B. KARAKTERISTIK B. INTERVENSI
KB.1 B. KB.2 KB.3
KLASIFIKASI KHUSUS ANAK TERHADAP ANAK
KESULITAN BERKESULITAN BERKESULITAN
BELAJAR BELAJAR MENULIS
C. INTERVENSI
C. KARAKTERISTIK
C. PENYEBAB TERHADAP ANAK
KHUSUS ANAK
KESULITAN BERKESULITAN
BERKEULITAN
BELAJAR BELAJAR MATEMATIKA
MENULIA
KB1 . DEFINISI, PENYEBAB, dan JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR
kesulitan belajar merupakan kelompok kesulitan yang heterogeny, sehingga sulit untuk
Kirk dan Gallagher (1989:187) menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibedakan dalam 2
kategori
disabilities)
1. Hiperaktif 1. Hiperaktif
2. Gangguan persepsi 2. Gangguan persepsi
motorik motorik
3. Emosi yang labil 3. Emosi yang labil
4. Kurang koordinasi 4. Kurang koordinasi
5. Gangguan perhatian 5. Gangguan perhatian
B. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK BERKESULITAN MEMBACA
3. Gangguan Pemahaman
Anak-anak berkesulitan membaca menampakkan kelemahan dalam pemahaman.
Anak yang berkesulitan membaca mengalami ketidakmampuan menghubungkan
kata dalam kalimat dan kelemahan dalam melakukan strategi, serta menunjukkan
kekurangan dalam memahami apa yang didengar.
C. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK BERKESULITAN MENULIS
Anak yang mengalami kesulitan tersebut antara lain menunjukkan karakteristik sbb:
1. Keterkaitan kegagalan
Kemampuan dalam matematika sudah tentu berhubungan dengan kemampuan membaca siswa
berkesulitan membaca akan memiliki masalah dalam matematika, terutama dalam soal cerita
demikian juga masalah dalam menulis permulaan atau kesulitan dalam menggambar bentuk
sederhana, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan matematika dengan demikian
keberhasilan atau kegagalan siswa dalam matematika sangat berkaitan dengan kemampuannya
dalam bidang lain.
2. Kegagalan pembelajaran c. Kadang-kadang guru membutuhkan
Sebagian besar anak berkesulitan belajar konsep anak terlalu cepat ketika mereka
menerima layanan pembelajarannya di ruang seharusnya membantu siswa dalam
khusus. Namun, seringkali guru tidak siap belajar matematika
untuk memberikan pembelajaran kepada d. Assessment terhadap kemampuan siswa
siswa tentang perhitungan sederhana. tidak lengkap sedangkan kemampuan
Berkaitan dengan hal tersebut Cawley siswa harus dianalisis daripada dinilai
mengidentifikasi 4 tipe kegagalan
dalampembelajaran: 3. Kegagalan individu
a. Pembelajaran merupakan ketidaktepatan Diantara karakteristik siswa yang dipercaya
dalam mengembangkan keterampilan telah berkontribusi terhadap kegagalan
berfikir dalam aspek Matematika adalah kekurangan
b. Siswa harus melewati satu keterampilan perhatian dan masalah dalam menuliskan
menuju keterampilan lainnya sebelum atau membaca tanda atau memori.
mencapai tingkat mampu
KB.3 By. Ahwam Afid
Intervensi Anak Berkesulitan Belajar
A. Intervensi terhadap Anak Berkesulitan Membaca
1. Tipe (bentuk) Kesulitan Belajar
Secara umum, M. Monroe (dalam Permanarian, 1992:7) membagi kesulitan membaca menjadi 8 bagian, yaitu:
a. Kurang mengenal huruf
b. Bingung urutan letak huruf
c. Menambah suara yang tidak ada
d. Menghilangkan huruf yang ada
e. Mengganti kata
f. Mengulang kata
g. Menabah kata yang tidak ada dalam bacaan Menghilangkan kata yang ada dalam bacaan
2. Asesmen Kemampuan Membaca
a. Asesmen formal
Tes yang digunakan untuk melakukan asesmen secara formal meliputi: tes survey, tes diagnostik, dan
tes prestasi
b. Asesmen Informal
Tes yang digunakan meliputi: Informal Reading Inventories, Cloze procedure.
3. Prosedur Intervensi Kesulitan Membaca
Intervensi kesulitan membaca dilakukan melalui tahapan identifikasi masalah, Diagnosis, Penyusunan
Program layanan, Evaluasi.
4. Pendekatan dan Teknik dalam Intervensi Kesulitan Membaca
Carnine & Silbert dalam Mercer & Mercer (1989:366) mengemukakan 2 pendekatan pokok dalam
mengajar membaca permulaan. Kedua pendekatan tersebut adalah, pendekatan dengan penekanan pada
lambing atau yang menekankan pada bunyi huruf dan pendekatan dengan penekanan pada makna, atau yang
menekankan pada penggunaan kata.
