PERTUMBUHAN KOTA
POKOK BAHASAN
Definisi dan Konsep Urbanisasi
Urbanisasi, Pertumbuhan Ekonomi dan
Industrialisasi
Proses Urbanisasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Urbanisasi
Dampak Urbanisasi
DEFINISI & KONSEP
URBANISASI
Dalam bahasa sehari-hari urbanisasi diasosiasikan dengan migrasi desa-kota.
Pengkotaan, proses menjadi kota
Peningkatan persentase penduduk perkotaan
Kota tumbuh meluas, pinggiran yang semula perdesaan menjadi kota
DEFINISI URBANISASI (DE BRUIJNE, 1987) :
Pertumbuhan persentase penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan, baik secara,
nasional, maupun regional, global
Berpindahnya peduduk ke kota-kota dari perdesaan
Bertambahnya penduduk bermatapencaharian non-agraris di perdesaan
Tumbuhnya suatu permukiman menjadi kota
Mekarnya atau meluasnya struktur artefaktial-morfologis suatu kota di kawasan
sekitarnya
Meluasnya pengaruh suasana ekonomi kota ke perdesaan
Meluasnya pengaruh suasana sosial, psikologis, dan kultural kota ke perdesaan
KONSEP-KONSEP TERKAIT URBANISASI :
Urbanization
Formulation of territorial definitions of urban areas
Growth or decline of population in the urban areas which is generally
attributable to non-urban to urban migration, natural increase and
boundary expansion
an increase in the numbers of people engaged in non-agricultural
occupations
Existence of distinctive built environment and organization of cities
encourages ways of life which are described as urban, which often differ
from the life live in rural area
Urban System
the numbers, size and functional features of urban
places in a given country
Level of urbanization
the proportion of people living in urban places in given
country or regional unit
Functional relationship :
Level of urbanization and level economic development
URBANISASI = PERTUMBUHAN
PERKOTAAN ?
Pertumbuhan suatu permukiman (desa)
menjadi Kota
Perpindahan penduduk dari desa ke kota
Kenaikan % penduduk perkotaan
Pertumbuhan kota
perubahan/pergeseran struktur ekonomi :
Pertanian/primer Industri (sekunder)
Industri Jasa (tersier)
Kecenderungan Urbanisasi
Global
PROSES URBANISASI
PROSES URBANISASI (1)
Aspek Demografik :
1.Pertumbuhan penduduk perkotaan:
pertumbuhan alami
migrasi desa-kota
migrasi internasional
perluasan batas administrasi (boundary expansion)
2.Pergeseran dalam hirarki kota-kota (Urban hierarchy)
Kota besar
Kota sedang
Kota kecil
3.Komposisi umur dan gender penduduk perkotaan
4.Perubahan Angkatan kerja
5.Keterkaitan desa-kota : penduduk, komoditas, kapital,
informasi
PROSES URBANISASI (2)
Aspek Ekonomi
Keterkaitan pertumbuhan ekonomi dengan
urbanisasi :
pertumbuhan ekonomi (industrialisasi)
derajat urbanisasi
Phase 1
Small town
Phase 2
TEORI KLASIK/NEO KLASIK URBANISASI
Teori-teori demografis tentang urbanisasi dan migrasi
Teori dominan : model faktor pendorong-penarik (kota sebagai faktor
penarik; desa pendorong)
Sifat : deskriptif-analistis, terbatas pada kerangka demografis.
Teori-teori mengenai sistem kota
(al. Kajian tentang hirarki kota dan tempat sentral)
Teori-teori kultural kota
Fokus al. budaya kemiskinan, petani di perkotaan, kesadaran sosial dan
perubahan citra riang di kota.
Teori-teori tentang diferensiasi ruang dan sosial serta segregasi di
perkotaan
Teori-teori neo-dualis
Teori urbanisasi dependen (Milton Santos)
Teori ekonomi bazaar / sektor informal (T. McGee)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
URBANISASI
(HAUSER & GARDNER, 1982 ) :
Perubahan teknologi yang lebih pesat di bidang pertanian
Kegiatan produksi ekspor terpusat di perkotaan
Pertumbuhan penduduk alami yang tinggi di perdesaan
Susunan kelembagaan yang membatasi daya serap perdesaan
Layanan pemerintah yang lebih berat pada perkotaan
Kelembaman (intertia, faktor negatif) yang menahan penduduk
tetap tinggal di perdesaan
Kebijaksanaan perpindahan penduduk oleh pemerintah dengan
tujuan mengurangi arus penduduk dari perdesaan ke perkotaan
DAMPAK URBANISASI
Dampak urbanisasi di negara maju berbeda
dibandingkan dengan di negara berkembang.
Bedanya adalah di negara berkembang secara
fisik kota akan tumbuh menjadi besar dan luas
dengan tingkat teknologi dan kualitas kehidupan
kota yang kurang memadai, misalnya
permukiman miskin (squatter), sarana-prarasana
yang kurang memadai.
