Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

TRANSKULTURAL PADA ANAK


DENGAN DIARE
OLEH KELOMPOK 1 :
1. ARDINI SUTIYANINGRUM
2. HELMI FATMAJAYANTI
3. NURUL AINIYAH
4. SINTA TRI KARTIKA SARI
Contoh Kasus
An.A sudah 2 hari BAB cair berawarna kuning, hari
pertama BAB 3X dan hari ini mulai tadi pagi jam 07.00
s/d sore pukul 17.00 sudah BAB 5x. Sehari sebelumnya
An.A bermain hujan-hujanan bersama temannnya
sepulang dari sekolah. Awalnya Ny.A tidak
memperdulikan hal tersebut, karena sudah menjadi
budaya di masyarakat kalau mencret itu merupakan hal
biasa yang terjadi pada anak-anak, sehingga tidak
terlalu mendapat perhatian khusus kecuali bila BAB
sudah lebih dari 5X. Biasanya mencret terjadi karena
terlalu banyak bermain air.
Ny.A tidak langsung memeriksakan ke petugas
kesehatan, Ny.A berpikir kalau anaknya akan
sembuh setelah diberi minum air perasan daun
jambu yang ditumbuk, karena menurut Ny.A daun
jambu itu sepet sehingga kotoran BAB menjadi
keset dan akan terhambat keluar, namun ternyata
pada hari berikutnya An.A masih mencret 5X dan
keadaan semakin lemas dan rewel, badannya
semakin panas, bibir dan mulutnya kering, turgor
kulit jelek, amira juga mual dan muntah 3x.
sehingga Ny.A merasa khawatir. Setelah sang suami
Tn.A pulang dari sawah, An.A lansgsung dibawa ke
puskesmas.
Keluarga kecil Tn.A beragama islam, tinggal di desa
manyaran kecamatan karanggede kabupaten boyolali,
suku jawa, sehari-hari berbicara bahasa indonesia. setiap
hari Tn.A dan Ny.A selalu menanamkan nilai religi
kepada putri sematawayangnya dengan mengajari sholat
5 waktu berjamaah dan mengaji setiap selesai sholat
maghrib. Tn.A berusia 26th dan Ny.A berusia 23th,
sehari-hari Tn.A bekerja disawah dan beternak sapi. Ny.A
tidak bekerja, hanya mengurusi rumah. An.A sekarang
berusia 7th, tahun ini masuk sekolah madrasah
ibtidaiyah kelas 1. Tn.A dan Ny.A adalah lulusan SMP.
Penduduk di desa sebagian besar masih belum
mempunyai jamban dan biasa melakukan buang air
besar di semak-semak atau di kebun.
PENGKAJIAN
Faktor Sosial Dan Kekeluargaan
Identitas Anak
An A mira Tungga Dewi
perempuan
usia 7th
pendidikan MI kelas 1
anak pertama dari pasangan agus harimurti dan anisa
pohan
tinggal bersama dengan kedua orang tuanya di desa
manyaran, karanggede, boyolali
Identitas penanggung jawab
2. Ibu
Ny Anisa Pohan
1. Ayah Usia 23th
* Tn Agus Harimurti Perempuan
* Usia 26th Tamat SMP
* Laki-laki Agama Islam
* Tamat SMP Status menikah
* Suku jawa ibu rumah tangga
* Agama Islam sangat menyayangi amira selaku
* Status menikah putri semata wayang
* Pekerjaan sebagai
petani
* Sangat menyangi amira
selaku putri semata
wayang
Faktor Agama dan Falsafah Hidup
Agama islam
Tn.A dan Ny.A selalu menanamkan nilai religi kepada
putri sematawayangnya dengan mengajari sholat 5
waktu berjamaah dan mengaji setiap selesai sholat
maghrib.
Faktor Teknologi
Karena keadaan amira semakin lemah, amira segera
dibawa orangtua ke puskesmas
Faktor Ekonomi
Ekonomi keluarga bergantung pada tuan agus yang
bekerja sebagai petani
Faktor-faktor nilai budaya dan gaya hidup
Diare dianggap penyakit yang biasa dan sudah wajar
terjadi pada anak-anak sehingga tidak terlalu mendapat
perhatian khusus kecuali bila BAB sudah lebih dari 5x
Diare terjadi karena terlalu banyak bermain air.
Pengobatan diare tidak langsung dibawa kerumah sakit
melainkan dengan memberi minuman tradisisonal air
perasan daun jambu yang ditumbuk, karena menurut
Ny.A daun jambu itu sepet sehingga kotoran BAB
menjadi keset dan akan terhambat keluar.
Diagnosa Keperawatan
Cara pandang yang salah mengenai diare b.d
kurangnya pengetahuan
Potensial peningkatan kesehatan
Intervensi Keperawatan
Dx 1 =
1. Restrukturisasi budaya
* Berikan penjelasan kepada keluarga pengertian
dari diare
* Berikan penjelasan pada keluarga bila menganggap
diare hal biasa dan wajar terjadi pada anak
adalah kurang tepat
* Berikan penjelasan pada keluarga akibat yang
dapat terjadi bila anak diare tidak segera
mendapat pertolongan
Dx 2 =
1. Mempertahankan budaya
*Berikan penjelasan bahwa pengobatan diare dengan
daun biji merupakan hal yang benar
*Berikan pujian kepada klien
Role Play
 Siang itu didesa manyaran langit berwarna kelam sedang
bermuram durja menunjukkan kesedihannya, petir siap
membunyikan suara cetar membahana menunjukkan hujan
akan turun deras mengguyur desa, setelah 6 bulan musim
kemarau melanda membuat semua sumur dan rumput kering.
Benar saja, tak lama kemudian hujan deras turun membuat
semua orang sumringah. Begitu pula dengan Amira
Tunggadewi, anak kecil berusia 7 tahun itu sedang asyik
bermain hujan-hujanan bersama teman-temannya setelah
pulang sekolah.
 Setelah hampir 1 jam berlalu, ibu Anisa Pohan menyuruh Amira
Tunggadewi agar berhenti bermain hujan-hujanan agar tidak
sakit dan segera makan. Tanpa diperintah dua kali, amira sigap
berlari menuju rumah dan menyantap makanan yang telah
tersaji tanpa mencuci tangan ataupun membersihkan badan.
Tidak ada yang aneh setelah kejadian hari itu, hanya saja keesokan harinya saat amira sudah
siap untuk pergi sekolah. . . .