Program layanan intervensi terhadap anak berkesulitan membaca dapat dibedakan atas program
delivery (menyerahkan kasus pada orang yang ahli di bidangnya) dan program
kurikuler yang dilakukan dengan pengajaran remedi (remedial teaching). Teknik yang diklasifikasikan ke
dalam pendekatan dengan penekanan pada lambing anatara lain adalah teknik Gillingham dan Stilman serta
teknik Fernald.
B. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Menulis
1. Tipe-tipe Kesulitan Menulis
Ada berbagai tipe kesulitan menulis, diantaranya:
a. Kesalahan dalam menuliskan bentuk huruf
b. Ukuran huruf yang tidak normal
c. Ukuran huruf tidak proporsional
d. Bentuk huruf yang tidal menentu
e. Menulis tidak lancar
f. Kesalahan dalam menuliskan angka
g. Tulisan terlalu miring
h. Kesulitan menentukan besarnya jarak perhuruf
i. Berantakan
j. Ketidakmampuan unuk menulis tepat pada garis horizontal
k. Pensil terlalu ditekan
l. Kotor
2. Asesmen Kesulitan Menulis
Asesmen terhadap kesulitan menulis dapat dilakukan dengan menggunakan asesmen formal dan
informal. Salah satu asesmen formal untuk anak berkesulitan membaca adalah Basic School Skills
Inventory-Diagnostic yang dikemukakan oleh Hammil & Leigh (1983) untuk anak 4 – 7 ½ tahun.
Asesmen informal dapat dilakukan melalui observasi dan menganalisis tulisan siswa. Observasi
dilakukan pada saat anak menulis.
Analisis pola-pola kesalahan tulisan siswa mencakup bentuk huruf, proporsional, ukuran,
kesejajaran, kualitas garis, jarak huruf, kemiringan huruf, dan kecepatan menulis.
3. Diagnostik dan Remidiasi
Pembahasan mengenai diagnostic dan remidiasi kesulitan menulis, mencakup menulis dengan
tangan, mengeja, dan menulis ekspresif.
C. Intervensi terhadap Anak Berkesulitan Belajar Matematika
Intervensi terhadap Anak Berkesulitan Belajar Matematika terdiri dari:
1. Pola-pola Kekeliruan khusus yang dilakukan anak berkesulitan menghitung faktual antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai
b. Keseluruhan angka dijumlahkan
c. Ketika kolom puluhan dijumlahkan, angka kesatuan hasil penjumlahan bilangan satuan, todak turut dijumlahkan
melainkan dijumlahkan sebagai ratusan
d. Angka dijumlahkan dari kiri ke kanan
e. Setiap bilangan yang lebih kecil merupakan pengurangan dari bilangan yang lebih besar tanpa memperhatikan
penempatan nilai
f. Melakukan peminjaman angka yang sebenarnya tidak diperlukan
g. Apabila peminjaman angka diperlukan lebih dari satu, anak tidak melakukan pengurangan bilangan [ada
kolom kedua
2. Asesmen Kesulitan Belajar Matematika
a. Teknik wawancara diagnostik
b. Teknik test survey yang dibuat guru.
3. Pengajaran Remidi
Pengajaran remedi yang diberikan kepada anak berkesulitan belajar matematika harus sistematis,
yaitu harus sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, sei konkret, dan tingat abstrak.
C. Intervensi terhadap anak berkesulitan belajar matematika
1. pola-pola kekeliruan khusus
misalnya 83
67
1410 penjumlahan tanpa memperhatikan penempatan nilai
2. Asesmen kesulitan belajar matematika
a. tehnik wawancara diagnostic
dapat menghasilkan informasi yang penting untuk menentukan keterampilan
matematika
apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya.
b. Tehnik test survey yang dibuat guru
tehnik ini memungkinkan guru untuk melakukan identifikasi masalah, menentukan
tingkat pemahaman dan monitoring kemajuan siswa
3. Pengajaran remidi
a. nilai tempat
pengajaran nilai tempat harus diberikan secara sistematis mulai dari tingkat yang
konkret,
semi konkret, sampai tingkat abstrak
b. Penjumlahan
pada bagian ini digambarkan beberapa keterampilan penambahan dalam tiga level, dan
beberapa alternatif algoritma.
guru menjelaskan bahwa kombinasi dua kelompok merupakan 1
Misal / keluarga himpunan.
5 + 2
c. Pengurangan
7–3=
Langkah ke-1 7 = 3 + 4
Langkah ke 2 7 – 3 = 4