Antidiabetes
Antidiabetes
(DM)
Poin Pembahasan
Klasifikasi DM
Faktor penyebab DM
Komplikasi DM
insulin
Liver stores
glucose from
blood as
glycogen.
After eating,
pancreas
secretes insulin
into blood.
Muscle cells
store glycogen
and build protein.
Adipose tissue
uses glucose
from blood to
form fat.
hig
hb
lo o Glucose level
dg
lu c drops.
ose
Glucose level
rises.
Between eating,
Liver breaks pancreas secretes
down glycogen glucagon into
to glucose. blood.
Glucose enters
blood.
Adipose tissue
breaks down fat. glucagon
Regulasi Pengaturan Insulin
Klasifikasi DM
DM tipe I
DM tipe II
DM Gestational
DM Tipe lain
DM type I
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang
atau sedikit populasinya, diperkirakan kurang dari 5-
10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya
terjadi karena kerusakan sel-sel ß pulau Langerhans
yang disebabkan oleh reaksi otoimun.
Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria
(sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak
makan/mudah lapar).
Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak
anggota tubuh terganggu, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat
mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan,
gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita.
Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl juga
dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM.
Diagnosis
Komplikasi
Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetik
Komplikasi Makrovaskuler
Komplikasi Mikrovaskuler
Hipoglikemia
Pada hipoglikemia, kadar glukosa plasma penderita kurang dari 50 mg/dl, walaupun ada
orang-orang tertentu yang sudah menunjukkan gejala hipoglikemia pada kadar glukosa
plasma di atas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak
tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak dapat berfungsi bahkan dapat rusak.
- Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita:
- Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau malam)
- Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi
- Berolah raga terlalu berat
- Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar dari pada seharusnya
- Minum alkohol
- Stress
- Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
Komplikasi Makrovaskuler
Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten
dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah
menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil.
Hal inilah yang mendorong timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, antara lain retinopati,
nefropati, dan neuropati. Disamping karena kondisi hiperglikemia, ketiga komplikasi ini juga
dipengaruhi oleh faktor genetik. Oleh sebab itu dapat terjadi dua orang yang memiliki kondisi
hiperglikemia yang sama, berbeda risiko komplikasi mikrovaskularnya. Namun demikian prediktor terkuat
untuk perkembangan komplikasi mikrovaskular tetap lama (durasi) dan tingkat keparahan diabetes.
Terapi Anti DM
1. Pemicu sekresi Insulin
5. Injeksi Insulin
Pemicu Sekresi Insulin
Sulfonilurea
Golongan obat ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dengan cara merangsang keluarnya
insulin dari sel beta pankreas. Pankreas bila sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi maka obat
ini tidak dapat digunakan sehingga obat ini tidak berguna bagi penderita diabetes millitus tipe I, namun akan
berkhasiat bila diberikan pada pasien diabetes mellitus tipe II yang mempunyai berat badan normal.
Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada orang yang gemuk atau obesitas harus hati-hati. Karena
mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi (hiperinsulinemia), hanya saja insulin yang ada tidak dapat
bekerja secara efektif. Penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan
memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi sehingga keadaan hiperinsulinemia menjadi lebih
tinggi.
Glibenklamid merupakan obat antidiabetes golongan sulfonilurea
yang mempunyai efek farmakologi jangka pendek dan panjang
seperti sulfonilurea pada umumnya. Glibenklamid juga
meningkatkan kadar siklit AMP di dalam pulau langerhans dan
mempengaruhi kontrol adrenergik dari pelepasan insulin.
Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi
oleh tubuh sendiri.
Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan
hipoglikemia. Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan
saluran cerna pada hari-hari pertama pengobatan. Obat dari golongan ini adalah metformin.
Metformin merupakan satu-satunya golongan biguanida yang masih
dipergunakan sebagai obat hipoglikemik oral.
Pioglitazon
Rosiglitazone
Cara kerja hampir sama dengan pioglitazon, diekskresi melalui urin dan
feses dan mempunyai efek hipoglikemik yang cukup baik jika
dikombinasikan dengan metformin.
Penghambat Glukosidase alfa
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase alfa didalam saluran
cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia
postprandial.
Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh
pada kadar insulin.
Efek samping akibat maldigesti karbohidrat berupa gejala gastrointestinal seperti meteorismus,
faltulen, dan diare.
Alternatif :
Antidiabetes+Hiperlipidemia
Antidiabetes+Antioksidan
Metode pengujian
Aktivitas Efek Antidiabetes
Hewan Uji :
Mencit
Tikus
Kelinci
Kucing
Anjing
Manusia
Metode Pengujian
Model Hewan Diabetes Mellitus
Hewan dengan DM tipe I
Defisiensi Insulin
Resistensi Insulin
Alternative :
Hewan dengan DM Gestational
Hewan dengan DM tipe lain (Bakteri, Virus, Penyakit Lain)
Aktivitas antidiabetes
Metode Induksi DM Metode Pengujian
Alternatif :
STZ+Nicotinamid
Pakan Tinggi Lemak
Memberikan pakan tinggi lemak dapat menciptakan keadaan
resistensi insulin.
Terapi DM + Obesitas
sensitivitas insulin
Penentuan Kadar Glukosa Darah
Glukometer
Ada pertanyaan ?
つづく