Anda di halaman 1dari 64

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Dasar Hukum
D. Pengertian Umum

II. TAHAPAN DAN JADWAL DANA KAMPANYE

III. SEKILAS TENTANG DANA KAMPANYE


A. Sumber Dana Kampanye
1. Sumber Dana Kampanye Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden
2. Sumber Dana Kampanye Pemilu
Anggota DPR dan DPRD
3. Sumber Dana Kampanye Pemilu
Anggota DPD
B. Bentuk Sumber Dana Kampanye
C. Pembatasan Dana Kampanye
D. Identitas Penyumbang Dana Kampanye
E. Rekening Khusus Dana Kampanye

IV. PELAPORAN DANA KAMPANYE


A. Pencatatan Dana Kampanye
B. Pelaporan Dana Kampanye

2
C. Laporan Awal Dana Kampanye (LADK)
1. Pembukuan dan Penyampaian LADK
2. Penerimaan LADK
D. Laporan Penerimaan Sumbangan Dana
Kampanye (LPSDK)
1. Pembukuan dan Penyampaian
LPSDK
2. Penerimaan LPSDK
E. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran
Dana Kampanye (LPPDK)
1. Pembukuan dan Penyampaian
LPPDK
2. Penerimaan LPPDK
F. Larangan dan Sanksi

V. AUDIT DANA KAMPANYE


A. Bentuk Perikatan dan Tujuan Audit
B. Seleksi KAP
C. Perikatan Audit
D. Pelaksanaan Audit Dana Kampanye
E. Penyampaian dan Pengumuman Hasil
Audit Dana Kampanye

VI. LAYANAN/HELPDESK DANA KAMPANYE

3
“ The keys to brand success are self-
definition, transparency, authenticity and

accountability ”

4
5
A. LATAR BELAKANG

Pemilihan Umum dilaksanakan berdasarkan asas


langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Peserta dan Penyelenggara Pemilu dituntut untuk
menerapkan prinsip-prinsip transparan, akuntabel,
responsibel, independen, dan adil. Berdasarkan Pasal
167 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum bahwa tahapan penyelenggaraan
Pemilu salah satunya yaitu kegiatan Kampanye yang
merupakan kesempatan Peserta Pemilu untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat. Pada
Kegiatan Kampanye tersebut tentunya memerlukan
pendanaan. Pendanaan Kampanye oleh Peserta Pemilu
dapat difasilitasi oleh KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan
KPU/KIP Kabupaten/Kota, yaitu Kampanye berupa
pemasangan alat peraga kampanye di tempat umum,
penayangan iklan Kampanye, dan debat pasangan
calon presiden dan wakil presiden.
Selain fasilitasi pendanaan yang berasal dari KPU,
KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/ Kota,
Peserta Pemilu dapat membiayai metode Kampanye
dalam bentuk pertemuan terbatas, pertemuan tatap
muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum,
media sosial, rapat umum, pembuatan desain dan

6
materi alat peraga kampanye, mencetak dan
menyebarkan bahan kampanye, dan/atau kegiatan lain
yang tidak melanggar larangan kampanye dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 325, 329, dan 332
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, kampanye
didanai dan menjadi tanggung jawab Peserta Pemilu.
Oleh karena itu, Peserta Pemilu mempunyai kewajiban
untuk mencatat, membukukan, mengelola dan
menyusun laporan dana kampanye. Peserta Pemilu
wajib menyampaikan laporan dana kampanye yang
meliputi laporan awal dana kampanye (LADK), laporan
penerimaan sumbangan dana kampanye (LPSDK), dan
laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye
(LPPDK). Dalam rangka memudahkan para pemangku
kepentingan, KPU memandang perlu menerbitkan Buku
Saku Dana Kampanye Pemilihan Umum.

B. TUJUAN
Tujuan Buku Saku ini adalah memberikan
pemahaman yang lebih sederhana, baik bagi
Penyelenggara Pemilu, Pasangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden, Partai Politik, Calon Anggota DPD, Tim
Kampanye, maupun masyarakat luas mengenai
pelaporan Dana Kampanye.

7
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5215;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun
2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Tahun 2019;
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Dana
Kampanye Pemilihan Umum sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Dana
Kampanye Pemilihan Umum;
5. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia nomor 1126/PL.01.6-
Kpt/03/KPU/IX/2018 tentang Pedoman Teknis
Pelaporan Dana Kampanye Pemilihan Umum.

8
D. PENGERTIAN UMUM
Dalam Buku Saku ini akan dikenal beberapa istilah,
dengan definisi sebagai berikut:
1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden,
dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Presiden dan Wakil Presiden adalah Presiden dan
Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya
disingkat DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Dewan Perwakilan Daerah yang selanjutnya
disingkat DPD adalah Dewan Perwakilan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

9
6. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat
KPU adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas
melaksanakan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum.
7. Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi
Independen Pemilihan Aceh yang selanjutnya
disebut KPU Provinsi/KIP Aceh adalah lembaga
Penyelenggara Pemilu di provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Umum.
8. Komisi Independen Pemilihan Aceh yang selanjutnya
disebut KIP Aceh adalah lembaga Penyelenggara
Pemilu di Provinsi Aceh yang merupakan bagian dari
KPU yang diberi wewenang oleh Undang-Undang
tentang Pemerintahan Aceh untuk
menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden, Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota
DPRA, dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
9. Komisi Pemilihan Umum/Komisi Pemilihan
Independen Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disebut KPU/KIP Kabupaten/Kota adalah lembaga
Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Pemilihan Umum.
10. Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut KIP Kabupaten/Kota adalah
lembaga Penyelenggara Pemilu yang merupakan
bagian dari KPU yang diberi wewenang oleh Undang-

10
Undang tentang Pemerintahan Aceh untuk
menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden, Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota
DPRK, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, dan Wali
Kota dan Wakil Wali Kota.
11. Peserta Pemilu adalah Partai Politik untuk Pemilu
anggota DPR, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD
kabupaten/kota, perseorangan untuk Pemilu
anggota DPD, dan Pasangan Calon yang diusulkan
oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
12. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang
selanjutnya disebut Pasangan Calon adalah peserta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan
oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang
telah memenuhi persyaratan.
13. Partai Politik adalah organisasi yang bersifat
nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
14. Gabungan Partai Politik adalah gabungan 2 (dua)
Partai Politik atau lebih yang bersama-sama
bersepakat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon.
15. Perseorangan Calon Anggota DPD Peserta Pemilu
yang selanjutnya disebut Calon Anggota DPD adalah

11
perseorangan yang telah memenuhi persyaratan
sebagai Peserta Pemilu.
16. Kampanye adalah kegiatan Peserta Pemilu atau
pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk
meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi,
program dan/atau citra diri Peserta Pemilu.
17. Dana Kampanye Peserta Pemilu yang selanjutnya
disebut Dana Kampanye adalah sejumlah biaya
berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan
Peserta Pemilu untuk membiayai kegiatan
Kampanye.
18. Rekening Khusus Dana Kampanye yang selanjutnya
disingkat RKDK adalah rekening yang menampung
Dana Kampanye, yang dipisahkan dari rekening
keuangan Partai Politik atau rekening keuangan
pribadi Peserta Pemilu.
19. Laporan Awal Dana Kampanye yang selanjutnya
disingkat LADK adalah pembukuan yang memuat
informasi RKDK, sumber perolehan saldo awal atau
saldo pembukaan, rincian perhitungan penerimaan
dan pengeluaran yang diperoleh sebelum
pembukaan RKDK, dan penerimaan sumbangan yang
bersumber dari Pasangan Calon, Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik, Calon Anggota DPD atau
pihak lain.
20. Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
yang selanjutnya disingkat LPSDK adalah
pembukuan yang memuat seluruh penerimaan yang
diterima Peserta Pemilu setelah LADK disampaikan
kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota.

12
21. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye yang selanjutnya disingkat LPPDK adalah
pembukuan yang memuat seluruh penerimaan dan
pengeluaran Dana Kampanye.
22. Laporan Dana Kampanye yang selanjutnya disingkat
LDK terdiri dari LADK, LPSDK, dan LPPDK.
23. Pimpinan Partai Politik adalah Ketua Umum,
Sekretaris Jenderal atau Bendahara Umum atau
dengan sebutan lain Partai Politik Peserta Pemilu.
24. Pengurus Partai Politik Penanggung Jawab Dana
Kampanye yang selanjutnya disebut Pengurus Partai
Politik adalah Ketua Umum atau dengan sebutan
lain dan Bendahara Umum atau dengan sebutan lain
Partai Politik Peserta Pemilu.
25. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh
Pasangan Calon, Partai Politik dan/atau Gabungan
Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon di
tingkat nasional, provinsi dan/atau
kabupaten/kota.
26. Petugas Penghubung Partai Politik adalah Pengurus
Partai Politik yang bertugas sebagai penghubung
antara Partai Politik dengan KPU, KPU Provinsi/KIP
Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam proses
penyerahan Laporan Dana Kampanye.
27. Petugas Penghubung Calon Anggota DPD adalah
petugas penghubung antara Calon Anggota DPD
dengan KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP
Kabupaten/Kota dalam proses penyerahan Laporan
Dana Kampanye.
28. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat
KAP adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan

13
ketentuan peraturan perundang-undangan dan
mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-
Undang tentang Akuntan Publik.
29. Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat AP adalah
seseorang yang telah memperoleh izin untuk
memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangundangan mengenai Akuntan
Publik.
30. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh Peserta
Pemilu yang digunakan untuk keperluan audit.
31. Hari adalah hari kalender.

14
15
TAHAPAN DANA KAMPANYE
AWAL AKHIR
Dibuka paling lambat 1 hari sebelum
Pembukaan RKDK
masa kampanye
Dimulai sejak pembukaan RKDK dan
Pembukuan LADK ditutup 1 hari sebelum masa
kampanye
23 September 23 September
Penyerahan LADK
2018 2018
23 September 27 September
Perbaikan LADK
2018 2018
23 September
Pembukuan LPSDK 1 Januari 2019
2018
Penyerahan LPSDK 2 Januari 2019 2 Januari 2019
Pengumuman Penerimaan
3 Januari 2019 3 Januari 2019
LPSDK
3 hari setelah
Pembukuan LPPDK 25 April 2019
penetapan
Penyerahan Laporan Dana
26 April 2019 2 Mei 2019
Kampanye ke KAP
Audit Laporan Dana
Kampanye dan
Penyampaian hasil audit 2 Mei 2019 31 Mei 2019
Laporan Dana Kampanye
dari KAP ke KPU
Penyampaian hasil audit
Laporan Dana Kampanye 1 Juni 2019 7 Juni 2019
kepada Peserta Pemilu
Pengumuman hasil audit 1 Juni 2019 10 Juni 2019

16
17
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
berasal dari :
- Pasangan Calon
- Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
pengusul
- Sumbangan yang sah menurut hukum dari
pihak lain (perseorangan, kelompok,
perusahaan/badan usaha nonpemerintah)
- Dapat didanai dari APBN

18
PEMILU ANGGOTA DPR DAN DPRD
berasal dari :
- Partai Politik
- Calon Anggota DPR dan DPRD dari Partai
Politik yang bersangkutan
- Sumbangan yang sah menurut hukum dari
pihak lain (perseorangan, kelompok,
perusahaan/badan usaha non
pemerintah)

