Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN

Aluminium
Imunisasi/Vaksinasi Vaksin Adjuvant
Hidroksia
upaya menginduksi Beberapa jenis Dikembangkan
kekebalan spesifik vaksin memiliki beberapa jenis ad- Tingkat kea-
dan meniadakan kelemahan seperti juvant untuk manan, harga,
infeksi selanjutnya efikasi atau meningkatkan dan kemampuan
dengan pemberian imunogenisitas rangsangan re- terhadap variasi
agen tertentu yang rendah spon imun. antigen lebih baik
PENDAHULUAN

Tujuan Umum
Program Praktik Lapangan bertujuan memperluas wawasan dan keterampilan
mahasiswa dalam pengembangan ilmu, teknologi, dan pelaksanaan berbagai
Kegiatan instansi maupun industri.

Tujuan Khusus
Memproduksi adjuvant aluminium hidroksida, menguji kemampuan adsorpsi protein
dari adjuvant yang diproduksi, dan mementukan konsentrasi toksik adjuvant
aluminium hidroksida produksi dan Alhydrogel® yang digunakan sebagai standar.
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Pusat Teknologi Farmasi dan Medika


Salah satu unit kerja di dalam
Visi
lingkup Deputi Bidang Agroindus-
Menjadikan teknologi farmasi dan medika
tri dan Bioteknologi, Badan
sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi dalam
Pengkajian dan Penerapan
rangka membangun bangsa yang mandiri
Teknologi (BPPT)
serta meningkatkan kesejahteraan rakyat

Misi

Diantaranya: Mewujudkan PTFM menjadi pusat


unggulan di bidang teknologi farmasi dan
medika, dan Meningkatkan daya saing dan pro-
Lokasi
duktivitas farmasi, obat alami, dan instrumentasi
Gedung laboratorium PTFM kedokteran modern.
terletak di Gedung LAPTIAB
611-612, Kawasan Puspiptek,
Tangerang Selatan, 15314.
ORGANISASI INSTITUSI
METODE
Pembuatan Stok

• AlCl3.6H2O • NaOH 0.004 M


1L air RO
1L air RO
3,6 gram
AlCl3.6H2O 1,6 gram
NaOH

• Kalium Fosfat Monobasal • NaOH 0.2 M

1L air RO
1L air RO
27.218 gram 8 gram
Kalium fosfat NaOH
monobasal
METODE
Pembuatan Larutan
• Dapar Fosfat
• RPMI FBS 10%

NaOH 0.2 M
1% PenStrep
10% FBS
Kalium fos- 89% RPMI Basal
fatmonobasal

• PBS
50 mL PBS Syringe 0.45
+ 450 mL air µm
81.8 g NaCl steril Autoklaf
20.1 g KCl 121°C
14.2 g Na2HPO4 15 menit
2.45 g KH2PO4
1 L air steril
METODE
Produksi Adjuvant Aluminium Hidroksida

250 mL AlCl3 NaCl Dapar Fosfat


+ 1:1
250 mL NaOH
0.004 M

AlOH3
± 300 rpm pH 6.8

1 mL AlOH3
supernatant
x4

Freeze
dryer
10.000 rpm
15 menit
METODE
Uji Adsorpsi Protein BCA
3000 µL A 0.1 mL BSA
+ +
250 ppm 60 µL B 1.11 mL AlOH3
50 mg BSA 500 ppm
+ 750 ppm
5 mL RO 1000 ppm 20
1250 ppm menit
1500 ppm
10.000 ppm Reagen BCA

562 nm 30 100 µL reagen +


menit 9000 rpm 30
12.5 µL sampel
menit 4°C
METODE
Thawing Sel RAW264.7

Sel + 6 mL RPMI 1200 rpm 5


menit 25°C

supernatan

cryotube
Cryo-tank

Sel + 5 mL
RPMI FBS
10%
1 mL RPMI
FBS 10%

25 mL
METODE
Subkultur/Pasase Sel RAW264.7

3 mL PBS
1.5 mL tripsin
3 mL PBS

PBS

Tripsin

1 mL Suspensi
sel
+
15 mL RPMI 5 mL RPMI supernatan
FBS 10% FBS 10%
37°C
3 menit

1200 rpm 5
menit 25°C
75 mL
METODE
Penggantian Media Sel RAW264.7

3 mL PBS 15 mL RPMI
FBS 10%
Buang
Media
PBS
METODE
Seeding Sel RAW264.7

4 mL PBS
2 mL tripsin
Ditepuk-tepuk

PBS

37°C
3 menit

5 mL RPMI supernatan
1 mL
FBS 10%
5 mL RPMI
FBS 10%
Pengenceran
5x dengan 1200 rpm 5
trypan blue menit 25°C
METODE
Seeding Sel RAW264.7 Lanjutan….

37°C
104 sel = 0.8 mL sel + 9.2
1 hari
mL media

Jumlah sel = n (jumlah sel) x Df (faktor delusi) x 2500

Volume sel stok (ml) =


METODE
Uji Toksisitas MTT Assay

Sterilisasi UV
Bilas dengan 100 µL reagen
75 µL media 100 µL AlOH3
1% PBS 1x MTT 0.5 mg/mL
0.5% 2 ulangan
0.25%
0.125%
AlOH3 37°C
1 hari

Tutup dengan 100 µL SDS


alumunium foil 1%
Inkubasi suhu
570 nm ruang 1 hari 37°C
4 jam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi dan Rendemen Al(OH)3

Rata-rata persen rendemen 1.390 ± 0.048 %

Reaksi presipitasi:
AlCl3(aq) + 3NaOH(aq)  Al(OH)3(s) + 3NaCl(aq)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Adsorpsi Protein Adjuvant Al(OH)3

0.700

0.600 Kadar protein teradsorpsi Al(OH)3


f(x) = 0.000406428571428571 x + 0.0283690476190478
R² = 0.987615259385475
0.500 • Standar/komersial = 100.75%
0.400
• Produksi = 88.75%.
Absorbansi

0.300

0.200
Penyebab kurang optimal
0.100
• NaCl
0.000 • Kurva standar
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

Konsentrasi (ppm)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Larutan

Dapar Fosfat PBS RPMI FBS 10%


Kalium fosfat monobasa Larutan tidak Larutan berwarna
+ NaOH 0.2M jingga jernih, lebih
Larutan tidak berwarna berwarna
Untuk pencucian cerah dari media
pH 6.8
Untuk pencucian sel saat penggan- basal
Al(OH)3 tian media dan Cocok untuk
pasase RAW264.7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Sel RAW264.7

Penggantian
Pasase
Seeding1 Pasase 2
Media H7
H3
H1
H0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Toksisitas MTT Assay

Grafik OD Grafik Viabilitas Sel

• Al(OH)3 produksi 0.125%, 0.25%, dan 1%  toksik. Sampel Al(OH)3


produksi 0.5%  sangat toksik.
• Al(OH)3 komersial semua konsentrasi  sangat toksik.
• Tidak diperoleh LD50 dengan rentang variasi konsentrasi yang kecil.
SIMPULAN

Produksi adjuvant aluminium hidroksida dilakukan menggunakan metode konvensional


dengan prinsip presipitasi.

• Hasil produksi Al(OH)3 yang dilakukan belum optimal dengan rerata persen rendemen
1.390 ± 0.048 %
• Kemampuan adsorpsi protein sebesar 88.75%.
• Adjuvant Al(OH)3 yang diproduksi masih masuk ke dalam kategori toksik, sedangkan
standar Alhydrogel® termasuk kategori sangat toksik.Adjuvant Al(OH)3 yang diproduksi
juga memiliki toksisitas yang lebih rendah dari Alhydrogel ® yang digunakan sebagai stan-
dar
• Nilai LD50 yang digunakan sebagai parameter juga tidak dapat diperoleh akibat rentang
variasi konsentrasi adjuvant yang digunakan kecil.
Thank You
TINJAUAN PUSTAKA

Adjuvant Aluminium Hidroksida Alhydrogel®


01 Al(OH)3 akan mengadrsorpsi protein
dari antigen kemudian akan
02 Produk alum komersial. Berbentuk
mikrokristalin yang membentuk
menginduksi respon antibodi-anti- agregat secara spontan dan bersifat
gen spesifik. stabil sehingga digunakan sebagai
marker imunostimulator.

