KHUSUS
Kelompok 3 :
Mulia Rizky 2001064
Nadea Zahra Ramadani 2001065
Nilam Sari 2001067
Nisa Novrianti 2001068
Nurul Fadhillah 2001069
Putri Dewica 2001070
Ramadini Fitri 2001071
01Pendahuluan
02 Metode SOAP
03 Rasionalitas 4T+1W
04 DRPS
05 Monitoring follow up
06 KIE (komunikasi Informasi, Eedukasi)
01
Pendahuluan
Pendahuluan
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan
subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan.
Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut.
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama masa kehamilan. Selama kehamilan dan
menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak
ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi
cacat janin lebih besar. Di sisi lain, banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-obatan yang dapat
memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui.
Karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam
plasenta obat mengalami proses biotransformasi, mungkin sebagai upaya perlindungan dan dapat terbentuk senyawa
antara yang reaktif, yang bersifat teratogenik/dismorfogenik. Obat- obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam pertumbuhan.
02
Metode SOAP
Kasus
Ny. M seorang ibu rumah tangga yang sedang mengandung dengan usia kehamilan 14 minggu
dengan TB 158 cm dan BB aktual 47,8 kg setelah mengalami penurunan BB sebanyak 4,2 kg. Ny.
M mengeluh mual dan muntah berlebihan dengan frekuensi >10x/hari sejak awal bulan ketiga
kehamilan hingga sekarang. Ny. M mengalami kesulitan makan dan nafsu makan menurun karena
keluhan tersebut. Hingga pada malam hari, Ny. M mengalami demam dan muntah darah. Pagi
harinya, Ny. M dibawa ke RSUD RA Kartini dengan keadaan compos mentis, lemas, pusing, dan
mual. Kebiasaan makan Ny. M, yaitu porsi makan kecil dengan pola 3x sehari. Ny. M menyukai
lauk ikan laut, telur, tempe, dan tahu goreng. Untuk sayur, Ny. M menyukai sayur bayam,
kangkung, wortel, kacang panjang, buncis, toge, daun singkong. Ny. M sering mengonsumsi buah
apel, pir, jeruk, dan pisang secara bergantian. Setiap hari Ny. M minum teh manis dan susu ibu
hamil. Ny. M mengonsumsi air putih dengan cukup. Porsi makan Ny. M semakin sedikit saat
mengalami mual dan muntah. Ny. M tidak memiliki riwayat alergi dan mual apabila
mengonsumsi makanan berbahan dasar coklat dan goreng-gorengan. Pasien didiagnosis
mengalami Hiperemesis Gravidarum . Terapi medis Ny. M, yaitu elektrolit NaCl 0,9%, infus
RL+dextrose 28 tpm, Inj. Ondancetron, Ranitidin, Ulsafat.
Subjective
1. Identifikasi pasien
- Pasien wanita hamil 14 minggu
- TB 158 cm
- BB 47,8 Kg
-Pasien didiagnosis mengalami Hiperemesis Gravidarum
2. Keluhan
Mual dan muntah berlebihan dengan frekuensi >10x/hari sejak awal bulan ketiga kehamilan
hingga sekarang, mengalami kesulitan makan dan nafsu makan menurun karena keluhan tersebut,
dan pada malam hari pasien mengalami demam dan muntah darah. Pagi harinya, pasien dibawa
ke RSUD RA Kartini dengan keadaan compos mentis, lemas, pusing, dan mual.
Ht 33,6 % Normal
Istilah-istilah medis
• Kebiasaan makan subjek sudah bervariasi, mulai dari makanan pokok, lauk hewani dan nabati,
serta sayur dan buah, subjek memiliki porsi makan yang kecil dengan frekuensi makan 3
kali dalam sehari.
• Selama menjalani terapi medis Ny. M diberikan elektrolit NaCl 0,9%, infus RL+dextrose
28 tpm, Inj. Ondancetron, Ranitidin, Ulsafat.
• Interaksi Interaksi yang terjadi antara obat yang dikonsumsi subjek dengan zat gizi terletak pada
beberapa obat dextrose, RL, dan NaCl
03
Rasionalitas
4T+1W
Tepat Indikasi
Obat nama obat Indikasi Keterangan
NaCl 0,9% Pengganti cairan tubuh, dan Penambah Tepat Indikasi
elektrolit.
Infus RL + Memelihara keseimbangan atau Tepat Indikasi
Dextrose mengganti elektrolit dan cairan tubuh,
Mengobati rendahnya gula darah
Alasan Pemilihan
Ondansetron inj. Untuk meredakan mual dan muntah Tepat obat
Untreated Indications (Indikasi yang tidak Semua indikasi atau gejala pasien diberikan
ditangani) obat yang sesuai
Improrer Drug Selection (Pilihan obat kurang Pilihan obat yang diberikan sudah sesuai/tepat
tepat)
Subtherapeutic dosage (Dosis terlalu kecil) Dosis obat yang diberikan sudah sesuai/tepat
dosis
Failure to receive drugs (Gagal menerima obat) Pasien menerima obat yang diberikan
Over dosage (dosis terlalu besar) Dosis obat yang diberikan sudah sesuai/tepat
dosis
Adverse reactions (reaksi obat yang tidak Tidak ada reaksi obat yang tidak dikehendaki
dikehendaki)
Drug interactions (interaksi obat) Tidak ada interaksi obat yang terjadi
Drug use without indication (penggunaan obat Obat yang diberikan sesuai indikasi
tanpa indikasi)
05
Monitoring Follow Up
• Pemantauan terapi
• Pemantauan perkembangan setelah diberi obat
• Berkoordinasi dengan doktrer dan perawat dalam
pengaturan waktu pemberian obat
06
KIE (Komunikasi
Informasi Edukasi)
• Di berikan edukasi agar tidak mengkonsumsi makanan yang berbahan
dasar coklat dan makanan yang digoreng karena menyebabkan Ny. M
mual dan muntah.
• Saat gejalan mual dan muntah muncul, Ny. M harus tetap makan hanya
saja kwantitas dikurangi namun frekuensi makan ditingkatkan.
• Meningkatkan konsumsi buah-buahan 3x sehari sebagai selingan.
• Diberikan konseling gizi
• Menjaga agar kebutuhan air putih tercukupi
• Meningkatkan konsumsi sumber kalium karena efek obat yang
diberikan pada subjek kurang mengandung kalium
TERIMA
KASIH