yang dipusatkan dijalanan.
• Rentan menjadi korban kekerasan • Family-centered Intervention: penanganan sehat.
(fisik&psikologis) anak jalanan difokuskan pemberian • Kebutuhan memperoleh
• Tidak ada jaminan atas pemenuhan bantuan sosial atau pemberdayaan pendidikan.
keluarga. • Kebutuhan
dan pelindungan hak anak. mengembangkan
• Institutional-Centered Intervention:
• Memiliki stigma yang erat. kemampuan sosial, mental dan
penanganan anak jalanan di pusatkan di
lembaga. spiritual.
• Kebutuhan untuk memperoleh hak
sipil.
Aspek Pendidikan:
Anak jalanan dominan putus sekolah
Permasalahan
karena waktu yang tersita dan faktor
ekonomi. Anak Jalanan
Intimidasi:
Sasaran tindak kekerasan oleh anak yang
lebih dewasa.

Penyalahgunaan obat:
Narkoba, minuman keras, pil kb, dll

Kesehatan:
rentan penyakit kulit, Penyakit paru dan
PMS
Tempat Tinggal:
Umumnya di sembarang tempat,
dipemukiman kumuh dan rumah singgah.
Permasalahan
Resiko Kerja:
Kecelakaan, penculikan, dll.
Anak Jalanan
Hubungan dengan keluarga:
Renggang bahkan bisa tidak berhubungan
sama sekali.

Makanan:
Seadanya, terkadang mengais dari tempat
sampah.
Pengertian
Salah satu model pembinaan anak jalanan
yang dijalankan pemerintah.

RUMAH
SINGGAH
Tujuan
Membantu anak jalanan menemukan alternatif
pemenuhan hidupnya.
Fungsi
Tempat pertemuan pekerja sosial dan anak jalanan,
tempat mengkaji kebutuhan anak, jalur masuk
pelayanan sosial, dan perlindungan anak dengan
keluarga.

Prinsip
Semi institusional, pusat kegiatan dan terbuka 24 jam,
tempat bermain serta belajar. Tempat partisipasi dan
belajar masyarakat.
Menurut KBBI Narapidana merupakan orang yang sedang menjalani hukuman
karena tindak pidana atau terhukum. Narapidana menurut pasal 1 UU no 12 tahun
1995 tentang permasyarakatan yaitu terpidana menjalani pidana hilang
kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan.

Narapidana
Klasifikasi Warga Binaan
Pemasyarakatan

Penghuni suatu lembaga pemasyarakatan atau orang-orang terdiri dari:


• Mereka menjalankan pidana openjara dan pidana kurungan
• orang-orang yang dikenakan penahanan sementara
• orang-orang yang disandra
• Lain-lain (ditahan secara sah oleh pihak kejaksaan/pengadilan, dll).
Stres Narapidana
Faktor Penyebab
1.Narapidana memikirkan kejahatan yang telah dilakukan dan merasa bersalah

2.Terisolasi membuat mereka merasa kehilangan kebebasan

3. Narapidana dikelilingi narapidana lain dengan karakter yang berbeda.

4. Mereka merenungi tentangpandangan masyarakat kepada dirinya

Regularly evaluate progress and make adjustments as needed.


Faktor Penyebab Stres Narapidana
1.Narapidana memikirkan kejahatan yang telah
dilakukan dan merasa bersalah

2.Terisolasi membuat mereka merasa


kehilangan kebebasan

3.Narapidana dikelilingi narapidana lain


dengan karakter yang berbeda.

4.Mereka merenungi tentangpandangan masyarakat


kepada dirinya
Hak Otomatis yang Hilang Pada
Narapidana
• Lost of Liberty : Kehilangan kebebasan.
• Lost of Autonomy: Kehilangan sebagian haknya,khususnya hak atas
pengaturan dirinya sendiri.
• Lost of Good Services: Ketidakbebasan memiliki barang tertentu secara
pribadi dan pelayanan yang tidak memadai.
• Lost of Heterosexual Relationship: Hilang kesempatan untuk menyalurkan
nafsu seksual dengan lawan jenis.
• Lost of Security: hilangnya rasa aman.
Asuhan Keperawatan dengan
Konsep Narapidana

1.Pengkajian

d.Penilaian terhadap stress


a. Identitas diri: Nama, umur, jenis kelamin,
tanggal dirawat, tanggal pengkajian, NRM.
e. Sumber koping: Disonasi kognitif,
pencapaian wawasan, kognitif konstan.
b. Faktor predisposisi: Genetik, Neurobiologis,
Virus dan infeksi.
f. Mekanisme koping: Regresif
proyeksi, menarik diri dan pengingkaran.
c.Faktor presipitasi: Biologis, Social kultural,
psikologia
Diagnosa

• Harga Diri Rendah


• Resiko Bunuh Diri
ANALISA DATA
Harga Diri Rendah

Data Subjektif Data Objektif

• Merasa bersalah dan khawatir, • Mengalami gejala fisik, misal : tekanan


menghukum atau menolak diri sendiri darah tinggi, gangguan penggunaan zat
• Menunda keputusan • Kurang memperhatikan perawatan diri
• Merusak diri: harga diri rendah • Berpakaian tidak rapi
menyokong klien untuk mengakhiri • Berkurang selera makan
hidup • Tidak berani menatap lawan bicara
• Perasaan tidak mampu
• Lebih banyak menunduk
• Pandangan hidup yang pesimis
• Tidak menerima pujian
• Penurunan produktivitas
• Penolakan terhadap kemampuan diri.
Diagnosa
Harga Diri Rendah

Intervensi

• Klien dapat membina hubungan saling • Bina hubungan saling percaya salam terapeutik ,
percaya tindakan perkenalan diri
• Jelaskan tujuan interaksi ciptakan lingkungan
yang tenang
• Buat kontrak yang jelas waktu , tempat dan topik
pembicaraan
• Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
• Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
• Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah
seseorang yang berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong dirinya sendiri
Diagnosa
Harga Diri Rendah

Intervensi

2. klien dapat mengidentifikasi kemampuan • hindarkan memberi penilaian negatif setiap


dan aspek positif yang dimiliki tindakan bertemu klien
• utamakan memberi pujian yang realistis
• klien dapat menilai kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
Diagnosa
Harga Diri Rendah

Intervensi

3. klien dapat menilai kemampuan yang • diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dapat digunakan tindakan dimiliki
• diskusikan pula kemampuan yang dapat
dilanjutkan setelah pulang ke rumah
Diagnosa
Harga Diri Rendah

Intervensi

4. klien dapat menetapkan atau • rencanakan bersama klient aktivitas yang dapat
merencanakan kegiatan sesuai dengan dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
kemampuan yang dimiliki • tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
kondisi klien
• beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan
Diagnosa
Harga Diri Rendah

Intervensi

5. klien dapat melakukan kegiatan sesuai • beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah
kondisi dan kemampuan direncanakan
tindakan • beri pujian atas keberhasilan klien
• diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Diagnosa
Harga Diri Rendah

Intervensi

6. klien dapat memanfaatkan sistem • beri pendidikan kesehatan pada keluarga


pendukung yang ada tentang cara merawat klien
tindakan • bantu keluarga memberi dukungan selama
klien dirawat
• bantu keluarga menyiapkan lingkungan di
rumah
• beri inforcement positif atas keterlibatan
keluarga
Thank
You!

Anda mungkin juga menyukai