Pusat Penelitian Biomaterial-LIPI, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor, 16911
*correspondency: teguh.darmawan@biomaterial.lipi.go.id
ABSTRAK
Pelengkungan kayu merupakan salah satu teknik pengerjaan kayu yang menghendaki bentuk lengkung. Usaha
pelengkungan kayu dengan perlakuan panas telah banyak dikerjakan. Penelitian ini merupakan pengembangan metode
pelengkungan kayu dengan perlakuan uap lanjut pada kayu lengkung kondisi kering. Sampel dari kayu Jabon direndam air
sampai kondisi jenuh serat. Sampel diberikan perlakuan uap pada tekanan 1 kg/cm2 selama 60 menit dan dilengkungkan
dengan menggunakan cetakan. Selanjutnya dikeringkan pada suhu 100 °C selama 24 jam, dan pada kondisi kering, sampel
diberikan perlakuan uap lebih lanjut pada tekanan 1, 2, 3 kg/cm2, selama 1, 2 dan 3 jam. Setiap perlakuan pada proses
pelengkungan kayu ini, diikutkan juga sampel yang tidak dilengkungkan. Pengamatan dilakukan pada tingkat fikasasi kayu
lengkung terhadap pengujian perendaman air selama 24 jam pada suhu ruang, dan untuk pengamatan sifat fisik mekanik
dilakukan pengamatan pada sampel yang tidak dilengkungkan. Kayu lengkung yang bersifat permanen dihasilkan pada
perlakuan uap antara suhu 133 °C tekanan 2 kg/cm2 selama 3 jam dan 143 °C tekanan 3 kg/cm2 selama 1 jam. Perlakuan uap
panas pada tekanan dan durasi waktu yang diberikan masih belum mendegradasi terhadap sifat fisis dan mekaniknya.
Pelengkungan kayu dengan perlakuan uap lanjut pada kayu lengkung kondisi kering ini merupakan inovasi metode dalam
teknik pelengkungan kayu.
Kata kunci: Pelengkungan kayu, perlakuan uap, fikasasi kayu lengkung, sifat mekanik
ABSTRACT
Wood bending is one of the woodworking techniques that require curvature shape. A lot of wood processing with
heat treatment has been done. This research developed a wood bending method with advanced steam treatment on dry
bended-wood. Jabon wood samples were soaked in water prior to fiber saturated condition. The samples were then steamed at
a pressure of 1 kg/cm2 for 60 minutes and bended by using a mold. After dried at 100 °C for 24 hours, the samples were
further steamed at a pressure of 1, 2, 3 kg/cm2, for 1, 2 and 3 hours under dry conditions. Un-bended samples were steamed at
the same treatments, as well. Observations were conducted on the fixation level of bended-wood after 24 hours water
immersion testing at room temperature, and physical-mechanical properties of un-bended samples. Permanent bended wood
produce in steam treatment between 133 °C with pressure of 2 kg/cm2 for 3 hours and 143 °C with pressure of 3 kg/cm2 for 1
hour. Steam treatment on given pressure and duration was not degraded physical and mechanical properties. Wood bending
with post steam treatment in drying set condition was an innovation of wood bending methods.
107
Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Cibinong, 19 September 2018
108
Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Cibinong, 19 September 2018
Sampai tahapan ini merupakan satu siklus jam, sampel kayu lengkung belum terjadi fiksasi.
perlakuan awal (pre-treatment) Hal tersebut dikarenakan masih adanya tegangan
Tahap keempat (proses fiksasi), sampel dalam (internal stress) yang dapat teraktuasi ketika
kayu lengkung kondisi kering (setting) diklem terkena air ataupun kelembaban (Stam, 1964). Pada
menggunakan cetakan lengkung dan diberikan suhu 130 oC tekanan uap 2 kg/cm2 selama 3 jam,
perlakukan lanjut uap air dengan menggunakan kayu lengkung mendekati fiksasi dengan perubahan
autoclave pada suhu 120 oC tekanan 1 kg/cm2, 133 tali busur 0.6 % kondisi kering dan 13.5 % kondisi
o
C tekanan 2 kg/cm2, 143 oC tekanan 3 kg/cm2, basah. Berdasarkan pertimbangan efisiensi waktu,
selama 1, 2 dan 3 jam. Selanjutnya dikering hasil optimal didapat pada perlakuan uap pada suhu
kembali pada suhu 100 oC selama 24 jam. Tahapan 135 oC tekanan 3kg/cm2 selama 1 jam, dengan
ini merupakan proses lanjut (post treatment), nilai perubahan panjang tali busur -4,5% pada
dimana kayu lengkung mendapat perlakuan uap kondisi kering oven dan 11,7 % kondisi basah.
panas kedua kalinya (siklus kedua). Setiap tahapan
proses pelengkungan kayu ini, diikutkan juga
sampel yang tidak dilengkungkan untuk melihat 25.0
perubahan sifat fisis dan mekanisnya. Urutan 20.0
kondisi proses perlakuan dirangkum seperti 15.0
Fixation(%)
10.0
tercantum pada Tabel 1.
5.0
0.0
Tabel 1. Kondisi dan perlakuan dalam -5.0
Wet
0.30
HASIL DAN PEMBAHASAN 0.20
Fiksasi 0.10
0.00
Hasil pengujian perendaman pada sampel
kayu lengkung ditunjukkan pada Gambar 2, dimana
terdapat pengaruh suhu, tekanan uap dan lamanya
Pre-Density
waktu perlakuan terhadap tingkat fiksasi kayu
Post Density
lengkung. Semakin tinggi suhu, tekanan uap dan
Condition
lama perlakuan semakin rendah nilai pemulihan
radius kelengkungan. Perlakuan uap panas dibawah Gambar 3. Kerapatan sebelum dan sesudah perlakuan uap
suhu 130 oC dengan tekanan 2 kg/cm2 selama 3
109
Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Cibinong, 19 September 2018
Kehilangan Berat
Sifat Mekanis
110
Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Cibinong, 19 September 2018
111
Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Cibinong, 19 September 2018
112