Anda di halaman 1dari 61

PENGELOLAAN AIR

SEMESTER III PAGI


3 (2 – 1) SKS

MUHARAM

LAB. PENGELOLAAN AIR


PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNSIKA
PENGELOLAAN AIR 3(2-1)
• POKOK BAHASAN
• PENDAHULUAN (SIKLUS HIDROLOGI)
• PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
• ARTI DAN TUJUAN IRIGASI DAN DRAINASE
• MENGENAL JARINGAN IRIGASI
• MACAM-MACAM JARINGAN IRIGASI
• METODE IRIGASI
• CARA PENGUKURAN DEBIT AIR IRIGASI
• HUBUNGAN TANAH AIR TANAMAN
• EFISIENSI IRIGASI
• KEBUTUHAN AIR DAN CARA PENGHITUNGAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN
• KUALITAS AIR UNTUK PERTANIAN DAN PERIKANAN
• PENGELOLAAN AIR UNTUK TANAMAN PADI, PALAWIJA, DAN HORTIKULTURA
• DRAINASE PERMUKAAN DAN BAWAH PERMUKAAN
BAB I SIKLUS HIDROLOGI
Daur hidrologi
• sering juga dipakai istilah Water Cycle atau Siklus Air. Suatu sirkulasi air yang
meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali
ke laut lagi atau dengan arti lain Siklus hidrologi merupakan rangkaian proses
berpindahnya air permukan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga
kembali ke tempat asalnya.
• Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di
atmosfer dalam bentuk uap air atau awan bergerak dalam massa yang besar di
atas benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik
lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadi kondensasi. Uap air berubah jadi
embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan (precipitation) turun ke
bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian
mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. Air yang tiba di
daratan kemudain mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke
laut melengkapi siklus air.
DAUR HIDROLOGI
•Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar air mengalami banyak interupsi Sebagian
dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian lagi
jatuh di atas daun tumbuh-tumbuhan ( intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun.
Air yang tiba di tanah dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke
dalam tanah (infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.

•Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu
menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di atas permukaan menuju
sungai kemungkinan tertahan di kolam, selokan dan sebagainya ( surface detention), ada juga
yang sementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya sebagian air
mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut ( surface run
off ), sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah sebagi air
tanah yang pada akhirnya ke luar sebagi mata air.
TIGA JENIS SIKLUS HIDROLOGI
• Siklus Pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi
berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya
hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.
TIGA JENIS SIKLUS HIDROLOGI
• Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses
kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap
ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.


TIGA JENIS SIKLUS HIDROLOGI
• Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melelui
proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di
daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan
yang tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan
karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair
terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.


Ilustrasi Air Dalam Tanah
Sumur
artesis
memancar Sumur artesis
Sumur
dangkal tidak
memancar

Muka tanah
Piezometric
Zone aerasi surface

Muka
Zone airtanah
saturasi
Akuifer
bebas
Akuifer Lapisan
terkekang kedap

Lapisan
kedap
UNSUR-UNSUR UTAMA DALAM SIKLUS
HIDROLOGI
• Evaporasi ( penguapan dari badan air secara langsung
• Transpirasi (penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan)
• Respirasi ( pengupan air dari tubuh hewan dan manusia)
• Evapotranspirasi ( perpaduan evaporasi dan transpirasi )
• Kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai
hasil pendinginan)
• Presipitasi (segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang
meliputi hujan air, hujan es, hujan salju)
• Infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap kedalam tanah)
• Perkolasi (air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga
mencapai air tanah atau Groundwater)
• Run off ( air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai,
hingga menuju ke laut)
BAB II PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
TANTANGAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

Kependudukan DAS kritis Banjir

Limbah Permukiman &


Kekeringan
pencemaran
Definisi Pengelolaan Sumberdaya
Air
Pengelolaan Sumberdaya Air : Upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan
sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air.
Konservasi sumberdaya air : Upaya memelihara keberadaan
serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi SDA agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup baik
pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang
Pendayagunaan Sumberdaya Air : Upaya penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan
sumberdaya air secara optimal agar berhasil guna dan
berdaya guna.
Definisi Pengelolaan Sumberdaya
Air
Pengendalian Daya Rusak Air : Upaya untuk mencegah,
menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas
lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.