Sebaliknya di negara maju perubahan fisik kota
berkembang dengan permukiman elite di
pinggiran kota yang ditunjang teknologi maju.
Meskipun di beberapa negara sedang berkembang di Asia
Tenggara nampak adanya korelasi antara perkembangan ekonomi
dan tingkat urbanisasi, tetapi Gunnar Myrdal (1968)
menunjukkan bahwa urbanisasi merupakan aspek belaka dari
kemiskinan.
Kemiskinan sebagai reaksi terhadap kurangnya perkembangan
ekonomi daripada suatu akibat dari kenaikan pendapat perkapita.
Tanggapan negatif :
Munculnya unsur-unsur marginal (PKL, rumah liar, gepeng),
kemacetan lalulintas, pengguran, narkotika, dsb.
Tanggapan positif :
Kota sebagai tempat modal, keahlian, daya kreasi, dan segala
fasilitas yang mutlak bagi pembangunan.
Negara sedang berkembang membutuhkan pelabuhan, bank,
pasar, infrastruktur untuk menunjang aktivitas perdagangan,
koleksi, jasa transportasi, industri pengolahan; semuanya itu
kotalah yang melayaninya.
OVERURBANISASI
& URBANISASI SUBSISTEN
Overurbanisasi
Terlampau besar persentase penduduk secara nasional atau
regional terkonsentrasi di kota-kota yang menyebabkan
perbandingan yang pincang antara pencari kerja dan lapangan
kerja
Urbanisasi subsisten
Urbanisasi dimana penduduk biasa hanya memiliki sedikit
kemungkinan untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan. Hal
ini menunjukkan rendahnya kemakmuran dan kesejahteraan di
kalangan penduduk kota sebagai akibat dari overurbanisasi
ekonomis. (urbanisasi patologis, urbanisasi disproporsional).
4 Jenis Transformasi Global
(Perlman, 1993) :
Rural to Urban
South to North
Formal to Informal
Cities to Mega Cities
URBANISASI GLOBAL
Pertumbuhan Kota (Urban Growth)
Perubahan ukuran/besaran perkotaan, baik ditinjau dari aspek
demografis maupun fisik.
PERTUMBUHAN
PENDUDUK
PERKOTAAN
Negara-negara
dengan
pertumbuhan
perkotaan terbesar
PERTUMBUHAN KOTA-KOTA UTAMA DI ASIA TENGGARA
MODEL PERTUMBUHAN KOTA MADRAS (1960)
Berarti :
Setiap tahun penduduk perkotaan bertambah dengan 3,5 juta orang (sebesar
Surabaya)
Setiap tahun kawasan terbangun/perkotaan bertambah 30.000 Ha (hampir 2 kali Kota
Bandung)
Distribusi Spasial
Penduduk Perkotaan di Indonesia
% Penduduk Perkotaan
Ukuran Kota 1980 1990
Kota Raya, > 1 Juta 34 42
Kota Besar, 500.000 – 1 Juta 11 8
Kota Sedang, 100.000 – 23 23
500.000
Kota Kecil, < 100.000 32 27
KECENDERUNGAN
PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA (1)
Eksternal (perkembangan wilayah)
Pergeseran kegiatan manufaktur dan industri dari wilayah kota
Berkembangnya permukiman skala besar sebagai kota baru di
dalam kota dan di wilayah sekitar kota
Perkembangan kota-kota kecil dan menengah di wilayah
metropolitan
Peningkatan kebutuhan akan prasarana dan sarama perhubungan
untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk dan produk
Beberapa kota besar berkembang menjadi pusat kegiatan yang
bersifat global
KECENDERUNGAN
PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA (2)
Internal :
Berkembangnya fungsi kota dalam sector kegiatan jasa local,
regional dan internasional
Pergeseran pusat-pusat permukiman di dalam kota
Efesiensi pemanfaatan lahan kota yang nilai dan harganya
semakin meningkat menyebabkan berkembangnya pemanfaatan
lahan yang sangat intensif
Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi
menuntut dikembangkannya prasarana perhubungan dan utilitas
umum dengan teknologi pembangunan kota yang maju
Sektor informal dan permukiman penduduk berpendapat rendah
masih terdapat di dalam kota besar.
STADIA
PERKEMBANGAN
KOTA BANDUNG
DAMPAK PERTUMBUHAN
PERKOTAAN
Peningkatan kebutuhan lahan
Peningkatan kebutuhan sarana – prasarana kota
Perubahan pola pemanfaatan lahan
Terlampauinya ambang daya dukung lahan
Perkembangan teknologi pembangunan kota
Pemanfaatan berbagai sumberdaya alam secara berlebihan
DAMPAK PERKEMBANGAN FISIK KOTA