Anda di halaman 1dari 18

Materi - 3

POKOK BAHASAN :

1. ETIKA, EMOSI DAN INTELEKTUAL

2. MANUSIA DAN SISTEM NILAI


Review
ETIKA & AGAMA

.1. Etika tidak dapat menggantikan agama. tetapi di lain pihak etika juga tidak
bertentangan dengan agama, bahkan sangat diperlukan.
Agama adalah nilai mutlak untuk 3 kata kunci kehidupan yaitu : BAIK-BURUK,
BENAR-SALAH DAN ADIL-ZALIM
2. Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal-budi dan daya pikir untuk
memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik. Itulah
sebabnya mengapa kaum yang beragama diharapkan betul-betul memakai Ratio
dan metode Etika bagi kepentingan kehidupan di dunia ini
3. Kitab suci bukan kitab SCIENCES tetapi kitab SIGNS.
Sciences is a part of Signs karena kitab suci memiliki rentang ruang & waktu dengan
validitas tak terhingga, .
Detail sciences ada didalam alam itu sendiri yg merupakan penjabaran tanda2 yg
agama isyaratkan, harus dieksplorasi oleh manusia jika ia ingin hidup semakin baik
di bumi ini.
SECTION - 3
ETIKA, EMOSI DAN INTELEKTUAL
 Dalam perjalanan hidupnya manusia memiliki kecenderungan utk terus memperbaiki kualitas
kehidupannya.
 Kualitas kehidupan manusia secara umum dipengaruhi oleh tingkat kepintaran intelektualnya dan
tingkat kepintaran emosinya.
 Kepintaran intelektual terukur dalan nilai skala intelektual yang dikenal orang sebagai Intelligence
Quotient (IQ) sedangkan kepintaran emosi terukur dalam nilai skala emosi yang dikenal sebagai
Emotional Intelligence (EI) atau Emotional Quotient (EQ).
 Kedua parameter ini pada dasarnya tidak saling bergantung satu sama lainnya. Kapasitas IQ didalam
perjalanan hidup manusia hampir tidak berubah (perubahan kecil) mulai dari masa kanak2 s/d
dewasa. Puncaknya ada diusia remaja.
 EQ atau EI berkembang sesuai dengan kematangan umur, bahkan bisa naik turun dengan besaran
variatif yang besar sepanjang hidup manusia. Dengan demikian emosi manusia adalah sesuatu yang
tidak tetap nilainya. Kemampuan mengenali dan mengendalikan emosi adalah salah satu ciri orang
dewasa.
 Menurut Peter Salovery & John Mayer (Havard University) kemampuan mengenali & mengenda
likan emosi sendiri itulah yg disebut sebagai kecerdasan emosi atau EI/ EQ tsb. Orang dewasa yg
tidak mampu mengenali & mengendalikan emosinya disebut orang2 dengan EI rendah.
• Lebih jauh Daniel Goleman (1995) mengemukakan bhw ada 5 wilayah kecerdesan emosional yg harus
dimiliki org dewasa yg baik yaitu :
1 Mengenali emosi sendiri
2 Mampu mengelola emosi itu sesuai situasi & kondisi
3 Bisa memotivasi diri dengan emosinya
4 Bisa mengenali emosi orang lain.
5 Mampu membina hubungan baik dengan orang lain.

EI bisa berkembang setiap saat pada tingkat usia berapapun.


Orang bisa dilatih utk meningkatkan EI nya, tetapi bisa juga anjlok nilainya karena pengaruh situasi dan
lingkungannya.
Dengan kata lain EI tidak bisa berfungsi dalam konteks lingkungan yang tidak Kondusif .
Disisi lain nilai etika seseorang bisa tinggi karena kemampuan penalaran/berfikir baik yg dimiliki seseo
rang walaupun mungkin saja pada saat yg sama ia sedang dalam kondisi emosi yg labil, sehingga tidak
timbul hal2 yang tidak diingini (hal2 yang negatif).
Memang pada situasi tertentu seseorang pimpinan akan mengalami kesulitan dalam memilih, mana yg
duluan, apakah staf ahli dengan IQ tinggi atau lingkungannya yang ber ETIKA tinggi.
• Untuk menyelesaikan masalah ini ada
dua pilihan :

• 1. Teori kepribadian otoriter (Adorno).


Teori ini mengatakan bahwa yg perlu ada
lah pemimpin yg tegas & menegakkan
disiplin, lebih mengutamakan kepenting
an orang lain/masyarakat dari pada
kepentingan individu. Disini diperlukan
orang dengan kepribadian teguh, kuat ,
tegas kalau perlu dengan sedikit kekera
san.
Kelemahan teori ini adalah jika sipelaku
(pemimpin) keblinger (mis; Hitler) maka
hasilnya adalah kehancuran bangsa.
2. Teori Identifikasi sosial (Tajfel, Turner ) .
Teori ini menyatakan bahwa tiap2 kelompok
orang akan mencari identitasnya sendiri , Proses
keributan, cakar2an dan chaos akan
berlangsung beberapa saat, sebelum akhirnya
semua kelompok orang menemukan keseim
bangan yang mapan. Proses ini akan meng
hasilkan masyarakat yang relatif stabil.
Kerugian teori ini adalah membutuhkan jangka
waktu yang lama mis: Amerika Serikat membu
tuhkan waktu s/d 200 th untuk mencapai ke
stabilan saat ini.
• Didalam interrelasinya, pada orang2 dengan kemampuan penguasaan emosional
tinggi (EQ tinggi) akan memiliki naluri ETIKA yang tinggi, sebab kematangan
bathinnya akan mengalami pengayaan substansi, yaitu memiliki cara pandang pada
semua persoalan yang terjadi dihadapi dengan cara berfikir kritis dan ditambah
dengan penguasaan emosi yang mantap, sehingga hasil akhir yang diperoleh akan
memiliki kualitas yang berbobot.
• Sebaliknya pada orang2 yang memiliki IQ tinggi tetapi EQ nya rendah akan memiliki
naluri ETIKA yang rendah. Yang terjadi kemudian adalah perwujudan fisik orang
dewasa tetapi bermental anak2 ,spt sikap yang mau menang sendiri, tidak mau
mengalah, tidak sportif dan tidak bisa beragumentasi secara rasional-logis.
Jika orang dengan EQ rendah IQ tinggi ini berada pada posisi elite seperti anggota DPR,
maka yang terjadi adalah sikap marah2 tapi mengaku diskusi, saling hujat ditengah
situasi yang membutuhkan kedamaian/ rekonsiliasi, emosi2 kecewa dan marah jauh
lebih dominan daripada semangat bekerja, amat tidak peka terhadap perasaan orang
lain dan akhirnya mereka tidak membangun jaringan teman apalagi dengan
kelompok2 yang di anggap kompetitor .
MANUSIA DAN SISTEM NILAI
Nilai(value) biasanya digunakan untuk kata benda abstrak,
yang dapat diartikan sebagai keberhargaan(worth) atau
kebaikan (goodness). Dengan demikian menilai berarti
menimbang , yaitu suatu kegiatan untuk menghubung
kan sesuatu dengan sesuatu yang lain & diakhiri dengan
keputusan akhir.
Keputusan akhir ini berupa pernyataan baik. Buruk, benar,
salah, indah dsb.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa nilai adalah
sifat/kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi manusia,
sehingga dapat dijadikan landasan, alasan atau motivasi
dalam bersikap . Sistem nilai yang dimiliki & dianut suatu
masyarakat menjadi tolok ukur kebenaran & kebaikan
cita2 /tujuan yang akan dicapai kehidupan masyarakat
tsb.
Sistem ini memiliki fungsi sebagai kerangka acuan untuk
menata kehidupan antar pribadi, sesama maupun dengan
aras/alam sekitarnya
Harus dipahami bhw hakikat dasar manusia adalah senatiasa perlu
hubungan sosial antar individu. Tidak ada satupun manusia yang mampu hi
dup sendiri tanpa orang lain. Dasar perhubungan ini adalah kesepakatan yg
akan difungsikan untuk menata harmonisasi hubungan timbal balik.

Wujud konkrete dari kesepahaman inilah yg dikenal sbg


norma .
Hal inilah yg dipertahankan suatu masyarakat/bangsa untuk menjaga
keserasian hubungan sosial mereka.

Format kehidupan bersama yang biasa ditemukan adalah :

1. Adanya pembagian kerja yg tetap. Setiap orang punya tanggung


jawab dalam jalani kehidupan
2. Kebergantungan. Antar individu punya kebergantungan satu sama
lainnya.
3.Kerja sama. Untuk mewujudkan kebergantungan tersebut setiap
individu wajib bekerja sama.
4. Komunikasi. Perlu adanya komunikasi yang serasi antar individu,
kelompok dll
5. Diskriminasi. Perlu ditata aturan main antara satu kehidupan kolektif
dengan kolektif lainnya mis: antara satu departemen dengan
departemen lainnya.
• PERTANGGUNGJAWABAN MORAL
Mempertanggung jawabkan sesuatu berarti kita dapat menunjukkan bahwa sesuatu karya kita (fikiran &
fisik) dapat menunjukkan bahwa hal tersebut memadai dengan norma yg harus diterapkan padanya.
Jadi pertanggung jawaban hanya mungkin kalau ada norma2 Yg menetapkan bagaimana keadaan yg
seharusnya berlaku. Kita dapat mengukur apakah suatu sikap dapat dianggap bertanggung jawab atau
tidak, maka kita mencari dasar objektifnya
Dasar objektif sebenarnya dituntut oleh kesadaran moral sendiri(kata hati).
Suara hati menuntut agar kita bertindak sesuai dg tanggung jawab & kewajiban kita yg sebenarnya, dan
bukan dengan apa yg sekedar kita rasakan. Jadi disini perlu adanya kendali diri.
Kendali diri sangat erat kaitannya dengan istilah “EGO”., Ego adalah “aku”, diri kita, subjektifitas kita, pusat
kesadaran dan keinginan kita, mengambil sikap dengan bebas dan bertindak.
Dengan kemampuan ego itulah diri kita bereaksi terhadap apa2 diluar diri kita yg dimengerti yang sangat
dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan.
Disini etika akan menuntun kita melalui penuntunan superego yang memberikan orientasi pikiran2
sebagai dasar tindakan diri kita sebagai manifestasi sifat ego kita.
Kualitas reaksi dari ego tsb sangatlah ditentukan dari tingkat kematangan pikiran &
nalar(IQ&EQ)
Pada tingkat kematangan rendah&tidak stabil maka akibat bagi orang lain dapat meru
gikan. Jadi perlu adanya pranata kontrol terhadap ego tsb. Pranata ini dikenal sbg
SUPEREGO.
Superego adalah perasaan bersalah yg otomatis muncul tanpa banyak pertimbangan .
Jadi superego mirip dengan sensor atau pengawas diri kita dan merupakan bagian
dari suara hati.
Superego tidak hanya mensensor tindakan2, melainkan juga perasaan, pikiran, kei
nginan serta dorongan2 diri lainnya.
Kualitas superego inipun sangat ditentukan oleh kematangan IQ&EQ yang sangat
dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan. Dalam hal ini peran Knowing Mind sangatlah
besar menciptakan kualitas superego tsb.
Disini etika akan menuntun kita melalui penuntunan superego yang memberikan
orientasi pikiran2 sebagai dasar tindakan diri kita sebagai manifestasi sifat ego kita.
– 3
ia h
u l - 1
ir K I Z
k h Q U
A e …
t k
n j u
L a
QUIZ ETIKA – 1

Jawaban di submit ke :

supriyadisetyo@gmail.com

dengan nama FILE ;

QUIZ-1 (nama anda)


1.

Pada suatu pertunjukan sirkus hewan karnivora jinak,


terjadi peristiwa salah seorang penonton tergigit sehingga
terluka, dan menuntut dibunuhnya hewan tersebut sebagai
pertanggungjawaban agar tidak terulang peristiwa serupa
dikemudian hari.

Jelaskan pendapat anda !


2.
Apa maksudnya bahwa etika berusaha
menjernihkan permasalahan moral.
3. Pernyataan2 yang manakah dibawah ini yang masuk / bukan persoalan
moral : JELASKAN !

a. Si Fulan tidak disenangi sebagai anggauta DPR oleh konstituennya karena


sering kalah berdebat dalam masalah korupsi .

b. Dokter B kurang disenangi karena mata duitan.

c.Si Fulan B tetap “ low profile “ sebagai pejabat publik walaupun situasi
jabatan dan lingkungan memungkinkan ia berbuat lebih.

d. Insinyur ABS kurang dihargai teman2 seprofesi karena dalam men


“design” sering menerapkan angka keamanan (safety factor) tinggi2
sehingga hasilnya dianggap merugikan kontraktor tempat ia bekerja.
4.
Apa tanggapan anda terhadap pernyataan bahwa
seseorang dengan tingkat intelektual yang tinggi
pasti akan melahirkan personal dengan tingkat etika
yang baik.

Jelaskan dan berikan contoh !!


5.
Jelaskan pendapat anda terhadap doktrin yang timbul
di masyarakat bahwa kita tidak perlu berketuhanan
selama kita bisa berbuat baik terhadap sesama
komunitas manusia, taat terhadap kaidah sosial dan
hukum yang berlaku, menyenangkan orang lain
sekitar kita dan perilaku positif lainnya.

Anda mungkin juga menyukai