 Am : Aduuhh Amaah, amila kebelet eek. . .


 An : Huuuuh, amiraa... kamu ini naak, selalu ada saja alasan kalau mau berangkat sekolah
 Am : Amila gk bohong amah, suel deh
 Ag : Iya, cepet amira. Nanti Apah telat ke sawahnya kalau nungguin kamu kelamaan

Sesaat terdengar suara dari kamar mandi. . . .

 Am : Amaaaaaah, eek amira kok cail ginii. Sini amaah


 An : Iya iya naak, amaah kesana dulu ya pah. Apah berangkat saja dulu ke sawah.
 Ag : Iya, apah berangkat ya mah.Assalamu’alaikum
 An : Wa’alaikum-salam, apah.
 Am : Amaaaaahhh, cepetan kesiniiii
 An : Iya-iya sayang, kenapa?
 Am : Liat ini amaah eek amila
 An : Perut amira sakit tidak?
 Am : Iya amah, amila mual kaya mau muntah
 An : Sabar ya sayang, amira nggak usah sekolah dulu bobok aja dirumah. Ayo amah antar
ke kamar
Siangnya
 Am : Amaah, amila kebelet eek lagi, badan amila juga panasss amaah
 An : Iya-iya ayo amah antar ke kamar mandi, kamu kemarin sih terlalu lama main
hujan-hujanannya, jadi mencret begini. Tapi tenang, amah punya obat mujarabnya
besok pasti sembuh
 Am : Benel ya amah
 An : Iya besok amah buatkan sendiri obatnya sayang

Sudah terhitung 3X amira tunggadewi ke wc karena mencret, meskipun amira sudah


diberi obat tradisional minuman dari daun jambu yang ditumbuk kemudian diperas
yang dibuat sendiri oleh ibu anisa pohan. Keesokan harinya keadaan amira semakin
lemah dan rewel, badannya semakin panas, bibir dan mulutnya kering, turgor kulit
jelek, BAB sudah 5X, amira juga mual dan muntah 3x. Hal ini membuat ibu pohan
menjadi cemas.

 Ag : Assalamu’alaikum, amah. . amira..


 An : Wa’alaikumsalam, alhamdulillah apah sudah pulang. Pah, amira
demamnya tinggi banget pah.
 Ag : Haah, (melihat keadaan amira).
 Am : Apaahh.. . . Hueek (muntah)
 Ag : Ya sudah mah, kita bawa ke puskesmas sekarang
Sampai dirumah sakit, Amira langsung dipasang infus. Menurut
dokter amira menderita diare dan dehidrasi sedang. Sementara
perawat melakukan pengkajian pada ibu pohan dan bapak agus

 Zr : Selamat siang ibu, bapak. Sudah berapa hari amira


diare pak?
 Ag : Kemarin pagi ya mah ya, saat mau berangkat sekolah
sus.
 An : Iya sus, kemarin itu mencret 3x, eeknya cair.
 Zr : Dirumah sudah pernah diberi obat bu?
 An : Sudah sus, saya buatkan minuman dari jambu daun biji
yang ditumbuk kemudian diperas biar kotoran BAB
keset dan terhambat keluar. Biasanya, masyarakat didesa ini
sus, tidak begitu memperdulikan jika ada anaknya mencret
kecuali bila sudah lebih dari 5x baru dianggap serius dan
dibawa ke rumah sakit, saya juga seperti itu.
 Zr : Maaf ibu, bapak. Sebelumnya saya ingin menjelaskan,
bahwa apa yang disebut diare itu adalah buang air besar cair
lebih dari 3x dalam sehari, baik disertai lendir dan darah
ataupun tidak. Jadi ibu, bapak tidak perlu menunggu BAB 5X
dulu untuk dianggap diare itu serius dan baru dibawa
puskesmas. Jika keadaan anak terlalu lemah dan terlalu banyak
kehilangan cairan karena dianggap tidak apa-apa, anak bisa
sampai tidak sadarkan diri
 Ag : Tapi kemarin sudah dikasih minuman daun jambu lo
itu sus?
 Zr : Iya bapak, itu sudah benar. Daun jambu memang
memiliki khasiat untuk melawan bakteri penyebab diare.
 An : Kan itu disebabkan karena main air terlalu lama sus,
sehingga airnya bisa meresap kedalam tubuh dan
menyebabkan diare, itu juga amira diare sebelumnya
karena hujan-hujaanan. Kenapa kok bakteri ikut-ikutan?
Zr : Setelah amira hujan-hujanan mungkin lapar dan minta
makan bu?
An : Iya sus, memang ada hubungan apa lapar sama diare
sus?
Zr : Sebentar, pas mau makan sudah cuci tangan belum?
An : Ya belum sus, wong mandi saja belum
Zr : Naah, jadi ibu dan bapak. Maaf sebelumnya,
masyarakat di desa manyaran sini kan sebagian besar BAB nya
di semak atau dikebun, dan kebetulan kemarin kan hujan,
air tersebut bisa terkontaminasi dengan kotoran BAB yang
mengandung bakteri e coli. Amira setelah hujan-hujanan
kemarin kata ibu kan langsung makan tanpa mandi dan cuci
tangan, itu bisa sebagai perantaranya bu. Tolong mulai sekarang
ibu, bapak, dan amira kalau mau makan atau minum
cuci tangan dulu biar bersih dan terhindar dari penyakit.
Ag : Waah kami tidak pernah sadar kalau rute
penyakitnya berjalan seperti itu ya bu.
An : Iya ya pak, kayak rute jalannya bemo.
Terimakasih ya suster, sudah memberikan kita ilmu
baru, semoga saja amira bisa cepat sembuh dan bisa
bermain lagi. Saya kangen lihat amira yang lucu, amira
ini mirip cucunya pak presiden lo sus. Cantik dan imut.
Zr : hahaha (tertawa) iya-iya bu namanya juga sama,
saya juga mendoakan agar amira yang lucu dan
mirip cucunya presiden ini bisa bermain dan
tertawa kembali.
Ag & An : Amin, terimakasih sus.
Zr : Iya sama-sama pak, bu
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai