Anda di halaman 1dari 58

MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN

NASIONAL

SEMESTER :I
PERTEMUAN KE :3
BAHAN KAJIAN : PARADIGMA BARU
SISDIKNAS
PENGAMPU : Dr. Titik Haryati, M.Si.
Deskripsi KKNI Level 8
Program Magister
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya atau
praktek profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya inovatif dan teruji.
• Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya
melalui pendekatan inter atau multidisipliner.
• Mampu mengelola riset dan pengembangan yang
bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta
mampu mendapat pengakuan nasional dan
internasional.
Kemampuan Akhir /SCPMK
Menganalisis Paradigma Baru Manajemen Sistem
Pendidikan Nasional. Indikator:
1. Menganalisis Pengertian dan sumber paradigma
baru
2. Mengidentifikasi indikator paradigma baru,
3. Menganalisis implikasi dan problematik serta upaya
solusinya
PENGERTIAN PARADIGMA
1. Kamus Hasan Shadily menjelaskan:
paradigm: model pola,
2. Webster’s New Word Dictionary :
paradigm > model : a hypothetical
description often based on an analogy
used in explainning something.
* Deskripsi hipotetis sering
didasarkan pada analogi yang
digunakan dalam menjelaskan
sesuatu.
3. Makaminan Makagiansar : a cluster of

perceptions, notions, concept, and values

that determine human thinking and behaviour

at a particular time and place.

sekelompok persepsi, gagasan, konsep, dan nilai yang

menentukan pemikiran dan perilaku manusia pada

waktu dan tempat tertentu.


lanjutan

4. Paradigma adalah mindset, pola pikir


sebuah komunitas yang bersumber
dari nilai-nilai kemanusiaan yang
mempengaruhi sikap serta tindakan
dalam bernteraksi sosial maupun
dengan lingkunagn hidup
Paradigma Pendidikan Nasional Abad 21

Thomas Kuhn (1922-1996),


Paradigma ilmu dalam disiplin epistemologi sbg kerangka
teoritis, atau suatu cara memandang & memahami alam, yg
telah digunakan oleh komunitas ilmuwan sbg pandangan
dunianya, dan berfungsi sbg lensa, sehingga para ilmuwan dpt
mengamati & memahami masalah ilmiah dlm bidang masing-
masing & jawaban-jawaban ilmiah thd masalah-masalah tsb.

Paradigma diartikan sebagai alam disiplin intelektual, yaitu cara


pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan
memengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti
seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang diterapkan
dalam memandang realitas pada sebuah komunitas yang sama,
khususnya, dalam disiplin intelektual.
“Paradigma Pendidikan Nasional adalah suatu
cara memandang dan memahami pendidikan
nasional, dan dari sudut pandang ini kita
mengamati dan memahami masalah dan
permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan
nasional, dan mencari cara mengatasi
permasalahan tersebut.”

Konsep paradigma Pendidikan Nasional yang disusun di sini akan


menjadi dasar untuk menentukan kebijakan serta pelaksanaannya, dan
melibatkan pula penentuan persyaratan pelaksananya.
PERUBAHAN PARADIGMA

FAKTOR/SUMBER PENYEBAB
1. Globalisasi menghapus sekat-sekat kehidupan
bangsa baik fisik maupun non fisik: batas
negara, ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya.
2. Situasi dan kondisi negara: ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan &
keamanan, kepemimpinan nasional.
3. Tingkat pendidikan bangsa secara nasional:
makin tinggi makin cerdas merespon penga-
ruh dari luar
PERUBAHAN PARADIGMA (LANJUTAN)
4. Kemampuan bangsa menangkap kemajuan
teknologi.
5. Kebijakan nasional terhadap “tekanan”
sistem politik dan ekonomi dari luar.
6. Amanat UUD 1945: ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
CATATAN:
Terdapat 2 (dua) kendala pokok dalam
mengelola perubahan : a. keengganan
mengubah perilaku; b. perubahan yang
bersifat sementara
PARADIGMA BARU
A. Dalam sistem ketatanegaraan:
1. Sentralistik > Otonomi daerah
2. Otoriter militeristik > demokratik
3. Sistem partai hegemonik> multi partai
4. Sistem kelembagaan negara vertikal hirarkhis >
horisontal fungsional
5. Sistem komunikasi tunggal (one way traffic) >
sistem terbuka
6. Mobilisasi masyarakat > partisipasi masyarakat
lanjutan

Ada prinsip/ketentuan baru yang perlu menjadi


pedoman seperti :
1. Pembangunan ramah lingkungan
2. Prinsip Good governance.
3. Pelaksanaan HAM
4. Pengembangan masyarakat madani.
( masyarakat yg beradab dlm membangun,
menjalani, & memaknai kehidupannya.
5. Wawasan Gender
LANJUTAN
B. Dalam bidang pendidikan:
1. Sentralistik > desentralistik.
Pendidikan menjadi urusan wajib pem.
Kab/kota. Sekolah merupakan bagian dri
sistem birokrasi > sekolah menuju
lembaga otonom.
2. Proses pendidikan sepihak (membentuk
manusia) menurut UU No 2/ 1989 > proses
pendidikan demokratis (memfasilitasi
perkembangan peserta didik) menurut
UU No 20/ 2003.
3. Mobilisasi orang tua siswa > partisipasi
orang tua peserta didik dan masyrakat
LANJUTAN
Paradigma baru dl Sisdiknnas ditandai dg a.l:
1. Pendidikan berbasis hak asasi manusia
2. Pendidikan sbg proses pembudayaan &
pemberdayaan.
3. Pendidikan yang memberi keteladanan.
4. Pendidikan ramah anak
5. Pembelajaran dengan model student oriented.
6. Penerapan 4 (empat) pilar pembelajaran menurut
UNESCO : learning to know;
learning to do;
learning to life together;
learning how to learn
lanjutan

7. Pendidikan yang meng-Indonesiakan/pendidikan


keindonesiaan : dll
8. Kearifan/keunggulan lokal
9. Jalur formal,informal dan nonformal serta kaum
lema
10.Pendidikan keoorangtuaan
TAHAPAN PELAKSANAAN
PERUBAHAN

Diperlukan 3 (tiga) tahapan agar


berhasil:
1. Tahap pencairan (sosialisasi)
2. Tahap pengubahan (latihan-latihan)
3. Tahap pembekuan (adopsi/ adaptasi
nilai baru)
(Kurt, Lewin,dlm Suyanto,2000)
Proses Perubahan Model Lewin

Step 3: Refreezing
Incorporating the
changes: creating and
maintaining

Step 2: Changing
ate
S t
Attempting to Create
a new state of affairs ew
N

Step 1: Unfreezing t e
S ta
Recognizing the n t
r re
need for change C
u
MODEL GENERIK MANAJEMEN PERUBAHAN TERENCANA

1. Tahap I : Diagnosis/Eksplorasi
2. Tahap II : Penciptaan Visi
3. Tahap III : Perencanaan Strategi
4.Tahap IV : Pemantapan komitmen,
rasa memiliki dan dukungan
manajemen puncak
5. Tahap V : Stabilisasi, integrasidan
konsolidasi
Peran Pemimpin Perubahan

Cipatakan
Hub. Kerja Geser
Efektif Fungsi
Bangun Manager
komitmen
Pimpin
dengan
Contoh
Jadikan
pemberdayaa
n sbg way of
life
Pengaruhi
Orang Lain
Berdayakan
Bawahan dlm
pengmbilan
keputusan Kembangkan
Team Work
POSISI PEMERINTAH PUSAT

1. Pemerintah Pusat terdiri dari lembaga kepresidenan,


kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian
2. Kekuasaan tertinggi pemerintah pusat berada di tangan
Presiden
3,Menteri adalah pembantu presiden yang bertanggung
jawab mengelola urusan tertentu . Menteri dibantu oleh
pejabat eselon I yang mengurusi masalah teknis dan
masalah supporting componen
PERAN PEMERINTAH DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
1. Pemerintah Pusat:
a. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 32 Tahun
2005, dan UU lain yang terkait pemerintah melaksanakan
fungsi regulasi (pengaturan) antara lain: PP No. 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan & Penyelenggaraan
Pendidikan. PP No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan PP
No. 17 Tahun 2010, PP No. 74 Tahun 2007 tentang Guru,
dan lain-lain.
b. Berdasarkan PP-PP tersebut dikeluarkanlah keputusan
Menteri yg mengatur thnik pelaksanaan & prosedurnya, yg
selanjutnya diatur secara lebih rinsi oleh pejabat eselon
1, eselon 2, dan pemerintah daerah. Sekolah mengatur
bentuk pelaksanaan pada tingkat satuan pendidikan,
2. Pemerintah Pusat juga melaksanakan fungsi standarisasi
yaitu menetapkan persyaratan kualitatif maupun kuantitatif
terhadap komponen pendidikan agar peserta didik dan
masyarakat memperoleh jaminan atas realisasi hak
asasinya untuk memperoleh pendidikan antara lain: PP No.
19 Tahun 2005 tt Standar Nasional Pendidikan yang
diperbaharui dg PP 32 th 2013.
3. Di samping itu pemerintah pusat juga melakukan fungsi &
fasilitasi dalam bentuk DAU (dana alokasi umum),
pemberian pedoman, bimbingan teknis & pengadaan
sarana prasarana pendidikan baik dalam bentuk DAK (dana
alokasi khusus) maupun bentuk lain.
4. Peran Pemerintah Propinsi melaksanakan urusan wajib
otonomi daerah, melakukan fasilitasi dan melaksanakan
supervisi baik supervisi akademi maupun supervisi
managerial.
5. Pemerintah Kab/ Kota melaksanakan urusan wajib otonomi
Pemerintah propinsi juga mengurus masalah-masalah
antar kabupaten/dan kota.
Menurut UU No 23 th 2014 pengganti UU No 32 th 2004
ada perubahan urusan wajib kabupaten/koa dalam bidang
pendidikan.
Urusan SMA/SMK yang semula menjadi urusan wajib
pmerintah kabupaten dan kota sekarang menjadi urusan
pemerintah propinsi.n
Dari segi anggaran tidak ada masalah. Namun dari segi
pengorganisasian harus ada tindakan antisipatif. Hal ni
karena secara phisik sekolah dimaksud dan SDM nya
berada di wilyah kekuasaan bupati/walikota.
PERAN MASYARAKAT

Pasal 54 UU 20/2003 menetapkan bahwa peran masyarakat


dalam pendidikan meliputi peran serta : perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaran dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan
Ujud peranserta masayraka bisa sebagai sumber, pelaksana
dan pengguna hasil pendidikan
PERAN KELUARGA
Keluarga berperan melaksanakan kegiatan
pendidikan informal dalam bentuk kegiatan
belajar secara mandiri .
Di samping itu perlu diingat keluarga (orang
tua) adalah pendidik pertama dan utama. Sbg
pendidik ortu bertanggung jawab atas
berkembangnya akhlak mulia, nilai-nilai
keutamaan manusia bagi anaknya.
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN
PARADIGMA BARU

1. Paradigma baru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


bernegara merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini disebabkan
oleh karena setiap bangsa dan negara adalah bagian dari
masyarakat global. Mereka saling berkomunikasi, saling
berhubungan, saling bekerjasama berbagi pengalaman dalam
rangka menuju kehidupan yang lebih baik. Kehidupan
antarbangsa melahirkan regulasi internasional yang mengikat
bagi komunitas bangsa-bangsa. Di samping itu, ada rekomendasi-
rekomendasi atau kesepakatan-kesepakatan antar sejumlah
negara yang diratifikasi oleh masing-masing yang terkait. Hal ini
berdampak rekomendasi itu menjadi sesuatu yang secara moral
dan etika pergaulan bangsa tidak bisa dihindari. Ada berbagai
alasan sulitnya pemerintah nasional dan rakyatnya untuk secara
bertanggung jawab melaksanakan paradigma baru.
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN
PARADIGMA BARU

2. Ada beberapa sebab sulitnya perubahan dapat dilaksanakan


dengan baik demi kemajuan bangsa dan negara itu. Antara lain:
a. Kebijakan nasional dengan paradigma baru dalam bidang-
bidang tertentu tidak terumuskan dengan baik. Hal ini bisa
karena semangat untuk berubah terlalu tinggi tanpa
memperhatikan ketersediaan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya yang terkait. Maksud kebijakan
dimaksud positif tetapi praktek rumusannya bukan saja tidak
mampu mengatasi masalah tetapi justru menimbulkan
masalah. Itulah sebabnya maka kebijakan yang bersumber
dari paradigma baru harus dilaksanakan dengan persiapan
yang matang. Persiapan itu menyangkut skala proritas,
formulasi kebijakan, keterlibatan masyarakat dalam
perumusan kebijakan, sosialisasi kebijakan.
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN
PARADIGMA BARU

b. Sulitnya mendorong masyarakat untuk meninggalkan


paradigma lama yang telah dinikmati oleh rakyat selama
ini. Sulitnya meninggalkan zona nyaman oleh rakyat
adalah sesuatu yang lazim terjadi. Lebih-lebih untuk
masyarakat yang tingkat pendidikannya masih rendah.
Ini memerlukan kiat khusus ketika pemerintah berinisiatif
menetapkan kebijakan berbasis paradigma baru
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN
PARADIGMA BARU

c. Keberhasilan pelaksanaan paradigma baru melalui


kebijakan publik sangat bergantung kepada persiapan baik
oleh pejabat maupun oleh rakyat. Dengan persiapan
dimaksudkan:
1) Pemahaman utuh oleh stake holder dan masyarakat bahwa
paradigma baru itu memang perlu demi peningkatan kesejahteraan
2) Penyusunan skala prioritas. Terkait dengan skala prioritas maka
kebutuhan rakyat pada lapis yang paling rendah menjadi
pertimbangan utama. Tidak boleh terjadi implementasi paradigma
baru justru menyengsarakan rakyat
3) Sistem pendampingan oleh sumber daya manusia yang profesional
bagi rakyat dengan program baru harus diawali dengan sosialisasi
dan pendampingan oleh tenaga-tenaga profesional.
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN
PARADIGMA BARU

4) Pemahaman utuh oleh stake holder dan masyarakat bahwa


paradigma baru itu memang perlu demi peningkatan
kesejahteraan mereka.
5) Pemberdayaan seluruh perangkat pemerintahan daripusat
sampai ke desa belum terorganisasi dg baik. Demikian juga
pranata sosial yang ada serta kelompok komunitas berbasis
primordial seperti paguyuban perantau, paguyban
kesenian, sosial, olah raga dan lain-lain belum
diberdayakan dengan sistemik.
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Undang-undang No.20/2003 menetapkan
tujuan sisdiknas : berkembangnya potensi
peserta didikagar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kpd Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dam menjadi warga negara
yang cemokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan nasional : mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yag bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
ARAH KEBIJAKAN

 Sumber Arah Kebijakan:


1. UU RI No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional
mencakup:
a. Visi dan misi pembangunan nasional Tahun 2005-
2025.
b. Arah, tahapan dan prioritas RPJP Nasional Tahun
2005-2025.
2. Rencana strategis Depdiknas Tahun 2014-2019.
PROGRAM NAWA CITA
1.Menghadirkan kembali negarra untuk ..
2. Membuat pemerintah yang bersih,efektif
demokratisbdan terpercaya
3.Membanguan indoneia dari pinggiran
4. Melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
5. Meningkatkankualitas hidup manusianIndonesia
6. Meningkatkan produktivitas dan daya saing
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebinekaan
NAWA CITA
Sembilan Program yang digagas Jowi & JK untuk menunjukkan prioritas jalan
perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar
negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan
pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi
kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya
memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi
demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi
melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga
perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.

