Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI

FAKULTAS TEKNIK
Jln. Imam Bonjol No. 486, Langkapura, Kota Bandar Lampung

Nama : Donis Ami Leo


Npm : 20222010047
Jurusan : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Mk : Stuktur Kayu
Point Pembahasan

1. Pengertian Pengawetan Kayu


2. Tujuannya
3. Keuntungan dan Kerugian dari Metode
Pengawetan Kayu
4. Bahan Pengawetan Kayu
Pengertian Pengawetan Kayu

Pengawetan kayu adalah proses memperlakukan kayu dengan


bahan-bahan kimia atau bahan pengawet, sehingga kayu
tersebut dapat terhindar dari serangan jamur, cendawam
serangga dan organisme-organisme lain perusak kayu.
Pengawetan kayu dapat dilakukan secara ringan dan
sederhana, serta sekali saja, tetapi dapat pula dengan
perlakuan yang berat dan tekanan, bahkan mungkin lebih dari
sekali. Bentuk kayu yang diawetkan dapat berupa kayu bulat,
kayu persegi atau dari produk-produk kasar kayu.
Tujuan Pengawetan Kayu

1. Untuk meningkatkan sifat keawetan atau kelas awet alami kayu


2. Untuk mencegah atau menghindarkan kayu dari serangan jamur,
cendawan, serangga dan organisme perusak kayu lainnya.
3. Untuk menambah umur pakai kayu
4. Untuk meningkatkan nilai/harga kayu
5. Untuk menghemat penggunaan kayu
Metode Rendaman

Keuntungan :
1. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak
2. Kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama
3.Larutan dapat digunakan berulang kali (dengan menambah
konsentrasi bila berkurang)

Kerugian :
1. Waktu agak lama, terlebih dengan rendaman dingin
2. Peralatan mudah terkena karat
3. Pada proses panas, bila tidak hati - hati kayu bisa terbakar
4. Kayu basah agak sulit diawetkan
Metode Pencelupan

Keuntungan :
1. Proses sangat cepat
2. Bahan pengawet dapat dipakai berulang kali (hemat)
3. Peralatan cukup sederhana

Kerugian :
1. Penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih pada kayu basah
2. Mudah luntur, karena bahan pengawet melapisi permukaan
kayu sangat tipis
Metode Pemulasan dan Penyemprotan

Keuntungan :
1. Alat sederhana, mudah penggunaannya
2. Biaya relatif murah

Kerugian :
1. Penetrasi dan retensi bahan pengawet kecil
2. Mudah luntur
Metode Pembalutan
Keuntungan :
Peralatan sederhana
Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama
Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah

Kerugian :
Pemakaian bahan pengawet boros
Jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu membalut lama
Membahayakan mahluk hidup sekitarnya (hewan dan
tanaman)
Metode Vakum dan Tekanan

Keuntungan :
Penetrasi dan retensi tinggi sekali (memuaskan)
Waktunya relatif singkat sekali
Dapat mengawetkan kayu basah dan kering

Kerugian :
Modal yang diperlukan besar
Perlu ketelitian dan pengerjaan yang tinggi
Cara ini hanya sesuai untuk perusahaan yang komersial
Jenis Pengawet
Golongan CCA, misalnya tanalith, kemira, celcure, dan
osmose;

Golongan CCB, misalnya wolmanit, diffusol, dan impralit;

Golongan CCF, misalnya basilitp; dan

Golongan BFCA, misalnya koppers


a. Kadar air yang terkandung dalam kayu yang akan diawetkan
Persiapan Sebelum Aplikasi
harus sesuaidengan metode pengawetan yang akan dipakai.
b. Permukaan kayu harus tidak berkulit, bersih, dan bebas dari
segala macam kotoran.
c. Kayu harus sudah dalam bentuk siap-pakai, tidak perlu
pemotongan, penyerUtan,dan perlakuan forming lainnya
d. Dalam keadaan terpaksa dilakukan forming,bagian yang
terbuka dan tak tembus pengawet harus disapu dengan bahan
pengawet konsentrasi tinggi secara merata.
e. Kayu dengan sifat keawetan atau berat jenis berbeda harus
diawetkan secara terpisah.
f. Kayu dengan ukuran tebal berbeda harus diawetkan secara
terpisah
Tentunya bahan pengawet yang baik harus
memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

Memiliki daya penetrasi (penembusan)yang tinggi


memilikidaya racun yang ampuh
bersifat permanen
aman dipakai
tidak mengurangi sifat baik kayu
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai