Anda di halaman 1dari 89

5 jp

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
BALAI BESAR GURU PENGGERAK
PROVINSI JAWA TENGAH

KONSEP PEMBELAJARAN DAN


ASSESSMEN

NAMA PENGAJAR

__________________________________
Tujuan Umum

Memberikan penguatan pengetahuan dan kompetensi


guru dalam mengelola pembelajaran dan penilaian
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
MATERI YANG AKAN DIPELAJARI

1. Konsep Pembelajaran Yang


Berpusat Pada Peserta Didik

2. Assessmen Pembelajaran Yang


Berpusat Pada Peserta Didik
ALUR KEGIATAN

10’ 45’ 30’ 20’


Eksplorasi Penugasan Presentasi Hasil
Pembukaan dan Konsep (Diskusi Diskusi
Mulai dari Diri Pembelajaran Kelompok)
BPSD

Penugasan Mulai Dari Diri


Refleksi dan Presentasi Hasil (diskusi dan Konsep
Penutup Diskusi kelompok) Assessmen
45’
15’ 20’ 30’

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


1. Konsep
Pembelajaran
Yang Berpusat
Pada Peserta
Didik
VIDEO
INSPIRATIF (15’)
SAKSIKAN VIDEO BERIKUT
DAN LAKUKAN REFLEKSI
DIRI SAAT KITA MENGAJAR

https://www.youtube.co
m/watch?v=8X9YvftbT-
0
REFLEKSI PEMAHAMAN AWAL
(15’)
1. Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid
yang berbeda?
2. Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika
ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya
terhadap murid Anda?
3. Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses
pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-
murid Anda tersebut?
4. Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait
dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya
pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

Link Padlet: …………………………………………………


BELIEF
● Percaya bahwa tiap anak adalah
Pembelajaran yang Berpusat
pada Peserta Didik

Pembelajaran berorientasi pada peserta didik


merupakan penerapan dari disiplin positif,
pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran
sosial emosional yang berakar pada pemenuhan
kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru
merespon kebutuhan belajar tersebut
Seperti apa pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik?
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu
Ditinggalkan
1.. Pembelajaran dirancang ● Melakukan analisis terhadap kondisi, ● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
latar belakang, tahap perkembangan dan melihat kebutuhan peserta didik
dengan mempertimbangkan ● Mengabaikan tahap perkembangan maupun
tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik sebelumnya pengetahuan yang dimiliki peserta didik
tingkat pencapaian peserta dan melakukan pemetaan sebelumnya
didik saat ini, sesuai kebutuhan ● Melihat tahap perkembangan sebagai ● Menyamaratakan metode pembelajaran.
kontinum yang berkelanjutan sebagai ● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
belajar, serta mencerminkan pejabat sekolah atau pendidik
karakteristik dan dasar merancang pembelajaran dan ● Pembelajaran terlalu sulit sehingga
asesmen menurunkan motivasi peserta didik
perkembangan yang beragam
● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana ● Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
sehingga pembelajaran dan prasarana yang dimiliki peserta didik, menantang dan membosankan
menjadi bermakna dan pendidik dan sekolah untuk mendukung
menyenangkan. kegiatan pembelajaran.
● Menurunkan alur tujuan pembelajaran
sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik
● Melihat segala sesuatu dari sudut
pandang peserta didik

2.. Pembelajaran dirancang dan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa ● Pendidik hanya selalu memberikan
dilaksanakan untuk membangun digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah dan
kapasitas peserta didik untuk menjadi ● Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan instruksi tugas
pembelajar sepanjang hayat. pertanyaan pemantik dan mengajarkan ● Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
pemahaman bermakna soal dan dinilai benar atau salah, tanpa
● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari umpan balik
pendidik dan peserta didik ke peserta didik ● Memberikan porsi paling banyak pada
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

3. Proses pembelajaran mendukung ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja
perkembangan kompetensi dan mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan tanpa melakukan evaluasi terhadap metode
karakter peserta didik secara holistik. kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis yang digunakan
projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan ● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
metode pembelajaran diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, didik, tanpa melihat faktor lain seperti sosial
sosial emosi, dan spiritual emosi atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
peserta didik harus diajarkan dan dihafal

