Anda di halaman 1dari 24

MODUL 8

PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN


BELAJAR
1. Ana Marlina NIM 857725412
2. Dini Dharmastutie NIM 857722266
3. Ahwam Afid NIM 857731122
PETA KONSEP
PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR

A. DEFINISI A. KARAKTERISTIK A. INTERVENSI


KESULITAN ANAK BERKESULITAN TERHADAP ANAK
BELAJAR BELAJAR SECARA BERKESULITAN
UMUM BELAJAR

B. KARAKTERISTIK B. INTERVENSI
KB.1 B. KB.2 KB.3
KLASIFIKASI KHUSUS ANAK TERHADAP ANAK
KESULITAN BERKESULITAN BERKESULITAN
BELAJAR BELAJAR MENULIS

C. INTERVENSI
C. KARAKTERISTIK
C. PENYEBAB TERHADAP ANAK
KHUSUS ANAK
KESULITAN BERKESULITAN
BERKEULITAN
BELAJAR BELAJAR MATEMATIKA
MENULIA
KB1 . DEFINISI, PENYEBAB, dan JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR

A. Definisi Kesulitan Belajar


• Canadian association for children and adults with learning disabilities (1981) adalah mereka yang
tidak mampu mengikuti pelajaran disekolah meskipun tingkat kecerdasannya termasuk rata-rata,
sedikit dt atas rata-rata, atau sedikit dibawah rata-rata.
• Public Law (Hallahan dan kuaffman, 1991:126) menjelaskan tentang “Specific learning Disabilities”
sebagai gangguan pada satu proses psikologis dasar,
• The National Joint Committee For Learning Disabilities (NJCLD) mengemukakan bahwa kesulitan
belajar adalah istilah umum yang digunakan untuk kelompok gangguan heterogeny yang berupa
kesulitan nyata dalam salah satu atau lebih dalam mendengarkan, mengucapkan, membaca,
menulis, berfikir, dan kemampuan matematika.
B. Klasifikasi Kesulitan Belajar

kesulitan belajar merupakan kelompok kesulitan yang heterogeny, sehingga sulit untuk

diklasifikasikan secara specific.

Kirk dan Gallagher (1989:187) menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibedakan dalam 2

kategori

1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning

disabilities)

2. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)


C. Penyebab Kesulitan Belajar
Roos (1976) Siegel dan Gold (1982) serta Painting (1983)
bahwa kesulitan belajar khusus disebabkan oleh disfungsi system saraf yang disebabkan
oleh
1. Cedera otak pada masa perkembangan otak.
2. Ketidakseimbangan zat-zat kimiawi di dalam otak
3. Gangguan perkembangan saraf.
4. Kelambatan proses perkembangan individu.

Ahli Hallahan dan Kauffman (1991:127-128) mengemukakan tiga factor penyebab


kesulitan belajar yaitu
5. Organis / biologis
6. Genetik / keturunan
7. Lingkungan.
KB. 2
By. Ana Marlina
KARAKTERISTIK ANAK
BERKESULITAN BELAJAR
A. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar Secara Umum
Menurut Clement yang dikutip oleh Hallahan dan Kauffman (1991:133) terdapat gejala
yang sering dijumpai pada anak berkesulitan belajar yaitu:

1. Hiperaktif 1. Hiperaktif
2. Gangguan persepsi 2. Gangguan persepsi
motorik motorik
3. Emosi yang labil 3. Emosi yang labil
4. Kurang koordinasi 4. Kurang koordinasi
5. Gangguan perhatian 5. Gangguan perhatian
B. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK BERKESULITAN MEMBACA

