Nim: 22120021
1. Secara sederhana, uang adalah nilai aktual yang diperdagangkan untuk barang dan jasa,
sedangkan mata uang adalah uang kertas atau koin yang kita bawa untuk melakukan
pembayaran sehari-hari.
Uang adalah konsep yang lebih luas yang mencakup alat tukar apa pun, penyimpan nilai, dan
satuan hitung. Uang bisa berupa emas, perak, kertas, atau logam lain yang dicetak dengan
bentuk dan gambar tertentu. Uang juga bisa berupa uang fiat, uang komoditas, atau uang
hampir likuid sempurna.
Mata uang mengacu pada token atau catatan fisik, seperti koin dan uang kertas, yang
mewakili uang negara tertentu. Nilai mata uang berfluktuasi karena kondisi ekonomi,
stabilitas politik, dan permintaan pasar. Mata uang juga bisa dibedakan menjadi mata uang
domestik, mata uang asing, dan mata uang dengan internasional.
– Ja’il, yaitu pihak yang mengadakan sayembara, harus memiliki kemampuan dan
kewenangan untuk memberikan ju’lu.
– Maj’ul lah, yaitu pihak yang melakukan pekerjaan sayembara, harus memiliki
kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan ‘amal.
– ‘Amal, yaitu pekerjaan yang disayembarakan, harus jelas, mungkin, dan
bermanfaat.
– Ju’lu, yaitu imbalan yang dijanjikan, harus jelas, halal, dan dapat diserahkan.
– Sighat, yaitu pernyataan dari pihak ja’il kepada maj’ul lah, harus menunjukkan
kerelaan dan keridhaan.
Berdasarkan kriteria di atas, giveaway yang sesuai dengan syari’ah adalah giveaway
yang:
– Memberikan hadiah yang halal, jelas, dan dapat diserahkan kepada pemenang.
– Menetapkan syarat dan ketentuan yang jelas, mungkin, dan bermanfaat bagi
penyelenggara dan peserta.
– Tidak mengandung unsur ketidakpastian, ketidakadilan, atau penipuan.
– Tidak melanggar hak atau kewajiban pihak lain.
– Tidak mengandung unsur judi, riba, gharar, atau maisir.
b. Paylater
Menurut beberapa sumber yang saya temukan, paylater pada prinsipnya adalah fitur
dan produk yang netral dan bermanfaat bagi pengguna, khususnya yang muslim.
Namun, ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi agar transaksi
menggunakan paylater sesuai dengan hukum Islam, antara lain:
– Harga barang atau jasa yang dibeli harus ditentukan sebelum transaksi dilakukan,
tidak boleh ada kenaikan atau penurunan harga setelahnya.
– Tidak boleh ada bunga atau imbalan tambahan yang dibebankan kepada
pengguna, baik dalam bentuk denda keterlambatan, biaya administrasi, atau lainnya.
– Barang atau jasa yang dibeli harus halal dan tidak bertentangan dengan syariah.
c. Forex
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual
Beli Mata Uang (Al-Sharf), transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh
dengan ketentuan sebagai berikut :
Jenis transaksi forex yang diperbolehkan menurut syariah adalah yang bersifat
SPOT, yaitu transaksi jual beli dengan pembayaran tunai dan langsung. Transaksi
forex yang tidak diperbolehkan adalah yang bersifat FORWARD, SWAP, dan
OPTION, karena mengandung unsur bunga, ketidakpastian, atau spekulasi.
Untuk memudahkan umat Islam yang ingin bertransaksi forex sesuai dengan syariah,
banyak broker forex yang menyediakan fasilitas akun forex syariah yang bebas bunga
atau dikenal sebagai Muslim Forex Account. Akun forex syariah ini tidak
membebankan bunga atau biaya tambahan kepada pengguna, tetapi hanya
mengenakan biaya komisi atau spread yang wajar.
d. Cryptocurrency
Menurut beberapa sumber yang saya temukan, cryptocurrency pada dasarnya
adalah produk netral yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan atau keburukan,
tergantung pada niat dan cara penggunaannya. Namun, ada beberapa syarat dan
ketentuan yang harus dipenuhi agar transaksi menggunakan cryptocurrency sesuai
dengan hukum Islam, antara lain:
– Tidak untuk spekulasi atau untung-untungan, karena itu termasuk qimar
(perjudian) yang dilarang dalam Islam.
– Tidak mengandung bunga atau imbalan tambahan yang tidak adil, karena itu
termasuk riba (riba) yang dilarang dalam Islam.
– Tidak mengandung ketidakpastian atau ketidaktahuan yang merugikan salah satu
pihak, karena itu termasuk gharar (ketidakpastian) yang dilarang dalam Islam.
– Mata uang yang diperdagangkan harus halal dan tidak bertentangan dengan
syariah, seperti tidak digunakan untuk membiayai kegiatan haram atau teroris.
– Transaksi harus dilakukan secara tunai dan langsung, tanpa penundaan atau
tenggang waktu, karena itu termasuk syarat al-sharf (jual beli mata uang) dalam
Islam.