Uji Adsorpsi Protein BCA Uji Toksisitas


03 Ikatan peptida akan mereduksi ion Cu2+
pada CuSO4 menjadi ion Cu+. Kemudian
04 Uji toksisitas merupakan uji yang di-
lakukan untuk mengetahui kapasitas
ion Cu+ akan bereaksi dengan BCA suatu bahan yang dapat melukai
membentuk chelat yang lalu organisme hidup. Parameter: IC50,
menghasilkan warna ungu. LC50, dan LD50
TINJAUAN PUSTAKA

MTT Assay Sel RAW264.7


05 Microtetrazolium atau MTT assay
merupakan metode uji sitotoksisitas yang
06 Salah satu jenis Murine macrophage
cell line merupakan sel makrofag
dilakukan dengan membaca absorbansi yang digunakan sebagai model sel
dari formazan yang terbentuk. Pembacaan inang dalam penelitian di bidang
absorbansi ini dilakukan dengan imunologi terkait efek antigen,
menggunakan ELISA reader pembunuhan mikroba, produksi
sitokin, dan pembersihan sel
apoptosis
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
Pusat Teknologi Farmasi dan
Medika(PTFM)
Salah satu unit kerja di dalam
lingkup Deputi Bidang Agroindustri Fungsi
dan Bioteknologi, Badan Pengka-
1. Melaksanaan pengkajian dan
jian dan Penerapan Teknologi
penerapan di bidang teknologi
(BPPT)
produksi bahan baku farmasi.
2. Melaksanakan pengkajian dan
Tugas penerapan di bidang teknologi
formula dan sediaan farmasi.
Melakukan inovasi dan pelayanan 3. Melaksanakan pengkajian dan
di bidang teknologi farmasi dan penerapan di bidang teknologi
medika rekayasa biomedika.
4. Menyiapkan bahan rumusan
kebijakan teknologi farmasi
dan medika.
5. Melaksanakan perencanaan,
monitoring, evaluais program,
dan anggaran di lingkungan
PTFM.
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
Visi dan Misi

Visi
Menjadikan teknologi farmasi dan medika sebagai pemacu pertumbuhan
ekonomi dalam rangka membangun bangsa yang mandiri serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Misi
1. Mewujudkan PTFM menjadi pusat unggulan di bidang teknologi farmasi dan medika.
2. Mewujudkan PTFM sebagai agen pembangunan masyarakat dalam bidang teknologi
farmasi dan medika.
3. Meningkatkan daya saing dan produktivitas farmasi, obat alami, dan instrumentasi
kedokteran modern.
SEJARAH BPPT

1974 1976 1978

Divisi Teknologi BPPT


dan Teknologi Divisi Advance
Badan Pengka-
Penerbangan Teknologi Per-
jian dan Pener-
(ATTP) tamina
apan Teknologi
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
Fasilitas

BPPT-PTFM meliputi perpustakaan dan beberapa laboratorium.

Beberapa fasilitas yang tersedia di laboratorium tersebut: PCR, Gen Doc,


DNA dan protein gel elektroforesis, ruang BSL-2, peralatan isolasi mikroba,
peralatan analisa cemaran mikrobba, rotavapor, kolom kromatografi, faction
collector, HPLC preparative, peralatan formulasi sediaan, dissolution tester,
climatic chamber, skin terter, mini spray drier, HPLC, peralatan maserasi;
kristalisator, dan reaktor kimia.
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
Mitrakerja dan Inovasi

Inovasi teknologi garam Inovasi teknologi produksi Inovasi teknologi produksi


farmasi dan garam industri sediaan obat herbal terstan- nanopartikel bahan aktif
dari garam rakyat. dar penurun asam urat farmasi, kosmetika, dan anti
acne
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
Layanan

Beberapa layanan pengujian dan Analisa yang dapat di-


lakukan di PTFM adalah:

1. Analisa dan pengujian bidang kimia, biologi, dan fisika


farmasi.
2. Pengembangan sediaan oat herbal berupa uji praklinik,
karakterisasi dan standarisasi ekstrak.
3. Pengujian in vitro dengan basis sel maupun nonsel.
PUSAT TEKNOLOGI FARMASI DAN MEDIKA
Lokasi

• Kantor Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM)


terletak di Gedung BPPT 2, Jl. M.H. Thamrin No.8,
RT.10/RW.10, Kb. Sirih, Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340.

• Gedung laboratorium PTFM terletak di Gedung


LAPTIAB 611-612, Kawasan Puspiptek, Tangerang
Selatan, 15314.

Anda mungkin juga menyukai