Anda di halaman 1dari 3

1.

Cara pengawetan kayu alami

A. Mengawetkan Kayu Dengan Memberi Pelapis

Cara pengawetan kayu ini pada prinsipnya adalah memberikan lapisan pengawet pada
permukaan kayu dengan cairan bahan pengawet yang mampu menolak kutu atau rayap
serta mengurangi pengaruh cuaca. Cairan pengawet yang digunakan dapat berupa tir, oli,
minyak, cat, dan solar.

Cara mengawetkan kayu ini sering dipakai karena membutuhkan biaya yang paling murah,
salah satuny akarena dapat menggunakan bahan bekas pakai, seperti menggunakan oli
bekas. Teknik pengawetan kayu ini memiliki kelemahan yaitu perlu dilakukan pengulangan
secara periodik karena lapisan pengawet yang lambat laun luntur atau hilang. Oleh karena
itu dianggap kurang efektif, karena masih banyak yang murah dan ampuh.

Bahan pelapis apabila terkena air akan mudah luntur, selain itu karena sifatnya yang hanya
melapisi tentu tidak dapat meresap hingga ke serat kayu. Teknik pengawetan kayu jenis ini
masih rentan terhadap serangan jamur dan rayap, sehingga teknik pengawetan kayu ini
cenderung bersifat temporal dan tidak efektif dimanfaatkan untuk waktu yang lama.
Sehingga banyak orang mencari cara mengawetkan kayu yang ideal.

B. Metode Perendaman
Teknik perendaman kayu merupakan cara pengawetan kayu tradisional yang dimanfaatkan
untuk meresapkan bahan pengawet sampai ke serat kayunya.Cara pengawetan ini cukup
efektif digunakan karena dapat dilakukan sekaligus pada kayu dalam jumlah yang banyak,
selain itu cairan pengawet dapat digunakan berulangkali sehingga dapat menghemat biaya.
Cairan pengawet untuk teknik perendaman kayu ini pada masyarakat biasanya
menggunakan larutan garam atau larutan campuran minyak dan air.

Metode perendaman untuk pengawetan kayu ada tiga macam, yaitu perendaman panas,
perendaman dingin, dan kombinasi perendaman panas dingin. Kelemahan teknik
pengawetan kayu dengan perendaman adalah membutuhkan waktu yang lama apabila ingin
memperoleh hasil yang baik. Metode perendaman dingin memerlukan waktu hingga
beberapa hari. Metode perendaman panas memerlukan perhatian khusus karena adanya
resiko kayu ikut terbakar.

Cara mengawetkan kayu dengan metode perendaman untuk pengawetan kayu juga kurang
efektif dilakukan pada kayu yang masih basah, karena daya serap kayu juga tidak maksimal,
sehingga larutan pengawet tidak akan meresap dengan baik. Baca juga artiekl terkait:
Sejarah Pengawetan Kayu Di dunia dan Tentang Standar Uji Pengawetan Kayu.

C. Metode Pencelupan
Kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang
telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahan cara ini:
penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu
sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini
umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue
stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan
lebih baik baila kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya
dipanaskan lebih dahulu.

D. Metode Pembalutan
Cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan
menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan
pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses
difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.

2. Pengawetan Kayu Buatan


A. Teknik vakum dan tekanan metode sel penuh
Teknik vakum dan tekanan dengan metode sel penuh dilakukan dengan memasukkan kayu
yang akan diawetkan ke dalam tangki kemudian ditutup rapat. Proses pengosongan udara
kemudian dilakukan selama 90 menit. Selama proses pengosongan udara sedang
berlangsung, bahan pengawet kayu dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh melalui
selang khusus.

Dengan cara ini diharapkan cairan pengawet dapat mengisi seluruh bagian serat kayu dan sel
kayu. Proses penekanan kemudian dilakukan selama kurang lebih dua jam. Bahan pengawet
kayu kemudian dikeluarkan lagi dan dilakukan proses pengosongan udara lagi selama 10
menit agar cairan pengawet kayu yang menempel bisa bersih.

B. Teknik Vakum dan Tekanan Dengan Metode Sel Penuh


Teknik vakum dan tekanan dengan metode sel penuh dilakukan dengan memasukkan kayu
yang akan diawetkan ke dalam tangki kemudian ditutup rapat. Proses pengosongan udara
kemudian dilakukan selama 90 menit. Selama proses pengosongan udara sedang
berlangsung, bahan pengawet kayu dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh melalui
selang khusus.

Dengan cara ini diharapkan cairan pengawet dapat mengisi seluruh bagian serat kayu dan sel
kayu. Proses penekanan kemudian dilakukan selama kurang lebih dua jam. Bahan pengawet
kayu kemudian dikeluarkan lagi dan dilakukan proses pengosongan udara lagi selama 10
menit agar cairan pengawet kayu yang menempel bisa bersih.

3. Cara pengeringan kayu


A. Metode pengeringan dengan udara
Metode pengeringan kayu dengan menggunakan udara dilakukan di tempat yang terbuka.
Kayu-kayu yang akan dikeringkan ini kemudian ditumpuk sedemikian rupa untuk
memaksimalkan penggunaan tempat. Aliran udara yang bergerak di sekitar tumpukan kayu
inilah yang bertindak sebagai agen pengering dengan memindahkan kelembapan udara.
Disarankan memasang penutup pada bagian atas kayu untuk melindunginya dari sinar
matahari secara langsung. Pengeringan berlangsung selama 25-30 hari hingga tercapai
kondisi kayu yang benar-benar kering.

B. Metode pengeringan dengan matahari


Prinsip utama metode pengeringan kayu dengan matahari adalah memaksimalkan jumlah
radiasi cahaya matahari yang diserap oleh kayu sebanyak-banyaknya. Dengan
memanfaatkan energi matahari tersebut, proses pengeringan pun dapat berlangsung lebih
cepat daripada metode pertama. Sebelumnya kayu-kayu yang akan dikeringkan perlu
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam wadah yang terbuat dari logam sehingga penyerapan
cahaya matahari dapat berlangsung semakin optimal.

4. Pengeringan Kayu Buatan


A. Metode Conventional Kiln
Pengering Kayu Konvensional menggunakan uap air panas yang didorongkan ke dalam
ruangan dan disirkulasikan oleh kipas ventilasi di dalamnya. Tipe pengeringan ini hanya
mengalirkan uap panas dan kemudian mengalirkan keluar udara lembab melalui ventilasi
yang terdapat di dalamnya. Proses ini menghasilkan hasil pengeringan dengan kualitas yang
baik karena proses dilakukan secara bertahap dan stabil. Akan tetapi apabila dibandingkan
dengan sistem lain tipe ini membutuhkan energi yang cukup besar, aliran uap air ke dalam
ruangan pengering tidak boleh terhenti.

B. Metode vakum
Proses berjalan dengan cepat, lebih cepat daripada pengering yang konvensional karena air
di dalam kayu juga menguap dengan cepat sekali. Ini adalah keunggulan sistem pengeringan
vacuum dibanding dengan yang lain dan masih tetap menghasilkan kualitas yang baik pada
kayu yang dikeringkan.

Kekurangannya adalah pada ukuran kayu yang dikeringkan tidak bisa besar karena kapasitas
vacuum kiln (tabung) cukup terbatas. Volume total dalam sekali proses juga jauh lebih kecil
daripada kiln konvensional. Sistem ini mutlak membutuhkan operator yang berkualitas
karena tidak boleh ada kesalahan sama sekali dan berbiaya operasional cukup besar
dibandingkan kiln konvensional. Lagipula biaya investasinya juga besar, bisa 3 hingga 4 kali
investasi kiln dry konvensional.

Anda mungkin juga menyukai