Catatan: sumbangan ini harus melalui


RKDK Partai Politik yang bersangkutan
sebelum digunakan untuk kegiatan
kampanye)

PEMILU ANGGOTA DPD


berasal dari :
- Calon Anggota DPD yang bersangkutan
- Sumbangan yang sah menurut hukum dari
pihak lain (perseorangan, kelompok,
perusahaan/badan usaha non
pemerintah)

19
UANG JASA
BARANG

Meliputi penerimaan uang secara


tunai, cek, bilyet giro, surat
berharga lainnya dan
penerimaan melalui transaksi
perbankan.
Bersumber dari Pasangan
Calon yang bersangkutan, partai politik
dan/atau sumbangan yang sah menurut hukum
dari pihak lain, sumbangan perseorangan, kelompok,
badan usaha nonpemerintah, khusus untuk sumbangan
yang sah menurut hukum dari pihak lain wajib
ditempatkan pada Rekening Khusus Dana Kampanye
terlebih dahulu sebelum digunakan untuk kegiatan
Kampanye.

20
Benda bergerak atau benda tidak
bergerak yang dapat dinilai dengan
uang berdasarkan harga pasar yang
wajar pada saat sumbangan itu
diterima. Pada laporan dana
kampanye, sumbangan dalam bentuk barang
dikonversikan dalam bentuk uang sesuai dengan nilai
yang wajar.

Pelayanan/pekerjaan yang
dilakukan pihak lain yang
manfaatnya dinikmati oleh Pasangan
Calon sebagai penerima jasa yang
dapat dinilai dengan uang
berdasarkan harga pasar yang wajar
pada saat sumbangan itu diterima.
Pada laporan dana kampanye,
sumbangan dalam bentuk jasa
dikonversikan dalam bentuk uang
sesuai dengan nilai yang wajar.

21
PEMBATASAN PENERIMAAN

Pembatasan Penerimaan Dana Kampanye diatur


berdasarkan jenis Pemilihan Umum, yaitu:
1. Pemilihan Umum Calon Presiden dan Wakil
Presiden;
2. Pemilihan Umum CalonAnggota DPR dan DPRD;dan
3. Pemilihan Umum Calon Anggota DPD:

PESERTA PEMILU PENERIMAAN DARI


Pasangan Calon Perseorangan
Presiden &
Wakil Presiden Paling banyak Rp.2.500.000.000,-
(selama masa kampanye)
dan Kelompok dan/atau perusahaan
atau badan usaha nonpemerintah
Partai Politik
(Anggota DPR Paling banyak
dan DPRD)
Rp. 25.000.000.000,- (selama masa
kampanye)

22
PESERTA PEMILU PENERIMAAN DARI
Calon Anggota Perseorangan
DPD
Paling banyak
Rp. 750.000.000,- (selama masa
kampanye)
Kelompok dan/atau perusahaan
atau badan usaha non pemerintah
Paling banyak
Rp. 1.500.000.000,- (selama masa
kampanye)

23
- Calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota TIDAK BOLEH menerima
sumbangan dari pihak lain selain Partai Politik dan
Pribadi Calon
- Pembelian barang dinilai berdasarkan harga pasar
yang wajar untuk barang tersebut
- Setiap diskon pembelian barang yang melebihi batas
kewajaran transaksi jual beli yang berlaku secara
NOTED umum, diberlakukan ketentuan sumbangan yang
batasan dan pengaturannya berpedoman pada
Peraturan KPU
- Hutang atau pinjaman yang timbul dari pihak lain,
DIBERLAKUKAN KETENTUAN SUMBANGAN yang
batasan dan pengaturannya berpedoman pada
Peraturan KPU
- APABILA sumbangan melebihi ketentuan:
✓ Dilarang menggunakan dana dimaksud
✓ Wajib melaporkan kepada KPU
✓ Menyerahkan sumbangan ke Kas Negara
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
masa kampanye berakhir

24
E

Sumbangan dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik


(Untuk Pemilu Presiden dan Waki Presiden) dan pihak lain
harus dilengkapi dengan identitas penyumbang yang
mencakup:

Penyumbang
Perusahaan/Badan
Partai Politik Perseorangan Kelompok Usaha
Nonpemerintah
Nama perusahaan
Nama
Nama Nama atau badan usaha
kelompok
nonpemerintah
Cakupan Identitas Penyumbang

Alamat perusahaan
Tempat/tanggal Alamat
Alamat atau badan usaha
lahir dan umur kelompok
nonpemerintah
Nomor Akta Pendirian
Nomor identitas
Nomor Akta perusahaan atau
Nomor identitas pimpinan
Pendirian badan usaha
kelompok
nonpemerintah
NPWP
NPWP perusahaan
NPWP (apabila kelompok atau
NPWP atau badan usaha
ada) Pimpinan
nonpemerintah
kelompok
Nama dan alamat
Nama dan Nama dan
direksi atau pimpinan
alamat Alamat alamat
perusahaaan atau
Pimpinan Partai penyumbang Pimpinan
badan usaha
Politik kelompok
nonpemerintahi

25
Penyumbang
Perusahaan/Badan
Partai Politik Perseorangan Kelompok Usaha
Nonpemerintah
Nomor
Nomor telepon/telepon
telepon/telepon Nomor Nomor genggam direksi atau
genggam telepon/telepon telepon/telepon pimpinan
Pimpinan Partai genggam genggam perusahaaan atau
Politik badan usaha
nonpemerintah
Jumlah sumbangan
Asal perolehan dana
Keterangan
Keterangan tentang
tentang status
status perusahaaan
Pekerjaan badan hukum
atau badan usaha
atau status
nonpemerintah
kelompok
Nama dan alamat
Alamat
pemegang saham
pekerjaan
mayoritas
Pernyataan penyumbang bahwa:
- penyumbang tidak menunggak pajak;
- penyumbang tidak dalam keadaan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
- dana tidak berasal dari tindak pidana; dan
- sumbangan bersifat tidak mengikat.

26
E
Pembukaan Rekening Khusus dijelaskan sebagai berikut:

27
Keterangan:

1. Pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye:

- RKDK atas nama Paslon


Paslon Presiden dan - Spesimen tanda tangan
Wakil Presiden dilakukan bersama oleh
Tim Kampanye dan
salah satu Paslon

- RKDK atas nama Partai


Politik Peserta Pemilu
- Spesimen tanda
tangan dilakukan
Partai Politik bersama oleh
perwakilan 2 (dua)
orang Pengurus Partai
Politik (sesuai
tingkatan)

RKDK atas nama Calon


Calon Anggota DPD Anggota DPD

28
Rekening
Rekening
Rekening Calon
Partai
Pribadi Anggota
Politik
DPD
RKDK
Pasangan Terpisah X X
Calon
RKDK
Partai X Terpisah X
Politik
RKDK Calon
Anggota X X Terpisah
DPD

❖ Rekening Khusus Dana Kampanye yang telah


disampaikan kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh atau
KPU/KIP Kabupaten/Kota TIDAK DAPAT DITARIK
dan/atau DILAKUKAN PENGGANTIAN.
❖ Pembukaan RKDK dilakukan PALING LAMBAT 1
(SATU) HARI sebelum dimulainya masa kampanye.

29
30
Dilengkapi dengan bukti
pengeluaran yang dapat Penerimaan
dipertanggungjawabkan berupa
uang, wajib
Pasangan
ditempatkan pada
Calon/Parpol/
Mencatat seluruh RKDK terlebih
Calon Anggota DPD
penerimaan dan dahulu sebelum
Pembukuan Khusus digunakan untuk
pengeluaran
Dana Kampanye kegiatan
Kampanye Pemilu

Menyampaikan Laporan
kepada KPU/KAP

Peserta Pemilu (dapat dibantu staf


khusus yang mempunyai latar
belakang akuntansi) wajib
menyusun dan menyampaikan
Laporan Dana Kampanye kepada
KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan
KPU/KIP Kabupaten/Kota.

31
LAPORAN DANA
KAMPANYE
LAPORAN AWAL DANA KAMPANYE
(LADK)

LAPORAN SUMBANGAN DANA


KAMPANYE (LPSDK)

LAPORAN PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN (LPPDK)

32
PEMBUKUAN LADK

Dimulai sejak Pembukaan Rekening Khusus Dana


Kampanye dan ditutup 1 (satu) hari sebelum masa
Kampanye.

CAKUPAN INFORMASI

a. Rekening Khusus Dana Kampanye


b. Saldo awal/Saldo Pembukaan dan Sumber
Perolehan
c. Jumlah rincian Perhitungan Penerimaan dan
Pengeluaran yang sudah dilakukan sebelum
penyampaian LADK, apabila saldo awal
merupakan sisa dari penerimaan dana dengan
peruntukan kampanye yang diperoleh sebelum
periode pembukuan LADK
d. Penerimaan sumbangan yang bersumber dari
Peserta Pemilu dan/atau Pihak Lain
e. NPWP masing-masing Peserta Pemilu

33
DOKUMEN YANG DISAMPAIKAN
1. LADK1-PARPOL: Laporan Awal Dana 1. LADK1-DPD: Laoran Awal Dana
1. LADK1-PILPRES: Laporan Awal Kampanye Kampanye
Dana Kampanye 2. LADK2-PARPOL: Laporan Penerimaan 2. LADK2-DPD: Daftar Penerimaan
2. LADK2-PILPRES: Laporan Sumbangan Dana Kampanye Sumbangan Dana Kampanye
Penerimaan Sumbangan Dana 3. LADK3-PARPOL: Daftar Penerimaan 3. LADK3-DPD: Daftar Aktivitas
Kampanye Sumbangan Dana Kampanye Pengeluaran Dana Kampanye
3. LADK3-PILPRES: Daftar 4. LADK4-PARPOL: Daftar Aktivitas 4. LADK4-DPD: Daftar Saldo Dana
Penerimaan Sumbangan Dana Pengeluaran Dana Kampanye Kampanye
Kampanye 5. LADK5-PARPOL: Daftar Saldo Dana 5. LADK5-DPD: Surat Pernyataan
4. LADK4-PILPRES: Daftar Aktivitas Kampanye Tanggung Jawab atas Laporan
Pengeluaran Dana Kampanye 6. LADK6-PARPOL: Surat Pernyataan Dana Kampanye
5. LADK5-PILPRES: Daftar Saldo Tanggung Jawab atas Laporan Dana 6. Surat Pernyataan Penyumbang
Dana Kampanye Kampanye Pihak Lain Perseorangan

34
6. LADK6-PILPRES: Surat Pernyataan 7. LADK7-PARPOL: Pencatatan 7. Surat Pernyataan Penyumbang
Tanggung Jawab atas Laporan Penerimaan dan Pihak Lain Kelompok
Dana Kampanye Pengeluaran Calon 8. Surat Pernyataan Penyumbang
7. Surat Pernyataan Penyumbang Anggota DPR/DPRD Pihak Lain Badan Usaha
Pihak Lain Perseorangan Provinsi/DPRD Nonpemerintah
8. Surat Pernyataan Penyumbang Kabupaten/Kota 9. Salinan buku RKDK
Pihak Lain Kelompok 8. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak 10. Surat Keterangan Data Pengelola
9. Surat Pernyataan Penyumbang Lain Perseorangan Rekening
Pihak Lain Badan Usaha 9. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak 11. Salinan bukti tagihan/utang
Nonpemerintah Lain Kelompok
10. Salinan buku RKDK 10. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak
11. Surat Keterangan Tim Kampanye Lain Badan Usaha Nonpemerintah
12. Salinan bukti tagihan/utang 11. Salinan buku RKDK
12. Surat Keterangan Data Pengelola
Rekening
Penyampaian LADK Peserta Pemilu sesuai tingkatan
kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP
Kabupaten/Kota dibuat dalam bentuk:
a. salinan naskah asli (hardcopy)
dalam 2 (dua) rangkap dengan ketentuan:
1. 1 (satu) rangkap sebagai arsip KPU; dan
2. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan kepada
Bawaslu; dan
b. naskah asli elektronik (softcopy).

Penyampaian LADK, dilakukan 1 (satu) Hari setelah


periode penutupan LADK, paling lambat pukul
18.00 waktu setempat

35
PEMBUKUAN LPSDK

Dimulai 1 (satu) hari setelah penutupan pembukuan


LADK dan ditutup 1 (satu) hari sebelum LPSDK
disampaikan kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh,
atau KPU/KIP Kabupaten/Kota.

CAKUPAN INFORMASI

a. Saldo
b. Rincian Perhitungan Penerimaan yang diperoleh
c. Penerimaan sumbangan yang bersumber dari
Peserta Pemilu dan/atau Pihak Lain
d. NPWP masing-masing Peserta Pemilu

36
DOKUMEN YANG DISAMPAIKAN
O K UME N Y ANG D
1. LPSDK1-PARPOL: Laporan 1. LPSDK1-DPD: Laporan Penerimaan
1. LPSDK1-PILPRES: Laporan
Penerimaan Sumbangan Dana Sumbangan Dana Kampanye
Penerimaan Sumbangan Dana
Kampanye 2. LPSDK2-DPD: Daftar Penerimaan
Kampanye
2. LPSDK2-PARPOL: Daftar Sumbangan Dana Kampanye
2. LPSDK2-PILPRES: Daftar
Penerimaan Sumbangan Dana 3. LPSDK3-DPD: Surat Pernyataan
Penerimaan Sumbangan Dana
Kampanye Tanggung Jawab atas Laporan
Kampanye
3. LPSDK3-PARPOL: Surat Pernyataan Penerimaan Sumbangan Dana
3. LPSDK3-PILPRES: Surat
Tanggung Jawab atas Laporan Kampanye
Pernyataan Tanggung Jawab
Penerimaan Sumbangan Dana 4. Surat Pernyataan Penyumbang
atas Laporan Penerimaan
Kampanye Pihak Lain Perseorangan
Sumbangan Dana Kampanye
4. LPSDK4-PARPOL: Pencatatan 5. Surat Pernyataan Penyumbang
4. Surat Pernyataan Penyumbang
Penerimaan Sumbangan Calon Pihak Lain Kelompok

37
Pihak Lain Perseorangan
Legislatif 6. Surat Pernyataan Penyumbang
5. Surat Pernyataan Penyumbang
5. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Badan Usaha
Pihak Lain Kelompok
Pihak Lain Perseorangan Nonpemerintah
6. Surat Pernyataan Penyumbang
6. Surat Pernyataan Penyumbang
Pihak Lain Badan Usaha
Pihak Lain Kelompok
Nonpemerintah
7. Surat Pernyataan Penyumbang
Pihak Lain Badan Usaha
Nonpemerintah
Penyampaian LPSDK Peserta Pemilu sesuai
tingkatan kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan
KPU/KIP Kabupaten/Kota dibuat dalam bentuk:
a. salinan naskah asli (hardcopy)
dalam 2 (dua) rangkap dengan ketentuan:
1. 1 (satu) rangkap sebagai arsip KPU; dan
2. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan
kepada Bawaslu; dan
b. naskah elektronik (softcopy).

Penyampaian LPSDK, paling lambat pukul 18.00


waktu setempat

38
PEMBUKUAN LPPDK

Dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah penetapan Peserta


Pemilu dan ditutup 8 (delapan) hari setelah hari
pemungutan suara.

CAKUPAN INFORMASI

a. Saldo
b. Rincian Perhitungan Penerimaan dan Pengeluaran
yang diperoleh
c. Penerimaan sumbangan yang bersumber dari
Peserta Pemilu dan/atau Pihak Lain
d. NPWP masing-masing Peserta Pemilu

39
DOKUMEN YANG DISAMPAIKAN

1. LPPDK1-PILPRES: Asersi atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana


Kampanye
2. LPPDK2-PILPRES: Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
3. LPPDK3-PILPRES: Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
4. LPPDK4-PILPRES: Daftar Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
5. LPPDK5-PILPRES: Daftar Aktivitas Pengeluaran Dana Kampanye
6. LPPDK6-PILPRES: Daftar Saldo Dana Kampanye
7. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Perseorangan
8. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Kelompok
9. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Badan Usaha Nonpemerintah
Salinan buku RKDK
10. Surat keterangan data pengelola rekening
11. Salinan bukti tagihan/utang (apabila ada)
12. Bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran
13. Pembukuan Dana Kampanye pihak lain (apabila ada)
14. Tanda terima LADK
15. LADK
16. Tanda terima LPSDK
17. LPSDK

40
1. LPPDK1-PARPOL: Asersi atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye
2. LPPDK2-PARPOL: Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
3. LPPDK3-PARPOL: Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
4. LPPDK4-PARPOL: Daftar Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
5. LPPDK5-PARPOL: Daftar Aktivitas Pengeluaran Dana Kampanye
6. LPPDK6-PARPOL: Daftar Saldo Dana Kampanye
7. LPPDK7-PARPOL: Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Calon Anggota
DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
8. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Perseorangan
9. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Kelompok
10. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Badan Usaha Nonpemerintah
11. Salinan buku RKDK
12. Surat keterangan data pengelola rekening
13. Salinan bukti tagihan/utang (apabila ada)
14. Bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran
15. Pembukuan Dana Kampanye pihak lain (apabila ada)
16. Tanda terima LADK
17. LADK
18. Tanda terima LPSDK
19. LPSDK

1. LPPDK1-DPD: Asersi atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye


2. LPPDK2-DPD: Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
3. LPPDK3-DPD: Daftar Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
4. LPPDK4-DPD:Daftar Aktivitas Pengeluaran Dana Kampanye
5. LPPDK5-DPD: Daftar Saldo Dana Kampanye
6. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Perseorangan
7. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Kelompok
8. Surat Pernyataan Penyumbang Pihak Lain Badan Usaha Nonpemerintah
9. Salinan buku RKDK
10. Surat keterangan data pengelola rekening
11. Salinan bukti tagihan/utang (apabila ada)
12. Bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran
13. Pembukuan Dana Kampanye pihak lain (apabila ada)
14. Tanda terima LADK
15. LADK
16. Tanda terima LPSDK
17. LPSDK

41
PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN
Penyampaian LPPDK Pasangan Calon kepada KAP
difasilitasi oleh KPU dan dibuat dalam bentuk:
a. naskah asli (hardcopy)
dalam 2 (dua) rangkap dengan ketentuan:
1. 1 (satu) rangkap sebagai arsip KPU; dan
2. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan
kepada Bawaslu; dan
b. naskah asli elektronik (softcopy).

Penyampaian LPPDK Pasangan Calon dilampiri


dengan:
a. naskah asli (hardcopy) LADK Pasangan Calon
b. naskah asli (hardcopy) LPSDK Pasangan Calon
Penyampaian LPPDK, paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah hari pemungutan suara, pukul
18.00 waktu setempat

42
PARTAI POLITIK
Penyampaian LPPDK Partai Politik sesuai
tingkatan kepada KAP difasilitasi oleh KPU dan
KPU Provinsi/KIP Aceh. LPPDK dibuat dalam
bentuk:
a. naskah asli (hardcopy)
dalam 2 (dua) rangkap dengan ketentuan:
1. 1 (satu) rangkap sebagai arsip KPU; dan
2. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan
kepada Bawaslu; dan
b. naskah asli elektronik (softcopy).

Penyampaian LPPDK, dilampiri dengan:


a. naskah asli (hardcopy) LADK Partai Politik
b. naskah asli (hardcopy) LPSDK Partai Politik

Partai Politik tingkat Pusat dan tingkat Provinsi


Penyampaian LPPDK, paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah hari pemungutan suara, pukul
18.00 waktu setempat

Partai Politik tingkat Kabupaten/Kota


Penyampaian LPPDK kepada KPU/KIP
Kabupaten/Kota, paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah hari pemungutan suara, pukul 18.00
waktu setempat

43
KPU/KIP Kabupaten/Kota memfasilitasi
penyampaian LPPDK Partai Politik tingkat
Kabupaten/Kota kepada KAP yang ada di Provinsi
paling lambat 1 (satu) hari setelah penyampaian
LPPDK kepada KPU Kabupaten/Kota.

CALON ANGGOTA DPD


Penyampaian LPPDK Calon Anggota DPD kepada
KPU Provinsi/KIP Aceh dibuat dalam bentuk:
a. naskah asli (hardcopy)
dengan ketentuan 1 (satu) rangkap untuk
KAP
b. salinan naskah asli (hardcopy)
1. 1 (satu) rangkap untuk KPU;
2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Provinsi/KIP
Aceh
3. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan
kepada Bawaslu;
4. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan
kepada Bawaslu Provinsi; dan
c. naskah asli elektronik (softcopy).

Penyampaian LPPDK Calon Anggota DPD


dilampiri dengan:
a. naskah asli (hardcopy) LADK Calon Anggota
DPD
b. naskah asli (hardcopy) LPSDK Calon Anggota
DPD

44
Penyampaian LPPDK kepada KPU Provinsi/KIP
Aceh, paling lambat 14 (lima belas) hari setelah
hari pemungutan suara, pukul 18.00 waktu
setempat

KPU memfasilitasi KPU Provinsi/KIP Aceh dalam


menyampaikan LPPDK Calon Anggota DPD kepada
KAP paling lambat 1 (satu) hari setelah
penyampaian LPPDK kepada KPU Provinsi/KIP Aceh.

45
F. LARANGAN DAN SANKSI

46
LARANGAN

Larangan bagi Peserta Pemilu, Pelaksana


Kampanye, dan Tim Kampanye, yaitu menerima
sumbangan Dana Kampanye atau bantuan lain untuk
Kampanye yang berasal dari:

negara asing, lembaga non pemerintah asing,


lembaga swadaya masyarakat asing dan
warga negara asing;

penyumbang atau pemberi bantuan yang tidak


jelas identitasnya;

hasil tindak pidana yang telah terbukti


berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dan/atau
bertujuan menyembunyikan atau
menyamarkan hasil tidak pidana;

Pemerintah dan Pemerintah Daerah, badan


usaha milik negara, badan usaha milik daerah,
dan badan usaha milik desa atau sebutan lain.

47
SANKSI
Sanksi terkait LADK

Partai Politik Calon Anggota DPD

Partai Politik Peserta Calon Anggota DPD


Pemilu anggota DPR dan yang tidak
DPRD yang tidak menyampaikan LADK
menyampaikan LADK kepada KPU melalui
kepada KPU, KPU KPU Provinsi/KIP Aceh
Provinsi/KIP Aceh, dan sampai dengan batas
KPU/KIP waktu dikenai sanksi
Kabupaten/Kota sampai berupa pembatalan
dengan batas waktu, sebagai Peserta
dikenai sanksi berupa Pemilu.
pembatalan sebagai
Peserta Pemilu pada
wilayah yang
bersangkutan.

48
Sanksi terkait LPPDK

Partai Politik Calon Anggota DPD

Partai Politik Peserta Calon Anggota DPD


Pemilu anggota DPR dan yang tidak
DPRD yang tidak menyampaikan LPPDK
menyampaikan LPPDK kepada KAP yang
kepada KAP yang ditunjuk oleh KPU
ditunjuk oleh KPU sampai dengan batas
sampai dengan batas waktu, dikenai sanksi
waktu, dikenai sanksi administratif berupa
berupa tidak tidak ditetapkan
ditetapkannya calon sebagai calon terpilih.
anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota
menjadi calon terpilih.

Sanksi Lain
• Setiap orang yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang tidak benar dalam laporan Dana
Kampanye, dikenai sanksi sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.
• Peserta Pemilu yang melanggar ketentuan
penerimaan sumbangan dari pihak yang dilarang
Peserta Pemilu yang bersangkutan dikenai sanksi
pidana sesuai dengan ketentuan undang-undang
yang mengatur mengenai Pemilu

49
Mekanisme Pemberian Sanksi

KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP


Kabupaten/ Kota melakukan klarifikasi
kepada Peserta Pemilu yang diberikan sanksi
pembatalan

Hasil klarifikasi diputuskan melalui rapat


pleno dan ditetapkan dengan Keputusan KPU

50
51
A. Pengadaan Kantor Akuntan Publik
Pengadaan Kantor Akuntan Publik termasuk ke
dalam kategori belanja jasa konsultan.

1. Jenis Kontrak
a. Kontrak yang digunakan untuk pengadaan jasa
KAP yaitu kontrak lumpsump.
b. KPU menunjuk KAP dengan ketentuan:
1) 1 (satu) KAP melakukan audit Laporan Dana
Kampanye 1 (satu) Partai Politik tingkat
pusat;
2) 1 (satu) KAP melakukan audit Laporan Dana
Kampanye 1 (satu) Pasangan Calon; dan
3) 1 (satu) KAP melakukan audit Laporan Dana
Kampanye paling banyak 75 (tujuh puluh
lima) calon anggota DPD.
c. KPU Provinsi/KIP Aceh menunjuk KAP dengan
ketentuan:
1) 1 (satu) KAP melakukan audit Laporan Dana
Kampanye paling banyak 2 (dua) Partai
Politik tingkat provinsi beserta Laporan
Dana Kampanye Partai Politik tingkat
kabupaten/kota dalam provinsi tersebut;
dan
2) 1 (satu) KAP tidak diperbolehkan mengaudit
2 (dua) Partai Politik dalam 1 (satu) provinsi.

52
2. Mekanisme Pengadaan KAP
a. Tahapan perencanaan pengadaan;
b. Tahapan persiapan pengadaan; dan
c. Tahapan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
penyedia.

B. Kriteria Kantor Akuntan Publik


1. KAP yang dapat mengikuti pengadaan jasa Audit
Dana Kampanye harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. memiliki surat izin usaha KAP dari Menteri
Keuangan Republik Indonesia;
b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) KAP;
c. telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir
(SPT/PPh);
d. tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak
langsung dengan Pasangan Calon dan Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik yang
mengusulkan Pasangan Calon atau Calon
Anggota DPR, DPD dan DPRD; dan
e. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf
d dibuktikan dengan surat pernyataan di atas
kertas bermaterai.
2. AP dan tim audit pada KAP yang akan mengaudit
Dana Kampanye harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. memiliki surat izin AP dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia bagi AP yang ditugaskan;
b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi
AP yang ditugaskan;

53
c. bukan merupakan anggota dari Partai Politik
dan/atau tim kampanye Pasangan Calon
Presiden bagi AP dan personil yang ditugaskan
dalam tim audit;
d. tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak
langsung dengan Pasangan Calon dan Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik yang
mengusulkan Pasangan Calon atau Calon
Anggota DPR, DPD dan DPRD bagi AP dan
personil yang ditugaskan dalam tim audit;
e. struktur tim audit paling sedikit terdiri dari:
1) AP sebagai partner in charge (yang
menandatangani laporan hasil audit);
2) 1 (satu) orang ketua tim (koordinator harian
di lapangan); dan
3) 2 (dua) orang anggota tim (melaksanakan
prosedur audit).
f. tim audit yang ditugaskan sebagaimana
dimaksud dalam huruf e, wajib memiliki
pengalaman kerja audit di KAP, dan pendidikan
minimal:
1) ketua tim: 3 (tiga) tahun, S1 Akuntansi; dan
2) anggota tim: 1 (satu) tahun, D3 Akuntansi;
g. diutamakan memiliki sertifikat pelatihan audit
atas Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan
Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD serta
Presiden dan Wakil Presiden yang
diselenggarakan oleh asosiasi profesi Akuntan
Publik, yang masih berlaku;

54
h. sertifikat pelatihan sebagaimana dimaksud
dalam huruf g dipenuhi oleh AP dan ketua tim;
dan
i. surat tugas dari KAP kepada personil yang akan
melakukan audit Dana Kampanye.
3. KAP yang hanya memiliki 1 (satu) AP dan memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Pasal 58 Peraturan KPU Nomor 24 Tahun
2018, KAP tersebut wajib melakukan kerja sama
dengan KAP lainnya. Kerja sama dilakukan dengan
ketentuan:
a. ditujukan untuk pengalihan tanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan apabila AP meninggal
dunia, izin AP dibekukan, atau izin AP dicabut
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. surat perjanjian kerjasama yang ditandatangani
oleh kedua belah pihak;
c. KAP lainnya memiliki paling sedikit 1 (satu) AP
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang Dana Kampanye;
d. KAP lainnya menggantikan KAP apabila AP
meninggal dunia, izin AP dibekukan, atau izin
AP dicabut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. KAP lainnya tidak dapat mengikuti seleksi KAP
untuk melakukan audit Dana Kampanye di
wilayah yang sama.
4. Penggantian KAP dilakukan pada tahap setelah KAP
ditetapkan oleh KPU dan KPU Provinsi/KIP Aceh

55
sampai dengan sebelum laporan hasil audit
ditandatangani. KPU dan KPU Provinsi/KIP Aceh
menetapkan KAP pengganti.
C. Kewajiban Kantor Akuntan Publik
KAP yang ditunjuk melaksanakan audit Dana Kampanye
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Auditor yang akan melakukan audit wajib
dilengkapi dengan surat penugasan dari KAP yang
ditunjuk oleh KPU atau KPU Provinsi/KIP Aceh;
2. KAP wajib menyelesaikan dan menyampaikan
laporan hasil pekerjaan audit kepada KPU atau KPU
Provinsi/KIP Aceh paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak diterimanya Laporan Dana Kampanye dari
Peserta Pemilu;
3. KAP wajib menggunakan Pedoman Pelaksanaan
Audit Laporan Dana Kampanye dalam
melaksanakan audit dan membuat laporan hasil
pekerjaan audit; dan
4. KAP wajib membuat dan menyampaikan surat
pernyataan independensi.
D. Pelaksanaan Audit Dana Kampanye
1. KAP wajib menyelesaikan audit paling lambat 30
(tiga puluh) Hari terhitung sejak KAP menerima
LPPDK dari KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh atau
KPU/KIP Kabupaten/Kota;
2. Peserta Pemilu wajib membantu auditor dari KAP
dengan menyediakan semua catatan, dokumen,
dan keterangan yang diperlukan tepat waktu;

56
3. Peserta Pemilu wajib memberikan akses bagi
auditor dari KAP untuk:
a. mendapatkan informasi tentang pembukuan
penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye,
RKDK, dokumen pencatatan, dan data lain yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
Dana Kampanye;
b. melakukan verifikasi kebenaran sumbangan dan
identitas penyumbang;
c. meminta konfirmasi kepada pihak ketiga
apabila dianggap perlu; dan
d. memperoleh surat representasi dari pihak yang
diaudit.
4. KAP menyampaikan hasil audit kepada KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah
diterimanya Laporan Dana Kampanye dari KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota
dengan dilampiri kertas kerja audit untuk
pemeriksaan keuangan KPU;
5. KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP
Kabupaten/Kota menyampaikan hasil audit Dana
Kampanye kepada Peserta Pemilu, paling lambat 7
(tujuh) Hari setelah menerima hasil audit dari KAP;
6. KPU mengumumkan hasil audit laporan Dana
Kampanye paling lambat 10 (sepuluh) Hari setelah
menerima hasil audit dari KAP pada papan
pengumuman dan/atau laman KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota.

57
E. Larangan dan Sanksi

Larangan bagi Kantor Akuntan Publik

Auditor dilarang membantu memperbaiki


kondisi laporan keuangan Dana Kampanye
yang diaudit.

KAP yang ditunjuk dilarang melibatkan pihak-


pihak di bawah ini sebagai auditor:
a. Anggota Partai Politik, Tim Kampanye
atau petugas kampanye Pasangan Calon
atau calon anggota DPR, DPD, dan DPRD;
b. pihak yang terlibat dalam penggalangan
dana atau pengeluaran uang atau
penyimpanan kekayaan Peserta Pemilu;
c. orang yang mempunyai hubungan
khusus atau afiliasi dengan Pasangan
Calon, Partai Politik atau calon anggota
DPR, DPD, dan DPRD;
d. anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh,
KPU/KIP Kabupaten/Kota, pejabat
Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat
KPU Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretariat
KPU/KIP Kabupaten/Kota ; dan
e. pihak yang tidak berdomisili yang sama
dengan tempat kedudukan KAP, kecuali
domisili pihak tersebut masih dalam
jarak tempuh yang normal dalam
hubungan kerja sehari-hari.

58
Sanksi bagi Kantor Akuntan Publik

Apabila KAP yang ditunjuk untuk melaksanakan audit


diketahui tidak memberikan informasi yang benar
mengenai persyaratan, KAP yang bersangkutan
dibatalkan pekerjaannya dengan terlebih dahulu
dilakukan klarifikasi dan tidak berhak mendapatkan
pembayaran jasa. Selanjutnya KPU menetapkan KAP
pengganti untuk melanjutkan pelaksanaan audit atas
laporan Dana Kampanye Peserta Pemilu yang
bersangkutan.

59
60
Helpdesk Dana Kampanye
adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
untuk memberikan pelayanan dan fasilitasi terhadap
Peserta Pemilu dan Pemangku Kepentingan dalam
pelaksanaan tahapan pelaporan Dana Kampanye
Peserta Pemilihan Umum.

61
Fasilitasi Penerimaan LADK, LPSDK dan LPPDK, serta
Penyerahan Kelebihan Sumbangan Dana Kampanye ke Kas
Negara.

62
63
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

Jalan Imam Bonjol No. 29, Lt. 4 Kantor KPU RI


Jakarta, Indonesia

021-31937223 ext. 203

021-3157759

dakam2019@gmail.com

64

Anda mungkin juga menyukai