4. Pembelajaran yang relevan, yaitu ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
pembelajaran yang dirancang sesuai dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk relevan dan tidak menarik untuk peserta didik
konteks, lingkungan dan budaya belajar ● Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah,
peserta didik, serta melibatkan orang ● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan dan hanya menagih tugas
tua dan masyarakat sebagai mitra. komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan ● Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
balik menagih tugas
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai ● peserta didik tidak punya akses langsung
narasumber primer dan sekunder dalam proses untuk terlibat ataupun melibatkan masyarakat
pembelajaran setempat

5. Pembelajaran berorientasi pada masa ● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
didik tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang
● Pembelajaran yang membangun pemahaman sama
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan
awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi
pelajar yang mandiri dan merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap metode
dan strategi pengajarannya
● Mengajarkan keterampilan abad 21
DISIPLIN
POSITIF
Perubahan Paradigma (10’)
: KEGIATAN KEPALAN
TANGAN
Ada A dan B (Anda dan teman Anda).
Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat
berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam
benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan.

Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan


berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. bisa
membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat
membuka kepalan tangan Anda.

Lakukan dan amati, Apa yang terjadi? Lalu, Buat simpulan dan tuliskan di
Chat.
Nilai Kebajikan Universal

Nilai Kebajikan
universal (5’)
Teori Motivasi,
Hukuman dan
Penghargaan
Keyakinan Kelas
PERATURAN DAN KEYAKINAN KELAS
DUNIA BERKUALITAS
Dunia Berkualitas Anda adalah tempat khusus dalam pikiran Anda, tempat Anda
menyimpan gambaran representasi dari semua yang Anda inginkan: bisa berisi orang-
orang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup Anda dan membuat Anda merasa
bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar Anda. Kebutuhan dasar bersifat lebih umum
dan universal, sedangkan dunia berkualitas lebih unik dan personal.

Murid kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Tentunya sebagai
guru kita ingin mereka memasukkan hal-hal yang bermakna dan nilai-nilai kebajikan
yang hakiki ke dalam dunia berkualitas mereka. Bila guru dapat membangun interaksi
yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka murid akan meletakkan dirinya
sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka
menghargai nilai-nilai kebajikan.

20
5 Posisi Kontrol Guru
Segitiga Restitusi
PEMBELAJARAN
SOSIAL EMOSIONAL
APA ITU PEMBELAJARAN SOSIAL-
Pembelajaran yang dilakukan secara

kolaboratif oleh EMOSIONAL?


seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan

anak dan orang dewasa di sekolah


memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional.
TUJUAN PSE CASEL:
• Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
(Kesadaran diri)
• Menetapkan dan mencapai tujuan positif (Manajemen diri)
• Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (Kesadaran sosial )
• Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(Keterampilan berelasi )
• Membuat keputusan yang bertanggung jawab
B. 5 KOMPETENSI SOSIAL-
EMOSIONAL
kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri
secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan
dan aspirasi

kemampuan untuk memahami sudut


kemampuan untuk memahami perasaan,
pandang dan dapat berempati dengan
emosi, dan nilai - nilai diri sendiri, dan
orang lain termasuk mereka yang berasal dari bagaimana pengaruhnya pada perilaku
latar belakang, budaya, konteks yang diri dalam berbagai situasi dan konteks
berbeda-beda kehidupan

kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan


membangun yang berdasar atas kepedulian,
kapasitas dalam mempertimbangkan standar
kemampuan untuk membangun dan standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi
manfaat dan konsekuensi dari bermacam - macam
mempertahankan hubungan-hubungan
tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan
yang sehat dan suportif psikologis (well- being) diri sendiri, masyarakat,
dan kelompok
( Kolaborasi
( Kepedulian
WELL-BEING
Sebuah kondisi dimana individu
• memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan
orang lain,
• dapat membuat keputusan,
• dan mengatur tingkah lakunya sendiri,
• dapat memenuhi kebutuhan dirinya,
• dengan menciptakan dan mengelola lingkungan
dengan baik,
• memiliki tujuan hidup,
• dan membuat hidup mereka lebih bermakna,
• serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan
dirinya.
OXFORD ENGLISH
DICTIONARY
Dengan well-being yang optimum seseorang
memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk:
• mencapai prestasi akademik yang lebih
tinggi,
• kesehatan fisik dan mental yang lebih baik,
• memiliki ketangguhan (daya
lenting/resiliensi) dalam menghadapi
stress,
• terlibat dalam perilaku sosial yang lebih
bertanggung jawab.
NOBLE & MCGRATH, 2011
FAKTA PENTING PSE
Mengabaikan pengembangan
Murid yang berkembang secara Pembelajaran sosial dan
keterampilan sosial dan emosional
sosial dan emosional, emosional harus
akan membawa efek buruk
pada saat yang sama mereka diimplementasikan
secara akademik.
pun berkembang secara secara sengaja.
akademik.
D. 4 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
SOSIAL DAN EMOSIONAL (5 KSE)
3. Mengintegrasi
2. Mengajarkan 4. Menciptakan
1. Menguatkan kan 5 KSE dalam
iklim kelas,
5 KSE secara praktik mengajar
5 KSE pendidik budaya dan
spesifik dan (interaksi guru dan
dan tendik kebijakan sekolah
eksplisit murid) serta
kurikulum
akademik
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
UU RI 20/2003 Sisdiknas, Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1, No.1
DISKUSI KELOMPOK
(45’)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Nama kelompok
adalah Kelompok 1,2,3,4, dan 5.
• Peserta akan berdiskusi di Breakout Room (BOR) selama 30 menit.
• Tugasnya menganalisis 2 studi kasus yang disediakan menggunakan pisau analisis konsep
materi budaya positif, Pembelajaran Sosial Emosional dan Pembelajaran Berdiferensiasi. Hasil
diskusi dikerjakan di LK-1.
• Pilih 1 atau lebih anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
• Pada saat presentasi, penyaji bisa men-share screen LK-1 hasil diskusi kelompok
• Presentasi hanya oleh salah satu kelompok saja selama 10 menit. Sedangkan, kelompok yang
lain bertugas memberikan masukan, umpan balik, saran perbaikan/koreksi dan komentar di
sesi tanya jawab (5 menit).
• Peserta yang tidak berkesempatan untuk menyampaikan pertanyaan atau komentar secara
lisan, bisa menuliskan di Chat dan akan dijawab oleh kelompok penyaji dan fasilitator.
• Setiap peserta membuat simpulan hasil diskusi dan menuliskan mengunggah di Link Drive
Unggah Tugas yang diberikan fasilitator.
Teknik Dalam PSE Model Siegel
A. Menghubungkan dan mengalihkan H. Mengajarkan Perasaan Datang dan Pergi

B. Membenarkan dan menjinakan I. Mengaktifkan Mindsight Mengontrol


Imajinasi
C. Mengaktifkan otak luhur J. Parenting: Bermain Bersama

D. Memindahkan dan menghilangkan K. Menghubungkan Lewat Konflik

E. Memutar ulang dan mengingatkan

F. Mengingat untuk ingat

G. Lingkaran Kesadaran Diri

https://docs.google.com/document/d/12ordivabyS9LurSecfdNJ6CtQBBjk8R
E/edit?usp=sharing&ouid=105912692714522160520&rtpof=true&sd=true
Kasus A
Situasi A:
Sadikin adalah seorang remaja pelajar yang penuh potensi.
Teman-temannya memandangnya sebagai seorang pemuda
berumur 15 tahun yang sangat berbakat dalam banyak hal, baik
prestasi akademik, olahraga, kesenian maupun aktifitas sosial.
Namun dibalik semua prestasi yang diraihnya di kelas, di sekolah
maupun di luar sekolah, Sadikin merasa dirinya ingin selalu
sempurna dalam segala hal. Tiada kata “cukup baik” baginya.
Yang ada adalah sangat baik atau baik sekali atau bahkan luar
biasa. Yang sering terjadi justru emosi yang meledak ketika dia
berbuat kesalahan kecil sekalipun. Hanya karena lupa membawa
tempat pensil atau lemparan bola basket-nya yang tidak masuk
saja, Sadikin menyalahkan diri-nya sendiri dengan menyebut
dirinya sebagai “Manusia Bodoh”. “Aku mestinya bisa lebih baik
lagi”. “Dasar Bodoh, kenapa aku lakukan?”.

Amati kasus di atas, apa masalah yang yang terjadi? Lalu, This Photo by Unknown Author is licensed under
CC BY-SA-NC
bagaimana Anda sebagai guru membantu mengatasi siswa yang
mengalami masalah seperti ini? Buat solusi (hubungkan dengan
beberapa Teknik PSE Model Siegel) dan tuliskan di Chat.
Kasus B

• Situasi B:
• Selfia berumur 15 tahun, murid SMA, tampak murung wajahnya. Di kelas
dia duduk menyendiri dan tampak malas dan tidak bergairah mengikuti
pelajaran hari itu. Melihat muridnya seperti ini kondisinya, Bu Guru Anita
mendekati Selfia dan bertanya: “Ada apa denganmu, nak? Coba kamu
cerita pada Ibu”. Selfia menjawab dan itu membuat Bu Anita terkejut:
Mama nggak peduli dengan masa depanku. Hari ini aku malas sekali
belajar, Bu.

Amati kasus-kasus di atas, apa masalah yang yang terjadi? Lalu,


bagaimana Anda sebagai guru membantu mengatasi siswa yang mengalami
masalah seperti itu? Buat solusi (hubungkan dengan beberapa Teknik PSE
Model Siegel), dan tuliskan di Chat.
BREAK OUT ROOM: 45'
PRESENTASI DAN UMPAN BALIK
(20’)
PENGUATAN ( 5’)

Photo by Kelli Tungay on Unsplash


MENGAPA pembelajaran
Maksud Pendidikan adalah SOSIAL-EMOSIONAL?
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai

keselamatan dan kebahagiaan


yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat
_________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4

Pen
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Slide 40-63 Tidak dibahas disini,
tetapi akan Dibahas tersendiri pada
Mata Diklat Selanjutnya
Peran Guru Dalam
Pembelajaran Berdiferensiasi:
Learning Gap
“To pull”, atau menarik, artinya guru berusaha
dengan segala cara “common sense” untuk
menyediakan sumber belajar dan lingkungan
belajar baru yang menarik bagi murid agar minat
belajar meningkat setinggi-tingginya (kodrat
jaman: minat belajar dan gaya belajar)

“To push”, atau mendorong, artinya guru


berkewajiban mendesain pengalaman belajar
yang bermakna bagi murid sehingga potensi diri
siswa tumbuh berkembang semaksimal
mungkin (kodrat alam: kesiapan belajar)
Pemetaan Kebutuhan Belajar Peserta Didik

Kesiapan Profil
Belajar Minat Belajar
Peserta Peserta Peserta
Didik Didik Didik
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
BELAJAR
Pemetaan kebutuhan belajar peserta didik
pada asesmen awal

Minat
Minat memiliki peranan yang besar untuk
menjadi motivator dalam belajar.

Kesiapan
sejauh mana kemampuan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran

Gaya belajar
mengacu pada pendekatan atau bagaimana cara yang
paling disenangi peserta didik agar mereka dapat
memahami pelajaran dengan baik
KESIAPAN BELAJAR
Kesiapan Peserta Didik

Menentukan kesiapan belajar bisa dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan ringan


untuk mengukur kesiapan belajar dari sisi pengetahuan dan keterampilan.
Gunakan banyak aplikasi pertanyaan/kuis yang membuat peserta didik senang dan
gembira.
MINAT BELAJAR
Minat Peserta Didik

Menentukan minat peserta didik relatif mudah. Pertanyaan diajukan sebelum memulai
pembelajaran baru agar guru dapat mengelompokkan peserta didik sesuai dengan aspek
pembelajaran yang menarik, dan memulai tahun pelajaran dengan kuesioner minat belajar
sehingga guru dapat membimbing peserta didik memilih bahan belajar. Guru dapat
menanyakan kepada para peserta didik apa yang mereka minati, hobby, atau pelajaran yang
disukai.
No Nama Minat

Seni Sains Olahraga


PROFIL BELAJAR
Gaya Belajar Peserta Didik

https://akupintar.id/tes-gaya-belajar
Gaya Belajar Peserta Didik

Ciri Gaya Belajar Visual


• Ingat apa yang dilihat, daripada yang didengar.
• Suka mencoret-coret sesuatu, yang terkadang tanpa ada artinya
saat di dalam kelas.
• Pembaca cepat dan tekun.
• Lebih suka membaca daripada dibacakan.
• Rapi dan teratur.
• Mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun penampilan
keseluruhan.
• Teliti terhadap detail.
Gaya Belajar Peserta Didik

Ciri Gaya Belajar Auditori


• Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
• Menggerakkan bibir ketika baca
• Senang membaca keras dan mendengarkan
• Dapat mengulangi dan meniru nada ,
• Bagus dalam berbicara dan bercerita
• Berbicara dengan irama yang terpola
• Ingat apa yang didiskusikan
• Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar
• Mengeja dengan keras daripada menulis
• Suka musik dan bernyanyi
Gaya Belajar Peserta Didik

Ciri Gaya Belajar Kinestetik


• Berorientasi fisik dan banyak bergerak
• Berbicara dengan perlahan
• Menanggapi perhatian fisik
• Suka menggunakan berbagai peralatan dan media
• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
• Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
• Mempunyai perkembangan awal otot yang besar
• Belajar melalui praktek
• Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
• Menunjuk dengan jari ketika membaca
• Banyak menggunakan isyarat tubuh
• Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
• Menyukai buku cerita
• Kemungkinan tulisannya jelek
• Ingin melakukan segala sesuatu
• Suka permainan dan olahraga.
3. Lingkungan belajar yang
“mengundang” untuk
belajar

Image Source: storyset on


Freepik
picture source:
PENYESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN KEBUTUHAN BELAJAR MURID
MENYEDIAKAN SUMBER MENDESAIN PENGALAMAN
BELAJAR: simulasi, studi kasus,
BELAJAR: Video, kursus online, pemagangan, role-play, skenario,
simulasi berbasis komputer, action learning, refleksi, action video
Artificial Intelligence, Augmented replay, saling berbagi, flipped
Reality, animasi, auditorium, classroom, gamification, mentoring,
kontak person, Pictures, matras, field trip, guest speaker,
lapangan, templates, tips ,
coaching, komunitas, pembiasaan,

glossary, GUIDE, case studies, artefacts, Replika,


Plastisin, printouts, portal, Map, asesmen, games, storytelling,
aplikasi, studio, barbel, critical accident review.
experts, Laboratorium,
checklist, FAOs.
SUMBER BELAJAR ERA DIGITAL
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
Konten Diferensiasi Konten dapat dilakukan dengan:
materi pengetahuan, konsep, dan ● Menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format:
keterampilan yang perlu buku, poster, video, audio, dsb.
dipelajari murid berdasarkan ● Memberikan teks yang lebih mudah untuk dibaca kepada siswa
kurikulum yang memang masih mengalami kesulitan memahami konsep.
● Memecah materi yang banyak menjadi bagian-bagian kecil
● Membedakan sehingga lebih mudah dipahami oleh murid yang masih kesulitan.
● Membuat kosakata kunci dan definisinya.
pengorganisasian ● Memberikan teks bacaan dengan beragam topik.
● Membedakan format
penyampaian