Daerah Aliran Sungai (DAS) : Suatu wilayah daratan yang


merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan
Masalah – Masalah Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Air

Kerusakan DAS di daerah hulu yang cukup besar


Adanya penurunan muka air tanah yang cukup besar
Intrusi air laut yang semakin jauh ke darat
Adanya polusi air akibat limbah pertanian, pemukiman,
dan industri.
Erosi lahan dan sedimentasi
Banjir dan kekeringan
Degradasi alur sungai dan muara sungai
Air penggelontoran pemukiman tidak terjamin
Debit aliran pemeliharaan sungai tidak selalu tersedia
(DAERAH ALIRAN SUNGAI)
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM
SIKLUS HIDROLOGI PADA SUATU
DAERAH ALIRAN SUNGAI
evapotranspirasi

Aliran Permukaan

Peresapan Arus antara


Permukaan Air
Tanah

Pelepasan air tanah

Reymond Kemur
Skema Sungai Citarum
293 Km
270 S. Cirasea
264 S. Citarik
257
251 S. Cidurian
245 S. Cikapundung S. Cisangkuy

232 S. Ciwidey
S. Cibeureum
214 S. Cimahi

njang
200
190 Saguling

S. Cira
187

n
ka
so
S. Cimelo

Ci
S.
S. Cibalagung
Cirata
S. Cikundul
152

142
Waduk
Jatiluhur

112
S. Cikeo
110
Sal. Tarum Timur Sal. Tarum Barat
100
S. Cipunegara

S. Ciliwung
Bd. Curug Bd. Walahar
Sal. Tarum S. Cibeet
S. Citarum

55 Utara
45
25
S. Cipamingkis
15
0
Luar
3
Catchments Area Citarum Hulu
Daerah Catchmen Area Citarum
LAHAN
KRITIS

6
BEBERAPA PENGERTIAN
1. LAHAN KRITIS
Lahan yang tidak produktif akibat tingkat erosi yang kuat (Gully
Erosion), vegetasi penutup lahan sangat kecil dan tidak
memungkinkan untuk diusahakan sebagai lahan pertanian tanpa
usaha merehabilitasi terlebih dahulu
2. LAHAN SEMI KRITIS
Lahan terlantar, tanah kurang produktif akibat erosi lapisan
olah, sarana dan prasarana usahatani terbatas
3. LAHAN POTENSIAL KRITIS
Lahan yang terlantar sebagai akibat keterlambatan sarana dan
prasarana usaha tani dengan tingkat erosi yang masih rendah,
tetapi masih mempunyai lapisan tanah yang produktif
Citarum di Daerah Ranca Manyar
Hulu Dayeuh Kolot
Citepus, Sebelum Masuk Ke Citarum
DAMPAK KONDISI KRITIS

1. Produktivitas lahan merosot


2. Keseimbangan Hidrologi Terganggu
3. Terjadi banjir di musim hujan dan
kekeringan di musim kemarau
4. Membutuhkan biaya tinggi untuk
merehabilitasi
5. Mengganggu lingkungan hidup
Daerah Irigasi Waduk Cipancuh

Waduk Jatiluhur mencapai elevasi terendah


4 September 2003 (+ 77.04 m dpl)

Waduk Cipancuh untuk mengairi


Daerah Irigasi Selatan Jatiluhur

KEKERINGAN TAHUN 2003


Dayeuh Kolot awal 2005
Pamanukan, Banjir Cipunegara awal 2006
MUARA CBL
ANALISIS SITUASI & PERMASALAHAN AKTUAL

• LAHAN KRITIS YANG MELUAS DAN TERUS AKAN


BERLANGSUNG
• BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM (TEMBAKAU, KOBIS, BAWANG
KENTANG, ONCANG DLL)
• KEKURANG-PEDULIAN MASYARAKAT
• KEMISKINAN

TERJADI
DEGRADASI LAHAN
(khususnya kawasan G. Sumbing – Sindoro dan Prahu)

8
BEBERAPA PENGERTIAN
1. LAHAN KRITIS
Lahan yang tidak produktif akibat tingkat erosi yang kuat (Gully
Erosion), vegetasi penutup lahan sangat kecil dan tidak
memungkinkan untuk diusahakan sebagai lahan pertanian tanpa
usaha merehabilitasi terlebih dahulu
2. LAHAN SEMI KRITIS
Lahan terlantar, tanah kurang produktif akibat erosi lapisan
olah, sarana dan prasarana usahatani terbatas
3. LAHAN POTENSIAL KRITIS
Lahan yang terlantar sebagai akibat keterlambatan sarana dan
prasarana usaha tani dengan tingkat erosi yang masih rendah,
tetapi masih mempunyai lapisan tanah yang produktif
Konservasi SDA

 Pengelolaan DAS meliputi :


 Pengelolaan hutan khususnya hutan lindung
 Pengelolaan tanah melalui konservasi tanah
dan air dalam arti luas
 Pengelolaan SDA melalui usaha perlindungan
sumberdaya air
Kegiatan – kegiatan dalam
konservasi DAS
 Pengaturan pemanfaatan lahan
 Reboisasi, penghijauan
 Reklamasi lahan
 Pengendalian ladang berpindah
 Pengendalian perambahan hutan
 Pembinaan daerah pantai
 Pembangunan kebun bibit desa
 Pengembangan hutan kemasyarakatan
 Pengembangan kawasan konservasi
keanekaragaman hayati
Lanjutan

 Pengembangan perhutanan sosial


 Konservasi tanah dan air
 Peningkatan partisipasi masyarakat
 Pelatihan petugas lapangan dan petani
Aspek Teknis

 Pembuatan check dam, waduk, embung,


dan sumur-sumur resapan
 Perbaikan sungai
 Pembuatan Instalasi pengolahan air
limbah (IPAL)
Pendayagunaan Sumberdaya Air

1.Rumah Tangga
2.Perkotaan
3.Industri
4.Irigasi
5.Budidaya Perikanan
6.PLTA
7.Penggelontoran
ARAH KEBIJAKANNYA

1.Pengembangan teknologi penyediaan air di


daerah kering.
2.Penghematan air irigasi
3.Mempertahankan daerah irigasi
4.Pengelolaan daerah rawa
5.Mengembangkan air baku di daerah kritis
PENGENDALIAN DAYA
RUSAK AIR

1.Pengendalian banjir
2.Pengendalian sempadan-sempadan
sumber air
3.Pengelolaan DAS dalam jangka panjang
DAYA RUSAK AIR

1.Banjir
2.Lahar dingin
3.Ombak
4.Gelombang pasang
5.Tanah longsor
6.Kekeringan
7.Abrasi Pantai
8.Pencemaran air
Terima Kasih
Silabi Pengelolaan Air
Pendahuluan
Pengertian Pengelolaan Sumberdaya Air
Siklus Hidrologi
Potensi Sumberdaya Air
Hubungan Tanah Air Tanaman
Irigasi (Arti, Tujuan, dan manfaat irigasi)
Sumber Air Irigasi
Kualitas Air
Perencanaan Irigasi
Sistem Irigasi dan metode irigasi
Bangunan dan Saluran irigasi
Perkumpulan Petani Pemakai Air
Silabi Pengelolaan Air
Drainase (Arti, Tujuan, dan manfaat drainase)
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan drainase
Sistem Drainase
Pemeliharaan Sarana drainase
Kebutuhan Air Tanaman
Konsep kebutuhan Air Tanaman dan Faktor yang
mempengaruhi
Prinsip perhitungan kebutuhan air tanaman

Anda mungkin juga menyukai