Perkembangan Peserta Didik Kegiatan Belajar 1
Perkembangan Peserta Didik Kegiatan Belajar 1
a. Fonologi
b. Morfologi
c. Semantik
d. Sintax
e. Pragmatik
2. Teori Perkembangan Bahasa
a. Teori Empiris
b. Teori Nativisme
c. Teori Interaksi
B. Tahap Perkembangan Bahasa
Periode Pralinguistik
Tahap perkembangan bahasa sudah terjadi sejak bayi. Walaupun mereka belum
dapat bicara atau mengatakan apa yang mereka mau, mereka mengirimkan pesan
dengan berbagai cara, seperti ekspresi wajah dan suara (menangis, berteriak, tertawa,
dan sebagainya).
Periode Holophrase
Tahap ini dikenal dengan one-word period atau tahap satu kata. Pada tahap ini,
anak belum memulai mengombinasikan kata-kata, tetapi mereka sedang belajar untuk
menangkap makna yang lebih sulit dari pada tahap sebelumnya. Contohnya, pada tahap
pralinguistik, anak akan menangis jika ia haus. Namun, pada tahap ini, anak akan
mulai membentuk makna dari satu kata, seperti susu. Maka kemungkinan anak ingin
minum susu walaupun ia tidak mengatakan dengan kalimat yang lengkap, “Aku mau
susu. ”
Periode Telegrafis
Jika pada tahap holophrase, anak mencoba menyampaikan pesan melalui satu
kata, pada tahap telegrafis, anak mencoba membentuk makna dengan mengombinasikan
dua kata. Contohnya, anak mengatakan “mam nasi” yang sebenarnya anak itu ingin
sampaikan adalah ia sedang makan nasi atau ia ingin makan nasi. Namun,
kemampuannya masih terbatas sehingga ia hanya mengatakan dua kata.
Masa emas seseorang belajar bahasa kedua adalah saat ia berusia 6-12 tahun
sehingga pembelajaran bahasa kedua pada masa ini harus dilakukan dengan
maksimal.
Pada pembelajaran usia 6-8 tahun, kemampuan yang lebih ditonjolkan adalah
penguasaan fonologi ( tata bunyi/pelafaran ).
Pada usia 9-12 tahun, kemampuan anak ditonjolkan pada penguasaan morfologi
dan sintaksisnya karena fonologi sudah dikuasai saat mereka berada pada usia
6-8 tahun.