kita perlu menyesuaikan cara bagaimana


murid kita bisa mengakses konten tersebut
sesuai dengan kebutuhan belajar mereka
namun bukan mengubah atau menurunkan
standar kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
Diferensiasi Proses dapat dilakukan dengan:
● Memberikan pendampingan atau tingkat dukungan yang berbeda bagi
Proses murid.Misalnya, siswa sangat mampu dapat bekerja hanya dengan pertanyaan
kegiatan yang memungkinkan pemandu, murid yang cukup mampu dapat bekerja hanya dengan diberikan
murid berlatih dan memahami contoh dan dapat melanjutkan bekerja mandiri, sedangkan untuk murid yang
masih kesulitan dapat dibantu secara intensif
atau memaknai konten. ● Membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan kembali konten
dengan cara yang baru atau lebih terbimbing bagi murid yang mengalami
● Membedakan proses yang kesulitan.
● Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih apakah ia ingin membaca
harus dijalani oleh murid materi secara individu atau secara kelompok.
● memberikan pilihan berdasarkan minat. Misal saat pelajaran sejarah murid
Diferensiasi proses memungkinkan diminta untuk menceritakan sosok pahlawan, murid bebas menentukan
murid-murid kita untuk memaknai lewat pahlawan yang ingin mereka eksplorasi.
beragam cara atau moda, dalam berbagai ● Memberikan pilihan murid mau bekerja sambil berdiri atau duduk.
tingkat kesulitan, waktu, dan tingkat ● dll
dukungan yang berbeda.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
Produk Diferensiasi Produk dapat dilakukan dengan:
bukti yang menunjukkan ● Murid yang memerlukan bimbingan dapat menjawab
apa yang murid telah pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti materi, yang
pahami cukup
● Membedakan dan mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan
memodifikasi produk penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat
sebagai hasil belajar mahir dapat membuat sebuah inovasi atau menelaah
murid, hasil latihan, permasalahan yang lebih kompleks.
penerapan, dan ● Memberikan murid pilihan moda untuk menunjukkan
pengembangan apa yang pemahaman; lewat tulisan, lewat diagram, demonstrasi, lewat
gambar, dsb
telah dipelajari
Biasanya paling mudah dilakukan,
namun kita harus ingat, saat ingin
melakukan ini, kita harus mengacu
pada tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF
Diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat
memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat
atau setiap waktu. Namun, guru memang
diharapkan dapat menggunakan berbagai
pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid
menemukan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
2. Konsep
Penilaian Yang
Berpusat Pada
Peserta Didik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KONSEP PENILAIAN (15’)
Asesmen & Pembelajaran
Berdiferensiasi
Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah
berakar pada asesmen. Asesmen formatif
memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka
dengan lebih baik, oleh karena itu, mereka dapat
membuat keputusan terbaik demi menantang murid
dengan tepat dan melibatkan murid dalam
pembelajaran.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Merancang
Pembelajaran
dan Asesmen
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP)
Provinsi Jawa Tengah

●Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen


Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Dengan demikian, rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran
yang digunakan pendidik sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan pembelajaran.
Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran
mencapai CP. Rencana pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai
RPP atau (2) dalam bentuk modul ajar. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP
karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap daripada
RPP.
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP)
Provinsi Jawa Tengah

●Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Modul ajar yang diusung dalam perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka merujuk pada kekhasan,
kebutuhan, pola belajar dan penggunaan sumber belajar yang lebih bervariasi.

Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu pendidik mengajar secara lebih fleksibel
dan kontekstual, tidak selalu menggunakan buku teks pelajaran. Modul ajar dapat menjadi pilihan lain atau
alternatif strategi pembelajaran.

Modul ajar lebih lengkap daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik yang menggunakan
modul ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal
yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

• Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek,


yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa
dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan
angket, dll)
• Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil
pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi,
maupun cara belajar)
• Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
SEKILAS TENTANG RPP
Perbandingan Komponen Minimum dalam RPP dan Modul Ajar

Komponen minimum dalam rencana pelaksanaan Komponen minimum dalam modul ajar
pembelajaran
o Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan o Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam
dalam alur tujuan pembelajaran). alur tujuan pembelajaran).
o Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. o Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan. dalam satu atau lebih pertemuan.
o Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen o Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta
untuk di awal pembelajaran dan rencana instrumen dan cara penilaiannya.
asesmen di akhir pembelajaran untuk o Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran. mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta
instrumen dan cara penilaiannya.
o Media pembelajaran yang digunakan, termasuk,
misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar
kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP)
Provinsi Jawa Tengah

●Komponen Modul Ajar Versi Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

o Identitas penulis modul o Tujuan pembelajaran o Lembar kerja peserta didik


o Kompetensi awal o Asesmen o Pengayaan dan remedial
o Profil pelajar Pancasila o Pemahaman bermakna o Bahan bacaan pendidik dan
o Sarana dan prasarana o Pertanyaan pemantik peserta didik
o Target peserta didik o Kegiatan pembelajaran o Glosarium
o Model pembelajaran yang o Refleksi peserta didik dan o Daftar pustaka
digunakan pendidik

Struktur modul ajar tersebut BUKAN struktur wajib yang semuanya harus dilampirkan dalam modul ajar
yang dibuat/dimodifikasi. Guru diperbolehkan untuk memilih/menyederhanakan beberapa komponen
utama untuk dicantumkan dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di kelas masing-masing.
Rencana Asesmen dalam Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Asesmen yang bertujuan untuk Asesmen yang dilakukan untuk


memberikan informasi atau umpan memastikan ketercapaian
balik bagi pendidik dan peserta didik keseluruhan tujuan pembelajaran.
untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dilakukan pada akhir
Asesmen formatif terdiri dari proses pembelajaran atau dapat juga
asesmen awal pembelajaran dan dilakukan sekaligus untuk dua atau
asesmen yang dilakukan selama lebih tujuan pembelajaran, sesuai
proses pembelajaran berlangsung. dengan pertimbangan dan kebijakan
satuan pendidikan.
Asesmen Awal Pembelajaran pada Modul Ajar

Asesmen awal Pendidik dapat melaksanakan


Asesmen awal pembelajaran
pembelajaran dapat asesmen awal pembelajaran
diharapkan tidak memberatkan
sesuai kebutuhan, misalnya
dilakukan untuk pendidik atau satuan pendidikan.
pada awal tahun pelajaran,
mengidentifikasi Namun demikian jika pendidik atau
pada awal semester, sebelum
kebutuhan belajar satuan pendidikan memiliki
memulai satu lingkup materi
peserta didik, dan kemampuan, dapat melengkapi data
(dapat berupa 1 atau beberapa
hasilnya digunakan tambahan dengan melakukan
TP), atau sebelum menyusun
untuk merancang asesmen non kognitif yang
modul ajar secara mandiri.
pembelajaran yang mencakup, kesiapan belajar, minat,
Dengan demikian, asesmen
profil belajar, latar belakang
sesuai dengan tahap awal pembelajaran tidak
keluarga, riwayat tumbuh kembang,
capaian peserta didik. perlu dilakukan setiap
dll.
mengawali tatap muka.
TABEL PENJELASAN ASESMEN PEMBELAJARAN BERPUSAT KEPADA
PESERTA DIDIK
Pertanyaan Assessment for Learning & Assessment as Learning Assessment of Learning
kunci
Asesmen Awal Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Kapan Awal Pembelajaran Selama Pembelajaran Akhir Pembelajaran


dilakukan?

Mengapa Untuk menemukan pengetahuan Untuk memeriksa Untuk menilai apa yang
dilakukan? awal murid sebelum pemahaman siswa secara murid sudah pelajari di
pembelajaran mulai. Perlu berkala. Hal ini menunjukan akhir pembelajaran
dilakukan untuk menunjukan penilaian yang berkelanjutan
guru peduli dan menghargai apa agar guru dapat
yang mereka sudah pelajari menyesuaikan ketercapaian
sebelumnya tujuan pembelajaran dan
kecepatan belajar masing-
masing kelompok.
TABEL PENJELASAN ASESMEN PEMBELAJARAN BERPUSAT KEPADA
PESERTA DIDIK
Pertanyaan Assessment for Learning & Assessment as Learning Assessment of Learning
kunci
Asesmen Awal Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Bagaimana - Penilaian perlu sesuai dengan tujuan Bisa dalam berbagai format: Dapat berupa ujian tertulis
melakukannya? pembelajaran - Checklist atau lisan, dalam bentuk
- Tidak harus ujian yang tertulis - Kartu Exit slip (pertanyaan proyek, atau tugas penilaian
- Izinkan murid untuk menunjukan terbuka ke murid ttg materi kinerja (performance task)
pengetahuannya dalam berbagai yang dapat dikerjakan
bentuk/cara secara cepat. Bisa berupa
-Asesmen awal bisa dilakukan padlet, schoology, sticky
notes)
- Skala (bisa dibuat dalam
bentuk sekreatif apapun,
misal skala lampu merah)
- Proyek
- Memberikan simbol tangan
terhadap pertanyaan yang
diutarakan guru di kelas
TABEL PENJELASAN ASESMEN PEMBELAJARAN BERPUSAT KEPADA
PESERTA DIDIK
Pertanyaan Assessment for Learning & Assessment as Learning Assessment of Learning
kunci
Asesmen Awal Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Apa ciri-cirinya? - Dengan informasi yang didapatkan - Tidak dimasukkan nilai - Penilaian berdasarkan
dapat memadatkan kurikulum - Dapat secara cepat dan penguasaan materi yang
(keluarkan materi yang tidak perlu informal sudah diajarkan
diajarkan lagi karena sebagian - Dengan informasi dari - Penilaian akan masuk
besar anak sudah mengerti asesmen ini, guru dapat pada rapor
tentang itu, guru bisa fokus ke merefleksikan kembali apakah
materi yang lain) metode dan alat
- Dapat merencanakan instruksi pembelajaran sudah
pembelajaran berdasarkan membantu murid lebih
kebutuhan murid mengerti materi atau belum
- Dapat membentuk kelompok yang - Memberi informasi terkait
fleksibel dari awal pembelajaran keefektifan pembelajaran
yang dilakukan
PENGGUNAAN DATA ASESMEN AWAL PADA
PEMBELAJARAN

Kesiapan Minat Peserta


Gaya Belajar
Peserta Didik Didik

Diferensiasi Diferensiasi
konten & proses produk

Lingkungan belajar
DISKUSI KELOMPOK
(45’)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LK. 2. Mengobservasi Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

1. Lakukan diskusi kelompok!


2. Peserta akan berdiskusi di Breakout Room (BOR) selama 45 menit.
3. Amatilah video pembelajaran berdiferensiasi berikut! https://youtu.be/jdw2rN0YrCc
4. Tulislah hasil pengamatan Saudara pada format yang telah tersedia
5. Pilih 1 atau lebih anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
6. Pada saat presentasi, penyaji bisa men-share screen LK-1 hasil diskusi kelompok
7. Presentasi hanya oleh salah satu kelompok saja selama 15 menit. Sedangkan, kelompok yang lain
bertugas memberikan masukan, umpan balik, saran perbaikan/koreksi dan komentar di sesi tanya jawab
(5 menit).
8. Peserta yang tidak berkesempatan untuk menyampaikan pertanyaan atau komentar secara lisan, bisa
menuliskan di Chat dan akan dijawab oleh kelompok penyaji dan fasilitator.
9. Setiap peserta membuat simpulan hasil diskusi dan menuliskan mengunggah di Link Drive Unggah
Tugas yang diberikan fasilitator.
Presentasi dan
Pembahasan
(20’)

Penguatan (5’)
REFLEKSI (5’)

1. Apa pembelajaran bermakna yang Bapak/Ibu dapatkan dari kegiatan hari


ini?
2. Apa yang harus diperbaiki dari praktek pembelajaran yang Bapak/Ibu
lakukan selama ini?
3. Apa yang akan Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan ini?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai