Anda di halaman 1dari 39

pemeriksaan penunjang

OLEH:
ULFA FETRIANI
160721230002

DOSEN PENGAMPU
DRG. TENNY SETIANI DEWI,
M . K E S , S P. P M ( K )
biokemikal renal
• Pemeriksaan renal standar : sodium, potasium, creatinine,
urea, dan eGFR (estimated Glomerular Filtration Rate).
• Mendeskripsikan fungsi ginjal secara keseluruhan.
• Pada pasien risiko penyakit ginjal, atau untuk monitoring
penyakit ginjal
• Pada oral medicine, sebaiknya pemeriksaan ini dapat
dilakukan:
1. Sebelum meresepkan pada terapi sistemik, contoh
azathiophrine dan mycophenolate mofetil
2. Monitoring obat (terapi immunosuppresan, colchicine atau
carbamazepine)
3. Suspect Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

Farah et al, 2019


pemeriksaan tulang
Pemeriksaan ini meliputi: kalsium, koreksi
kalsium, albumin dan alkaline phosphatase.

Pada penyakit mulut pemeriksaan ini digunakan


untuk:
1. Spesifikasi penyakit secara normal,
2. Sebagai test tambahan yang mengikuti
investigasi seperti radiologi,
Contohnya: metabolic bone disorder, paget’s
diseases dan hiperparatiroid
Farah et al, 2019
hematinics
1. Vitamin B12
►Mempunyai peran penting dalam produksi sel darah merah
►Defisiensi B12 : gangguan absorpsi
►Peningkatan B12; keganasan hematologic, penyakit hati, dan polisitemia

Pada praktek atau klinisi penyakit mulut, permintaan tes vitamin B12 untuk:
►Pemeriksaan rekuren oral ulserasi
►Pemeriksaan oral mucosal burning/dysesthesia
►Oral candidosis
►Pemeriksaan pada dampak dari inflamasi bowel disease
►Pasien mengalami kelelahan kronis akibat penyakit sistemik yang meluas,
contohnya Sjógren’s syndrome
Farah et al., 2019; Field et al., 2003
2. Zat Besi
Pemeriksaan zat besi pada penyakit mulut:
►Recurrent oral ulceration
►Oral candidiasis
►Oral mucosal burning/dysesthesia
►Pemeriksaan inflamasi bowel disease
►Kelelahan

Farah et al, 2019


3. Asam Folat
►Kekurangan asam folat : defisiensi nutrisi,
malabsorpsi, interaksi obat, konsumsi alcohol
berlebih.
Dalam oral medicine, pemeriksaan asam folat
digunakan untuk (Farah et al., 2019):
►Oral mucosal burning/soreness
►Drug monitoring. Ex: carbamazepine
►Oral candidosis
►Ulserasi oral rekuren

Pemeriksaan asam folat ada 2:


1. Serum folat
2. Red blood cell folate
pemeriksaan
immunofluorescence
Untuk mendeteksi autoantibodi pada jaringan
dan serum pasien, yang berhubungan dengan
diagnosa pemphigus dan pemphigoid dan
kelainan autoimun vesiculobullous. (Farah et al,
2019)
direct
immunofluorescence
Mengevaluasi erupsi vesikulobulosa, penyakit
jaringan ikat, dan vaskulitis. Tes ini dapat
menggambarkan reaksi autoantibodi terhadap
epidermis dan dermis (kulit) dan epitel dan
subepitel (mukosa). (Cocks, 2020)
Tahapan pemeriksaan Direct
Immunofluorescences

01 PENGAMBILAN
SPESIMEN
•Spesimen : epitel atau subepitel
mukosa
•Ukuran jaringan : besar dan utuh

02 PEMBAGIAN
SPESIMEN: 2 BAGIAN
•Satu bagian : untuk histologi (di masukkan ke dalam
formalin)
•Satu bagian : dilakukan Direct Immunofluorescence di
laboratorium
tahapan direct
immunofluorescence
3. Media Transport

•Michel’s. larutan ammonium sulfat pH netral,


Menyimpan specimen selama 2 minggu dengan suhu
ruangan.
•Cairan normal saline. spesimen harus diperiksa dalam
kurun waktu 24-48 jam.
•Formalin. Tidak dianjurkan karena akan memberikan
hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan faktanya.
(kim, 2020)
•Cairan nitrogen. spesimen dibekukan dengan
pemeriksaan
indirect immunofluorescence

Deteksi antibodi melalui serum pasien dengan


menggunakan jaringan pengganti dengan
gangguan autoimun yang berbeda, contoh :
pemphigus. (Cocks, 2020)
Tahap Pemeriksaan
01 TAHAP PERTAMA
►Pengambilan serum pasien (0,5 ml),
dimasukkan ke dalam serum-separator tube.
(Cocks, 2020)
►Serum dimasukkan ke dalam wadah yang
sudah ada jaringan pengganti selama 30
menit. 02 TAHAP KEDUA
►Penetesan fluorescein untuk melihat reaksi
antigen-antibody (seperti Direct
Immunofluorescence)
PEMERIKSAAN
KULIT
•PATCH TEST
•Skin prick test
apa itu patch test

Pemeriksaan pada kulit untuk:


►Mendeteksi allergen penyebab alergi (Reaksi
hipersensitifitas tipe IV (delayed))
►Mendeteksi obat Penyebab alergi : pasien
stomatitis alergi, lichenoid reaction, atau alergi
metal atau allergen tertentu. (Scully,2013)
Tahapan Patch Test
1 PEMILIHAN
LOKASI
►Permukaan Kulit yang sehat dan
bersih : Bebas Luka dan Tato
►Terlindung dari sinar matahari
►Punggung (paling sensitif)
►Lengan Atas

2 PEMBERSIHAN
LOKASI
Etanol atau air
3 PEMASANGAN PATCH
►Lokasi pemasangan ditandai dengan penanda
sebesar ukuran patch.
►Waktu pemasangan : 48 – 96 jam
►Tes alergi metal atau antibiotic topical : 7 hari

4 INSTRUKSI
PASIEN
►menghindari
keringat.
pekerjaan berat yang mengeluarkan

►mengurangi penggunaan sabun, air, scrubbing, dan


gesekan apapun
►tidak mengoleskan obat apapun selama pemeriksaan
5. hasil tes
►1+ : Reaksi alergi lemah dengan eritema
dengan beberapa indurasi
►2+ : Reaksi alergi lebih kuat dengan
indurasi definit
►3+ : Reaksi alergi yang paling kuat disertai
vesikel dan ulser yang menyertai eritema.
SKIN PRICK TEST
Pemeriksaan kulit untuk mengetahui
penyebab penyakit yang disebabkan reaksi
hipersensitifitas tipe 1 (IgE), reaksi langsung.
TAHAPAN SKIN
PRICK TEST
Lokasi: bagian dalam lengan

Proses: Alergen dimasukkan dengan jarum

Hasil: 15-20 menit.


Bandingkan ukuran lesi dengan bidang
kontrol

(Sarah et al, 2019)


PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
Pemeriksaan terhadap mikroorganisme atau
komponennya (antigen atau asamnukleat),
atau pemeriksaan respon spesifik antibodi
dalam serum. (Dios et al, 2016)
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi
test kegunaan utama
Mendeteksi pathogen asing seperti infeksi
actinomycosis pada jaringan lunak .
kultur dan sensitifitas antibiotik Sensitifitas antibiotik untuk semua infeksi,
sebagian pada osteomyelitis dan infeksi akut
jaringan lunak wajah

smear for candida candidosis

Kultur virus dan pemeriksaan antigen Pemeriksaan antigen virus lebih cepat, namun
memiliki diagnostic value yang terbatas
pemeriksaan kultur
►Kultur pada bakteri : test ini dilakukan dari
hasil swab langsung atau material purulent
(jarang dilakukan)
►Kultur virus dilakukan untuk pemeriksaan
yang dilakukan pada ulser yang nyeri dan krusta
pada bibir.
►Kultur jamur dilakukan jika terjadi kegagalan
secara empiris dan yang paling banyak dilakukan
pada Candida albicans
pemeriksaan langsung jamur
Pemeriksaan jamur biasanya dilakukan pada pasien candidiasis, yaitu pemeriksaan
langsung menggunakan KOH. Tahapannya adalah sebagai berikut:

1) Spesimen diambil dari apusan rongga


mulut pasien dengan kapas lembut dan
scrap perlahan dan ditekan
2) Hasil scrap dioleskan pada glass slab
3) Lalu diteteskan KOH (Kalium Hidroksida),
kibaskan pelan
4) Lihat di bawah mikroskop
►Periksa apakah ada gambaran pseudohifa
►Melihat jumlah dan bentuk jamur dan
reaksinya terhadap jaringan
►Menegakkan diagnosis candidiasis
superfisial (Meutiawati, 2016)
pemeriksaan kultur jamur
Sabouraud Dextrose Agar/ SDA
►Untuk biakan Candida Albicans
►Menggunakan antibiotic (membunuh bakteri)

Tahap Pengerjaan:
 Spesimen di oleskan pada media agar
 Inkubasi 24-48 jam, suhu 37°C
 Setelah 3 hari, candida albican sebesar kepala jarum pentul
 1-2 hari kemudian, terlihat jelas (warna putih kekuningan),
 Timbuldengan permukaan halus licin dan bau khas ragi
(Meutiawati, 2016)
pemeriksaan radiologi
►Membantu menegakkan diagnosa, rencana perawatan, dan monitor selama
perawatan.
►Memantau penyakit mulut, memantau perkembangan dentofasial dan
kemajuannya atau prognosis terapi. (American dental association, 2012)
►Menjadi salah satu alat bantu diagnosis utama di bidang kedokteran gigi untuk
menentukan keadaan penyakit dan merencanakan perawatan yang tepat
(williamson, 2010).
►Dapat dilakukan dengan tehnik intraoral maupun ekstraoral sesuai dengan
kebutuhannya. (Margono G,1998)
pemeriksaan radiologi
intraoral
PERIAPIKAL
Bertujuan untuk melihat keseluruhan makhota dan akar gigi
(crown and root), tulang alveolar dan jaringan sekitar. (Bayu,
2019)
FUNGSI


PERIAPIKAL
Mendeteksi infeksi atau inflamasi periapical
Trauma yang melibatkan gigi dan tulang alveolar
• Keadaan dan letak gigi yang tidak erupsi
• Mengevaluasi kista radicular secara lebih akurat
• Endodontik
• Penilaian morfologi akar sebelum pencabutan gigi
• Evaluasi lesi setelah pemasangan implant
• Penilaian status periodontal
BITE WING
Kegunaan:
1. Mengevaluasi puncak tulang interproksimal selama
perawatan periodontal,
2. Mendeteksi karies di proksimal dan puncak tulang
alveolar yang tidak terlihat secara klinis,
(Bayu,2019)
KELEBIHAN
1. Satu film untuk beberapa gigi
rahang atas dan bawah
2. Melihat jarak CEJ gigi satu ke CEJ
gigi sebelahnya
3. Deteksi karies interproksimal
4. Status periodontal

KEKURANGAN
1. Terbatas pada bagian mahkota
akar gigi yang diamati
2. Terbatas pada regio molar-
premolar
RADIOGRAFI
OKLUSAL
Radiografi yang digunakan untuk melihat area
maksila atau mandibula secara luas.
RADIOGRAFI
EKSTRAORAL
RADIOGRAFI
PANORAMIK
Memberi gambaran umum dari:
►struktur fasial : lengkung gigi maksila,
mandibula, dan struktur pendukung lainnya,
►deteksi pola kehilangan tulang secara umum.
RADIOGRAFI LATERAL
JAW
Melihat keadaan lateral tulang wajah, diagnosis fraktur dan keadaan patologis
tengkorak dan wajah. (Bayu, 2019)

INDIKASI:
1.Penilaian terhadap posisi gigi yang belum erupsi
2.Deteksi fraktur mandibula
3.Evaluasi lesi atau kondisi yang mempengaruhi rahang termasuk kista, tumor, lesi
giant cell dan osteodistrofi
4.Sebagai pandangan spesifik kelenjar ludah atau sendi temporomandibular.
CONTOH
RADIOGRAFI
LATERAL JAW
COMPUTED
TOMOGRAPHY
►Memberikan resolusi tinggi yang sangat
baikuntuk pencitraan jaringan keras
►Jaringan lunak dapat terlihat dengan
penggunaan zat kontras intravena;
►Di daerah kepala dan leher, CT digunakan
untuk menentukan lokasi. ukuran dan perluasan
lesi, mengevaluasi patologi kelenjar saliva,
mengakses nodus limfatik yang
membesar/nekrotik, untuk mengevaluasi
perluasan infeksi.
Cone Beam Computed
Tomography (CBCT)
►Radiografi yang menggunakan computer
untuk mendapatkan beberapa gambaran
radiografi yang dapat menggambarkan tulang,
lemak, dan otot. (Lewis, 2011)
Magnetic Resonance
Imaging
►Memberikan resolusi terbaik untuk pencitran
jaringan lunak (berbeda dengan CT)
►Tidak menggunakan radiasi ionizing.
►Memiliki kemampuan lebih baik dalam
membedakan jaringan lunak.
►Memberikan pencitraan optimal untuk
neoplasma (lokasi, perluasan, invasi ke dalam
struktur lain), dan jaringan lunak pada kompleks
sendi temporomandibular, yang dapat dilihat
dengan pencitraan terbuka dan tertutup.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farah S Camile, Ramesh Balasubramaniam, Michael J. McCullough. Contemporary Oral
Medicine Camile A Comprehensive Approach to Clinical Practice. Switzerland. Springer. 2019
2. Glick Michael, Martin S. Greenberg, Peter B. Lockhart, Stephen J. Challacombe, et al.
Burket’s Oral Medicine Thirteenth Edition. USA. John Wiley & Sons, Inc.2021
3. Lewis, Mike A.O and Philip-John Lamey. Oral Medicine in Primary Dental Care Fourth
Edition. London. Springer. 2011
4. Scully, Crispian. Oral & Maxillofacial Medicine Third Edition. UK. Elsevier. 2013.
5. C. Rujitharanawong, et al. Direct immunofluorescence staining patterns compared between
oral and cutaneous lichen planus. Thailand. 2021
6. Randie, et al. Practical Direct Immunofluorescence. CME ARTICLE. 2020
THANK
YOU!
Any questions? Don't hesitate to
ask for help

Anda mungkin juga menyukai