Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pengampu:

Syafrijon Aripah, S.Sos.,M.Si

INOVASI LANDREFORM
DI BEBERAPA NEGARA DI DUNIA
Kelompok 2
1. Fajar Hendra Budiman
2. Hanifah Salsabila
3. Hazizah
4. Suci Iswandari
01
Landreform atau
Reforma Agraria
Landreform atau Reforma Agraria

Istilah landreform pertama kali pertama kali dicetuskan oleh Lenin, dan banyak
digunakan di negara komunis atau blok timur pada saat itu dengan adagium “land to
the tiller” untuk memikat hati rakyat dan petani yang menderita karena tekanan tuan
tanah, dan untuk kepentingan politis

Pengertian landreform dalam UUPA dan UU Nomor 56 Prp Tahun 1960 merupakan
pengertian dalam arti luas sesuai pengertian FAO (Food and Agriculture
Organization) yaitu meliputi program tindakan yang saling berhubungan yang
bertujuan untuk menghilangkan penghalang di bidang ekonomi, sosial yang timbul
dari kekurangan yang terdapat dalam struktur pertanahan
Landreform atau Reforma Agraria
Pelaksanaan landreform dengan demikian Kondisi ini kemudian mendorong
bertujuan memperbaiki keadaan sosial dilaksanakannya konsep reforma agraria, yaitu
ekonomi rakyat melalui pembagian yang lebih landreform dalam pengertian redistribusi
adil atas sumber penghidupan petani berupa pemilikan dan penguasaan tanah (reformaaset)
tanah Namun kemudian disadari bahwa dalam yang didukung oleh program penunjang seperti
banyak kejadian, petani yang telah memperoleh pengairan,perkreditan, penyuluhan,
tanah dari kegiatan landreform kemudian pendidikan, pemasaran, dan sebagainya
melepaskan kembali tanahnya karena petani (reforma akses). Dengan demikian, dapat
tidak memiliki akses kepada kegiatan ekonomi, dikatakan bahwa reforma agraria terdiri dari 2
sumber keuangan, manajemen usaha, dan (dua) pilar yaitu reforma aset dan reforma
teknologi pertanian. Akibatnya keberadaan akses.
tanah tidak membantu petani meningkatkan
kesejahteraannya.
02
Inovasi Landreform
di Beberapa Negara di Dunia
1. Taiwan
Programnya dimulai tahun 1949, dan hasilnya menjadikan Taiwan merupakan
negara yang hampir semua penggarap memiliki tanah dan semua petani
merupakan produsen mandiri. Landreform di Taiwan dilaksanakan melalui
pengurangan bea sewa, penjualan tanah garapan negara dan program tanah
untuk penggarap. Hasilnya menunjukkan perubahan mendasar, yaitu sebanyak
195 ribu KK penyewa membeli 140 ribu ha tanah yang dibeli pemerintah secara
paksa dari tuan tanah. Pemilik tanah pertanian meningkat dari 61% menjadi
86%, sedangkan penyewa menurun drastis dari 39% menjadi hanya 14%. Hasil
lainnya, produksi padi meningkat tajam dari 1,1 juta ton (1949) menjadi 2,4 juta
ton (1964).
2. Korea Selatan
Pelaksanaan reforma agraria di Korea Selatan dimulai
pada tahun 1950 setelah merdeka dengan menjalankan
apa yang disebut Land Reform Act of Korea
(LRA) untuk mengatasi persoalan sistem tenurial yang
menjadi sumber ketimpangan pendapatan di
masyarakat. Secara umum kebijakan LRA dilakukan
melalui empat program besar, yaitu:
Pembelian lahan, Memberikan kompensasi kepada tuan
tanah, Distribusi lahan, dan Melakukan konservasi lahan
3. Jepang
Reformasi Jepang terjadi segera setelah Perang Dunia II atas
desakan Tentara Pendudukan Sekutu. Reformasi ini dirancang
agar sesuai dengan tingkat melek huruf yang tinggi dan tingkat
industri maju di negara tersebut. Pada tahun 1943, 66% lahan
dioperasikan oleh penyewa dibandingkan dengan sewa dalam
bentuk barang yang rata-rata menghasilkan 48% dari produk
petani, sementara tekanan populasi mengakibatkan fragmentasi
kepemilikan.
4. Malaysia
Reformasi Malaysia menjadi salah satu program inovatif yang diperkenalkan
di Asia Tenggara. Program di Malaysia sangat terorganisir dan berorientasi
pada pembangunan. Pemerintah mencoba untuk mencapai tujuan sosial
dan ekonomi dengan menekankan produksi karet dan minyak sawit untuk
ekspor dan secara bertahap mengubah masyarakat yang tidak mempunyai
tanah menjadi penyewa turun-temurun di perkebunan yang baru
direklamasi dan dihuni.
5. Mesir
Reformasi Mesir pada tahun 1952 mengikuti revolusi yang
menggulingkan monarki dan membawa para pemimpin muda
kelas menengah ke pucuk pimpinan. Meskipun hanya
mempengaruhi sekitar 12 persen lahan subur, hal ini diterapkan
secara menyeluruh dan menyentuh seluruh aspek kehidupan
pedesaan. Mesir memiliki dua bentuk kepemilikan utama:
kepemilikan pribadi dan wakaf , atau tanah yang dimiliki secara
amanah dan didedikasikan untuk tujuan amal atau pendidikan
6. Amerika Latin
Amerika Latin terjadi baru-baru ini dan tampaknya dilakukan hanya
sebagai respons terhadap ancaman ketidakstabilan sosial dan politik
serta meningkatnya tekanan internasional. Reformasi di Amerika Latin
setelah Perang Dunia II harus dilihat dengan latar belakang
peningkatan populasi yang pesat dan perbedaan yang sangat kontras
antara perekonomian perkebunan dan unit-unit kecil; tingginya
konsentrasi kepemilikan tanah, pendapatan, dan kekuasaan serta
kemiskinan yang parah; pertanian modern dan metode budidaya yang
relatif terbelakang; dan nasionalisme serta kepemilikan asing yang luas
atas tanah.
7. Indonesia
• Sebelum Reformasi Birokrasi (Sebelum • Setelah Reformasi Birokrasi
Tahun 1998) (Sesudah Tahun 1998)
Pelaksanaan landreform terkendala oleh Memasuki era pemerintahan SBY, walaupun
setidaknya 2 (hal) mendasar, yaitu (a) BPN telah diberi fungsi melaksanakan reforma
penegak hukum belum memahami agraria dan telah dicanangkan melalui pidato
sepenuhnya isu agraria, (b) pemahaman presiden tahun 2007, dan reforma agraria
agraria di kalangan akademisi masih dijalankan secara resmi, Agraria Nasional
terbatas pada aspek hukumnya saja, (PPAN), namun pelaksanaannya hanya melalui
sementara agrarian mencakup sosial, Program Pembaharuan terbatas pada
ekonomi, budaya, lingkungan, politik, bahkan pensertifikatan atas tanah pertanian dan tidak
pertahanan dan keamanan ada redistribusi tanah. Sepertinya kondisi ini
mengulang kegagalan landreform.
Pengalaman yang Dapat
03 Dipetik (Lesson Learned)
Kunci Keberhasilan Pengalaman berbagai negara dalam
melaksanakan Landreform antara lain;

○ Komitmen yang kuat dari pemerintah, dipimpin


langsung oleh pemimpin tertinggi negara tersebut,
○ Tersedianya data dan informasi yang lengkap,
○ Didukung oleh parlemen.
○ Didukung angkatan bersenjata,
○ Partisipasi semua stake holders,
○ Dipersiapkan secara matang dan dilaksanakan secara
konsisten dan bertahap.
Ketidakberhasilan Landreform, antara lain:
• Pertentangan ideologi dan politik,
• Tidak adanya komitmen yang kuat dari
pemerintah,
• Melupakan proses kesejarahan, nilai budaya,
keadaan sosial dan politik,
• Kuatnya resistensi pemilik tanah, karena
langsungmengambil alih tanah-tanah yang
terkena ketentuanLandreform,
• Tidak dipersiapkan secara matang.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai