Anda di halaman 1dari 81

TUNTUNAN SHOLAT

MENURUT RIWAYAT HADITS

“ SHOLATLAH KALIAN SEBAGAIMANA


KALIAN MELIHAT AKU SHOLAT”
HR. BUKHORY
‫َو َمْن َأْح َيا ُس َّنتِي َفَق ْد َأَح َّبنِي َو َمْن َأَح َّبنِي َك اَن َم ِعي‬
‫فِي اْل ـَّنِة‬
‫َج‬
“…Barangsiapa menghidupkan sunnahku,
maka sungguh ia mencintaiku dan
barangsiapa mencintaiku , pasti ada
bersamaku di syurga”. (HR. At Tirmidzi,
5/46)
KEUTAMAAN DAN HIKMAH SHOLAT
1. Dapat menghapus atau menyebabkan
terampuninya dosa (HR.Bukhory, Muslim)
2. Allah akan meninggikan derajat (Hr. Muslim)
3. Merupakan sebaik aturan yang disyari’atkan
(HR. At Thabrany)
4. Merupakan sebaik-baiknya amal perbuatan
(HR. Ahmad, Ibn Hibban)
5. Dapat menjadi obat jiwa dan raga (HR. Ahmad)
6. Membuat perjanjian dengan Allah dengan
jaminan dapat masuk syurga.(HR. Malik, Abu
Dawud, An Nasai)
KEUTAMAAN DAN HIKMAH SHOLAT
7. Mendatangkan ampunan, rahmat dan
keridlaan Allah Ta’ala (HR. At Tirmidzi)
8. Allah membanggakan orang yang shalat
dihadapan malaikat (HR. Muttafaq alaih)
9. Tali penghubung antara Allah dan hamba (HR.
At Thabarany)
10. Amalan untuk mendekatkan diri pada Allah
Ta’ala. (HR. Muslim)
11. Tempat berbisik (mengadu) kepada Allah (HR.
Bukhary)
12. Sarana menghadap pada Allah (HR. Bukhary)
KEUTAMAAN DAN HIKMAH SHOLAT
13. Dzikir hamba kepada Allah (HR. Muslim)
14. Malaikat senantiasa meng-amin-I serta
memohonkan ampun dan keselamatan selama
berada ditempat shalat (HR. Bukhary,Muslim)
15. Dapat mencegah dari perbuatan keji dan
munkar (Allah Swt Ankabut : 45)
16. Mendidik hamba dalam menjauhi perbuatan
tercela (HR. Ahmad)
17. Menjadi cahaya bagi seorang mukmin di dunia
dan di akhirat (HR. Ahmad, Bukhary, Muslim)
18. Menjadi penolong dan pelindung di alam
kubur (HR. Abu Ya’la, Allah Swt Baihaqy)
KEUTAMAAN DAN HIKMAH SHOLAT
19. Menyelamatkan anggota sujud dari api neraka
(HR. Bukary, Muslim)
20. Mempersiapkan hamba untuk dapat bersujud
kepada Allah di saat diperintahkan semua
makhluk bersujud pada Allah (HR.Bukhary)
21. Dipersiapkan pintu khusus saat memasuki
syurga (HR.Bukhary)
22. Dapat bertemu dan menyertai Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam di syurga (HR.
Bukhary, Muslim)
HARUSKAH MENGERTI BACAAN
SHOLAT ?

SHOLAT
Komunikasi ‫اهلل‬

BURUK BAIK

Mengerti dan memahami apa yang


dibaca/disampaikan
PERHATIKAN
SINDIRAN SYAIR
BERIKUT!!!

 Banyak orang sholat, tiada baginya (pahala)


sholatnya kecuali melihat mihrab, turun dan
bangkit
 Engkau melihat dia di atas tikar dalam
keadaan berdiri (sholat) namun hatinya
tertuju pada perniagaan di pasar
An Nisaa : 43

“wahai orang-orang yang beriman,


janganlah kalian mendekati (mengerjakan)
sholat sedang kalian dalam keadaan mabuk,
sehingga kalian mengetahui apa-apa yang
kalian ucapkan”
Dari A’isyah RA bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
“ Apabila mengantuk salah seorang diantara kalian padahal
dia (sedang atau akan) shalat, maka hendaklah ia tidur
sampai hilang kantuknya, karena sesungguhnya salah
seorang diantara kalian apabila mengerjakan shalat sedang
dia dalam keadaan mengantuk, dia tidak tahu barangkali dia
akan minta ampun, padahal dia memaki diri sendiri” (HR.
Bukhary, I/63)
HADIST
“DIA TIDAK TAHU BARANGKALI DIA
AKAN MINTA AMPUN, PADAHAL
DIA MEMAKI DIRINYA SENDIRI”
MENGATUR SHOF

... ‫ُرُصْو ا ُصُفْو َفُك ْم‬

1. Meluruskan dan merapatkan shof sebagian dari


kesempurnaan sholat (HR. Ibnu Majah, I/313, artinya: Bila shof
belum lurus dan rapat maka sholat belum sempurna)
2. Dampak negatif keteledoran mengatur shof:
a. perselisihan faham (HR. Abu Dawud ,I/178)
b. syetan memasuki sela-sela shof untuk mengganggu
(HR. Abu Dawud,I/79)
MENGATUR SHOF

... ‫ُرُصْو ا ُصُفْو َفُكْم‬

3. Cara Mengatur shof (HR. Bukhory, I/185 dan HR. Abu Dawud,I/178)
 Menempelkan pundak dengan pundak teman sebelah
 Menempelkan lutut dengan sebelahnya
 Menempelkan mata kaki dan sisi telapak kaki dengan mata
kaki dan sisi telapak kaki teman sebelahnya
DO’A MASUK SHOF

“Ya Allah berilah aku, sebaik-baik


apa yang telah Engkau berikan pada
hamba-hamba Mu yang sholeh”
HR. An Nasa-iy, Ibnu Sunny dan Al Bukhory dalam kitab
Tarikhnya (lihat kitab Al Adzkar, An Nawawiy hal 33)
NIAT DALAM SHOLAT
1. Sah/sepurnanya sholat (dan ibadah-ibadah lain)
tergantung niat (HR.Bukhory, I/2)
2. Niat sholat dilakukan pada waktu takbirotul
Ihrom(Awal Ibadah Sholat adalah takbir)menurut
Imam Syafi’I (lihat Majmu’ Syarkhul Muhadzdzab,III/227)
catatan: Menurut Imam Abu Hanifah dan Ahmad dapat
dilakukan sebelum sholat dan menurut Imam Abu Yusuf
dapat dilakukan ketika berangkat menuju sholat
(lihat Al majmu,III/278)
3. Niat dilakukan dalam hati bukan dengan lisan,
dapat menggunakan bahasa apapun dan tidak
cukup melafadzkan niat (lihat Minhajul Qowim hal 37)
TINGKATAN DALAM NIAT SHOLAT

Ada 3 tingkatan niat dalam sholat


1. Bila melaksanakan sholat fardlu maka wajib
adanya:
a. ‫( قصدالفعل‬pernyataan menyengaja)
b. ‫( التعيين‬pernyataan mengerjakan ibadah
tertentu)
c. ‫( الفرضية‬pernyataan bahwa ibadah tersebut
fardlu/wajib)
Contoh (dalam bahasa arab)
...‫ اصلي فرض العصر‬،...‫اصلي فرض الظهر‬
TINGKATAN DALAM NIAT SHOLAT
2. Bila mengerjakan sholat sunnah tertentu,
seperti : qobliyah, bakdiyah, tahiyyatul masjid,
wudlu, dll, maka wajib ada :
a. ‫( قصدالفعل‬pernyataan menyengaja)
b. ‫( التعيين‬pernyataan mengerjakan ibadah
tertentu), Contoh (dalam bahasa arab)
...‫ اصلي سنة الوضوء‬،...‫اصلي سنة الظهر‬
3. Bila mengerjakan sholat sunnah mutlak tanpa
adanya keterikatan apapun, maka hanya wajib
ada ‫( قصدالفعل‬pernyataan menyengaja) ‫اصلي‬
CATATAN
 Imam Al Haramain dan Imam Ghazaliy memilih
pendapat bahwa dalam niyat ini sebaiknya tidak usah
memaksakan diri dalam menyatukan niat dengan takbir,
yang penting ia hadir dalam sholatnya dan tidak lupa
(lihat Al Majmu’,III/277)
 Tentang melafadzkan niat madzhab As Syafi’iyah
membolehkan melafalkan niat dengan tujuan:
1. untuk membantu memantapkan hati
2. pelaksanaan ibadah shalat dimulai dari takbir
hingga melafadzkan niat diluar amaliah ibadah
sholat itu sendiri (HR. Al Baihaqi,II/15)
3. Bila melafadzkan niat mengganggu kemantapan hati
atau teman sebelah maka sebaiknya tidak dilakukan
SUNNAH-SUNNAH BERDIRI
1. Menundukkan kepala
dengan mengarahkan
pandangan ke tempat sujud
(HR. Al Baihaqi,II/283)
2. Tidak mengangkat
pandangan mata keatas
(HR. Muslim)
3. Tidak melihat sesuatu yang
melalaikan, mengecohkan
dan mengacaukan
kekhusyu’an.
(HR. Al Bukhory, I/105)
SUNNAH-SUNNAH BERDIRI

4. Merenggangkan Kaki (HR. An Nasaaiy,II/12)


5. Memakai sarung atau celana dengan tidak
menutupi mata kaki bagi laki-laki. (HR. Abu
Dawud, I/172)
SUNNAH-SUNNAH BERDIRI
6. Masalah memejamkan mata ada beberapa pendapat,
(Lihat Majmu, III/314 dan Fiqhus Sunnah, I/227)
a. Ats Tsauriy : Makruh dengan alasan menyamai orang
yahudi
b. Imam Malik : Tidak apa-apa
c. Imam Baihaqy : menjelaskan bahwa hadits yang
digunakan untuk kemakruhan memejamkan mata
adalah dhoif
d. Imam Nawawy: memejamkan mata tidak makruh,
bila dapat mengantarkan pada kekhuyu’an
e. Imam Ibnul Qayyim: bila membuka mata tidak
mengganggu kekhusyu’an maka lebih utama
begitupun sebaliknya.
7. Berdoa sebelum bertakbir (HR. Bukhoriy, II/27)
TAKBIR DAN MENGANGKAT
DUA TANGAN
1. RIWAYAT-RIWAYAT POSISI MENGANGKAT
DUA TANGAN

a. Sejajar Pundak (HR.


Bukhory, I/187)

b. Setinggi dada. (HR.Abu


Dawud,I/193)
TAKBIR DAN MENGANGKAT
DUA TANGAN
1. RIWAYAT-RIWAYAT POSISI MENGANGKAT
DUA TANGAN
c. Di atas telinga (HR.
Bukhory, II/27)
d. Sejajar dengan daun
telinga (HR. Muslim, II/7
dan An Nasaaiy, (II/123)
TAKBIR DAN MENGANGKAT
DUA TANGAN
2. RIWAYAT POSISI JARI TANGAN KETIKA
MENGANGKAT
 Membuka jari dengan
tidak terlalu
merenggangkan dan
tidak terlalu
merapatkan serta
menghadapkan telapak
tangan ke arah kiblat
(HR. Al Baihaqy, II/27)
TAKBIR DAN MENGANGKAT
DUA TANGAN
3. RIWAYAT WAKTU KETIKA MENGANGKAT
TANGAN
 Dilakukan pada 4 waktu:
1. Takbirotul Ihrom (HR. Bukhory, I/188)
2. Akan Ruku’ (HR. Bukhory, I/188)
3. Bangun dari ruku’/I’tidal (HR. Bukhory, I/188)
4. Berdiri dari tasyahud awal (HR. Al Baihaqy, II/137)
Catatan : takbir pada awal sholat Takbirotul
Ihrom, sedang pada peralihan sholat
dinamakan Takbirotul Intiqol
MELETAKKAN TANGAN
1. Posisi menaruh tangan
 Menaruh tangan kanan di atas
tangan kiri sambil memegang (HR.
Bukhory, I/188 riwayat ini menyebutkan
”menaruh”)
 Batas menaruh yaitu, dengan
meletakkan tangan kanan di atas
pergelangan tangan kiri (HR. An Nasaaiy,
II/126 riwayat ini menyebutnya “memegang”)
BEBERAPA RIWAYAT POSISI
MENARUH TANGAN/SEDEKAP

 Pada dada
(HR. Al Bazzar, lihat
syarh At Tirmidzi, II/93
(kitab Tuhfatul Ahwadziy)
 Di atas dada
(HR. Ibnu Khuzaimah,lihat
syarh Al Muwattho’, I/321,
Tafsir Ibnu Katsir IV/558)
BEBERAPA RIWAYAT POSISI
MENARUH TANGAN/SEDEKAP
 Di atas Pusar
(HR. Abu Dawud, I/201,
hadits ini mauquf atas
Sayyidina Ali dan
diriwayatkan dari Said bin
Jabir (seorang tabi’i)
 Di bawah Pusar
(HR. Abu Dawud, I/201, lihat
kitab Al Majmu’ III/313
haditsnya dloif)
BEBERAPA RIWAYAT POSISI
MENARUH TANGAN/SEDEKAP

 Melepaskan
lengan luru ke
bawah
(HR. Abu Dawud, I/194, lihat
syarh Al Muwattho’,I/321)

 Dilarang bertolak
pinggang
(HR. An Nasaaiy, II/127)
‫‪1‬‬ ‫‪DOA IFTITAH‬‬

‫‪HR. An Nasaaiy, II/125‬‬

‫ِث‬ ‫ِهلل‬
‫َاهلل َأْك رَب َك ِبْيًرا َواَحلْم ُد َك ْيًرا‬
‫ِص‬ ‫ِهلل‬
‫َو ُس ْبَح اَن ا ُبْك َرًة َوَأ ْيًال‬
‫‪2‬‬ ‫‪DOA IFTITAH‬‬

‫‪HR. Al Baihaqy, II/8‬‬

‫َوَّج ْه ُت َوْج ِه َي ِلَّلِذ ي َفَطَر الَّس َم اَواِت َوْاَألْرِض‬


‫َح ِنْيًف ا ُمْس ِلًم ا َو مآ َأَنا ِم َن ْالُم ْش ِرِكْيَن ‪ِ ،‬إَّن َص َالتِي‬
‫َو ُنُس كِي َو َم ْح َياَي َو َمَم اِت هلل َرِّب ْالَعالَم ِيْن ‪،‬‬
‫ِم‬‫َالَش ِر َك َل ِبَذ اِلَك ُأِم ُت َاَنا ِم ْال ِل‬
‫ْر َو َن ُمْس ْيَن‬ ‫ْي ُه َو‬
‫‪3‬‬ ‫‪DOA IFTITAH‬‬

‫‪HR. Bukhory, I/189‬‬

‫ِى‬ ‫ِع‬ ‫َّل‬


‫َال ُه َب َبْي َبْيَن َخ َي َي َم َب َع َت َبْيَن‬
‫ْد‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫َط‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ْد‬ ‫ا‬ ‫َّم‬
‫الَم ْش ِرِق َواْلَم ْغِرِب ‪َ ،‬الَّلُه َّم َنِّق نِى ِم َن الخَطاَيا َك َم ا‬
‫ُيَنَّق ى الَّثوُب ْاَألْبَيُض ِم َن الَّد َنِس ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْغِس ل‬
‫َخ َطا ا ِباْل اِء الَّثْلِج ْال ِد‬
‫َو َبَر‬ ‫َي َي َم َو‬
‫‪4‬‬ ‫‪DOA IFTITAH‬‬

‫‪HR. Al Baihaqy, II/8‬‬

‫َاهلل َأْك َبْر َك ِبْيًرا ×‪3‬‬


‫َوالَحْم ُد ِهلل َك ِثْيًرا ×‪3‬‬
‫َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َرًة َوَأِص ْيًال ×‪3‬‬
‫َاُع ُذ ِباِهلل ِم الَّش يَطاِن الَّرِج ِم ِم ْف ِخ ِه َف ِثِه ِزِه‬
‫ْي ْن َن َو َن َو َه ْم‬ ‫َن‬ ‫ْو‬
5 DOA IFTITAH

HR. At Tirmidzi, II/51(dloif)

‫ُس ْبَح اَنَك َالَّلُه َّم َو ِبَحْم ِد َك َو َتَباَرَك اْس ُم َك َو َتَعالَى َج ُّد َك‬
‫َوآل ِإَلَه َغْيُرَك‬
Catatan :
• Imam Nawawy : boleh mengumpulkan beberapa riwayat
sekaligus dalam satu bacaan
• Imam Ibnu Taimiyah : membaca salah satu bacaan dengan
tidak mengkhususkan satu dengan yang lain (suatu waktu
baca riwayat ini dan diwaktu yang lain membaca riwayat
lain
BACAAN AL FATIHAH
1. Wajib (HR. Bukhory, I/192 dan Muslim, I/9)
2. Dibaca disetiap rokaat (HR. Bukhory, I/193)
3. Cara membaca Al Fatihah
a. membaca ta’awudz, Ibnu Umar dg
PELAN sedang Abu Huroiroh dg KERAS
(QS An Nahl 98 dan Tafsir Ibnu Katsir,I/17)
b. membaca Basmalah
- dg KERAS/JAHR bila al fatihah dibaca
KERAS (HR. At Tirmidzi,II/57 yg dipilih madzhab
syafi’iyah,HR An Nasaaiy,II/134)
BACAAN AL FATIHAH
c. Diantara sahabat yg mengeraskan bacaannya
Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Zubair
d. Boleh dg tidak mengeraskan (Madzhab Abu Hanifah)
atau tidak membacanya (Madzhab Maliky) lihat Rowai’ul
Bayan I/53-54
e. Membaca dg panjang pada tempat-tempat yang
panjang (HR. Bukhory, lihat Tafsir Ibnu Katsir, I/17)
f. Memutus bacaan pada akhir ayat (HR. Daruquthny, lihat
Tafsir Ibnu Katsir, I/17 dan Al Majmu,III/346, juga Adz
Dzahaby Fit Takhsis, Al Mustadrok, I/232)
CATATA
N
Tentang bacaan basmalah termasuk ayat Al
quran atau tidak, masih Ikhtilaf
1. Imam syafii : termasuk ayat Alqur’an dan
ayat surat
2. Imam Malik : tidak termasuk, disebutkan
hanya untuk diambil barokahnya
3. Imam Abu Hanifah : Basmalah ayat yang
berdiri sendiri, tdk termasuk surat manapun,
disebutkan untuk menghubungkan surat satu
dengan yan lain
BACAAN AL FATIHAH UNTUK
MAKMUM
1. Cukup membaca alfatihah saja tidak perlu
membaca surat yan lain (HR. An Nasaaiy, II/151 dan Abu
Dawud,I/217)
2. Dibaca pelan cukup terdengar sendiri dan tidak
menganggu jamaah yan lain (HR. Muslim, II/9)
3. Dibaca dengan lisan tidak cukup hanya dalam
hati (HR. Bukhory, I/193)
RIWAYAT WAKTU MEMBACA
FATIHAH BAGI MAKMUM
 Dibaca sebelum, bersamaan/sesudah imam membaca Al
Fatihah (HR. Abu Dawud, I/217-218 keterangan Makhuul
seorang Tabi’iy)
 Makmum tidak membaca bila Imam mengeraskan
bacaan (HR. An Nasaaiy, II/142) riwayat ini dishohihkan
Imam Muslim dan didloifkan oleh yang lain
 Makmum sama sekali tidak membaca, baik imam
membaca keras atau pelan (HR. Ibnu Majah, II/280) para
Ulama sepakat bahwa kedudukan hadits ini dloif
 Imam Baihaqy menyatakan bahwa yang terkuat dari 3
riwayat ini adalah yang pertama
WAKTU UTAMA MAKMUM
MEMBACA ALFATIHAH
 Ketika Imam diam (untuk memberi kesempatan
makmum membaca Al Fatihah,HR Hakim, lihat syarh At
pada saat;
Tirmidzi,II/235)

1. sebelum Imam membaca Al Fatihah (syarh


At Tirmidzi,II/236)
2. setelah membaca Al Fatihah sebelum
membaca surat
3. setelah membaca Al Fatihah dan surat
sebelum melaksanakan ruku’, tapi hal ini
tidak baik karena waktu yang sedikit (HR.
Ahmad,V/15)
BACAAN AMIN
 Imam membaca dengan keras sampai
terdengar oleh shof pertama (HR. Bukhory,I/198)
 Imam boleh menambah “Robbigh firli”
sebelum amiin (HR. Al Baihaqy, II/58, Tuhfatud
Dzakirin hal 101)
 Bila menjadi makmum hendaknya hanya
membaca amiin dengan keras setelah imam
membaca “wa ladl dloolliin” (HR. Bukhory,I/198)
 Hukum membaca amiin adalah sunnah (HR. Abu
Dawud,I/246)
MEMBACA SURAT ALQURAN SETELAH
AL FATIHAH
(HR. BUKHORY DAN MUSLIM, LIHAT AL MAJMU III/386)
 Ketika Imam membaca hendaknya
makmum mendengarkan bacaannya
 Bacaan surat setelah Al Fatihah pada
rokaat pertama lebih panjang dari rokaat
kedua
 Bacaan surat setelah Al Fatihah cukup
dibaca pada rokaat pertama dan kedua
 Diam sebentar setelah membaca surat
sebelum ruku’ (HR. Ahmad,V/15 dan Hakim,I/215)
SURAT-SURAT YANG DIBACA
1. Sholat Dhuhur
 Diperkirakan rata-rata sepanjang 30 ayat
untuk ukuran umum (HR. Abu Dawud,I/213)
 Surat Al Buruj, At Thoriq (HR. Abu
Dawud,I/213)
 Surat Al Lail (HR. AnNasaaiy, II/166)
2. Sholat Ashar
 Panjang ayat seperti sholat dhuhur atau
setengah bacaan dari bacaan sholat dhuhur
(HR. Abu Dawud,I/213 dan HR. AnNasaaiy, II/167)
SURAT-SURAT YANG DIBACA
3. Sholat Maghrib
 Untuk ukuran umum membaca surat-surat
pendek (HR. AnNasaaiy, II/167)
 Surat Al A’la, surat As Syams (HR. AnNasaaiy,
II/168)
 Surat At Thin, surat Muawwidatain (HR. Ibnu
Abdil Baar, Fiqh Sunnah I/31)
 Suatu saat Rosulullah saw membaca surat
panjang: At Thur, Ha Mim Ad Dukhon dan
Al A’rof (dibagi 2 rokaat)
SURAT-SURAT YANG DIBACA
4. Sholat Isya
 Diperkirakan rata-rata sepanjang 30 ayat untuk
ukuran umum (HR. AnNasaaiy, II/168-170)
 Surat Al A’la, surat Al Lail, surat As Syams, surat Al
‘Alaq, At Thin
5. Sholat Subuh
 Panjang surat untuk ukuran umum 60 ayat (HR.
AnNasaaiy, II/157)
 Membaca 2 surat panjang (HR. AnNasaaiy, II/167)
 Surat Qoof (HR. AnNasaaiy, II/157)
 Surat Ar Ruum (HR. AnNasaaiy, II/156)
 Surat Al Zalzalah (diulang pada rokaat pertama dan
kedua), surat At Takwir (HR. Abu Dawud, I/21)
RUKU’
1. Bertakbir dan mengangkat tangan (HR.
Bukhory,I/187)

2. Pantat dan kepala lurus (rata papan


artinya tidak mengangkat dan tidak
menunduk) dan kedua tangan bertumpu
pada lutut (HR. Ahmad, V/424)
RUKU’
3. Jari-jari diletakkan di
bawah lutut dan kedua
siku direnggangkan (HR.
Abu Dawud,I/228)
4. Merengangkan jari-jari
tangan (HR. Hakim,I/224)
5. Jari-jari boleh memegang
bagian belakang lutut (HR.
Ahmad, IV/120)
DOA DALAM RUKU’
 ‫ سبحان ربي العظيم‬tanpa dibatasi bilangan
(HR. Muslim dan Ash habus Sunan, fiqh sunnah I/137)

 ‫ سبحان ربي العظيم‬tiga kali (HR. Abu Dawud, At


Tirmidzi, Ibnu Majah, AlMajmu’ III/411)

 Tambahan “BIHAMDIHI”, Imam As


Syaukaniy berkata, bahwa sanad-
sanad haditsnya dloif tetapi satu
dengan lainnya saling menguatkan
(Fiqh sunnah I/137) (hingga statusnya menjadi hasan lighoirihi
dan bisa dipakai)
DOA DALAM RUKU’
 ‫ُس ُّبْوٌح ُقُّد ْو ٌس َّرُب ْالَم َالِئَك ِة َوالُّرْوِح‬ (HR. Muslim, II/51)
 Membaca tasbih 10 kali (HR. Abu Dawud, I/234)
 Membaca tasbih lamanya sama dengan berdiri
(HR. Ibnu Abi Syaibah, muntakhob Kanzil Ummal, Musnad
Ahmad III/192)

 ‫( ُس ْبَح اَنَك الَّلُه َم َرَّبَنا َو ِبَحْم ِد َك الَّلُه َّم اْغِف ْر لِي‬HR.


Bukhory,I/207) dalam
riwayat disebutkan untuk
memperbanyak bacaan ini tidak
terbatas(dalam sujud dan ruku’)
CATATAN
 Untuk doa yang terakhir dilakukan
Rosulullah saw setelah turun surat An
Nashr
 Ruku’, sujud, duduk antara dua
sujud dan I’tidal dapat dilakukan
hampir sama dalam lamanya (HR. An
Nasaaiy, II/198)
I’TIDAL
1. Membaca ‫ سمع اهلل لمن حمده‬dan mengangkat
tangan (HR. Bukhory,I/187)
2. Imam membaca tasmi’ ‫ سمع اهلل لمن حمده‬dan
tahmid ‫ ربنا ولك الحمد‬, sedang makmum hanya
membaca tahmid saja (HR. Bukhory,I/201)
3 . Menurut Imam Nawawiy makmum boleh
membaca tasmi’ dan tahmid sebagaimana
imam (Fiqh sunnah I/138)
4. MACAM BACAAN TAHMID
 ‫ربنا ولك الحمد‬ (HR. Bukhory, Muslim, Ahmad, Fiqh sunnah
I/137)
 ‫ربنا لك الحمد‬ (HR. Abdurrozzaq, Al Muntakhob, Musnad
Ahmad III/191)
 ‫( اللهم ربنا ولك الحمد‬HR. Bukhory, I/201)
 ‫الَّلُه َّم َرَّبَنا َو َلَك اْلَحْم ُد ِم لَء الَّس َم اَواِت َو ِم لَء ْاَألْرِض َو ِم لَء َم ا ِش ْئَت ِم ْن َش ْيٍئ‬
‫( َبْع ُد‬HR. Ibnu Majah I/284)
 ‫( َرَّبَنا َلَك اْلَحْم ُد حَْمًد ا َك ِثْيًرا طِّيًبا ُمَبا ًك ا ِفْيِه‬HR. Bukhory, Ahmad,
‫َر‬
Malik dan Abu Dawud, lihat Fiqh sunnah I/138)
 ‫( ِلَرِب اْلَحْم ُد ِلَرِب اْلَحْم ُد‬HR. An Nasaaiy,II/200)
‫َي‬ ‫َي‬
4. MACAM BACAAN TAHMID
5. Diharapkan bacaan tahmid ini bersamaan ketika
malaikat membaca tahmid, diusahakan ketika
imam selesai membaca tasmi’ (HR. Bukhory, I/201)
6. Ruku’, sujud, duduk antara dua sujud dan I’tidal
dapat dilakukan hampir sama dalam lamanya (HR.
An Nasaaiy, II/198)
7. Boleh berdiri lama dalam I’tidal (HR. Ibnu Abi
Syaibah (Al Muntakhob, Musnad Ahmad III/192)
8. Posisi tangan ketika I’tidal boleh bersedekap atau
dilepaskan (menurut Imam Ahmad bin Hambali, lihat sifati
sholatin Nabiy karya Nashrudin Al Abaaniy hal 145)
SUJUD
1. Meletakkan lutut ke lantai
sebelum kedua tangan (HR.
Abu Dawud,I/222)
2. Meletakkan 7 anggota sujud:
dahi, dua telapak tangan, dua
lutut, 2 ujung telapak
kaki/jari-jari kaki (HR.
Bukhory, I/206)
3. Menekan dahi dan meletakkan
hidung (sunnah HR. At
Tirmidzi,II/59 dan HR.
Ahmad, IV/315)
4. Meletakkan tangan sejajar
dengan pundak (HR. At
Tirmidzi,II/59)
SUJUD
5. Meletakkan tangan sejajar
dengan telinga (HR. Abu
Dawudt ,I/235 dan HR. Ahmad,
IV/316)
6. Mengumpulkan jari-jari (HR.
Hakim dan Ibnu Hibban, Fiqh
sunnah I/140)
7. Merenggangkan siku tangan
(HR. Abu Dawud,I/236)
8. Dalam keadaan tidak
memungkinkan, siku
diletakkan di atas lutut (HR.
Abu Dawud,I/237)
SUJUD
9. Mengangkat pantat (HR. Abu Dawud,I/236)
10. Merapatkan kedua telapak kaki (HR. Hakim,I/228)
11. Mengumpulkan kedua paha (HR. Abu Dawud,I/237)
12. Merengangkan kedua paha (HR. Abu Dawud,I/196)
13. Ujung telapak/jari kaki menekan lantai sementara
posisi pantat dan lutut vertikal (HR. Abu Dawud,I/236)
14. Tidak menghamparkan lengan pada lantai seperti
hewan/anjing (HR. Abu Dawud,I/236)
SUJUD

Catatan:
• Untuk wanita dala sujud dianjurkan
menyatukan anggota badan (dengan
merapatkan tangan)(Al Baihaqi,I/223)
• Pada waktu akan sujud bertakbir tanpa
angkat tangan (HR. Abdurrozzaq, Al Muntakhob,
Musnad Ahmad III/191)
DOA DALAM SUJUD
1. Minimal membaca ‫سبحان ربي األعلي‬ (HR. Ahmad,
Muslim Ash Habus Sunan, Fiqh Sunnah I/140 atau 3 ‫رب اغفرلي‬
kali (HR. Ad Dailami, Al Muntakhob, Musnad Ahmad III/191)
2. Mengulang Bacaan sama dengan ruku’ (1x, 3x,
10x dan tidak terbatas)

3. Sujud adalah tempat berdoa dan ada


anjuran untuk memperbanyak doa dalam
Sujud (HR. Abu Dawud,I/231)
4. Karena itu boleh berdoa apa saja dengan
menggunakan bahasa arab, boleh
menggunakan bahasa lain asalkan harus
dibaca dalam hati
DOA DALAM SUJUD
4. Dilarang membaca qur’an dalam ruku’ dan sujud,
kecuali dalam sholat sunnahْ hajat 12 rokaat (HR.
Abu Dawud,I/232) atau ayat qur’an tersebut sudah di anggap
sebagai doa
5. doa-doa sujud
a. ‫( ُس ْبَح اَنَك الَّلُه َم َرَّبَنا َو ِبَحْم ِد َك الَّلُه َّم اْغِف ْر لِي‬HR. Bukhory)
b. ‫( ُس ُّبْوٌح ُقُّد ْو ٌس َّرُب ْالَم َالِئَك ِة َو الُّرْوِح‬HR. Muslim)
‫‪DOA DALAM SUJUD‬‬
‫َرِّب َأعِط َنْف ِس َتْق َو اَه ا َوَزِّك يَه اَاْنَت َخ ْيُر َمْن َزَّك اَه ا َاْنَت َو ِلُّيَه ا ‪c.‬‬
‫)‪(HR. Ahmad‬وَمْو َالَه ا‬
‫اَلَّلُه َّم اغِف رلِي َذنبِي ُك َّلُه ِذ َّقُه َوُج َّلُه َوَاَّو َلُه َو آِخ َرُه َو َعَالِنَِيَتُه ‪d.‬‬
‫)‪َ(HR. Muslim‬و ِس ّرُه‬
‫اَلَّلُه َّم اْج َعْلنِي فِي َقلبِي ُنْو ًرا َو فِي َسْم عِ ُنْو ًرا َو فِي َبَص ِري ُنْو ًرا ‪e.‬‬
‫‪َ (HR. Ahmad,‬و َعْن َيِم ينِي ُنْو ًرا َو َتْح تِي ُنْو ًرا َواْج َعْلنِي ُنْو ًرا‬
‫‪HR. Muslim, lihat fiqh sunnah I/137-141) doa ini dibaca‬‬
‫‪waktu sujud dalam sholat tahajjud‬‬
DUDUK DIANTARA 2 SUJUD
1. Dapat dilakukan dengan :
a. Iftirosy (HR. An Nasaaiy,
III/35)
b. Iq’ak (HR. Abu Dawud,I/232)
2. Dilarang melakukan
gerakan dengan cepat (HR.
Ahmad, II/311)
3. Doa duduk diantara 2
sujud:
a. minimal membaca
2 ‫رب اغفرلي‬x (HR. An Nasaaiy, II/231)
DUDUK DIANTARA 2 SUJUD
b. doa yang sering kita baca adalah rangkuman dari
beberapa riwayat berikut:

- ‫( الَّلُه َّم اْغِف ْر ِلي َواْرَحْم ِني َو َعاِفِني َواْه ِد نِي َواْرُزْقِني‬HR. Abu Dawud,I/224)
- ‫( الَّلُه َّم اْغِف ْر ِلي َواْرَحْم ِني َواْج ُبْر نِى َواْرُزْقِني َواْرَفْعنِي‬HR. Ibnu majah, I/290)
-‫( الَّلُه َّم اْغِف ْر ِلي َواْرَحْم ِني َواْج ُبْر نِى َواْه ِد نِي َواْرُزْقِني‬HR. At Tirmidzi,II/59)

Imam Nawawiy membolehkan mengumpulkan


beberapa riwayat
Tidak ditemukan riwayat bacaan “WA’FU
‘ANNI”,namun bukan berarti membacanya bisa
membatalkan sholat
DUDUK DIANTARA 2 SUJUD
4. Cara bangkit dari sujud:
 Mendahulukan tangan dari
pada lutut dan bertekanan
pada paha (HR. Abu Dawud,I/196)
 Boleh bertekanan pada
lantai dengan satu tangan
tetapi dilarang bertekanan
dengan dua tangan (HR.
Bukhory,I/209 dan HR. Abu Dawud,
I/260)
 Untuk rokaat ganjil sebelum
berdiri diperbolehkan duduk
itirohah (HR. Bukhory,I/208)
DUDUK TASYAHUD
1. Duduk iftirosy pada tasyahud awal
dan tawarruk pada tasyahud akhir
(HR. Abu Dawud,I/253)
2. Duduk sebentar pada tasyahud
awal seakan-akan duduk pada
tempat yang panas (HR. Abu
Dawud,I/261)

3. Jari-jari tangan kiri dihamparkan pada lutut kiri, siku


kanan menempel pada paha kanan dengan jari kelingking
dan jari manis digengam, ibu jari dan jari tengah
membentuk lingkaran (HR. Abu Dawud,I/261)(seperti bilangan
53=bilangan orang arab=menemukan ibu jari dengan jari tengah (HR.
muslim,II/90)
DUDUK TASYAHUD
4. Mengangkat telunjuk dengan sedikit melengkung (HR.
Abu Dawud, I/260 dan HR. Nasaaiy, III/39)
5. Mengarahkan pandangan mata kearah telunjuk (HR.
Ahmad, IV/3)
6. Waktu mengangkat telunjuk;
 Tidak ditemukan riwayat tentang kapan waktu
mengangkat telunjuk hingga terjadi ikhtilaf
 Ada yang berpegang pada umumnya hadits,
mereka berpendapat dimulai pada awal tasyahud
 Imam Syafi’I : ketika membaca “laa ilaaha
illallaah”
 Ada yang berpendapat ketika lafadz “ALLAH”
di ucapkan
DUDUK TASYAHUD
7. Tidak menggerakkan telunjuk
8. Boleh menggerakkan telunjuk
9. Duduk dengan menegakkan telapak
kaki kanan
10. Dilarang menyandarkan tangan
kebelakang
‫‪BACAAN TASYAHUD‬‬
‫‪1. HR. Muslim II/14‬‬
‫الَّتِح َّياُت ْالُم َباَرَك اُت الَّصَلَو اُت الَّطِّيَباُت ِ هلل‬
‫الَّس َالُم َعَليَك َأُّيَه ا الَّنِبُّي َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
‫الَّس َالُم َعَليَنا َو َعَلي ِع َباِد اِهلل الَّص اِلِح ين‬
‫َأشَه ُد َان َال ِاَلَه ِاَّالا َأشَه ُد َأَّن َّم ًد ا وُل اِهلل‬
‫ُمَح َرُس‬ ‫ُهلل َو‬
‫‪BACAAN TASYAHUD‬‬
‫‪2. HR. Bukhory I/211‬‬
‫ا‬ ‫ِّي‬‫ـ‬‫َّط‬
‫الَّت ُت َو َو ُت َو َب ُت‬
‫ال‬ ‫ا‬ ‫َّصَل‬ ‫ال‬ ‫ِ هلل‬ ‫ا‬‫َّي‬ ‫ِح‬
‫الَّس َالُم َعَليَك َأُّيَه ا الَّنِبُّي َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
‫الَّس َالُم َعَليَنا َو َعَلي ِع َباِد اِهلل الَّص اِلِح ين‬
‫َّن‬‫َأ‬ ‫َّال‬‫ِا‬ ‫ِا‬
‫َأشَه ُد َان َال َه ُهلل َو َه ُد ُمَح َّم ًد َعْبُد ُه َوَرُس ُه‬
‫و‬
‫ُل‬ ‫ا‬ ‫َأش‬ ‫ا‬ ‫َل‬
‫‪BACAAN TASYAHUD‬‬
‫‪3. HR. Muslim, II/15‬‬
‫الَّتِح َّياُت الَّطـِّيَباُت الَّصَلَو اُت ِ هلل‬
‫الَّس َالُم َعَليَك َأُّيَه ا الَِّنبي َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
‫الَّس َالُم َعَليَنا َو َعَلي ِع َباِد اِهلل الَّص اِلِح ين‬
‫َّن‬‫َأ‬ ‫َّال‬‫ِا‬ ‫ِا‬
‫َأشَه ُد َان َال َلَه ُهلل َو َه ُد ُمَح َّم ًد َعْبُد ُه َوَرُس ُلُه‬
‫و‬ ‫ا‬ ‫َأش‬ ‫ا‬
‫‪BACAAN TASYAHUD‬‬
‫‪4. HR. Al Baihaqy, I/141‬‬
‫ا‬ ‫ِّي‬‫ـ‬‫َّط‬ ‫ال‬
‫ُت َو َو ُت َو َب ُت‬ ‫ا‬ ‫َّصَل‬ ‫ال‬ ‫ِ هلل‬ ‫ا‬‫َّي‬ ‫ِح‬‫َّت‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِهلل‬ ‫ِا‬ ‫ب‬ ‫ِهلل‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫ِب‬
‫َو‬ ‫ْس‬
‫الَّس َالُم َعَليَك َأُّيَه ا الَّنِبُّي َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
‫الَّس َالُم َعَليَنا َو َعَلي ِع َباِد اِهلل الَّص اِلِح ين‬
‫َّن‬‫َأ‬ ‫َّال‬‫ِا‬ ‫ِا‬
‫َأشَه ُد َان َال َه ُهلل َو َه ُد ُمَح َّم ًد َعْبُد ُه َوَرُس ُه‬
‫و‬
‫ُل‬ ‫ا‬ ‫َأش‬ ‫ا‬ ‫َل‬
‫َأْس َاُل اَهلل ْالَج َّنَة َو َأُعوُذِبِه ِم َن الَّنارِ‬
‫‪BACAAN SHOLAWAT‬‬
‫‪1.‬‬ ‫)‪Bacaan sholawat minimal : (HR. An Nasaaiy, III/49‬‬
‫الَّل َّم ِّلي َعَلي َّم ٍد َعَلي آِل َّم ٍد‬
‫ُمَح‬ ‫ُمَح َو‬ ‫ُه َص‬
‫‪Bacaan umum merupakan rangkuman (pendapat‬‬
‫‪ImamNawawiy), berikut diantara riwayatnya (HR. Al‬‬
‫)‪Baihaqiy,III/147‬‬

‫الَّلُه َّم َص ِّلي َعَلي ُمَح َّم ٍد َو َعَلي آِل ُمَح َّم ٍد كما صليت َعَلي ِإْبَراِه ْيَم َوآِل ِإْبَراِه ْيَم وَباِرك‬
‫علي ُمَح َّم ٍد َو َعَلي آِل ُمَح َّم ٍد كما َباَرْك َت َعَلي ِإْبَراِه ْيَم َوآِل ِإْبَراِه ْيَم ِإَّنَك َح ِم ْيٌد‬
‫َمِج ْيٌد‬
BACAAN SHOLAWAT
2. Tentang bacaan sayyidina dalam sholawat sholat , ada
2 pendapat;
a. Pendapat Ahli Hadits, melaksanakan perintah lebih
utama dari melakukan Adab berdasar pada hadits
(HR. Bukhory)
‫َص ُّلْو ا َك َم ا َرَاْيـُتُم ْو نِي ُأَص ِّلى‬
b. Pendapat Ahli Tasawwuf, melakukan adab lebih
utama daripada melakukan perintah berdasar
pada hadist (HR. Bukhory I/175)
c. sedang hadits
‫ َال ُت ِّيُد نِي فِي الَّصَالِة‬atau ‫َال ُت ِّو نِي فِي الَّص َالِة‬
‫َس ْو‬ ‫َس ُدْو‬
Menurut ahli hadits tidak ada sumber yang jelas
(Kasyful Khofa wa muziilul libaas hal 354)
CATATAN
1. Mengenai bacaan sholawat dalam sholat
tentang wajib tidaknya, Imam Syafii
mewajibkan
2. Bacaan tasyahud adalah bacaan tahiyyat
hingga syahadat, sedang sholawat merupakan
tambahan
3. Dalam mengikuti bacaan sholat sebaiknya
sesuai dengan apa yang tersebut dalam
riwayat (dalam rangka menjaga lafad
kenabian
DOA SEBELUM SALAM
 Boleh membaca doa menurut pilihan masing-masing (HR.
Bukhory I/212)
 Berikut doa yang ma’tsur
- HR Muslim II/93