1. Gangguan Membaca Lisan


Pada eksperimen ke dua siswa diminta untuk
Lovitt (1989:198) mengemukakan bahwa memprediksi tampilan kata-kata yang tidak
lover melakukan dua ekpserimen meneliti punya arti dari tes membaca butir-btir
anak berkesulitan belajar dengan cara pertanyaan disusun berdasarkan tingkat
mempredikdsi dan mengevaluasi kesulitan. Setelah itu mereka diberi tugas
keterampilan mengucapkan kata-kata. untuk membaca kata-kata. Meliputi
Eksperimen pertama mengucapkan kata rentangan kata yang paling mudah hingga
secara benar dari kata yang mudah yang paling sukar. Anak yang berkesulitan
diucapkan sampai pada nada tinggi, nada belajar kurang mampu membedakan kata-
rendah, sampai kata yang sulit diucapkan. kata secara ortografis.
Anak yang berkesulitan belajar tentu kurang
percaya diri pada kemampuannya.
2. Gangguan Ingatan Jangka pendek
Ingatan jangka pendek merupakam suatu hal yang diperlukan untuk memahami isi
bacaan. Anak mengalami kesulitan membaca dan kesulitan merekam huruf yaitu
mengeja huruf secara teratur. Baddeley(lovitt, 1989:1990) menjelaskan bahwa
dengan ingatan jangka pendek yang stabil, seseorang dapat menguasai huruf secara
stabil.

3. Gangguan Pemahaman
Anak-anak berkesulitan membaca menampakkan kelemahan dalam pemahaman.
Anak yang berkesulitan membaca mengalami ketidakmampuan menghubungkan
kata dalam kalimat dan kelemahan dalam melakukan strategi, serta menunjukkan
kekurangan dalam memahami apa yang didengar.
C. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK BERKESULITAN MENULIS

1. Menulis dengan Tangan


Lovitt (1989:225) Mengemukakan bahwa anak berkesulitan belajar memiliki berbagai
masalah dalam menulis tangan, seperti:

a. Menulis dengan lambat.


b. Salah dalam menulis huruf dan angka
c. Tulisannya terlalu miring
d. Jarak tulisannya terlalu rapat
e. Kesulitan mengikutu garis lurus
f. Tulisan tidak terbaca
g. Tekanan pensil terlalu kuat atau terlalu lemah
h. Tulisan yang berbayang
2. Mengeja
Kesulitan mengeja terjadi apabila anak tidak memiliki memori yang baik tentang huruf-
huruf. Baik memori visual maupun memori auditif. Kesulitan mengeja dalam bentuk
tulisan ditandai dengan adanya:

a. Penambahan huruf yang tidak diperlukan(bandung-bandungan)


b. Penghilangan huruf(Bandung-badung)
c. Muncul pola-pola bicara dialektis(Bandung-embandung)
d. Muncul pengganti huruf seperti kesalahan ucapan(roti-wroti)
e. Memutar balikkan huruf dalam kata seperti ibu ditulis ubi
f. Memutar balikkan penempatan konsonan atau vocal dalam kata, seperti berjalan ditulis
bejrlan
g. Memutar balikkan suku kata dalam kata seperti laba ditulis bala
h. Kombinasi dari kesalahan-kesalahan diatas.
3. Menulis Ekspresif

Menulis ekpresif adalah mengungkapkan fikiran dan perasaan melalui tulisan


yang dapat dipahami oleh para pembaca yang sebahasa. Anak yang mengalami
kesulitan dalam menulis ekspresif, ditandai dengan kurang terampilnya
mengungkapkan fikiran, perasaan,melalui tulisan. Baik dari segi karangan,
keindahan tulisan, penulisan ejaan, penggunaan tata bahasa, maupun dari segi
ideasi(menyangkut subtansi keterpahaman tulisan).
d. Karakteristik Khusus Anak Berkesulitan
Matematika/Berhitung

Anak yang mengalami kesulitan tersebut antara lain menunjukkan karakteristik sbb:

1. Kesulitan mengenal dan memahami symbol seperti +,-,x,:,=,<,>, dsb.


2. Kesulitan mengoperasikan hitungan/bilangan.
3. Sering salah membilang secara urut.
4. Ketidaksesuaian ambil menyebutkan bilangannya dalam menghitung benda secara
berurutan.
5. Sering salah membedakan angka.
6. Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
Berkaitan dengan banyaknya anak berkesulitan belajar dalam matematika, Cawley &
Colleagues mengemukakan 3 bentuk alas an kegagalan pada Sebagian anak berkesulitan belajar,
yang mencakup keterkaitan kegagalan, kegagalan pembelajaran, serta kegagalan individu.