5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui


peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia
Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land
reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar,
program rumah kampung deret atau rumah susun murah
yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun
2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan
penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan
mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan,
yang menempatkan secara proporsional aspek
• pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi pekerti di dalam
kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat
pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.
VISI, MISI BANGNAS
2005-2025
 Visi Pembangunan Nasional 2005-2025:
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL & MAKMUR
 Misi Pembangunan Nasional:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing,.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan
hukum.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, & bersatu.
LANJUTAN:
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan &
berkeadilan.
6. Mewujudkan Indonesia asri & lestari.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam
pergaulan dunia internasional.
Sasaran Kebijakan
Selama 20 tahun mendatang, sasaran pembangunan
nasional diarahkan untuk terwujudnya 8 misi
pembangunan nasional dengan indikator-indikator
tertentu untuk masing-masing misi.
 Sasaran kebijakan bidang pendidikan diwujudkan melalui
misi:
a. Ke-1
b. Ke-2
dari 8 misi bangnas 2005-2025.
ARAH KEBIJAKAN
1. Arah pembangunan jangka panjang 2005-2025
sesuai dengan 8 misi & sasaran serta
indikator-indikatornya.
2. Untuk misi 1 yaitu terciptanya masyarakat
yang berakhlaq mulia, bermoral & beretika,
berbudaya & beradab menuju kehidupan
masyarakat yang penuh toleransi, tenggang
rasa & harmonis diupayakan melalui:
a. Peningkatan kerukunan hidup beragama.
arah kebijakan (lanjutan..)

• Pembangunan & pemantapan jati diri


bangsa dengan cara: transformasi,
revitalisasi & reaktualisasi, tata nilai
budaya bangsa yang unggul.
• Mengembangkan budaya inovatif
berbasis IPTEK.
3. Untuk misi 2 yaitu mewujudkan bangsa
yang berdaya saing antara lain
mengedepankan pembangunan sumber
daya manusia yang berkualitas:
peningkatan Indeks Pembanguan
Manusia (IPM); dan Indeks Pembanguan
Gender (IPG); peningkatan kualitas
IPTEK; politik anggaran;.
Arah kebijakan (lanjutan..

• terintegrasinya seluruh pendidikan


kedinasan ke dalam PT; pendidikan dasar
yang bermutu, terjangkau & bebas biaya
pendidikan; pendidikan yang
menumbuhkan kebanggaan kebangsaan;
menumbuhkan rasa hormat terhadap
keberagaman & penghargaan HAM
TAHAPAN PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG

Terdiri dari 4 tahapan:


1. RPJM Ke-1: 2005-2009
2. RPJM Ke-2: 2010-2014
3. RPJM Ke-3: 2015-2019
4. RPJM Ke-4: 2020-2024
VISI, MISI, DAN TUJUAN
PENDIDIKAN NASIONAL
Dengan merujuk kepada visi, misi RPJP Nasional &
arah tahapan prioritasnya Depertemen Pendidikan
Nasional menetapkan visi, misi, strategi tujuan
pendidikan nasional.
Saudara cari, pahami, dan telaah hal-hal tersebut
melalui:
- UU No. 20 Tahun 2003
- Rencana Strategis Departemen Pendidikan
Nasional Tahun 2010-2014
I.PERMASALAHAN UMUM PENDIDIKAN

1. Permasalahan/problem di bidang pendidikan


adalah kesenjangan antara yang seharusnya dan
yang terjadi dalam urusan pendidikan. Pengertian
Yang seharusnya bisa berupa keharusan karena
teori atau keharusan berdasarkan peraturan
perundang-undangan/regulasi baik internasional
maupun nasional seperti program PBB, WHO,
Unesco, KTT Asean ; UUD,UU,PP dan peraturan
pelaksanaan lainnya. Peraturan pelaksanaan ini
bisa sampai peraturan pelksanaan yang dibuat oleh
satuan kerja pemerintahan yang paling kecil.
lanjutan

