Anda di halaman 1dari 50

Kampanye Pemilu

2024
DASAR HUKUM
Undang-Undang 7 Tahun 2017
Pemilihan Umum

> Ketentuan mengenai kampanye Pemilu diatur dalam


Pasal 267 sampai dengan Pasal 324

PKPU No.3 Tahun 2022


Tahapan dan Jadwal Pemilu Tahun 2024

PKPU No.15 Tahun 2023


Kampanye Pemilihan Umum

PKPU No.15 Tahun 2023


Perubahan atas PKPU No 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum

Putusan Mahkamah Konstitusi


Nomor 65/PUU-XXI/2023
DEFINISI PRINSIP

Kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang


• Jujur • Terbuka
ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk • Adil • Proporsional
meyakinkan pemilih dengan menawarkan
visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta • Berkepastian • Profesional
Pemilu Hukum • Akuntabel
Pelaksana Kampanye Pemilu adalah Peserta • Tertib • Efektif
Pemilu dan pihak yang ditunjuk oleh Peserta • Kepentingan
Pemilu untuk melakukan kegiatan Kampanye • Efisien
Pemilu
Umum
Tahapan Kampanye Pemilu 2024
Kampanye
Kampanye Anggota DPD, DPR, DPRD Provinsi, • Rapat Umum
Pelaksanaan Debat
dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pasangan • (Diikuti oleh Partai
Calon Presiden dan Wakil Presiden: •Debat I : 1 Desember 2023 Peserta Pemilu yang
•Pertemuan terbatas •Debat II : 10 Desember 2023 dilakukan sesuai
•Pertemuan tatap muka •Debat III : 14 Januari 2024 jadwal yang telah
•Penyebaran bahan kampanye •Debat IV : 21 Januari 2024 diatur dengan
•Pemasangan alat peraga •Debat V : 4 Februari 2024 pembagian zona)
•Media Sosial • Iklan Media Massa
•Kegiatan lain Note: Jadwal masih berupa cetak, media massa
rancangan elektronik, dan
28 November 2023 – 10 Februari 2024 Internet

21 Jan – 10 Feb 2024

Kampanye Putaran Kedua Masa Tenang


2–22 Juni 2024 11 – 13 Feb 2024
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden DPD

• Pengurus partai politik atau gabungan partai • Calon anggota DPD


politik pengusul • Orang seorang yang ditunjuk
• Orang seorang oleh peserta pemilu anggota
• Organisasi penyelenggara kegiatan, yang ditunjuk DPD
oleh Pasangan Calon. • Organisasi yang ditunjuk oleh
• Pasangan Calon juga dapat menjadi Pelaksana peserta pemilu anggota DPD
Kampanye Pemilu
• Pasangan Calon membentuk tim Kampanye
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tingkat nasional
DPR DPRD Provinsi DPRD Kabupaten/Kota

• Pengurus partai politik • Pengurus partai politik peserta • Pengurus partai politik peserta
peserta pemilu DPR Pemilu DPRD provinsi pemilu DPRD kabupaten/ kota
• Calon anggota DPR • Calon anggota DPRD provinsi • Calon anggota DPRD kabupaten/
• Juru kampanye pemilu yang • Juru kampanye pemilu yang kota
ditunjuk oleh peserta pemilu ditunjuk oleh peserta pemilu • Juru kampanye pemilu yang
anggota DPR anggota DPRD provinsi ditunjuk oleh peserta pemilu
• Orang seorang yang ditunjuk • Orang seorang yang ditunjuk anggota DPRD kabupaten/kota
oleh peserta pemilu oleh peserta pemilu anggota • Orang seorang yang ditunjuk oleh
anggota DPR DPRD provinsi peserta pemilu anggota DPRD
• Organisasi penyelenggara • Organisasi penyelenggara kabupaten/ kota
kegiatan yang ditunjuk oleh kegiatan yang ditunjuk oleh • Organisasi penyelenggara kegiatan
peserta pemilu anggota DPR peserta pemilu anggota DPRD yang ditunjuk oleh peserta pemilu
provinsi anggota DPRD kabupaten/kota
Tim Kampanye PPWP Nasional Tugas KPU

• Dibentuk oleh Pasangan Calon setelah • KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/ Kota
berkoordinasi dengan Parpol/ Gabungan mengumumkan nama tim Kampanye PPWP
Parpol Peserta Pemilu yang mengusulkan sesuai dengan tingkatannya yang telah
Pasangan Calon dan telah didaftarkan ke KPU didaftarkan pada papan pengumuman dan/
• Bertugas penyusun kegiatan tahapan atau laman KPU, KPU Provinsi, atau KPU
kampanye Kabupaten/ Kota
• Bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis
penyelenggaraan kampanye
• Dapat membentuk Tim Kampanye PPWP
tingkat Provinsi
PELAKSANA KAMPANYE PEMILU
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Pasangan Calon, Partai Politik, Gabungan Partai Politik harus mendaftarkan Pelaksana Kampanye Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden kepada:

a. KPU, untuk Pelaksana Kampanye Pemilu tingkat Nasional


b. KPU Provinsi untuk pelaksana Kampanye Pemilu tingkat provinsi; dan
c. KPU Kabupaten/Kota untuk Pelaksana Kampanye Pemilu tingkat Kabupaten/Kota.

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu dilakukan paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum masa Kampanye
Pemilu

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu ditembuskan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.
PETUGAS KAMPANYE PEMILU
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Petugas Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden bertugas:

a. Sebagai petugas penghubung Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden


dengan KPU;
b. Menyelenggarakan kegiatan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
c. Menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan tembusannya disampaikan kepada Bawaslu mengenai
penyelenggaraan kegiatan Kampanye Presiden dan Wakil Presiden; dan/atau
d. Menyebarkan bahan kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
PELAKSANA KAMPANYE PEMILU
ANGGOTA DPR

Partai Politik Peserta Pemilu DPR harus mendaftarkan Pelaksana Kampanye Pemilu kepada:

a. KPU, untuk Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR tingkat nasional;


b. KPU Provinsi untuk pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR tingkat provinsi; dan
c. KPU Kabupaten/Kota untuk Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR tingkat Kabupaten/Kota.

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu dilakukan paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum masa Kampanye
Pemilu

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu ditembuskan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.
PELAKSANA KAMPANYE PEMILU
ANGGOTA DPRD PROVINSI

Partai Politik Peserta Pemilu DPRD Provinsi harus mendaftarkan Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPRD
Provinsi kepada:

a. KPU Provinsi untuk pelaksana Kampanye Pemilu tingkat provinsi; dan


b. KPU Kabupaten/Kota untuk Pelaksana Kampanye Pemilu tingkat Kabupaten/Kota.

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu dilakukan paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum masa Kampanye
Pemilu

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu ditembuskan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.
PELAKSANA KAMPANYE PEMILU
ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA

Partai Politik Peserta Pemilu DPRD Kabupaten/Kota harus mendaftarkan Pelaksana Kampanye Pemilu
anggota DPRD Provinsi kepada KPU Kabupaten/Kota

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu dilakukan paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum masa Kampanye
Pemilu

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota ditembuskan kepada Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
PETUGAS KAMPANYE PEMILU
DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD
KAB/KOTA
Petugas Kampanye Pemiilu Anggota DPR, anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD
Kabupaten/Kota bertugas:

a. Sebagai penghubung Peserta Pemilu anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPRD
Kabupaten/Kota dengan KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi
penyelenggaraan Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;
b. Menyelenggarakan kegiatan Kampanye Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota;
c. Menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai
dengan tingkatannya dan salinan dokumen pemberitahuan disampaikan kepada Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota mengenai penyelenggaraan Kampanye Pemilu
anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota; dan/atau
d. Menyebarkan bahan kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota
PELAKSANA KAMPANYE PEMILU
ANGGOTA DPD

Calon anggota DPD harus mendaftarkan Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPD kepada:

a. KPU Provinsi untuk pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPD untuk tingkat provinsi; dan
b. KPU Kabupaten/Kota untuk Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPD tingkat Kabupaten/Kota.

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu dilakukan paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum masa Kampanye
Pemilu

Pendaftaran Pelaksana Kampanye Pemilu ditembuskan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.
PETUGAS KAMPANYE PEMILU
CALON ANGGOTA DPD

Petugas Kampanye Pemiilu Anggota DPD bertugas:

a. Sebagai penghubung Peserta Pemilu anggota DPD dengan KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota;
b. Menyelenggarakan kegiatan Kampanye Pemilu Anggota DPD;
c. Menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai
dengan tingkatannya dan tembusannya disampaikan kepada Bawaslu Provinsi mengenai
penyelenggaraan Kampanye Pemilu anggota DPD; dan/atau
d. Menyebarkan bahan kampanye Pemilu anggota DPD
1 Visi, misi, dan program pasangan calon untuk
kampanye pemilu presiden dan wakil presiden

2 Visi, misi, dan program partai politik untuk partai


politik peserta pemilu yang dilaksanakan oleh
calon anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan
anggota DPRD kabupaten/kota

3 Visi, misi, dan program yang bersangkutan untuk


kampanye pemilu perseorangan yang
dilaksanakan oleh calon anggota DPD
Visi, Misi dan Program Pasangan Calon Presiden
1 dan Wakil Presiden disusun pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Materi Kampanye Pasangan Calon, DPR, DPRD


2
Provinsi, DPRD Kab/Ko dan DPD dapat
menyampaikan citra diri. Citra Diri meliputi nomor
urut dan foto/gambar

3 Materi kampanye Pemilu disampaikan secara lisan


dan/atau tertulis kepada masyarakat
a. Menggunakan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah dengan kalimat
yang sopan, santun, patut, dan pantas disampaikan, diucapkan, dan/atau
ditampilkan kepada umum
b. Tidak mengganggu ketertiban umum;
c. Memberikan informasi yang bermanfaat dan mencerdaskan masyarakat;
d. Tidak menyerang pribadi, kelompok, golongan, atau Pasangan Calon
lain;
e. Tidak bersifat provokatif; dan
f. Menjalin komunikasi politik yang sehat antara Peserta Pemilu dengan
masyarakat sebagai bagian dari membangun budaya politik Indonesia
yang demokratis dan bermartabat.
Pertemuan Terbatas

Pertemuan Tatap Muka

Penyebaran bahan
Iklan media cetak, media
Kampanye kepada umum
elektronik, media dalam
jaringan
Pemasangan alat peraga
kampanye pemilu di
tempat umum
Rapat Umum

Media sosial
Dilaksanakan selama 21 hari dan berakhir s.d
dimulainya masa tenang
Debat Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden

25 Hari setelah penetapan DCT legislatif dan 15 Hari Setelah


Kegiatan lain yang tidak ditetapkannya Paslon Presiden dan Wakil s.d dimulainya masa
melanggar larangan Kampanye tenang
dan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Media Kampanye Pemilu
Media Sosial Iklan Kampanye Alat Peraga

Peserta Pemilu dapat Konten dapat memuat: Pemasangan di Tempat


membuat paling banyak • Tulisan Umum berupa:
20 akun untuk setiap • Suara • Reklame
jenis aplikasi • Gambar • Spanduk
Konten dapat memuat: • Gabungan antara • Umbul-umbul
•Tulisan tulisan dan suara
•Suara dan/atau suara dan
•Gambar gambar
•Gabungan antara
tulisan, suara, dan/atau
gambar
Bahan Kampanye Pemilu Kepada Umum
Bahan Kampanye

a. Selebaran;
b. Brosur;
c. Pamflet;
d. Poster;
e. Stiker;
f. Pakaian;
g. Penutup kepala;
h. Alat minum/makan;
i. Kalender;
j. Kartu nama;
k. Pin;
l. Alat tulis; dan / atau
m. Atribut kampanye lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Alat Peraga Kampanye
Bahan Kampanye Bahan Kampanye

a. Reklame Penyerahan desain dan materi


b. Spanduk; dan/atau APK paling lambat 5 (lima) Hari
c. Umbul-umbul sebelum masa Kampanye Pemilu

Bahan Kampanye

Lokasi pemasangan APK:


a. Keputusan KPU Provinsi untuk Kampanye Pemilu di wilayah
Provinsi
b. Keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk Kampanye Pemilu di
wilayah Kabupaten/Kota
Kampanye Pemilihan Umum Oleh
Pejabat Negara
1. Kampanye Pemilu oleh Pejabat negara dilaksanakan sesuai dengan UU yang mengatur mengenai Pemilu
2. Ketentuan tersebut termasuk ketentuan mengenai hak pejabat negara melaksanakan Kampanye Pemilu,
pejabat negara yang berstatus sebagai anggota partai politik atau bukan anggota partai politik, kewajiban
memperhatikan tugas penyelenggaraan negara dan/atau pemerintahan, dan larangan penggunaan fasilitas
negara dan fasilitas yang melekat pada jabatan.
3. Pejabat yang diberikan cuti untuk melaksanakan kampanye pemilu harus menaati tata cara pelaksanaan cuti
sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai cuti dalam pelaksanaan kampanye Pemilu
4. Cuti harus diproses secara tertulis dan surat cutinya disampaikan kepada KPU, KPU Provinsi, atau KPU
Kabupaten/Kota sesuai tingkatannya paling lambat 3 (tiga) Hari sebelum pelaksanaan Kampanye Pemilu
5. Surat cuti juga disampaikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
Kampanye Pemilihan Umum Oleh
Pejabat Negara
1. Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau wali kota dan wakil
wali kota dilarang menjadi ketua tim Kampanye Pemilu.
2. Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau wali kota dan wakil wali
kota yang ditetapkan sebagai anggota tim kampanye Pemilu dan/atau Pelaksana
Kampanye Pemilu yang melaksanakan Kampanye Pemilu dalam waktu bersamaan,
tugas pemerintah sehari-hari dilaksanakan oleh sekretaris daerah.
No Isu Strategis Keterangan
1. Metode Kampanye • Pengaturan Metode Kampanye yang dapat dilakukan
di Fasilitas Pemerintah dan Tempat Pendidikan; dan

2. Lokasi Kampanye di Fasilitas • Pengaturan tempat yang dapat digunakan di lingkungan


Pemerintah dan Tempat Pendidikan Fasilitas Pemerintah dan Tempat Pendidikan.

3. Pengaturan Pemberian Izin • Mekanisme permohonan dan pemberian izin dari


penanggung jawab di Fasilitas Pemerintah dan Tempat
Pendidikan
• Penyampaian izin Pelaksanaan Kegiatan.
Lokasi Kampanye di Fasilitas Pemerintah
dan Tempat Pendidikan Pasca Putusan MK
Tempat Pendidikan
Pasal 72A PKPU No. 20 Tahun 2023

Fasilitas Pemerintah
a. Gedung;
b. Halaman;
a. Gedung; c. Lapangan; dan/atau
b. Halaman; d. Tempat lainnya
c. Lapangan; dan/atau
Tempat Pendidikan
d. Tempat lainnya
a. Universitas;
b. Institut;
c. Sekolah Tinggi;
d. Politeknik;
e. Akademi; dan/atau
f. Akademi komunitas
Kebijakan Kampanye di Tempat Pendidikan
Pasca Putusan MK
 Pemberi izin
Pimpinan perguruan tinggi
 Prinsip pemberian izin
a. adil;
b. terbuka;
c. proporsional;
d. tidak berpihak kepada salah satu Peserta Pemilu;
e. tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar;
f. tidak mengganggu netralitas dan suasana kondusif dalam
pembelajaran
Kebijakan Kampanye di Tempat Pendidikan
Pasca Putusan MK
 Peserta kampanye
mahasiswa di perguruan tinggi yang bersangkutan dan
tidak melibatkan pihak yang dilarang

 Metode kampanye
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. debat calon.
Sosialisasi Sosialisasi dan pendidikan politik dilakukan dengan metode:

& Pendidikan 1. Pemasangan bendera Partai Politik Peserta Pemilu dan nomor
urutnya; dan

Pemilih 2. Pertemuan terbatas, dengan memberitahukan secara tertulis


kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sesuai
Partai Politik Peserta Pemilu dapat tingkatannya dan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
melakukan sosialisasi dan pendidikan Kabupaten/Kota sesuai tingkatnya paling lambat 1 (satu) Hari
politik di internal Partai Politik Peserta sebelum kegiatan dilaksanakan.
Pemilu sebelum masa Kampanye
Pemilu.
Dalam hal sosialisasi dan pendidikan politik, Partai Politik Peserta
Pemilu dilarang mengungkapkan citra diri, identitas, ciri-ciri khusus
atau karakteristik Partai Politik Peserta Pemilu dengan menggunakan
metode:
1.Penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
2.Pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu di tempat umum; atau
3.Media Sosial, yang memuat tanda gambar dan nomor urut Partai
Politik Peserta Pemilu di luar masa Kampanye Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1).
Bahan Kampanye

Pasal 70 PKPU No. 15 Tahun 2023


(1) Bahan Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
yang dapat ditempel dilarang ditempelkan di tempat umum sebagai

Larangan berikut:
a. tempat ibadah;

Kampanye
b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan;
c. tempat pendidikan, meliputi gedung
dan/atau sekolah dan/atau perguruan tinggi;
d. gedung atau fasilitas milik pemerintah;
e. jalan-jalan protokol;
f. jalan bebas hambatan;
g. sarana dan prasarana publik; dan/atau
h. taman dan pepohonan.

(2) Tempat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,


huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf g termasuk halaman, pagar,
dan/atau tembok.
Alat Peraga Kampanye

Pasal 71 PKPU No. 15 Tahun 2023


(1) Alat Peraga Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 dilarang dipasang pada tempat umum
sebagai berikut:
a. tempat ibadah;
b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan;

Larangan c. tempat pendidikan, meliputi gedung


dan/atau sekolah dan/atau perguruan tinggi;

Kampanye
d. gedung milik pemerintah;
e. Fasilitas tertentu milik pemerintah; dan
f. Fasilitas lainnya yang dapat mengganggu
ketertiban umum

(2) Tempat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk


halaman, pagar, dan/atau tembok.
Pasal 72 ayat (1) PKPU No. 20 Tahun 2023

Pelaksana, Peserta, dan Tim Kampanye dilarang:

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan

Larangan c.
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta
Pemilu yang lain;

Kampanye
d. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
e. mengganggu ketertiban umum;
f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau
Peserta Pemilu yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu;
h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan,
kecuali untuk fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan sepanjang
mendapat izin dari penanggung jawab tempat dimaksud dan hadir tanpa
atribut kampanye pemilu;
i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari
tanda gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan
j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi
lainnya kepada peserta Kampanye.
Pasal 72 ayat 1a, ayat 1b, ayat 2 PKPU No. 20 Tahun 2023

(1a) Fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan yang dikecualikan


sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf h digunakan sepanjang tidak
mengakibatkan fasilitas pemerintah pemerintah dan tempat pendidikan
Larangan terganggu fungsi atau peruntukannya, serta tidak melibatkan anak

Kampanye (1b) atribut Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf h
merupakan alat dan/atau perlengkapan yang memuat citra diri, visi,
misi, dan program.
(2) Selain larangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pelaksana Kampanye
Pemilu, peserta Kampanye Pemilu dan tiim Kampanye Pemilu dilarang
menggunakan fasilitas gedung perwakilan pemerintah di luar negeri
Pasal 72 ayat 4 PKPU No. 20 Tahun 2023

Pelaksana Kampanye Pemilu dan/atau tim Kampanye Pemilu dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang
mengikutsertakan:
a. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada semua
badan peradilan di bawah Mahkamah Agung dan hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;

Larangan
b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
c. Gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia

Kampanye
d. Direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah;
e. Pejabat negara bukan anggota partai politik yang menjabat sebagai pimpinan di lembaga
nonstruktural;
f. Aparatur Sipil Negara;
g. Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;
h. Kepala desa;
i. Anggota badan permusyawaratan desa; dan
j. Warga negara indonesia yang tidak memiliki hak memilih
Pasal 73 PKPU No. 15 Tahun 2023

Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara,

Larangan pejabat struktural, dan pejabat fungsional, kepala


desa/lurah atau sebutan lain dilarang membuat keputusan
Kampanye dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu Peserta Pemilu
Pasal 74 PKPU No. 15 Tahun 2023

1. Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara pejabat


struktural dan pejabat fungsional, dan aparatur sipil negara lainnya
Larangan dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada

Kampanye keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan


sesudah masa Kampanye.
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pertemuan, ajakan, imbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada aparatur sipil negara dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga dan masyarakat
Pasal 75 PKPU No. 15 Tahun 2023

Pelaksana Kampanye Pemilu dan/atau tim Kampanye Pemilu dilarang


menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada
Larangan peserta Kampanye Pemilu secara langsung atau tidak langsung untuk:

Kampanye a. Tidak menggunakan hak pilihnya;


b. Menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara
tertentu sehingga surat suaranya tidak sah;
c. Memilih Pasangan Calon tertentu;
d. Memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu; dan/atau
e. Memilih Calon Anggota DPD tertentu.
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 490 UU 7 Tahun 2017

Setiap Kepala Desa atau sebutan lain yang dengan sengaja membuat
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah )
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 491 UU 7 Tahun 2017

Setiap orang yang mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu


jalannya Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua
belas juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 492 UU 7 Tahun 2017

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye Pemilu diluar


jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota untuk setiap Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 276 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 493 UU 7 Tahun 2017

Setiap pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu yang melanggar


larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (2) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan dengan paling
banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 494 UU 7 Tahun 2017

Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan


Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa,
dan/atau anggota badan permusyawaratan desa yang melanggar
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (3) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan dengan paling
banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 495 UU 7 Tahun 2017

1) Pelaksana kampanye dan/atau peserta kampanye yang dengan


sengaja mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye
Pemilu di tingkat kelurahan/desa dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.
12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
2) Pelaksana kampanye dan/atau peserta kampanye yang karena
kelalaiannya mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye
Pemilu di kelurahan/desa dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 6 (enam) bulan dan dengan paling banyak Rp. 6.000.000,00
(enam juta rupiah).
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 521 UU 7 Tahun 2017

Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang


dengan sengaja melanggar Larangan pelaksanaan kampanye
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i,
atau huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 522 UU 7 Tahun 2017

Setiap Ketua/Wakil Ketua/ketua muda/hakim agung/hakim


konstitusi, hakim pada semua badan peradilan, Ketua/Wakil
Ketua dan/atau anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur,
Deputi Gubernur Senior, dan/atau deputi gubernur Bank
Indonesia serta direksi, komisaris, dewan pengawas, dan/atau
karyawan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah
yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
280 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan dengan paling banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 523 ayat 1 UU 7 Tahun 2017

Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang


dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi
lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye Pemilu
secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 280 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp.
24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 546 UU 7 Tahun 2017

Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK,


PPS dan/atau PPLN yang dengan sengaja membuat keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye,
dipidana dengan pidana paling lama 3 (tiga) tahun dan dengan
paling banyak Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 547 UU 7 Tahun 2017

Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat


keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa
Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).
Ketentuan Pidana Dalam Kampanye
Pasal 550 UU 7 Tahun 2017

Setiap pelaksana atau peserta kampanye yang terbukti dengan


sengaja atau lalai yang mengakibatkan terganggunya tahapan
Penyelenggaraan Pemilu, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan paling banyak Rp. 24.000.000,00
(dua puluh empat juta rupiah)
TERIMA
KASIH

Bersama Rakyat Awasi Pemilu


Bersama Bawaslu Tegakkan
Keadilan Pemilu

Anda mungkin juga menyukai