Anda di halaman 1dari 53

Pengelolaan Jalan Napas

(Airway Management)

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Rochiati, S.fiep,Ns.,M.fies
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 17 Mei 1972
No Telepon : 081703501466
Alamat email : rochiati@gmail.com

Pendidikan Terakhir
S1 Keperawatan, Ners, Universitas Airlangga Surabaya, 2008
S2 Manajemen Administrasi Rumah Sakit, FKM, Universitas Airlangga Surabaya, 2018

Organisasi
Pekerjaan
PPNI DPW JATIM 1991 – 1994 perawat kamar bedah RS William Booth Sby
HIPERCCI 1994 – 2004 perawat pelaksana di ICU RS Darmo Sby 2004 –
KARS : Surveior 2013 Kepala Instalasi ICU RS Darmo Sby
Keperawatan 2013 – 2014 Ka Instalasi Rawat Inap dan Kasie Etik Keperawatan 2014
– sekarang Kepala Bidang Keperawatan dan Kebidanan
Learning Objective
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan manajemen
jalan nafas sesuai standar

1 Anatomi jalan nafas

2 Pengkajian jalan nafas

3 Pembebasan jalan nafas

4 Therapy Oksigen
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Tujuan :
Pengelolaan jalan nafas adalah
upaya atau tindakan yang 1. Menjamin kecukupan oksigenisasi
dilakukan untuk membebaskan dan ventilasi yang efektif
jalan nafas agar terjaminnya
pertukaran gas secara normal 2. Mencegah aspirasi lambung
baik dengan manual maupun
dengan alat dengan tetap 3. Memungkinkan penghisapan
memperhatikan kontrol lendir
servikal
4. Pemberian oksigen konsentrasi
tinggi
5. Pemberian tekanan positif pada jalan
nafas
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Manajemen airway di era covid
1. Meminimalkan Aerosolisasi
terjadinya aerosolisasi
• Batuk / bersin/ mengeluarkan
2. Meminimalkan dahak
terjadinya paparan
kepada petugas • Terapi nebulasi
terhadap virus covid • Resusitasi
• Pembersihan jalan nafas

Penggunaan APD
dengan benar
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Pengelolaan Jalan Nafas

Memahami
Memberi
Pemeriksaan tanda Membebaskan Memberikan
oksigen
jalan nafas kegawatan jalan nafas bantuan nafas
tambahan
jalan nafas

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Pengkajian Jalan Nafas

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Apakah jalan nafas terbuka


Apakah ada sumbatan jalan nafas
Apakah masih ada nafas
Apakah jalan nafas adekuat
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Pengkajian Jalan Nafas

Inspeksi :
Subyektif : Batuk tidak efektif Palpasi : Auskultasi :
Perkusi :
Dispnea Obstruksi jalan nafas Tachicardia Suara nafas tambahan
Suara
Sulit bicara Sputum berlebih Bradikardi : mengi, ronkhi,
Penggunaan otot bantu redup stridor,
Perfusi snoring,
Orthopnoe Pengembangan dada dingin , gurgling
Pola nafas abnormal basah
Pusing Bunyi
Bicara tidak normal Pergeseran deviasi
Penglihatan kabur nafas
trachea
Nafas tidak teratur
Lelah Adakah hembusan + Frekuensi nafas
Gelisah, Sianosis
Takut alat rusak nafas TTV dan hasil
Nafas cuping hidung
pemeriksaan
Kesadaran HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
menurun
L = Look
Lihat gerakan nafas atau Penilaian
pengembangan dada, adanya retraksi
sela iga, warna mukosa/kulit dan
Jalan Nafas
kesadaran

L = Listen
Dengar aliran udara pernafasan

F = Feel
Rasakan adanya aliran udara
pernafasan dengan menggunakan pipi
penolong

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Masalah Keperawatan Intervensi Keperawatan
Kategori Fisiologis Kategori Fisiologis
sub Kategori : Respirasi sub Kategori : Respirasi

Manajemen jalan nafas

Bersihan jalan nafas tidak efektif


Latihan batuk efektif

Gangguan pertukaran gas


Pemantauan respirasi

Gangguan ventilasi spontan


Terapi Oksigen

Pola Nafas tidak efektif Dukungan ventilasi

Risiko aspirasi Pencegahan aspirasi


HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Tanda-tanda
Kegawatan Jalan Nafas

Dipengaruhi :
1. Parahnya sumbatan jalan nafas
(Partial / Total)
2. Ada atau tidaknya upaya nafas

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Mendengkur(snoring)
• Sumbatan pangkal lidah.
• Jenis sumbatan partial
• Cara mengatasi : chin lift, jaw thrust, pemasangan
orofaringeal airway / nasofaringeal airway,
pemasangan ETT
• Pada orang normal : dibangunkan , rubah
posisi miring

Berkumur (gargling)
• Terdapat cairan di daerah orofaring /
hipofaring.
• Cara mengatasi : memiringkan pasien , pengisapan /
suction.

Stridor (crowing)
• Sumbatan di plika vokalis karena benda padat, oedema
laring
• Tanda: tracheal tug, sea saw , paradoksal
• Cara mengatasi :
• Spasme  muscle relaxant
• Oedema  dexamethasone/ broncodilator
• c r i c o t i r o t o m i, trakeostomi.
HPIER CCI JA T I M _ P e al ti h an HC U
Gambaran Sumbatan Jalan Nafas
Jalan nafas Jalan nafas tersumbat Jalan nafas tersumbat Jalan nafas
bebas Partial ringan Partial berat Tersumbat
total

Gerakan nafas +++ ++ + -

Suara nafas +++ ++ + -


(Suara tambah kendor) (Suara tambah
melengking)
Hawa Nafas +++ ++ + -

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HC U
Sumbatan Jalan Napas Bagian Atas Karena
Tersedak ( Chocking )
Dapat digunakan teknik manual thrust

Abdominal Trust Back Blow Chest Trust

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
Hentakan mendadak pada ulu hati
(daerah subdiafragma – abdomen).
Caranya :
• penolong harus berdiri di belakang korban
• lingkari pinggang korban dengan kedua
lengan penolong,
• kepalkan satu tangan dan letakkan sisi
jempol tangan kepalan pada perut korban,
sedikit di atas pusar dan di bawah ujung
tulang sternum.
• Pegang erat kepalan tangan dengan tangan
lainnya.
• Tekan kepalan tangan ke perut dengan
hentakan yang cepat ke atas.
• Setiap hentakan harus terpisah dan jelas.
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
pada posisi tergeletak (tidak sadar)
Caranya :
• Korban harus diletakkan pada posisi
terlentang dengan muka ke samping.
• Penolong berlutut di sisi paha
korban.
• Letakkan salah satu tangan pada perut
korban di garis tengah sedikit di atas
pusar dan jauh di bawah ujung tulang
sternum, tangan kedua diletakkan di
atas tangan pertama.
• Penolong menekan ke arah perut
dengan hentakan yang cepat ke arah
atas.

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Back Blow

Bila penderita sadar dapat batuk keras,


observasi ketat.

Bila nafas tidak efektif atau berhenti,


lakukan back blow 5 kali  hentakan keras
pada punggung korban di titik silang garis
antar belikat dengan tulang
punggung/vertebrae

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Chest Thrust
Untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil

Bila penderita sadar, lakukan Gerakan 5 kali


• Tekan tulang dada dengan jari telunjuk atau jari
tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi
antara kedua putting susu pasien

Bila penderita sadar,


• Tidurkan terlentang, lakukan chest thrust, tarik
lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Akibat tidak dilakukan / kegagalan
penanganan sumbatan jalan
nafas
• Gelisah oleh karena hipoksia
• Gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga)
• Gerak dada dan perut paradoksal
• Sianosis
• Kelelahan dan meninggal

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Membuka
Jalan Nafas
Pemasangan
Suctioning Oropharynx airway
Cross finger /
finger swab
Membersihkan Pemasangan
Jalan Nafas Nasopharynx airway

Pemasangan LMA
Dengan
Tanpa Alat Bantu
Alat Bantu
Pemasangan
Endotracheal tube

Mempertahankan
Jalan Nafas Crycothyrotomy
Head tilt
Jaw Trust
Chin Lift

Tracheostomy
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Membuka Jalan Nafas

Teknik Cross Finger yaitu dengan


menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
yang disilangkan dan menekan gigi atas
dan bawah.

Pembersihan manual Sumbatan jalan


nafas dengan sapuan jari/ finger swab

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Mempertahankan Jalan Nafas

Head tilt Chin lift Jaw Thrust


Posisi Normal Telapak Jari telunjuk dan tengah Dorong ramus mandibula ke depan
tangan menahan tulang dagu, sehingga barisan gigi bawah
menekan dahi, tahan dan angkat sedikit kedepan
pertahankan
Triple Manouver Airway
BODY
POSITION
• Miringkan pasien ke kanan / kiri untuk mempertahankan patensi
jalan nafas tetap terbuka dan memudahkan cairan / muntahan
mengalir keluar
• Tindakan ini dilakukan bila tidak ada kemungkinan spinal injury
• Jika dicurigai spinal injury harus menggunakan alat penyangga leher
(collar neck)

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Oropharyngeal Laryngeal Mask Crycothyrotomy
air way Airway

Nasopharingeal Endotracheal Tracheostomy


airway intubation
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Tujuan
Nama lain : mayo, guedel
:
1. Membebaskan jalan nafas
2. Mempermudah akses untuk suctioning
3. Mencegah endotrakheal tergigit pasien

 Jangan dipasang pada pasien sadar


 Jangan dipasang jika refleks muntah atau reflek
menelan masih ada Cara mengukur: dari ujung
 Pasang OPA sesuai dengan ukuran bibir sampai ramus mandibula

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


1. Buka mulut pasien (chin lift / dengan alat).
2. Siapkan pipa oropharynx sesuai ukurannya
3. Basahi / beri pelumas agar licin
4. Bersihkan rongga mulut dari material yang mengganggu
(darah, muntahan, secret)  suction
5. Masukkan OPA kedalam rongga mulut, arahkan lengkungan
kearah langit-langit (ke palatal) sampai masuk separuh
bagian OPA
6. Putar searah jarum jam 180 lengkungan mengarah ke arah
bawah hingga lengkungan pipa menjadi searah dan dapat
menyusuri langit-langit
7. Dorong pelan dan hati-hati sampai posisi pada rongga
oropharynx (OPA menopang pangkal lidah)
8. Tempatkan bagian keras OPA berada dibagian pangkal
diantara barisan gigi atas dan bawah
9. Cek lihat, dengar dan raba nafas

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


• Tube  tanpa cuff
dari plastik atau karet yang soft (lunak)
• Dipilih bila insersi oropharingeal  sulit
oleh karena :
- trimus,
- trauma masif di mulut,
- interdental wiring
• Bisa dipasang pada pasien-pasien yang napas
spontan dan masih semiconscious
• Hati-hati pasien dengan curiga fr. basis cranii

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Ukuran : dewasa : large 8-9
medium 7 - 8
Small 6 - 7

Cara mengukur: dari ujung hidung sampai ujung daun telinga


(pangkal telinga)

Komplikasi :
• masuk oesophagus  distensi gaster
• laryngospasm dan muntah
• perdarahan hidung

