Anda di halaman 1dari 6

PERDAGANGAN DALAM

EKONOMI ISLAM
SESI – 7
FEB UNISMUH MAKASSAR
2023
PRINSIP-PRINSIP PERDAGANGAN DALAM ISLAM
• Haram dan Halal: Barang dagangan yang diperdagangkan harus halal, atau diperbolehkan dalam
Islam, dan tidak boleh melanggar larangan agama (haram). Contohnya, perdagangan alkohol atau
babi dianggap haram dalam Islam.
• Keadilan dan Kepastian Harga: Harga dan kondisi perdagangan harus adil dan transparan.
Penipuan, penipuan, atau praktik yang merugikan pihak lain dilarang. Harga harus jelas dan tidak
boleh ditentukan secara sembarangan.
• Riba (Bunga) dan Gharar (Ketidakpastian): Transaksi yang mengandung riba (bunga) atau gharar
(ketidakpastian yang berlebihan) dilarang dalam Islam. Prinsip ini bertujuan untuk menjaga agar
perdagangan tidak mengandung unsur penipuan atau eksploitasi.
• Jual Beli Syariah: Prinsip-prinsip jual beli syariah, seperti istijrar (mengambil barang secara tunai),
istisna (pemesanan barang yang belum ada), dan salam (pemesanan dengan pembayaran di
muka) harus diikuti dengan benar.
• Etika dan Kehormatan: Perdagangan harus dilakukan dengan etika yang tinggi dan integritas.
Menjaga kehormatan dan nama baik dalam perdagangan sangat penting dalam Islam.
• Resiko dan Keberanian: Pedagang tidak boleh terlalu takut atau rakus dalam berdagang. Mereka
harus sadar akan resiko bisnis dan bersedia menerima keuntungan dan kerugian dengan penuh
kesabaran.
Etika Perdagangan dalam Islam
• Tijarah yang Halal: Perdagangan harus dilakukan dengan barang-barang yang halal, yang diizinkan oleh
agama Islam. Barang yang haram, seperti alkohol atau produk berbasis riba, harus dihindari.
• Keadilan: Keadilan merupakan prinsip utama dalam etika perdagangan Islam. Semua pihak yang terlibat
dalam transaksi harus diperlakukan dengan adil, dan harga serta syarat-syarat perdagangan harus wajar.
• Larangan Tipu-Daya: Penipuan dan praktik-praktik yang tidak jujur dalam perdagangan dilarang dalam
Islam. Para pedagang harus berbicara jujur tentang barang yang mereka jual, dan informasi yang diberikan
kepada pembeli harus benar.
• Jaminan Kualitas: Penjual dalam Islam diwajibkan memberikan jaminan kualitas yang baik untuk barang
yang mereka jual. Mereka harus memberikan informasi yang akurat tentang barang dagangan mereka dan
memastikan barang tersebut sesuai dengan deskripsi yang diberikan.
• Transparansi: Para pedagang harus menjaga transparansi dalam transaksi mereka. Mereka harus
memberikan semua informasi yang diperlukan kepada pembeli, termasuk harga, syarat-syarat, dan kondisi
barang.
• Larangan Maysir dan Gharar: Prinsip-prinsip Maysir (judi) dan Gharar (ketidakpastian berlebihan) juga
dilarang dalam etika perdagangan Islam. Transaksi yang didasarkan pada ketidakpastian berlebihan atau
unsur perjudian harus dihindari.
• Etika dalam Negosiasi: Dalam negosiasi perdagangan, Islam mendorong para pedagang untuk menjaga
etika yang baik, bersikap sopan, dan menghormati pihak lain. Mereka harus berusaha mencapai
kesepakatan yang adil dan saling menguntungkan.
Larangan Transaksi Riba
1. Al-Quran: Larangan riba dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Quran, termasuk dalam Surah
Al-Baqarah (2:275-279) dan Surah Al-Baqarah (2:275-279), di mana Allah SWT secara
tegas melarang riba. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa riba adalah perbuatan dosa dan
menimbulkan kemurkaan Allah.
2. Prinsip Keadilan: Larangan riba didasarkan pada prinsip keadilan dalam Islam. Transaksi
riba dianggap sebagai eksploitasi yang merugikan pihak yang kurang mampu, sehingga
melanggar prinsip kesejahteraan sosial dan keadilan.
3. Redistribusi Kekayaan: Riba juga dianggap mengarah pada konsentrasi kekayaan di tangan
orang-orang kaya, yang bertentangan dengan prinsip distribusi kekayaan yang adil dalam
Islam. Sebaliknya, Islam mendorong pembagian kekayaan secara lebih merata.
4. Kontrak Lembaga Keuangan Islami: Dalam sistem keuangan Islam, ada alternatif untuk
transaksi riba, seperti mudarabah (bagi hasil) dan murabahah (jual-beli dengan keuntungan
yang disepakati). Lembaga keuangan Islam seperti bank syariah berusaha mematuhi
prinsip-prinsip ini dengan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan syariah.
5. Keadilan dalam Transaksi: Prinsip utama dalam larangan riba adalah untuk menjaga
keadilan dalam transaksi ekonomi dan keuangan. Islam mendorong perdagangan dan
investasi yang adil dan saling menguntungkan, serta menghindari eksploitasi.
Konsep Jual Beli dalam Islam
1.Halal dan Haram: Transaksi jual beli dalam Islam harus melibatkan barang atau jasa
yang halal (diperbolehkan) dan tidak boleh melibatkan barang atau jasa yang haram
(dilarang). Misalnya, jual beli alkohol atau daging babi adalah haram.
2.Akad (Perjanjian): Setiap transaksi jual beli dalam Islam harus melibatkan akad atau
perjanjian antara penjual dan pembeli. Akad ini harus dilakukan secara sukarela dan
dengan kesepakatan kedua pihak.
3.Keadilan: Transaksi jual beli harus adil dan tidak boleh merugikan salah satu pihak.
Penjual dan pembeli harus memperoleh manfaat yang sebanding dari transaksi
tersebut.
4.Larangan Riba: Riba (bunga atau riba) adalah haram dalam Islam. Oleh karena itu,
transaksi jual beli yang melibatkan riba tidak diperbolehkan. Transaksi berdasarkan
prinsip riba dianggap melanggar ajaran agama.
5.Penjelasan Barang dan Harga: Penjual harus memberikan penjelasan yang jelas dan
akurat tentang barang atau jasa yang dijual, dan harga yang ditawarkan. Tidak boleh
ada penipuan atau ketidakjelasan dalam transaksi.
Konsep Jual Beli dalam Islam
6. Pembayaran Tunai: Dalam Islam, transaksi jual beli sebaiknya dilakukan
secara tunai atau dengan sistem pembayaran yang tidak melibatkan utang dan
riba. Pembayaran utang dengan tambahan bunga tidak diperbolehkan.
7. Penawaran dan Permintaan: Harga dalam transaksi jual beli harus ditentukan
oleh penawaran dan permintaan pasar yang adil. Penjual tidak boleh
menetapkan harga yang tidak wajar atau merugikan pembeli.
8. Kepatuhan Syariah: Transaksi jual beli harus sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah (hukum Islam). Hal ini mencakup larangan terhadap transaksi yang
mengandung unsur perjudian, spekulasi, atau gharar (ketidakpastian yang
berlebihan).
9. Transfer Milik: Hak milik barang atau jasa harus ditransfer sepenuhnya dari
penjual ke pembeli sesuai dengan hukum Islam.
10. Kepatuhan Terhadap Waktu: Islam menekankan pentingnya memenuhi
kewajiban pembayaran pada waktu yang telah disepakati

Anda mungkin juga menyukai