‫ِب‬ ‫َأ‬ ‫َّن‬ ‫ِب‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫و‬ ‫َأ‬ ‫ِإ‬ ‫َّل‬
‫ُذ‬
‫َج َه َم َو ُعْو َك‬ ‫َذ‬ ‫َع‬ ‫َك‬ ‫ُذ‬ ‫ال ُه ِّي ُع‬
‫ن‬ ‫َّم‬
‫ِم ْن َعَذ اِب ْالَق ْبِر َو َأُعْو ُذِبَك ِم ْن ِفْتَنِة ْالَم ِس ْيِح‬
‫الَّد َّج اِل َأُع ُذِبَك ِم ِف َنِة اْل ْح ا ْال اِت‬
‫ْن ْت َم َي َو َمَم‬ ‫َو ْو‬
DOA SEBELUM SALAM
 HR An Nasaaiy III/54
‫ َو َأْس َأَكُل ُش ْكَر ِنْع َم ِتَك َو َأْس َأَكُل ُح ْس َن ِع َباَد ِتَك‬, ‫ َألَّلُهَّم ىِّن َأْس َأَكُل الَّثَباَت ىِف ْا َألْمِر َو اْلَع ِزْيَم َة َعىَل الُّر ْش ِد‬
‫ِم‬ ‫ُذ‬ ‫ِم‬ ‫ِد‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ْل‬‫َق‬ ‫ِإ‬
‫َك‬ ‫ًق‬
‫َو َأْس َأَكُل ًبا َس ْيًم ا َو َأْس َأَكُل َس ااًن َص ا ا َو َأْس َأَكُل ْن َخ ِرْي َم ا َتْعُمَل َو َأُع ْو ِب ْن ِّرَش َم ا َتْعُمَل‬
‫َو َأْس َتْغِفُر َك ِلَم ا َتْعُمَل َّنَك َأْنَت َعَّالُم اْلُغُيْو ِب‬
‫ِإ‬

 “Ya Alloh, sesungguhnya saya memohon kepadaMu keteguhan dalam
urusan, tekad bulat dalam kebenaran. Saya memohon kepadaMu bisa
mensyukuri nikmatMu, Saya memohon kepadaMu kebaikan ibadah
kepadaMu. Saya memohon kepadaMu hati yang selamat (dari penyakit).
Saya memohon kepadaMu lidah yang jujur. Saya memohon kepadaMu
kebaikan segala sesuatu yang Engkau mengetahuinya. Saya memohon
perlindungan kepadaMu dari keburukan segala sesuatu yang Engkau
Mengetahuinya. Dan saya memohon ampunan atas dosa (ku) yang
Engkau mengetahuinya. Sesunguhnya Engkaulah Maha Mengetahui hal-
hal yang gaib”
DOA SEBELUM SALAM

 HR An Nasaaiy III/54
‫ِم‬ ‫ِمَث‬‫ْأ‬ ‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫َأ‬ ‫ِإ‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫ْغ‬ ‫ْا‬
‫َن َمل َو َمل َر‬‫ْا‬ ‫َك‬ ‫ُذ‬ ‫ْو‬‫ُع‬ ‫ِّين‬ ‫َّم‬ ‫ُه‬
DOA SEBELUM SALAM

‫اَي ُم َثِّبَت اْلُقُلْو ِب َثِّب ْت َقْلْيِب َعىَل ِد ْيِنَك‬


 “Wahai Dzat yang meneguhkan hati, teguhkanlah hatiku
di atas agamaMu!”
ُ
 HR Bukhory I/212

‫ِإِّين َظَلْم ُت َنْف ِس ي ُظْلًم ا َك ِبْيًرا َوَال َيْغِف ُر الُّذ ُنْو َب ِاَّال َاْنَت َفاْغ ِف ْرِيل َم ْغِف َرًة ِم ْن ِعْنِدَك‬
‫ا مَح ِين ِإَّنَك َأْن ْالَغُف الَّرِح‬
‫َت ْوُر ْيُم‬ ‫َو ْر‬
‫اَي ُم َثِّبَت اْلُقُلْو ِب َثِّب ْت َقْلْيِب َعىَل ِد ْيِنَك‬
“Wahai Dzat yang meneguhkan hati, teguhkanlah hatiku di atas
agamaMu!”
SALAM
 Hendaknya menoleh ke kanan
dan ke kiri sehingga pipi
terlihat oleh jamaah yang
dibelakangnya (HR An Nasaaiy
III/54)
 Boleh hanya miring sedikit ke
kanan untuk yang sekali
salam (HR. Al Baihaqiy,II/179)
 Makmum mengucap salam
setelah imam selesai membaca
kedua salam (HR Bukhory I/212)
 Mengusap dahi sesudah salam
(HR Ibnu Sunny, Al Adzkar hal 60)
‫‪RIWAYAT BACAAN SALAM‬‬
‫‪1. HR An Nasaaiy III/54‬‬
‫‪ ‬الَّسَال َعَليَك م ح ُة اِهلل‬
‫َوَر َم‬ ‫ُم‬
‫‪ ‬الَّسَال َعَليَك م ح ُة اِهلل‬
‫َوَر َم‬ ‫ُم‬
‫‪2. HR Abu Dawud I/262‬‬
‫‪ ‬الَّسَالُم َعَليَك م َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
‫‪ ‬الَّسَال َعَليَك م ح ُة اِهلل‬
‫َوَر َم‬ ‫ُم‬
‫‪3. HR Abu Dawud lihat bulughul marom hal 65‬‬
‫‪ ‬الَّسَالُم َعَليَك م َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
‫‪ ‬الَّسَالُم َعَليَك م َوَرحَم ُة اِهلل َو َبَركَاُته‬
RIWAYAT BACAAN SALAM
4. HR An Nasaaiy III/63
‫ الَّسَال َعَليَك م ح ُة اِهلل‬
‫َوَر َم‬ ‫ُم‬
‫ الَّسَالُم َعَليَك م‬
5. HR An Nasaaiy III/63
‫ الَّسَالُم َعَليَك م‬... ‫ الَّسَالُم َعَليَك م‬
6. HR. Al Baihaqiy,II/179
‫ الَّسَالُم َعَليَك م‬
‫ِم‬ ‫ِة‬ ‫ِق‬
‫َرِّب اْج َعْلنِي ُم ْيَم الَّصَال َو ْن ُذِّرَّيتِي َرَّبَنا‬
‫َقَّب آِء‬
‫َوَت ْل ُدَع‬
 “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan
anak cucu orang yang mendirikan
sholat, ya Tuhan kami
perkenankanlah doaku”
 (Ibrohim : 40)

‫واهلل يتولي الجميع برعايته‬

Anda mungkin juga menyukai