Anda di halaman 1dari 16

Perhitungan kerusakan tanaman kedelai

(Glycine max L.) akibat serangan


penyakit karat daun yang disebabkan (P.
pachyrhizi)
KELOMPOK 1
anggota
fatima azzahra nurul fadilah syauqiya auriyanda H try nita zalianti
(22025010062) (22025010065) (22025010066) (22025010069)

almira madjid neli widyaningsih dewi anggraini S


(22025010073) (22025010076) (22025010077)
LOKASI DAN KONDISI LAHAN
Lokasi lahan : Randuagung, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang

Kondisi lahan : gembur dan subur tetapi banyak


gulma, terdapat juga tanaman lainya seperti
tanaman jagung. Selain itu, lokasi lahannya yang
berada di dekat pemukiman penduduk
PENYAKIT YANG DITEMUKAN
DAN PENGERTIANNYA
Penyakit Karat Daun pada Kedelai (Glycine max L.)
akibat cendawan Phakopsora pachyrhizi
Karat daun merupakan penyakit utama yang menyerang tanaman
kedelai yang disebabkan cendawan Phakopsora pachyrhizi.
Produktivitas tanaman kedelai dapat mengalami penururan akibat
serangan penyakit karat daun yang disebabkan cendawan Phakopsora
pachyrhizi terutama saat musim kemarau (Sumartini, 2016). Adanya
penyakit karat daun ini dapat menurunkan jumlah polong yang
dihasilkan, karena daun kedelai yang terserang karat daun mengalami
penguningan sehingga daun tersebut mudah gugur sebelum pengisian
polong.
KEBERADAAN DAN GEJALA
PENYAKIT
Penyakit karat daun ini menyerang tanaman kedelai di bagian daun
nya. Gejala awal penyakit karat pada kedelai ditandai dengan
munculnya bercak klorotik kecil yang tidak beraturan pada
permukaan daun. Pada umumnya gejala karat muncul pada
permukaan bawah daun (Gambar 2a). Bercak tersebut kemudian
berubah menjadi coklat atau coklat tua dan membentuk pustul
(Gambar 2b). Pustul merupakan kumpulan uredium. Pustul yang
telah matang akan pecah dan mengeluarkan tepung yang warnanya
seperti karat besi. Tepung tersebut merupakan kantung-kantung spora
yang disebut uredium dan berisi uredospora.

Penyakit karat menyebabkan daun menjadi kering dan rontok


sebelum waktunya. Stadium awal penyakit karat
mungkin tidak dapat dibedakan dengan pustul bakteri atau embun
bulu (downy mildew).
INTENSITAS PENYAKIT
SARAN PENGENDALIAN DAN
PENGENDALIAN DARI PETANI
-pengendalian
• menanam varietas kedelai yang tahan terhadap penyakit karat daun
• fungisida nabati : seperti minyak cengkih mengandung bahan aktif eugenol
yang dapat menghambat mikroorganisme penyebab penyakit
• agensi hayati : mikroorganisme antagonis yang sering digunakan untuk
mengendalikan penyakit karat adalah bakteri Bacillus dan cendawan
Verticillium

-pengendalian yang dilakukan petani


menggunakan fungisida kimia dengan kandungan metil tiofanat
penyemprotan fungisida dilakukan pada saat ada gejala penyakit dengan dosis
1liter/ha dan konsentrasi 3 ml/l
KESIMPULAN
10

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pengamatan yang dilakukan di Desa Ranuagung Kecamatan Singosari Lawang
Malang pada tanaman kedelai terdapat Penyakit Karat Daun (Glycine max L.) akibat cendawan Phakopsora.
Penyakit karat daun ini menyerang tanaman kedelai di bagian daun nya. Gejala awal penyakit karat pada
kedelai ditandai dengan munculnya bercak klorotik kecil yang tidak beraturan pada permukaan daun.
Adanya penyakit karat daun ini dapat menurunkan jumlah polong yang dihasilkan, karena daun kedelai yang
terserang karat daun mengalami penguningan sehingga daun tersebut mudah gugur sebelum pengisian
polong. Penyakit karat daun termasuk penyakit non sistemik, pada pengamatan kali ini intensitas penyakit
menunjukkan angka nilai 60 %, jadi dapat disimpulkan bahwa kerusakan tanaman termasuk kategori
serangan berat. Pengendalian dapat dilakukan menggunakan fungisida nabati dan agensi hayati,
pengendalian yang dilakukan oleh petaninnya sendiri menggunakan fungisida kimia dengan kandungan
metil tiofanat.
REFERENSI JURNAL
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai