PERTEMUAN 13
PANJI PRAMUDITHA,S.SOS.,M.M
Karena unsur manusia merupakan subyek dan objek dari
pembangunan, maka peningkatan produktivitas tidak bisa
dibebankan kepada mereka, tapi harus menjadi beban dari
pemborosan waktu dan biaya yang ditimbulkannya, birokrasi
yang tidak perlu, ekonomi biaya tinggi yang membebani produksi
dan distribusi dsb,
TOTAL QUALITY CONTROL (TQC) atau dalam
bahasa Indonesianya disebut Pengendalian Mutu Terpadu
(PMT) adalah pelaksanaan dari konsep produktivitas dalam
perusahaan, sebagai sustu sistem manajemen untuk
mencapai hasil secara efektif dan efesien.
Sebagai suatu sistem produktivitas yang didukung oleh semua
faktor penunjang, maka TQC adalah suatu sistem manajemen
yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dengan
penerapan teknik kendali mutu untuk mencapai tingkat produksi
yang optimal dengan cara yang efektif dan dengan tingkat
efesiensi yang baik.
TQC sebagai suatu sistem manajemen memerlukan
persyaratan awal sebagai sarana penunjang utama, agar
program peningkatan produksi dan produktivitas melalui
sistem ini bisa berjalan lancar, dimana seluruh unsur
dipadukan dalam kegiatan nyata.
Gerakan TQC atau PMT memerlukan keterampilan mana-
jerial dan keterampilan teknis tenaga kerja, baik tenaga kerja
yang
berperanan sebagai Manajer atau Pimpinan Perusahaan ataupun
tenaga kerja teknis atau kaum pekerja. Perpaduan keterampilan
manajerial dan teknis itulah yang dikembangkan secara
terpadu dalam TQC yang kemudian disusun dalam bentuk
Quality Control Circle (QCC). QCC ini pada mulanya
ditemukan dan dikembangkan di USA sejak tahun 1920 dan
pada tahun 1940 QCC ini dikembangkan dengan
menggunakan metoda statistik. Oleh Dr.JM Duran dan
Dr.WE Deming pada tahun 1950.
Metoda ini terus menerus dikembangkan di West Point sehingga
menjadi alat ampuh dalam peningkatan kualitas personal dan
pengembangan teknologi persenjataan yang canggih.
TQC dan Gerakan Produktivitas
Gerakan peningkatan produktivitas dengan sistem TQC telah
diterima secara umum dikalangan perusahaan dan Serikat
Pekerja. SPSI sendiri telah menempatkan program peningkatan
produktivitas dalam urutan prioritas,m sebagai bentuk partisipasi
aktif SPSI.
TQC dengan alat pelaksana QCC atau Gugus Kendali Mutu (GKM)
memerlukan beberapa persyaratan:
a. Keterbukaan Manajemen
b. Penghasilan yang memadai (Upah di atas UMR/UMK)
c. Jaminan sosial yang menjamin
d. Motivasi yang jelas dan berencana
e. Keterampilan manajemen dalam memperbaiki pemasaran
Bidang2 kerja yang dikembangkan dalam gerakan
peningkatan produktivitas melalui TQC dibagi dalam 3
kelompok:
a. Bidang Administrasi
1. Perbaikan disiplin kerja
2. Pemanfaatan secara maksimal jam kerja (maks. 40 jam)
3. Perbaikan lay out peralatan kantor
4. Perbaikan lingkungan kerja
5. Perbaikan sistem metoda kerja
b. Bidang Produksi
1. Mengurang/menghilangkan lost time
2. Mengurangi repairing material
3. Mengurangi kecelakaan kerja
4. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
5. Pencatatan hasil kerja
6. Perbaikan sistem dan metoda kerja
c. Bidang Pemasaran
1. Perbaikan sistem dan metoda
2. Perbaikan saluran pemasaran
3. Penekanan biaya pemasaran dengan target sama
4. Perbaikan sistem penentuan harga jual
Keseluruhan bidang2 yang ditingkatkan itu harus dimulai dengan
latihan keterampilan, penetapan panitia bersama antara unit SPSI
dan Pengusaha. Semua unit yang menjalankan QCC dipantau
hasil dan perkembangannya dalam periode tertentu, misalnya tiap
triwulan. Hasil pemantauan ini dievaluasi tiap semester dan akhir
tahun.
TQC hanyalah suatu sistem manajemen belaka, katakanlah
sebagai alat mencapai tingkat efektivitas dan dan efesiensi,
bukan satu2nya cara. TQC masih harus didukung oleh
faktor2 lainnya seperti suasana kerja yang harmonis,
keterbukaan manajemen, upah dan jaminan sosial yang
layak dan tekad pimpinan dan pe-kerja untuk memperbaiki
sistem, dan motivasi yang baik.
Pengertian dan Langkah2 Pengendalian Mutu Terpadu dan
Gugus Kendali Mutu
Pengendalian Mutu Terpadu
Sistem Manajemen yang mengikutsertakan seluruh
anggota organisasi (baik tingkat pimpinan maupun pelaksana)
dengan penerapan konsepsi dan teknik kendali mutu untuk
mendapatkan kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.
Gugus Kendali Mutu
Sekelompok orang (biasanya terdiri dari 3 s.d 8 orang)
yang memiliki pekerjaan sejenis, membahas dan menyelesaikan
persoalan kerja yang dihadapi dan mengadakan perbaikan secara
terus menerus dengan mempergunakan teknik kendali mutu.
Ketua Kelompok biasanya dijabat secara bergantian diantara
kelompok. Kegiatan GKM merupakan bagian dari kegiatan PMT.