Anda di halaman 1dari 16

WUJUDKAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Di Lingkungan Kementerian Keuangan


Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk
bangsa Indonesia, dengan cara Indonesia.
Namun, yang penting untuk kalian yakini,
sesaat pun aku tak pernah mengkhianati
tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin
aku tak pernah mengkorup kekayaan negara.
Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah
menyelamatkan langkah perjuanganku.

- Ki Hadjar Dewantara -
Kenali untuk Dihindari Berita terkini:
Salah satu strategi dalam memerangi korupsi adalah dengan memberikan KPK tangkap tangan
edukasi terkait apa itu perbuatan korupsi, bahaya dan dampaknya serta
bagaimana mencegahnya. Penyelenggara Negara xxx

Korupsi berasal dari Bahasa Latin, corruption


yang memiliki kata kerja corrumpere yang artinya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik,
atau menyogok.

UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20


Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
7 Kategori

• Merugikan curang
keuangan • Benturan • Pegawai Negeri atau
Negara kepentingan Penyelenggara Negara
• Suap-menyuap dalam (PN)
• Pemerasan pengadaan • Penegak Hukum (PH)
• Penggelapan • Gratifikasi • Masyarakat yang berkaitan
dalam jabatan dengan PN dan PH
Teori Penyebab Korupsi
CDMA - Robert Klitgaard Fraud Triangle - Donald R Cressey
Korupsi terjadi karena adanya factor Tiga faktor yang berpengaruh
kekuasaan dan monopoli yang tidak terhadap fraud (kecurangan) adalah
dibarengi dengan akuntabilitas. kesempatan, motivasi, dan
Corruption = Directionary + Monopoly-Accountability (CDMA) rasionalisasi.

Theory Willingness and Opportunity to


Corrupt
GONE Theory - Jack Bologne Korupsi terjadi jika terdapat
Faktor-faktor yang menyebabkan kesempatan/peluang (kelemahan sistem,
terjadinya korupsi adalah keserakahan pengawasan kurang, dan sebagainya) dan
(Greed), kesempatan (Opportunity), niat/keinginan (didorong karena kebutuhan
kebutuhan (Needs), dan pengungkapan & keserakahan).
(Expose)

Theory Means-Ends Scheme - Robert


Merton
Theory Cost-Benefit Model
Korupsi merupakan suatu perilaku
Korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang
manusia yang diakibatkan oleh tekanan
didapat/dirasakan lebih besar dari
sosial sehingga menyebabkan
biaya/risikonya
pelanggaran norma-norma.
(Nilai Manfaat Bersih Korupsi > 0).
EXTRAORDINARY
CRIME Korupsi adalah kejahatan luar biasa
Biaya Sosial
Korupsi
terorganisasi atau
random target- dilakukan oleh
random victim organisasi

efek
jera

Berbiaya Tinggi
Korupsi merupakan pelanggaran terhadap
hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi
masyarakat.
berpotensi kerugian yang bersifat lintas negara
dilakukan oleh diakibatkannya besar Untuk mengatasinya juga butuh upaya
siapa saja dan meluas yang besar dan massif.

Budaya Antikorupsi
Komponen Biaya Sosial Korupsi
Berikut adalah konsep biaya sosial korupsi yang disusun oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang diolah dengan teori Brand and Price.

Biaya Sosial
Korupsi

Eksplisit Implisit

Biaya Akibat Biaya Akibat


Biaya Antisipasi Biaya Reaksi
Korupsi Korupsi
Nilai-nilai Antikorupsi
Nilai-nilai Kementerian Keuangan
9 Nilai Antikorupsi / Nilai Integritas

Berani Jujur Mandiri Peduli Adil Disiplin Kerjakeras Tanggungjawab Sederhana

BerJuMPA Di KerTaS
Rumusan 9 nilai antikorupsi oleh KPK

Jujur : Lurus hati, tidak berbohong, tidak curang

Peduli : Mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan orang lain

Mandiri : Tidak bergantung pada orang lain

Disiplin : Taat terhadap peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis

Tanggung jawab : Siap menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan, tidak buang badan

Kerja keras : Gigih dan fokus dalam melakukan sesuatu, tidak asal-asalan

Sederhana : Bersahaja, tidak berlebih-lebihan

Berani : Mantap hati dan percaya diri, tidak gentar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan
sebagainya

Adil : Berlaku sepatutnya, tidak sewenang-wenang


Nilai-nilai Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-312/KMK.01/2011

Integritas
Berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak dengan baik dan benar serta selalu
memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

Profesionalisme
Bekerja tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh
tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

Sinergi
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan
berkuaIitas.

Pelayanan
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan
dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan
aman

Kesempurnaan
Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik.
Kaidah Perilaku Utama
a. bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya; dan
Integritas b. menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.

a. memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas; dan


Profesionalisme b. bekerja dengan hati.

a. memiIiki sangka baik, saling percaya, dan menghormati; dan


Sinergi
b. menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

Pelayanan a. melayani dengan berorientasi pada kepuasan stakeholder; dan


b. bersikap proaktif dan cepat tanggap.

a. melakukan perbaikan terus menerus; dan


Kesempurnaan b. mengembangkan inovasi dan kreativitas.

Penerapan nilai-nilai antikorupsi dan nilai-nilai Kemenkeu oleh pimpinan dan seluruh pegawai diharapkan dapat
membentuk suatu budaya positif yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepercayaan masyarakat
SOCIAL MEDIA

“ EARTH PROVIDES ENOUGH TO


SATISFY EVERY MAN’S NEEDS,
BUT NOT EVERY MAN’S GREED “
- Mahatma Gandhi -
Highlight Hasil SPI Tahun 2021
Rekomendasi

Hasil SPI oleh KPK 88.2 Penguatan sistem pencegahan


yang terintegrasi dan
berdayaguna
72.4 Secara nasional indeks rata-rata SPI dari 640 K/L/PD
yang menjadi responden.

Pengelolan konflik kepentingan


Hasil penilaian responden internal pegawai
pada proses pemberian
layanan, PBJ, perizinan dan
pengelolaan SDM
(promosi/mutasi)

Optimalisasi penggunaan
teknologi dalam pemberian
layanan guna menghindari calo

Pengembangan program
sosialisasi antikorupsi bagi
pengguna layanan agar tidak
memberi suap/gratifikasi

Transparasi dalam proses


pemberian layanan guna
Sumber: Laporan SPI Tahun 2021 KPK meminimalisasi perdagangan
pengaruh
Highlight Hasil SPI Tahun 2021
Rekomendasi

Hasil SPI mandiri oleh Kemenkeu 90.3 Keteladanan Pimpinan baik


pusat maupun Satker di daerah
dalam mengimplementasikan
88.8 Indeks berdasarkan penilaian internal. Lebih kecil
dibandang indeks internal dari hasil SPI KPK (90.2)
nilai-nilai antikorupsi

Penerapan Kerangka Kerja


Hasil penilaian responden internal pegawai Integritas oleh setiap Lini pada
tiap tahapan.

Know your employee dalam


rangka pencegahan
pelanggaran integritas

Penguatan sistem pencegahan


korupsi dan perbaikan pola
komunikasi dengan pengguna
layanan agar tidak memberi
suap/gratifikasi

Pengelolaan benturan
kepentingan dan hubungan
kedekatan dalam tata kelola
Sumber: Laporan SPI Tahun 2021 Kemenkeu
SDM
Rekomendasi
Peran aktif Pimpinan dan atasan langsung dari pusat s.d. daerah makin berperan aktif memberikan
keteladanan dan mengimplementasikan nilai-nilai serta pesan antikorupsi

Setiap lini melakukan implementasi/penerapan Kerangka Kerja Integritas pada setiap tahapan
pencegahan, deteksi, respon, dan monitoring serta evaluasi

Know your employee dengan memanfaatkan data profiling pegawai dan Fraud
Risk Scenario (FRS) dalam rangka pencegahan pelanggaran integritas

Penguatan sistem pencegahan korupsi dan perbaikan pola komunikasi


dengan pihak eksternal

• Nilai-nilai antikorupsi masih belum terinternalisasi sepenuhnya kepada pegawai terutama pada
kesadaran untuk melaporkan fraud dan gratifikasi serta benturan kepentingan.
Temuan • Keteladanan pimpinan belum tercermin dalam penegakan dan penguatan integritas, masih
ditemukan arahan pimpinan yang menyimpang, ancaman mutasi ke daerah terpencil bila tidak
kondisi mengikuti perintah atasan, penyalahgunaan wewenang, kedekatan khusus dengan
mitra/pengguna jasa, dan pembiaran praktik fraud
“Ketika kita bicara tentang integritas,
itu tidak bicara mengenai bagaimana
kita tidak korupsi, melainkan tiga hal
yang menjadi core value yaitu
akuntabilitas, kompetensi dan etika”

-Sri Mulyani Indrawati, Hakordia 2021-

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai