Anda di halaman 1dari 18

DISKUSI BEDAH

MULUT
Pemeriksaan Keadaan Umum, Vital
Sign, Intra Oral, Ekstra Oral
DPJP: Dr. Fanny M. Laihad, drg., MM., Sp. BM
Kelompok A2
Rabu, 16 Maret 2022

GO!
KELOMPOK A2
Vignette
Seorang pasien wanita berusia 56 tahun datang ke RSGM Unsoed ingin
dibuatkan gigi tiruan lengkap sehingga ingin mencabut sisa giginya.
Pasien merasa tidak nyaman dan kesulitan saat makan dan minum. Pada
pemeriksaan intraoral, terlihat hanya tersisa gigi 16 dengan resesi
gingiva. Lima tahun sebelumnya pasien pernah ke RSGM untuk
mencabut gigi 31, 32, 41, dan 42 namun belum dibuatkan gigi tiruan.
Kondisi tulang alveolar pasien menunjukkan gambaran normal pada area
edentulous anterior, tetapi cenderung datar pada area edentulous
posterior. Keadaan umum pasien baik, pasien mengaku tidak memiliki
riwayat penyakit sistemik, pasien memiliki riwayat alergi amoxicillin
dan asam mefenamat. Tekanan darah pasien 110/80 mmHg.

Sumber: Shabrina FN, Hartomo BT. 2021. Ekstraksi Gigi dengan Perubahan Matriks Tulang sebagai Persiapan Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap. Stomatognatic. Vol 18(1):11-14.
01
Definisi
02

03 KEADAAN UMUM
Pemeriksaan umum adalah pemeriksan keadaan umum
menunjukkan kondisi pasien secara umum akibat penyakit
atau keadaan yang dirasakan pasien.
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan
penilaian keadaan umum yang mencakup :
• Kesan keadaan sakit, termasuk fasies & posisi
pasien. Dinilai apakah sakit ringan, sedang/ berat
• Kesadaran
• Kesan status gizi
Apa saja
yang harus
● Penampilan umum: tegak/baik, lemah, sakit akut/kronis
dicek?
● Tanda distress: merintih, berkeringat, gemetar

● Warna kulit: pucat, sianosis, icterus

● Tinggi dan bentuk tubuh: tinggi/pendek, berotot

● Perkembangan seksual: rambut majah, suara, payudara

● BB/TB pengukuran dan penampilan: kurus, gemuk, tinggi kurus

● Postur dan gaya berjalan: ataksia, pincang, paralysis

● Cara berpakaian, berhias dan kebersihan : rapi dan bersih

● Bau badan dan napas : alkohol, DM, uremia (keton), fetor hepatica

● Ekspresi wajah : tegang, rileks, takut, cemas

● Bicara : lembat, serak, cepat.


Penilaian
tingkat
kesadaran
pasien dengan
Glasgow Coma
Scale (GCS)
Vital Sign
Vital signs merupakan alat pengukuran dari
fungsi dasar tubuh. Vital sign atau tanda-
tanda vital adalah ukuran statistik berbagai
fisiologis yang digunakan untuk membantu
menentukan status kesehatan seseorang,
terutama pada pasien yang secara medis
tidak stabil atau memiliki faktor-faktor
resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk
menilai respon terhadap intervensi
Tekanan Darah Denyut Nadi / Pulse
Tujuan : menentukan adanya normotensi, DEWASA NORMAL SEHAT :
hipertensi atau hipotensi
Rata-rata : 60-80 kali per menit
DEWASA NORMAL SEHAT :
Takikardia : >100 kali per menit
Bradikardia : <60 kali per menit
Tekanan sistolik : 90-140 mmHg
Disritmia/ aritmia : interval detak ireguler/ tidak
Tekanan diastol : 60-90 mmHg
teratur
(Little dkk, 2008)
(Little dkk, 2008)
Ritme Pernafasan Suhu
Tujuan : untuk menilai frekuensi pernafasan Tujuan : untuk menentukan
suhu tubuh penderita

Intepretasi : kecepatan respirasi normal


Intepretasi :
Bayi : 24-30 siklus per menit
Dewasa normal : 36,1 C -37,5 C
Anak-anak : 20-24 siklus per menit
Sub febris : 37,5 C - 38,5 C
Remaja dan dewasa muda : 12-18 siklus
Febris : >38,5 C
per menit
Dewasa : 8-12 siklus per menit
(Little dkk, 2008)
(Little dkk, 2008)
01
Cara Pengecekan
02 Vital Sign
Tekanan Darah Ritme Pernafasan
03 1. Posisikan pasien duduk dikursi dalam
keadaan rileks
1. Perhatikan gerakan afas pasien,
inspirasi ekspirasi, gerakan dada
2. Pasangkan manset alat pengukur darah dan perut, simetris atau tidak
di lengan dengan posisi sejajar dengan 2. Letakkan kedua tangan pada
jantung, dan beri kelonggaran seruas punggung atau dada pasien
satu jari 3. Hitung frekuensi per menit
3. Tekan tensimeter otomotasi dan tunggu
hasil sistolik dan diastolic keluar

Suhu
Denyut Nadi Ukur suhu dengan menggunkan
1. Letakkan jari pada lokasi pemeriksaan thermometer pada mulut, ketiak ataupun
denyut (umumnya arteri radialis, arteri rectum. Saat ini dapat mengukur suhu
brachialis, dan arteri katoris) dengan thermometer gun atau
2. Hitung deyut nadi dalam jangka waktu 1 thermometer timpani (thermometer
manit telinga digital)
01 Definisi
dan
02 Prinsip

03 Pemeriksaan Ekstra Oral


• Pemeriksaan ekstra oral merupakan pemeriksaan dari
bagian tubuh penderita di luar rongga mulut pasien
yaitu pada bagian wajah, kepala dan leher guna
mengetahuiapakah ada kelainan atau tidak.
• Prinsip pemeriksaan ekstra oral: kepala, muka, leher,
mata, bibir, kelenjar liur, temporomandibular joint,
otot-otot ekstra oral ini, yang perlu diamati: apakah ada
perubahan warna, tekstur, pembengkakan, kelainan/lesi
dan rasa sakit pada tempat-tempat tersebut.
INSPEKSI
Pemeriksaan dilakukan dengan cara pengamatan bagian bagian yang ingin diamati seperti Tata cara
• Wajah dan kepala  bentuk, asimetri, lesi, swelling, facial palsy
• Mata  blinking rate, ocular movement, conjunctiva (pucat/normal/ikterik) pemeriksa
• Bibir  tonus otot, warna, tekstur (kering, deskuamasi, fisur), swelling an EO
• Sirkum oral
• Leher  ukuran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis
• TMJ  pola dan rentang buka tutup mulut

PALPASI
Pemeriksaan dilakukan dengan cara perabaan terhadap bagian bagian yang mungkin terjadi kelainan
• Kelenjar limfe (submandibular, submental, servikal)
Dalam keadaan normal akan teraba lunak dan tidak sakit, kadang-kadang tidak teraba. Bila terdapat
keradangan akut, maka kelenjar akan teraba lunak dan sakit. Jika teraba keras dan tidak sakit berarti
ada keradangan kronis. Raba suhu pada daerah pembengkakan. Dilakukan pada kanan dan kiri :
lunak/keras, sakit/tidak sakit, bergerak/tidak bergerak.
• TMJ  krepitus
• Paranasal  sakit pada sinus paranasal
• Mulut: Kelenjar saliva, Otot pengunyahan
• Kelenjar tiroid

AUSKULTASI
• TMJ : clicking, krepitus
Pemeriksaan otot-otot mastikasi untuk melakukan palpasi pada otot/musculus teknik palpasi yang dilakukan
tergantung dengan otot mastikasi (pengunyahan).
Palpasi Otot/musculus :
Palpasi masseter:
•dilakukan secara bimanual, tangan yang satu (dengan satu jari) di bagian intraoral.
•Jari diletakkan di kedua pipi dekat ramus mandibular lalu pasien diminta untuk melakukan gerakan
mengunyah
Palpasi temporalis: langsung pada region temporal dan meminta pasien untuk mengoklusikan gigi geliginya
Palpasi pterygoid lateral: dengan menempatkan jari sedikit di belakang tuberositas maksila, pasien diminta
untuk memajukkan dagu.
Palpasi pterygoid medial: palpasi secara intraoral pada bagian lingual pada ramus mandibular
Pemeriksaan nervus trigeminus
•Sensasi sentuhan ringan (dengan kapas)
•Nyeri (dengan tusuk jarum)
•Refleks kornea (sentuh kornea dengan gumpalan kapas)
•Membuka dan menutup mulut
Temuan abnormal meliputi: facial anaesthesia (kehilangan sensori), hypoaesthesia (sensori
berkurang), dysaesthesia atau paraesthesia (sensasi abnormal), reflex abnormal, otot pengunyahan lemah.
Pemeriksaan nervus fasialis
Pemeriksaan nervus fasialis bisa dilakukan dengan cara:
•Pasien diminta untuk menutup mata dan bibirnya dengan rapat -> kekuatan untuk menutup mata dan bibir
dapat dirasakan dengan mencoba membukanya secara manual
•Pasien diminta untuk menunjukkan giginya
•Pasien diminta untuk melihat ke atas, mengangkat alis dan mengerutkan dahi
•Pasien diminta untuk bersiul
•Cek hiposalivasi dan sensasi rasa
Temuan abnormal meliputi: kelemahan fasial kontralateral, kelemahan fasial ipsilateral, salivasi dan indra
perasa terganggu, Bell’s palsy
PEMERIKSAAN Definisi


INTRAORAL
Pemeriksaan intraoral adalah pemeriksaan kondisi
dan
Prinsip
rongga mulut secara menyeluruh, meliputi: mukosa
labial, mukosa bukal, lidah, dasar mulut, gingiva,
palatum, orofaring, saliva, serta pemeriksaan gigi
geligi.
● Baik lesi patologis atau variasi-variasi yang masih
ditetapkan sebagai keadaan normal (variasi
normal) dicatat semua.

Deskripsi meliputi:
• Jenis lesi : eritema, erosi, ulkus, papula, vesikel, bulla, plak, deskuamasi, dsb.
• Jumlah: singel, dua, tiga atau multipel
• Warna : putih, merah, kekuningan, kebiruan dll.
• Lokasi : tentukan dengan tepat, misal pada mukosa bukal regio gigi 37
• Bentuk : bulat, oval, linear, memanjang atau iregular
• Batas tepi : jelas/tidak, rata dengan sekitar, meninggi, menggulung, halo
eritematus, dll.
• Ukuran
• Konsistensi : lunak, keras, kenyal, kaku
• Tekstur permukaan: halus, seperti beludru, bergelombang, kasar dll.
• Indurasi • Bertangkai, fluktuatif, movable (untuk lesi pembesaran jaringan)
Tata cara
pemeriksa
Pemeriksaan Intra Oral an IO

INSPEKSI
Hal pertama yang harus dilihat oleh dokter gigi adalah kebersihan rongga mulut.
Bau busuk menunjukkan kebersihan mulut yang buruk atau proses infeksi rongga mulut. Mukosa
diperiksa untuk warna, tekstur, dan adanya ulserasi, prevalensi karies, gigi hilang (garg and garg,
2015).

PALPASI
Dilakukan dengan meraba menggunakan jari dengan tekanan ringan pada jaringan yang
menutupi tulang alveolar atau mukosa yang menutupi akar dan apeks. Penekanan harus
ditempatkan ada daerah yang hendak dideteksi adanya pembengkakan atau tonjolan tulang dan
membandingkan dengan jaringan yang didekatnya (Burns dan Cohen, 1994).
PERKUSI
• Menunjukkan status periodontium gigi. Perkusi gigi mengindikasikan adanya inflamasi
pada ligament periodontium yang disebabkan oleh trauma, sinusitis, dan penyakit Tata cara
ligament periodontium. pemeriksa
• Mahkota gigi diketuk secara vertical dan horizontal yaitu incisal/oklusal dan bukal,
lingual/palatal, incisal/oklusal. an IO
• Nyeri saat perkusi vertikal-oklusal menunjukkan kelainan di periapical yang disebabkan
oleh lesi karies.
• Nyeri terhadap perkusi horisontal-bukolingual menunjukkan kelainan di periapikal yang
disebabkan oleh kerusakan jaringan periodontal.
• Gigi yang diketuk bukan hanya satu tetapi gigi dengan jenis yang sama pada regio
sebelahnya untuk membandingan respon yang diberikan pasien (Burns dan Cohen, 1994;
Grossman, dkk, 1995).

TES MOBILITAS
Dilakukan dengan menggerakan gigi kearah lateral dalam soket dengan menggunakan jari
atau tangkai dua instrument. Semakin besar gerakan menunjukkan semakin jelek status
periodontalnya.
Tes mobilitas berupa tiga klasifikasi derajat kegoyangan:
- Derajat satu: gerakan gigi nyata dalam soketnya
- Derajat dua: gerakan gigi dalam jarak 1mm bahkan bisa bergerak dengan sentuhan lidah
- Derajat tiga: gerakan lebih besar dari 1mm atau bergerak ke segala arah (Burns dan
Cohen, 1994).
Pada kasus:
● Keadaan umum: baik/ compos mentis, GCS
= 4/5/6 = 15
● Vital sign
○ Tekanan darah : 110/80 mmHg.
○ Denyut nadi : normal
○ Ritme Pernafasan : normal
○ Temperature: normal
● Pemeriksaan Ekstra Oral  Inspeksi dan
palpasi: TAK
● Pemeriksaan Intra Oral
○ Inspeksi jar lunak : TAK
○ Gigi 16
■ Palpasi (-)
■ Perkusi (-)
■ Mobilitas (-)
■ Vitalitas (-)
■ Resesi gingiva
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai