Anda di halaman 1dari 96

Hukum Perusahaan

SHAFIRA HIJRIYA, SH., MH.


Sejarah Hukum Perusahaan
• Wvk tahun 1838 terbagi 3 :
• 1. Buku I (1-308) --> Perdagangan pada
umumnya
• 2. Buku II (309-754) --> Hak & Kewajiban
dari pelayaran
• 3. Buku III --> Kepailitan
• Tahun 1893 Buku III dicabut & diganti dgn
UU Kepailitan (Faillissement Verordening)
dgn Stb.1905 No.348
Sejarah Hukum Perusahaan
• Pasal 2-5KUHD dihapus dgn Stb.No.347 Tahun 1934 :
Seluruh title buku I WvK yg memuat Pasal 2-5 ttg
Pedagang & Perbuatan Perdagangan dihapuskan.
Alasannya: Pasal tsb.saling bertolak belakang.
Perbuatan menjual (Pasal 3) tidak termasuk perniagaan;
Pasal 4 menjual termasuk perniagaan.
• Berdasarkan asas konkordansi Pasal 131 IS diadakan
pula perubahan-perubahan terhadap KUHD melalui
undang-undang dalam Stb.No.276 Tahun 1938 an
diganti dgn kata-kata “Perusahaan” dan “Perbuatan
Perusahaan”
• Pasal 6,16.36 KUHD dimasukkan istilah perusahaan
Perkembangan Hukum
Perusahaan
• Ps.36-56 Wetboek van Koophandel (WvK)
– KUHD  Golongan Eropa
• Maskapai Andil Indonesia  Bumiputera
• Dualisme hukum perseroan terbatas, ex :
pengurus perseroan harus pemegang
saham
• Tidak diatur secara jelas dasar pendirian
PT, didasarkan pada perjanjian/kebiasaan
Perkembangan Hukum
Perusahaan
• Kebiasaan-kebiasaan yg berkaitan dgn anggaran dasar
perseroan, saham, pembukuan, merger, akuisisi dan
konsolidasi, pembubaran dan likuidasi
• UU No.4 Tahun 1971
• Max.suara yg dapat dimiliki oleh pemegang saham hanya 6
suara tanpa mempermasalahkan jumlah saham yg dimiliknya,
>100 saham
• Max. hanya 3 suara < 100 saham
• UU No.1/1995 tentang Perseroan Terbatas
• Dihapuskannya dualism pengaturan hukum perseroan
• Hukum asing  transplantasi pranata-pranata hukum Anglo
Saxon (Common Law) ke dalam batang tubuh hukum Eropa
Kontinental.
Pengertian Perusahaan
• Memorie van Toelichting
• Perusahaan ialah keseluruhan perbuatan, yg
dilakukan secara tidak terputus-putus, dgn terang-
terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk
mencari laba (bagi diri sendiri).
• Molengraff
• Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yg
dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar
untuk mendapatkan penghasilan, dgn cara
memperniagakan barang-barang, atau mengadakan
perjanjian-perjanjian perdagangan.
• Polak
• Perusahaan baru dikatakan ada bila diperlukan
adanya perhitungan-perhitungan tentang laba rugi
yg dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu
dicatat dalam pembukuan.
• Menistry van Justity Nederland
• Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yg
dilakukan secara terus-menerus dgn terang-
terangan dalam keadaan tertentu untuk mencari
laba terhadap dirinya.
• Hoge Raad
• Perusahaan adalah seseorang yg mempunyai
perusahaan, jika secara teratur melakukan
perbuatan-perbuatan yg bersangkut–paut dgn
perniagaan dan perjanjian.
• UU No.8/1997 tentang Dokumen Perusahaan
• Suatu bentuk usaha yg melakukan kegiatan
tetap, terus-menerus mencari untung/laba, baik
dilakukan oleh orang-perorangan maupun
badan usaha yg berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum.
• UU No.3/1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
• Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yg
menjalankan setiap jenis usaha yg bersifat tetap
dan terus-menerus, dan yg didirikan, bekerja
serta berkedudukan dalam wilayah RI untuk
tujuan memperoleh keuntungan atau laba, dan
berkedudukan di wilayah RI.
Unsur-unsur perusahaan
1. Bentuk usaha
2. Melakukan kegiatan ekonomi
3. Secara terus menerus
4. Tujuan memperoleh keuntungan dan
atau laba
Pengertian Perseroan Terbatas
• Naamloze Vennotschap (NV) = tanpa nama ≠
PT
• Persekutuan tanpa nama dan tidak
mempergunakan nama orang sbg nama
persekutuan, seperti firma, melainkan nama
usaha yg menjadi tujuan dari perusahaan yg
bersangkutan.
• Inggris : Company limited by shares
• Jerman : Aktiengesellschaft
• Perancis : Societe Anonyme
Pengertian Perseroan Terbatas
• Badan hukum yg didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dgn
modal dasar yg seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yg
ditetapkan dalam undang2 ini serta
peraturan pelaksanaannya ( Ps.1 angka 1
UUPT)
Nama Perseroan
• Nama perseroan harus didahului “PT”
• Perseroan Terbuka  pd awal nama “PT”,
pd akhir nama ditambah “Tbk”
• Perseroan Tertutup  tidak ada
• Inggris :
• Private Company  limited (ltd)
• Public Limited Company  plc
Klasifikasi Perseroan
1. Perseroan Tertutup
• Pemegang saham terbatas & tertutup
• Saham yg ditetapkan dalam AD hanya
sedikit jumlahnya & sudah ditentukan
siapa yg boleh jd pemegang saham
• Sahamnya hanya atas nama atas orang2
tertentu secara terbatas
• Corporate family
2. Perseroan Publik
• Perseroan yg telah memenuhi kriteria
jumlah pemegang saham dan modal
disetor sesuai dgn ketentuan; saham telah
dimiliki min.300 pemegang saham; modal
disetor 3 milyar.
3. Perseroan Terbuka
• Perseroan publik yg melakukan
penawaran umum saham, sesuai dgn
ketentuan peraturan perundang2an.
PT merupakan badan hukum

KUHD UUPT
• Ps. 36, 40, 42, 45 • Ps. 7 angka 4
• Adanya kekayaan yg • Harta kekayaan yg
dipisahkan dari kekayaan dipisahkan
pribadi • Mempunyai tujuan tertentu
• Adanya pemegang saham ; melakukan hubungan hukum
Rapat Umum Pemegang sendiri
Saham (RUPS) • Mempunyai organisasi yg
• Adanya pengurus ; Direksi & teratur
Komisaris • Akta pendirian disahkan oleh
• Akta pendirian diumumkan Kemenkumham (asas
dalam Berita Negara RI pengesahan)
(asas publitas)
Doctrine of Separate Corporate
Personality
• Adanya harta kekayaan yg dipisahkan
antara harta kekayaan perseroan dan
harta kekayaan pribadi para pemegang
saham (persero)
• Persero tidak bertanggung jawab secara
pribadi atas segala perikatan yg dibuat
atas nama perseroan dan juga tidak
bertanggung jawab atas kerugian
perseroan melebihi nilai saham yg telah
dimasukkannya.
Persyaratan Pendirian PT
1. Didirikan oleh 2 orang/lebih
2. Adanya perbuatan pemisahan sebagian
harta kekayaan dari pendirinya
3. Dilakukan dengan akta notaris
4. Disahkan oleh Kemenkumham
Persyaratan Materil  1 & 2
Persyaratan Formil  3 & 4
• Firma, CV, Yayasan, Perkumpulan 
PT ???
• Koperasi, Perusahaan Daerah  PT ???
Prosedur Pendirian PT
• Akta pendirian PT berisi Anggaran Dasar &
keterangan lain berkaitan dgn pendirian PT
1. Nama lengkap, tempat, tgl.lahir, pekerjaan,
tempat tinggal, kewarganegaraan pendiri
2. Nama lengkap, tempat, tgl.lahir, pekerjaan,
tempat tinggal, kewarganegaraan anggota
Direksi & Komisaris
3. Nama pemegang saham, rincian jumlah
saham, nilai nominal saham
• Anggaran Dasar memuat :
1. Nama & tempat kedudukan PT
2. Maksud, tujuan, kegiatan usaha PT
3. Jangka waktu berdirinya PT
4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan,
modal disetor
5. Jumlah saham, klasifikasi saham
6. Nama jabatan & jumlah anggota Direksi &
Komisaris
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan
RUPS
8. Tata cara pengangkatan, penggantian,
pemberhentian anggota Direksi & Komisaris
9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen
• Pengajuan permohonan pengesahan akta
pendirian ke Kemenkumham untuk
disahkan menjadi badan hukum
• Akta pendirian & surat pengesahan
didaftarkan Direksi dalam Daftar
Perusahaan
Modal
• Modal dasar < 50 juta
• Modal ditempatkan :
• 25 % x 50 juta = 12.500.000
• Modal disetor :
• 25 % x 50 juta = 12.500.000
• Modal dasar : Keseluruhan nilai nominal
saham yg ada dalam perseroan.
• Modal ditempatkan : Modal yg disanggupi
oleh para pendiri utk disetor kedalam kas
perseroan pada saat didirikan.
• Modal disetor : Sejumlah uang tunai atau
bentuk lain yg diserahkan para pendiri ke
kas perseroan.
Saham
• Saham merupakan modal dasar
perseroan yg memberikan hak kepada
pemiliknya terhadap kekayaan PT :
• Hak suara dalam RUPS
• Hak menerima pembagian deviden
• Hak menerima sisa kekayaan dalam
proses likuidasi
Nilai Nominal Saham
• Tidak boleh dalam mata uang asing, harus
dalam mata uang Republik Indonesia, Rupiah
• Setiap saham memberikan hak yg tidak dapat
dibagi kepada pemiliknya
• AD dapat menentukan pecahan saham
• Pemegang pecahan saham tidak diberikan
hak suara perseorangan, tapi secara sendiri
atau bersama-sama memiliki satu suara, dgn
cara menunjuk 1 orang wakil bersama
Klasifikasi Saham
Saham yg
Saham yg setelah
Saham dgn hak memberikan hak
jangka waktu
suara yg : kepada
tertentu dapat :
pemegangnya :

Pembagian Saham yg
Ditarik memberikan
Khusus deviden
kembali hak kepada
kumulatif
pemegangnya
untuk
Ditukar dgn Pembagian menerima
Bersyarat klasifikasi deviden non
saham yg lain kumulatif lebih dahulu
pembagian
deviden & sisa
kekayaan
Terbatas perseroan
dalam likuidasi

Tanpa hak
suara
Daftar Pemegang Saham

Daftar pemegang saham umum


• Dokumen yg berisi keterangan tentang identitas
pemegang saham/nomor surat kolektif saham yg
dimiliki pemegang saham, jumlah yg telah disetor
atas setiap saham, keterangan2 lain yg dianggap
perlu oleh PT yg berkaitan dgn kepemilikan saham
Daftar pemegang saham khusus
• Keterangan mengenai kepemilikan saham anggota
Direksi dan Komisaris beserta keluarganya pada PT
tsb dan/atau pada PT lain serta tgl saham diperoleh
Pemindahan hak atas saham
• Saham atas nama  Akta pemindahan hak
• Saham atas tunjuk  Transfer saham
• Pemindahan hak atas saham harus
menawarkan terlebih dahulu kepada kelompok
pemegang saham tertentu dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari organ PT.
• Penawaran saham kepada karyawan dgn syarat
tidak boleh dipindahtangankan kalau karyawan
itu berhenti, sahamnya dibeli perusahaan.
Gadai & Fidusia Saham
• Saham merupakan benda bergerak, sehingga
dapat digadaikan sebagai jaminan utang.
• Ada 2 doktrin :
• 1. Doktrin Pengalihan Manfaat Gadai
• Pemegang gadai berhak memungut hasil atau
manfaat dari benda objek gadai. Pemegang
gadai (bukan pemilik saham) berhak menerima
manfaat dari gadai saham; hak menerima
deviden & menerima sisa hasil pembagian dalam
likuidasi perseroan.
• 2. Doktrin saham sbg suatu unitas
• Saham sbg suatu unitas merupakan suatu
kesatuan yg utuh, setiap saham
memberikan hak kepada pemiliknya hak
yg tidak dapat dibagi-bagi. Hak suara
tetap berada pada pemegang saham
(pemiliknya) bukan pihak penerima gadai.
Perlindungan Pemegang Saham
Minoritas
• UUPT memberikan perlindungan kepentingan
pribadi pemegang saham minoritas yg
didasarkan kepada hak perseorangan
(personal rights) & kepentingan perseroan yg
diwakilkan kepada pemgang saham minoritas
untuk menjaga (hak derivatif)
• Hak perseorangan  Hak yg dimiliki
pemegang saham minoritas untuk menuntut
perseroan apabila pemegang saham minoritas
dirugikan akibat tindak/perbuatan perseroan.
• Hak derivatif  Hak yg diberikan atau dimiliki
oleh pemegang saham minoritas agar dapat
melakukan tindakan tertentu dalam menjaga atau
mewakili perseroan terhadap tindakan organ
lainnya bila kepentingan perseroan dirugikan.
• 1. hak untuk meminta penyelenggaraan RUPS
• 2. hak untuk menggugat Direksi/Komisaris yg
karena kesalahan/kelalaiannya menimbulkan
kerugian pada perseroan
• 3. hak untuk meminta dilakukan pemeriksaan
terhadap perseroan
• 4. hak untuk meminta dilakukan pembubaran
perseroan kepada PN yg berwenang
Organ Perseroan

RUPS

Komisaris

Direksi
Rapat Umum Pemegang
Saham
• Organ perseroan yg mempunyai wewenang yg
tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris
dalam batas yg ditentukan dalam UU atau AD
• RUPS Tahunan
• Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham
• RUPS diselenggarakan atas permintaan 1
pemegang saham/lebih bersama2 mewakili
1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dgn hak
suara yg sah
Kewenangan RUPS
• Penetapan perubahan AD
• Pembelian kembali saham yg telah dikeluarkan PT atau
pengalihannya
• Penetapan penambahan dan pengurangan modal
• Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan perhitungan
tahunan
• Penetapan penggunaan laba bersih
• Pengangkatan, pemberhentian, pembagian tugas
wewenang Direksi dan Komisaris
• Persetujuan atas penggabungan, peleburan, dan
pengambilalihan PT
• Penetapan pembubaran PT
Tanggung Jawab Pemegang
Saham
Doctrine of Seperate
Corporate
Personality

Doctrine Piercing the


Corporate Viel/Lifting
the Corporate Viel
(Pasal 3 (2) UUPT)
Doctrine Piercing the Corporate Viel
• Pertanggungjawaban hukum para pemegang saham yg
semula terbatas dapat menjadi tidak terbatas dalam
hal-hal tertentu; apabila terbukti terjadi pembauran
antara harta kekayaan PT.
• Apabila terjadi atau terdapat keadaan yg dimaksud,
hakim dapat memutuskan agar pemegang saham
bertanggung jawab secara pribadi sampai kepada harta
pribadinya kepada kreditor perseroan yg dirugikan oleh
perbuatan hukum yg dilakukan oleh perseroan.
• Ex : William Soeryadjaya (PT. Astra International) sbg
personal guarantor) Edward Soeryadjaya (Bank
Summa)
Direksi
• Organ perseroan yg berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan
perseroan sesuai dgn maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik
di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dgn ketentuan AD
Persyaratan Direksi
1. Orang perseorangan
2. Lebih dari 1 orang untuk perusahaan tertentu
3. Cakap melakukan perbuatan hukum
4. Tidak pernah dinyatakan pailit
5. Tidak pernah menjadi anggota Direksi/Komisaris
yg dinyatakan bersalah menyebabkan perseroan
pailit
6. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana yg merugikan keuangan negara
7. Diangkat oleh RUPS
Komisaris
• Organ perseroan yg bertugas melakukan
pengawasan secara umum khusus sesuai
dgn AD serta memberi nasihat kepada
Direksi
Persyaratan Komisaris
1. Orang perseorangan
2. Lebih dari 1 orang untuk perusahaan tertentu
3. Cakap melakukan perbuatan hukum
4. Tidak pernah dinyatakan pailit
5. Tidak pernah menjadi anggota Direksi/Komisaris
yg dinyatakan bersalah menyebabkan perseroan
pailit
6. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana yg merugikan keuangan negara
7. Diangkat oleh RUPS
Fiduciary Duty
• Hubungan antara perseroan dgn Direksi atas
dasar kepercayaan (fiduciary relationship) yang
melahirkan tanggung jawab (fiduciary duty)
bagi para anggota Direksi.
• Civil Law  Hubungan kontraktual antara
pemberi kuasa (Persero) & pemegang kuasa
(Direksi/Komisaris) – semi fiduciary
• Anglo Saxon  Hubungan fiduciary antara
Trustee(Direksi) & Beneficiary (Persero);
Komisaris
Pembubaran PT
• Keputusan RUPS
• Jangka waktu berdirinya telah berakhir
• Penetapan pengadilan
Pembubaran PT
• Kepailitan tidak membubarkan PT, pembubaran
PT terjadi apabila kemungkinan mengakhiri
kepailitan dgn perdamaian tidak dimungkinkan,
krn insolvensi atau kepailitan dicabut krn
kekayaan PT tidak mencukupi untuk menutupi
biaya2 kepailitan.
• Pembubaran PT bukan berarti PT berakhir atau
hapus, PT yg dibubarkan masih ada, hanya PT
tidak boleh melakukan urusan baru krn harus
melakukan pemberesan (likuidasi).
BUMN
• Badan usaha yg seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yg
berasal dari kekayaan negara yg
dipisahkan.
• Modal BUMN  kekayaan negara yg
dipisahkan yg bersumber dari APBN,
kapitalisasi cadangan, dan sumber
lainnya.
Maksud dan Tujuan BUMN
• Memberikan sumbangan bagi perkembangan
perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan
negara pada khususnya.
• Mengejar keuntungan.
• Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
• Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum
dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
• Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat.
Jenis-jenis BUMN
• Perusahaan Jawatan
• Perusahaan di bidang penyediaan jasa2 &
pelayanan kepada masyarakat, sehingga
selalu merugi. Modalnya tidak terbagi atas
saham2, dikelola oleh Departemen yg
membawahinya. Sejak tahun 1994 bentuk
Perjan sudah tidak ada lagi, Perjan yang
pernah ada di Indonesia telah beralih status
menjadi Perusahaan Umum (Perum). Ex:
PJKA, Perjan Pegadaian
Persero (Ps.10-33 UU BUMN)
• BUMN yg berbentuk perseroan terbatas
yg modalnya terbagi dalam saham yg
seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya
dimilki oleh RI yg tujuan utamanya
mengejar keuntungan. Ex: PT. Garuda
Indonesia, PT. PELNI, PT. KAI, PT. Aneka
Tambang, PT. Krakatau Steel, PT. Pelindo,
PT. Tambang Bukit Asam, PT. Angkasa
Pura.
Perusahaan Umum (Ps.35-62
UUBUMN)
• BUMN yg seluruh modalnya dimiliki
negara dan tidak terbagi atas saham, yg
bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang/jasa bermutu
tinggi sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan. Ex: Perum Peruri / PNRI
(Percetakan Negara RI), Perum Perhutani,
Perum Damri, dll
Persero Perum
• Organ : RUPS, • Organ : Menteri, Direksi,
Dewan Pengawas
Direksi, Komisaris • Sifat usaha : Public
• Sifat usaha : Profit service & Profit oriented
oriented • Status pegawai :
Pekerja Perum
• Status pegawai : berdasarkan perjanjian
Pegawai swasta ketenagakerjaan
Restrukturisasi (Ps.72-73 UUBUMN)
• Upaya yang dilakukan dalam rangka
penyehatan BUMN yang merupakan salah
satu langkah strategis untuk memperbaiki
kondisi internal perusahaan guna
memperbaiki kinerja dan meningkatkan
nilai perusahaan
Tujuan Restrukturisasi
• Meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan.
• Memberikan manfaat berupa dividen dan
pajak kepada negara.
• Menghasilkan produk dan layanan dengan
harga yang kompetitif kepada konsumen.
• Memudahkan pelaksanaan privatisasi.
• Restrukturisasi meliputi:
• Restrukturisasi sektoral yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebijakan sektor dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan
• Restrukturisasi perusahaan/korporasi meliputi :
– Peningkatan intensitas persaingan usaha, terutama di
sektor-sektor yang terdapat monopoli, baik yang
diregulasi maupun monopoli alamiah.
– Penataan hubungan fungsional antara pemerintah
selaku regulator dan bumn selaku badan usaha,
termasuk di dalamnya penerapan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik dan menetapkan arah
dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan
publik.
• Restrukturisasi internal yang mencakup
keuangan, organisasil manajemen, operasional,
Privatisasi BUMN (Ps.74-86 UUBUMN)

• Penjualan saham Persero, baik sebagian


maupun seluruhnya, kepada pihak lain
dalam rangka meningkatkan kinerja dan
nilai perusahaan, memperbesar manfaat
bagi negara dan masyarakat, serta
memperluas pemilikan saham oleh
masyarakat
Kriteria Privatisasi
• Persero yang dapat diprivatisasi : Industri/sektor
usahanya kompetitif dan unsur teknologinya cepat
berubah.
• Persero yang tidak dapat diprivatisasi :
• 1. Persero yang menurut perundang-undangan hanya
boleh dikelola oleh BUMN
• 2. Persero yang bergerak di bidang hankam negara.
• 3. Persero yang diberi tugas khusus untuk
kepentingan masyarakat.
• 4. Persero yang bergerak di bidang SDA yang secara
tegas dilarang diprivatisasi oleh Undang-undang
Cara Privatisasi
• Penjualan saham berdasarkan ketentuan
pasar modal
• Penjualan saham langsung kepada
investor
• Penjualan saham kepada manajemen
dan/atau karyawan yang bersangkutan
Merger
• Penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dgn
cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu
perusahaan dan membubarkan perusahaan2
lainnya dgn atau tanpa melikuidasi
• Akibatnya :
1. Pemegang saham perusahaan yg melakukan
merger menjadi pemegang saham perusahaan
hasil merger
2. Aktiva & Pasiva perusahaan yg melakukan merger
beralih krn hukum kpd perusahaan hasil merger
PT
A
PT PT atau
A B PT
B
Merger terbagi 3 :
Merger •Merger yg terjadi antara 2 perusahaan
yg mempunyai bidang usaha yg sama
Horizontal
Merger •Merger yg terjadi antara perusahaan2 yg
saling berhubungan, dgn tujuan ekspansi
Vertikal usaha dari hulu ke hilir

Merger •Merger yg terjadi antara perusahaan2


yg bidang usahanya tidak berkaitan
Konglomerat
Konsolidasi
• Peleburan dari dua perusahaan atau lebih dgn cara
mendirikan perusahaan baru dan membubarkan
perusahaan2 tsb dgn atau tanpa melikuidasi
• Akibatnya :
• Pemegang saham perusahaan yg melakukan
konsolidasi menjadi pemegang saham perusahaan
hasil konsolidasi
• Aktiva & Pasiva perusahaan yg melakukan
konsolidasi beralih krn hukum kpd perusahaan hasil
konsolidasi
PT A

PT B

PT C
Akuisisi
• Pengambilalihan kepemilikan suatu
perusahaan.
• Akibatnya : Beralihnya pengendalian
terhadap perusahaan, pengelolaan, atau
kebijakan perusahaan.
PT
A

PT A dan
PT B

PT
B
Pemisahan
Good Corporate Governance
(GCG)
• World Bank :
• Corporate governance refers to that blend of
law, regulation and appropriate voluntary private
sector practices which enable the corporation to
attract financial and human capital, perform
efficiently, and thereby perpetuate itself by
generating long-term economic value for its
shareholders, while respecting the interests of
stakeholders and society as a whole
• OECD :
• Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen
perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain
yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.
Corporate Governance juga mensyaratkan adanya
struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan
pengawasan atas kinerja. Corporate Governance yang
baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan
manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan
kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus
memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga
mendorong perusahaan menggunakan sumber daya
yang lebih efisien
• Komite Cadbury mendefinisikan corporate
governance sebagai sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan,
agar tercapai keseimbangan antara kekuatan
kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan,
untuk menjamin kelangsungan eksistensinya
dan pertanggungjawaban kepada stakehokders.
Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan
pemilik, Direktur, manajer, pemegang saham,
dan sebagainya
• Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-
117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang
Penerapan Praktik GCG pada BUMN adalah :
• Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan nilai-nilai etika
KNKCG

• Komite Nasional Kebijakan Corporate


Governance (National Comittee on Corporate
Governance-NCGG) --> KNKCG
• Pembentukan Komite Nasional ini berdasarkan
Surat Keputusan Bersama Menteri Ekonomi,
Keuangan dan Industri dengan Nomor Kep.-
10/M.EKUIN/08/1999 pada tanggal 19 Agustus
1999. Komite ini dibebani tugas untuk
memformulasikan dan merekomendasikan
kebijakan nasional berkenaan dengan GCG.
Prinsip-prinsip GCG
• Transparancy
• Keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan pengungkapan
informasi materil yang relevan mengenai
perusahaan
• Pengungkapan (disclosure)
• Penyajian informasi kepada para pemangku
kepentingan, baik diminta maupun tidak diminta,
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
kinerja operasional, keuangan, dan risiko usaha
perusahaan
• Kemadirian (independence)
• Suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara professional tanpa konflik
kepentingan dan pengaruh atau tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
• Akuntabilitas (accountability)
• Kejelasaan fungsi, pelaksanaan,
sertapertanggungjawaban manajemen
perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif dan
ekonomis.
• Pertanggungjawaban (responsibility)
• Kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
• Kewajaran (fairness)
• Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
hak pemangku kepentingan yang timbul sebagai
akibat dari perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Organ Tambahan
• Komisaris Independen (Ps.1 angka 6)
• Komisaris Independen dimaksudkan
apabila pihak tersebut tidak dalam
kapasitas wakil dari pihak manapun juga
atau semata-mata mewakili kepentingan
pengetahuan ataupun keahlian yang
dimiliki untuk sepenuhnya melaksanakan
tugas bagi kepentingan perusahaan.
• Direktur Independen (Tak Terafiliasi)
• Komite Audit
• Komite Audit ini dibentuk oleh Dewan Komisaris
untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian
yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan
fungsi Direksi dalam melaksanakan tata kelola
perusahaan serta melaksanakan tugas penting
berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan
dan memiliki kewenangan serta fasilitas untuk
mengakses data perusahaan
• Sekretaris Perusahaan
• Investor relations, compliance officer, dan
pejabat penghubung (“liaison officer”)
serta menatausahakan dan menyimpan
dokumen perusahaan, termasuk tidak
terbatas pada Daftar Pemegang Saham,
Daftar Khusus Perseroan dan Risalah
Rapat Direksi maupun RUPS
Corporate Social Responsibility
(CSR)
• CSR wujud komitmen perusahaan untuk
pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
• Pelaksanaan pembangunan harus menjadi
tanggung jawab bersama, yaitu
pemerintah dan seluruh masyarakat.
• CSR telah berkembang sejak tahun 1970-
an
John Eklington - Triple Botton Line

Triple
Sosial Botton Financial
Lines

Lingkun
gan
Pengaturan CSR di Indonesia
Pasal
Pasal
33 ayat
15, 16,
(4)
17
UUD
UUPM
1945
Pasal
UU
74
BUMN
UUPT
Reaksi terhadap pengaturan CSR
KADIN &
APINDO
Undang
-
CS undang

R
Bersifat
sukarela Kewajiban
(Voluntary) (Mandatory)
Istilah CSR
• Belum ada keseragaman istilah CSR
• Corporate Social Responsibility
• Business responsibility
• Corporate citizenship
• Business citizenship
• Tanggung jawab sosial perusahaan
Pengertian CSR
1. World Business Council for
Sustainable Development :
 Komitmen dari bisnis perusahaan untuk
berperilaku etis, dan berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, seraya meningkatkan
kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas
Pengertian CSR
• 2. World Bank
• Komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi
bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan,
melalui kerjasama dengan para karyawan serta
perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas
setempat, dan masyarakat umum untuk
meningkatkan kualitas hidup dengan cara-cara
yang bermanfaat, baik bagi bisnis itu sendiri
maupun untuk pembangunan
Pengertian CSR
PASAL 15 HURUF B UUPM PASAL 1 ANGKA 3 UUPT
• Tanggung jawab sosial dan
• Tanggung jawab sosial
lingkungan adalah komitmen
perusahaan adalah perseroan untuk berperan
tanggung jawab yang serta dalam pembangunan
melekat pada setiap ekonomi berkelanjutan guna
perusahaan penanaman meningkatkan kualitas
modal untuk tetap kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi
menciptakan hubungan perseroan sendiri, komunitas
yang serasi, seimbang, setempat, maupun masyarakat
dan sesuai dengan pada umumnya
lingkungan, nilai, norma,
dan budaya masyarakat
setempat
Ruang lingkup CSR

Tanggungjawab sosial perusahaan

Tanggungjawab Tanggungjawab
terhadap shareholders terhadap stakeholders
Tanggung jawab
Tanggung jawab
Legal Resposibility
Civil Liability

Crime Liability

Social Responsibility
Landasan norma moral yg berlaku dalam masyarakat
Isi Tanggung Jawab Sosial
TERHADAP RELASI TERHADAP RELASI
PRIMER SEKUNDER
• memenuhi kontrak yang • bertanggung jawab atas
sudah dilakukan dengan operasi dan dampak
perusahaan lain bisnis terhadap
• memberi pelayanan masyarakat pada
kepada konsumen dan umumnya, atas masalah-
pelanggan secara masalah sosial, seperti:
memuaskan lapangan kerja,
• memperhatikan hak pendidikan, prasarana
karyawan, kesejahteraan sosial, dan pajak
karyawan dan
keluarganya
CSR sebagai suatu kewajiban
• CSR bukan hal yg baru krn kebudayaan
hukum kita mengenal konsep fungsi sosial
(Pasal 28 H ayat (4) UUD 1945).
• Pasal 74 UUPT CSR wajib, mengikat,
memaksa.
• Diajukan uji materil ke MK karena
dianggap bertentangan dgn Pasal 28 D
ayat (1), 28 I ayat (2), 33 ayat (4) UUD
1945.
Penolakan oleh MK
• Dampak kerusakan SDA & lingkungan
telah mengkhawatirkan
• CSR merupakan kebijakan negara dalam
bentuk affirmative regulations
• Pelaku usaha berperilaku spt entitas yg
tertutup,terisolasi,teraliansi dr masyarakat
• Kelangsungan hidup perusahaan
tergantung hub perusahaan dgn
masyarakat,lingkungan dimana
perusahaan beroperasi
Hal2 penting dlm Pasal 74 UUPT
• CSR sbg kewajiban hukum ><kewajiban
moral.
• Dilaksanakan oleh perusahaan yg
kegiatan usahanya di
SDA,pembatasannya tidak jelas.
• Wujud dari sanksi tidak
tegas,ditindaklanjuti dgn PP.
• Pendanaan CSR
perseroan,pengeluarannya sbg
pengurangan pajak.
• Bagi BUMN, CSR merupakan sesuatu
yang bersifat mandatory
• Bagi BUMS sebagian besar masih
menganggap bersifat voluntary, hanya
perusahaan besar tertentu saja yang telah
menganggap sebagai kewajiban.
• Perlu PP agar tidak multitafsir.
• UUPT tegas mewajibkan perusahaan
SDA.
Implementasi CSR

Hasil survei menunjukkan bahwa 44,27 % perusahaan tidak melakukan


kegiatan CSR dan 55,75 % perusahaan melakukan kegiatan CSR.

Bentuk CSR kegiatan kekeluargaan, sumbangan pada lembaga agama,


sumbangan pada yayasan sosial, dan pengembangan komunitas.
• Pelanggaran-pelanggaran yg
mengakibatkan kerusakan lingkungan
hidup :
• Konflik PT Freeport
• Kasus PT Newmount
• Kasus Lumpur Siduarjo
Pelaksanaan CSR di Indonesia
Pelaksanaan CSR

Perusahaan Besar

Perusahaan Multinasional

Perusahaan Domestik

BUMN

Perusahaan Kecil dan Menengah

Perusahaan yg terkait dgn SDA


UAS
• Doktrin Intravires & Ultravires
• Doktrin Fiduciary Duty
• Doktrin Business Judgement Rule
• Doktrin Corporate Opportunity
• Transaksi Self Dealing
• Dan doktrin2 lainnya
Jelaskan masing2 doktrin beserta contoh
penerapannya dalam organ perseroan !
Diketik & diemail sesuai dgn jadwal UAS.

Anda mungkin juga menyukai