• 2. Dalam Rencana Strategis Kemendikbud


disebutkan adanya empat (4) masalah strategis
pendidikan yaitu :
a. pemerataan
b. mutu
c. relevansi
d. efektivitas dan efisien
Empat masalah tersebut dapat memunculkan
sejumlah masalah teknik operasional di
A.Permasalahan dl Pemerataan
Pendidikan
1. Kekurangan gedung sekolah
2. Kekurangan guru dan tenaga kependidikan
3. Kekurangan prasarna dan sarana belajar
4. Rendahnya Intensitas penggunaan sarana belajar
5. Kesulitan akses
6. Kondisi sosial ekonomi orang tua
7. Pemahaman yang kurang tepat terhadap tujuan
sekolah/pendidikan
Tugas : Cari solusinya jika di lingkungan Sdr ada salah satu
B.Permasalahan Mutu Pendidikan
• 1. Kualifikasi guru tidak sesuai dengan ketentuan
• 2. Kompetensi guru tidak sesuai dg yg
dipersyaratkan
• 3. Kinerja guru rendah
• 4. Motivasi belajar siswa rendah
• 5. Supervisi akademik yang tidak tepat
• 6. Sistem Evaluasi yang tidak sesuai dg tujuan
• 7.MBS yang belum efektif
• TUGAS : Cari yang lain di lingkungan Sdr dan
bagaimana solusinya?
c.Permasalahan relevansi
Pendidikan
1.Isi kurikulum
2.Prasarana dan Sarana Belajar
3.Jumlah guru
4.Kualifikasi guru
5.Metodologi pembelajaran
6.Kinerja guru
7.Sertifikasi Profesi
8.Sistem evaluasi
D. Permasalahan efektivitas dan
efesiensi
1. Keterpenuhan guru baik kualitatif
maupun kuantitatif
2. Persebaran guru
3. Pengembangan guru
4. Supervisi Akademik
5. Missmatch
6. Sistem pemerintahan dan
C. IMPLIKASI,PROBLEMATIKA DAN
SOLUSINYA

1. Paradigma baru trenyata berhadapan dengan kemapanan


yang dinikmati oleh kelompok-kelompok SDM yang
terlibat dengan kepentingan masing-masing. Kelompok itu
bisa birokrat, politsi, pengusaha, pekerja, petani, nelayan
dll.
2. Diperlukan pemahaman yang utuh terhadap paradigma
baru dengan segala karakteristiknya. Para pengambil
kebijakan perlu meninggalkan pola pikir dan tindakan
dengan pola lama.
3. Setiap bidang dengan paradigma baru perlu ditetapkan
prosedur dan teknik pengelolaanya dan disosialisakan
dengan baik kepada semua pihak yang terkait. Pemahaman
yang utuh ini perlu untuk memperoleh kesamaan persepsi
sehingga pelaksanaanya akan terjamin efektif dan efisien.
4.Beberapa contoh : pendidikan dengan pendekatan student
oriented; supervisi akademik yang efektif, pendidikan
ramah anak, pendidikan karakter, manajemen berbasis
sekolahdll
Problematika yang timbul : (1) ada daya resistensi
(penolakan) karena kenyamanannya terancam; (2)
kurang ada pemahaman yang utuh terhadap perubahan
sehingga pelaksanaanya menimbulkan kekhawatiran
akan masa depannya. (3) kebijakan tidak mengatasi
masalah justru menimbulkan masalah karena dibuat
tidak sesuai dengan paradigma baru.
Solusi : Setiap paradigma baru dibuatkan SOP setelah
diketahui materi perubahannya. Selanjutnya
disosialisasikan secara sistemik

Anda mungkin juga menyukai