1. Keterkaitan kegagalan
Kemampuan dalam matematika sudah tentu berhubungan dengan kemampuan membaca siswa
berkesulitan membaca akan memiliki masalah dalam matematika, terutama dalam soal cerita
demikian juga masalah dalam menulis permulaan atau kesulitan dalam menggambar bentuk
sederhana, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan matematika dengan demikian
keberhasilan atau kegagalan siswa dalam matematika sangat berkaitan dengan kemampuannya
dalam bidang lain.
2. Kegagalan pembelajaran c. Kadang-kadang guru membutuhkan
Sebagian besar anak berkesulitan belajar konsep anak terlalu cepat ketika mereka
menerima layanan pembelajarannya di ruang seharusnya membantu siswa dalam
khusus. Namun, seringkali guru tidak siap belajar matematika
untuk memberikan pembelajaran kepada d. Assessment terhadap kemampuan siswa
siswa tentang perhitungan sederhana. tidak lengkap sedangkan kemampuan
Berkaitan dengan hal tersebut Cawley siswa harus dianalisis daripada dinilai
mengidentifikasi 4 tipe kegagalan
dalampembelajaran: 3. Kegagalan individu
a. Pembelajaran merupakan ketidaktepatan Diantara karakteristik siswa yang dipercaya
dalam mengembangkan keterampilan telah berkontribusi terhadap kegagalan
berfikir dalam aspek Matematika adalah kekurangan
b. Siswa harus melewati satu keterampilan perhatian dan masalah dalam menuliskan
menuju keterampilan lainnya sebelum atau membaca tanda atau memori.
mencapai tingkat mampu
KB.3 By. Ahwam Afid
Intervensi Anak Berkesulitan Belajar
A. Intervensi terhadap Anak Berkesulitan Membaca
1. Tipe (bentuk) Kesulitan Belajar

Secara umum, M. Monroe (dalam Permanarian, 1992:7) membagi kesulitan membaca menjadi 8 bagian, yaitu:
a. Kurang mengenal huruf
b. Bingung urutan letak huruf
c. Menambah suara yang tidak ada
d. Menghilangkan huruf yang ada
e. Mengganti kata
f. Mengulang kata
g. Menabah kata yang tidak ada dalam bacaan Menghilangkan kata yang ada dalam bacaan
2. Asesmen Kemampuan Membaca
a. Asesmen formal

Tes yang digunakan untuk melakukan asesmen secara formal meliputi: tes survey, tes diagnostik, dan
tes prestasi
b. Asesmen Informal
Tes yang digunakan meliputi: Informal Reading Inventories, Cloze procedure.
3. Prosedur Intervensi Kesulitan Membaca

Intervensi kesulitan membaca dilakukan melalui tahapan identifikasi masalah, Diagnosis, Penyusunan
Program layanan, Evaluasi.
4. Pendekatan dan Teknik dalam Intervensi Kesulitan Membaca

Carnine & Silbert dalam Mercer & Mercer (1989:366) mengemukakan 2 pendekatan pokok dalam
mengajar membaca permulaan. Kedua pendekatan tersebut adalah, pendekatan dengan penekanan pada
lambing atau yang menekankan pada bunyi huruf dan pendekatan dengan penekanan pada makna, atau yang
menekankan pada penggunaan kata.
Program layanan intervensi terhadap anak berkesulitan membaca dapat dibedakan atas program
delivery (menyerahkan kasus pada orang yang ahli di bidangnya) dan program

kurikuler yang dilakukan dengan pengajaran remedi (remedial teaching). Teknik yang diklasifikasikan ke
dalam pendekatan dengan penekanan pada lambing anatara lain adalah teknik Gillingham dan Stilman serta
teknik Fernald.
B. Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Menulis
1. Tipe-tipe Kesulitan Menulis
Ada berbagai tipe kesulitan menulis, diantaranya:
a. Kesalahan dalam menuliskan bentuk huruf
b. Ukuran huruf yang tidak normal
c. Ukuran huruf tidak proporsional
d. Bentuk huruf yang tidal menentu
e. Menulis tidak lancar
f. Kesalahan dalam menuliskan angka
g. Tulisan terlalu miring
h. Kesulitan menentukan besarnya jarak perhuruf
i. Berantakan
j. Ketidakmampuan unuk menulis tepat pada garis horizontal
k. Pensil terlalu ditekan
l. Kotor
2. Asesmen Kesulitan Menulis

Asesmen terhadap kesulitan menulis dapat dilakukan dengan menggunakan asesmen formal dan
informal. Salah satu asesmen formal untuk anak berkesulitan membaca adalah Basic School Skills
Inventory-Diagnostic yang dikemukakan oleh Hammil & Leigh (1983) untuk anak 4 – 7 ½ tahun.
Asesmen informal dapat dilakukan melalui observasi dan menganalisis tulisan siswa. Observasi
dilakukan pada saat anak menulis.
Analisis pola-pola kesalahan tulisan siswa mencakup bentuk huruf, proporsional, ukuran,
kesejajaran, kualitas garis, jarak huruf, kemiringan huruf, dan kecepatan menulis.
3. Diagnostik dan Remidiasi

Pembahasan mengenai diagnostic dan remidiasi kesulitan menulis, mencakup menulis dengan
tangan, mengeja, dan menulis ekspresif.
C. Intervensi terhadap Anak Berkesulitan Belajar Matematika
Intervensi terhadap Anak Berkesulitan Belajar Matematika terdiri dari:

1. Pola-pola Kekeliruan khusus yang dilakukan anak berkesulitan menghitung faktual antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai
b. Keseluruhan angka dijumlahkan

c. Ketika kolom puluhan dijumlahkan, angka kesatuan hasil penjumlahan bilangan satuan, todak turut dijumlahkan
melainkan dijumlahkan sebagai ratusan
d. Angka dijumlahkan dari kiri ke kanan

e. Setiap bilangan yang lebih kecil merupakan pengurangan dari bilangan yang lebih besar tanpa memperhatikan
penempatan nilai
f. Melakukan peminjaman angka yang sebenarnya tidak diperlukan

g. Apabila peminjaman angka diperlukan lebih dari satu, anak tidak melakukan pengurangan bilangan [ada
kolom kedua
2. Asesmen Kesulitan Belajar Matematika
a. Teknik wawancara diagnostik
b. Teknik test survey yang dibuat guru.

3. Pengajaran Remidi

Pengajaran remedi yang diberikan kepada anak berkesulitan belajar matematika harus sistematis,
yaitu harus sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, sei konkret, dan tingat abstrak.
C. Intervensi terhadap anak berkesulitan belajar matematika
1. pola-pola kekeliruan khusus
misalnya 83
67
1410  penjumlahan tanpa memperhatikan penempatan nilai
2. Asesmen kesulitan belajar matematika
a. tehnik wawancara diagnostic
dapat menghasilkan informasi yang penting untuk menentukan keterampilan
matematika
apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya.
b. Tehnik test survey yang dibuat guru
tehnik ini memungkinkan guru untuk melakukan identifikasi masalah, menentukan
tingkat pemahaman dan monitoring kemajuan siswa
3. Pengajaran remidi
a. nilai tempat
pengajaran nilai tempat harus diberikan secara sistematis mulai dari tingkat yang
konkret,
semi konkret, sampai tingkat abstrak
b. Penjumlahan
pada bagian ini digambarkan beberapa keterampilan penambahan dalam tiga level, dan
beberapa alternatif algoritma.
guru menjelaskan bahwa kombinasi dua kelompok merupakan 1
Misal / keluarga himpunan.

5 + 2
c. Pengurangan
7–3=
Langkah ke-1  7 = 3 + 4
Langkah ke 2  7 – 3 = 4

Tingkat Konkret Tingkat semi konkret Tingkat Abstrak


(7 – 3) (7 – 3)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai