Anda di halaman 1dari 15

I’TIKAF & LAILATUL QADAR

• Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫َتَح َّر ْو ا َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِفى اْلَعْش ِر اَألَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬ •

• “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

• Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan


daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
‫َتَح َّر ْو ا َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِفى اْلِوْتِر ِم َن اْلَعْش ِر اَألَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬ •
• “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan
I’TIKAF DAN LAILATUL QADAR
• Sudah Siapkah Kita Menyambutnya?

• Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar ( QS AL QADAR)

Sebab itulah, kemuliaan lailatul qadar juga termasuk dalam waktu


mustajab doa yang dikabulkan.
SUNNAH DI 10 HARI TERAKHIR
• Sebagaimana Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada setiap
Ramadhan selama 10 hari dan pada akhir hayat, beliau
melakukan i’tikaf selama 20 hari. (HR. Bukhari).

• Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-
sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan
malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya
untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no.
1174).
MAKNA I’TIKAF

• Dalam kitab lisanul arab, i’tikaf bermakna merutinkan


(menjaga) sesuatu. Sehingga orang yang mengharuskan
dirinya untuk berdiam di masjid dan mengerjakan ibadah di
dalamya disebut mu’takifun atau ‘akifun.
• Dan paling utama adalah beri’tikaf pada hari terakhir di bulan
Ramadhan. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada 10 hari
terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah ‘azza wa jalla
mewafatkan beliau. (HR. Bukhari & Muslim)

• Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah beri’tikaf di 10


hari terakhir dari bulan Syawal sebagai qadha’ karena tidak
beri’tikaf di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari & Muslim)
I’TIKAF HARUS DI MASJID DAN BOLEH DI MASJID
MANA SA JA
• I’tikaf disyari’atkan dilaksanakan di masjid berdasarkan firman Allah
Ta’ala, ‫(“َو َال ُتَباِش ُر وُهَّن َو َأْنُتْم َع اِكُفوَن ِفي اْلَم َس اِج ِد‬Tetapi) janganlah kamu campuri
mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah [2] :
187)
• Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah
di rumah sama sekali.
• Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena
keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri'tikaf
dalam masjid”.
(Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/151)
WANITA JUGA BOLEH BERI’TIKAF

• Dibolehkan bagi wanita untuk melakukan i’tikaf sebagaimana


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri tercinta
beliau untuk beri’tikaf.(HR. Bukhari & Muslim)Namun wanita
boleh beri’tikaf di sini harus memenuhi 2 syarat :[1] Diizinkan
oleh suami dan[2] Tidak menimbulkan fitnah (masalah bagi
laki-laki).
WAKTU MINIMAL LAMANYA I’TIKAF

• I’tikaf tidak disyaratkan dengan puasa. Karena Umar pernah berkata


kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,”Ya Rasulullah, aku dulu pernah
bernazar di masa jahiliyah untuk beri’tikaf semalam di Masjidil
Haram?”Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ”Tunaikan
nadzarmu.” Kemudian Umar beri’tikaf semalam. (HR. Bukhari dan
Muslim).
• Dan jika beri’tikaf pada malam hari, tentu tidak puasa. Jadi puasa
bukanlah syarat untuk i’tikaf. Maka dari hadits ini boleh bagi seseorang
beri’tikaf hanya semalam, wallahu a’lam.
YANG MEMBATALKAN I’TIKAF

• Beberapa hal yang membatalkan i’tikaf adalah :


1. Keluar dari masjid tanpa alasan syar’i atau tanpa ada kebutuhan yang
mubah yang mendesak (misalnya untuk mencari makan, mandi junub ,
yang hanya bisa dilakukan di luar masjid
2. Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah : 187 di atas.
(Lihat Shahih Fiqh Sunnah II/ )

• Perbanyaklah dan sibukkanlah diri dengan melakukan ketaatan tatkala


beri’tikaf seperti berdo’a, dzikir, dan membaca Al Qur’an.
DOA DOA YANG DIBACA
• ‫الَّلُهَّم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب اْلَعْفَو َفاْعُف َع ِّني‬
Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anni.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pemaaf. Engkau suka
memaafkan, maka maafkanlah aku.”
Doa yang dimaksudkan adalah doa lailatul qadar yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Imam
Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah dalam Kitab Riyadhus Shalihin oleh Imam an-Nawawi. Dalam hadits
tersebut, istri Rasulullah SAW Aisyah RA berkata,

‫َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأَر َأْيَت ِإْن َع ِلْم ُت َأُّى َلْيَلٍة َلْيَلُة اْلَقْد ِر َم ا َأُقوُل ِفيَها َقاَل ُقوِلى الَّلُهَّم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب اْلَع ْفَو َفاْع ُف َع ِّنى الَّلُهَّم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب اْلَع ْفَو‬
‫َفاْع ُف َع ِّني‬

Artinya: "Wahai Rasulullah, bagaimana bila aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus
aku ucapkan?" Beliau (Rasulullah SAW) menjawab, "Ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun
tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni (Ya, Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi maaf,
maka maafkanlah aku),'" (HR Tirmidzi)
• ‫الَّلُهَّم َباِرْك لَنا ِفْي َش ْه ِر َر َم َض اَن َو َبِّلْغ َنا َلْيَلَة اْلَقْد ِر َو ِعَبَد ًة ِفْيَها‬
• Allahumma Bariklana fi Syahri Romadhana wa Ballighna Lailatal Qadr
wa 'Ibadatan Fiha.
• Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Ramadhan ini dan
pertemukanlah kami dengan Lailatul Qadr dan beribadah di
malamnya."
• Disunnahkan ketika menjumpai lailatul qadar untuk memperbanyak berdoa dengan doa di atas,
dan disunnahkan memperbanyak membaca Al-Qur'an, zikir-zikir, dan doa-doa yang disunnahkan
dalam syar'i," tulis Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi.
• ISTIGHFAR
• SHOLAWAT
• DOA NABI YUNUS
• DLL
• SHOLAT TAUBAT
• SHOLAT HAJAT
• SHOLAT ISTIKHOROH
• Artinya: "Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan
berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan
diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang," (HR Ahmad
dan Thabrani).
• Ya Allah, berkahilah kami di bulan Ramadhan ini dan pertemukanlah kami
dengan Lailatul Qadr dan beribadah di malamnya

• Semoga Allah memudahkan kita untuk mengisi hari-hari kita di


bulan Ramadhan dengan amalan sholih yang ikhlas dan sesuai
dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

• Wallahu a’lam bish-shawab

Anda mungkin juga menyukai