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


1. Posisi pasien terlentang
2. Nilai lubang hidung, septum nasi,
3. Pilih ukuran yang tepat
4. Pakai sarung tangan
5. Beri jelly pada ujung pipa
6. Perhatikan kelengkungan tube yang menghadap
kearah depan (bevel), irisan menghadap septum,
ujung diarahkan telinga
7. Dorong pelan-pelan arah tegak lurus hingga
seluruhnya masuk ke nasopharynx, lalu pasang
plester (kalau perlu)
8. Cek, Pastikan kondisi jalan nafas telah bebas

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


OXYGEN THERAPY

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


PENGERTIAN
• Oksigen terapi adalah intervensi medis berupa upaya pemberian oksigen untuk
mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan dan mempertahankan oksigenasi
jaringan agar tetap adekuat dengan cara meningkatkan masukan oksigen ke dalam
system respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen ke dalam sirkulasi dan
meningkatkan daya ekstraksi atau pelepasan O2 ke jaringan

• Sifat oksigen sebagai terapi: gas dalam tabung bertekanan tinggi, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa, menunjang proses pembakaran

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


KEBUTUHAN OXYGEN

• Istirahat (metabolism basal) n 250 ml O2 / menit


• Kebutuhan oksigen meningkat pada kondisi:
• Aktif  > 5 liter O2 / menit
• Body temperature  1  C  Consumption O2  14% Metabolisme
• 60% O2 digunakan untuk Otak dan Hepar

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


O2 uptake O2 transport O2 extraction O2 utilisation

Optimize
Oxygenatio Oxygen Delivery Oxygen Comsumption
n

Cardiac Output
ScvO2 Arterial Oxygen
Content
Stroke
Heart Oxgenation Hemoglobin
SaO2 Hb
Volume Rate
Preload After Load Contractiliy
- GEDI - SVRI - GEF
- SW - CFI
- PPV - dPmx

Pulmonary edema
- ELVI
- PVPI

- Volume + -VasopressorHsIPERC-CI
+
R-ed Blood
+
JIAnToIMtr_oPeplaetsihan HCU
Cell+s
Keberhasilan Terapi Oksigen

B=Breathing

Kualitas
A=Airway C=circulation
Oxygen therapy

Tehnik pemberian o2

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Indikasi Terapi Oksigen

• Gagal nafas akibat sumbatan jalan nafas, depresi pusat nafas, penyakit
saraf otot, trauma thorax atau penyakit pada paru seperti Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
• Kegagalan transportasi oksigen akibat syok (kardiogenik, hipovolemik dan
septik), infark otot jantung, anemia, atau keracunan karbondioksida (CO2)
• Kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat keracunan sianida
• Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada luka bakar,
trauma ganda, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam dsb
• Pasca anaestesi terutama anaestesi umum

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Tujuan Terapi Oksigen

Mengkoreksi Mencegah Mengobati Fasilitas absorbs


hipoksemia hipoksemia keracunan Co2
• Mempercepat
• Gagal nafas • Diberikan pada • Meningkatkan eliminasi sisa-sisa
kondisi yang tekanan parsial O2 obat anaestesi
memerlukan (Po2)
tambahan • Mengurangi ikatan
kebutuhan oksigen : CO2 dg Hb
bronchoskopi,
infeksi berat, kejang

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Akibat Kekurangan Oxygen

 Kemampuan tubuh membentuk ATP


 Efek terhadap organ :
* Otak disorientasi, kesadaran menurun
* Otot Kelemahan
* Kulit Cyanosis
* Sistem Kardiovascular HR 
* Sistem Respirasi  RR , nafas cuping hidung,
Spo2 
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Efek Samping dan Komplikasi Terapi
Oksigen
1. Keracunan oksigen 4. Fibroplasia retrolental
Tanda awal : Pao2 yang tinggi merangsang pembuluh darah retina yang masih imatur
• rasa tertekan di retro sternal untuk : spasme & proliferasi dengan akibat :
• Extrimitas kesemutan • perdarahan, kebutaan
• Mual, muntah • penghancuran & fibrosis jaringan dibelakang retina
• Lelah, lemas • terlepasnya retina
• Sesak, batuk - batuk
• Gelisah • terjadi pada bayi prematur dengan BB < 1200 gr
• Nafsu makan menurun
5. Dapat menimbulkan kebakaran dan peledakan
Tanda lanjut : Pencegahan :
 Sesak lebih berat • Jangan menggunakan alat elektrik selama menggunakan terapi
 Cyanosis Oksigen
 Pernafasan memburuk secara progressif • Jangan merokok dekat pasien yang mendapat terapi oksigen Beri
tanda “ NO SMOKING “
2. Depresi Pernafasan • Yakinkan tangan petugas bebas dari minyak atau oli saat
Pasien dengan ppok bila diberi oksigen membuka tabung oksigen
konsentrasi tinggi bisa menyebabkan depresi • Tempatkan tabung oksigen yang sedang tidak digunakan jauh dari
pernafasan karena hilangnya “ hypoxic Drive “ sumber api / dapur
• Hindari Sinar matahari langsung
3. Mikro atelektasis
Hilangnya gas nitrogen & surfactan di alveoli
6. Infeksi
7. Aspirasi
HIPERCCI JATIM _ Pe la ti ha n HC U
8 . P e n u m p ukan

Co2
PRINSIP OXYGEN THERAPY

• Memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada


tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen
dalam darah meningkat dengan tujuan
Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


METHODA PENGALIRAN GAS

SISTEM ALIRAN RENDAH SISTEM ALIRAN TINGGI


1. Low flow low concentration 1. High flow low concentration
• Kateter nasal  Masker venturi
• Kanul binasal 2. High flow high concentration
2. Low flow high concentration  CPAP, HFNC
• Sungkup muka sederhana
• Sungkup muka dengan kantong
rebreathing
• Sungkup muka dengan kantong
Non Rebreathing

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


PEMBERIAN AWAL
1. Berikan oksigen konsentrasi tinggi untuk pasien sakit kritis
dan dokumentasikan
2. Pada semua pasien sesak napas dan sakit akut, periksa
SpO2 (dilengkapi BGA jika perlu)
3. Suplemen oksigen diberikan untuk meningkatkan oksigenasi tetapi
tidak mengobati penyebab yang mendasari hipoksemia
4. Semua pasien sakit kritis di luar perawatan kritis area harus dinilai
dan dipantau dengan menggunakan EWS
5. Pulse oximetry harus tersedia di semua lokasi dimana oksigen
darurat digunakan

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Kanul Nasal
• Aliran FiO2 24 – 44 %
dengan aliran 1 – 6 l/mnt
• Konsentrasi oksigen akan
naik 4 % pada tiap
kenaikan aliran 1l/mnt

Keuntungan :
• Tehnik pemberian
mudah
• Sudah dikenal luas
• Pasien masih dapat
berkomunikasi
Kerugian:
• Nyeri
• Konsentrasi tidak HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU

terpredikasi
Simple Face Mask

• Aliran yang diberikan 5 –10 lpm dengan konsentrasi 40 –


60 %
• Aliran <5lpm dapat menyebabkan resistensi terhadap
pernafasan dan kemungkinan terjadi penumpukan CO2
dalam masker dan dapat Terjadi rebreathing Co2.
• Untuk pasien gagal nafas tanpa hiperkapnea
• Merupakan sistem pemberian oxygen dengan aliran
rendah

Kelemahan:
• Berubah posisi
• Membatasi pasien makan dan berkomunikasi
HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Rebreathing Mask

Aliran diberikan 6 - 10 L/mnt


• Konsentrasi Oksigen 60 – 80 %
• Udara inspirasi sebagian bercampur
dengan udara ekspirasi
• 1/3 bagian volume ekspirasi masuk ke
kantong.
• 2/3 bagian volume ekspirasi melewati
lubang lubang pada bagian samping

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Non-Rebreather Mask

• Secara teoritis dapat mencapai FIO2 100%,


tetapi pada kenyataannya FIO2 maksimum
mendekati 80% (karena kebocoran di sekitar
masker).
• Lubang ekspirasi pada masker ditutupi dengan
penutup yang memungkinkan gas yang
dihembuskan keluar tetapi mencegah inhalasi
gas udara ruangan
• Ada juga katup satu arah antara kantong
reservoir dan masker yang memungkinkan
inhalasi gas dari kantong tetapi mencegah gas
yang dihembuskan memasuki kantong (untuk
mencegah rebreathing gas yang dihembuskan)

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Venturi mask

• Memberikan aliran yang bervariasi dengan


Konsentrasi oksigen 24 – 50 %
• Menggunakan methode high flow sistem

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


Bila menggunakan venturi FiO2 bisa ditentukan dengan pasti sesuai dengan warna dan aliran oksigen yang
harus dialirkan ke masing-masing venturi

Biru  24%  4 liter

Kuning  28%  4 liter

Putih  31%  6 liter

Hijau  35%  8 liter

Merah muda  40%  8 liter

O r a n g e  50% 
HIP ERC CI JAT IM_ Pe latiha n HCU

10 liter
INDICATIONS FOR
DELIVERY OF SUPPLEMENTARY
PROVISION OF
OXYGEN
SUPPLEMENTARY
DEVICE FLOW RATE DELIVERY O2 SpO2 OXYGEN
Interpretation Intervention
Nasal canula 1 L/min 21% - 24%
2 L/min 25% - 28% 95% - 100% Desired range O2 4 l/min – nasal
3 L/min 29% - 32% canule
4 L/min 33% - 36%
5 L/min 37% - 40% 90% - <95% Mild-moderate Face mask
6 L/min 41% - 44% hypoxia
Simple oxygen face 6-10 L/min 35% - 60%
mask 85% - <90% Moderate-severe Face mask w/ O2
hypoxia reservoir  assisted
Face mask w/ O2 6 L/min 60%
ventilation
reservoir 7 L/min 70%
(nonrebreathing 8 L/min 80% <85% Severe to life- Assisted ventilation
mask /rebreathing 9 L/min 90%
mask) threatening hypoxia
10-15 L/min 95% - 100%

Ventury mask 4-8 L/min 24% - 35%


10-12 L/min 40% - 50% HI PERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Monitoring dan Evaluasi

Sistem Sistem
Neurologi Laboratorium
Respirasi kardiovaskuler
• RR • ECG • Tingkat • Analisa Gas
• TTV • HR Kesadaran Darah
• Pulse oxymetri • Tekanan darah • Elektrolit
• Retraksi cuping • Warna Kulit
hidung • Temperatur
• Penggunaan
Otot bantu
nafas
• Skin color

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


PENGHENĽIAN ĽERAPI OKSIGEN

• Berikan menjadi 2 L/menit melalui kanula hidung


sebelum penghentian terapi oksigen
• Pasien dengan risiko gagal napas hiperkapnia dapat
diturunkan menjadi 1 L/mnt atau0,5 L/mnt) melalui nasal
kanul
• Periksa saturasi pasien dalam 5 menit setelah terapi
oksigen dihentikan
• Jika saturasi turun di bawah kisaran target pasien saat
menghentikan terapi oksigen, mulai kembali konsentrasi terendah
sesuai target
• Beberapa pasien mungkin mengalami hipoksemia episodik
(misalnya karena sumbatan lendir) setelah terapi oksigen
dihentikan HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU
Simpulan

Therapy oxygen berhubungan dengan


gagal napas

Pengkajian airway ,breathing


& Circulation

Methoda yang tepat dalam pemberian


oxygen – hasil maksimal

HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU


HIPERCCI JATIM_Pelatihan HCU

Anda mungkin juga menyukai