Anda di halaman 1dari 30

PENGENALAN DOSEN DALAM BIDANG AKADEMIK

H.A. DJADJA SAEFULLAH


 Sejak 1968 staf pengajar FISIP UNPAD
 1979 – 1987 Ketua Pusat Studi Kependudukan UNPAD
 1980 – 1982 Pembantu Rektor III UNPAS
 1982 - 1985 dan 1985 – 1988 Dekan FISIP UNPAD
 1989 – 1993 Ketua Program Diploma III FISIP UNPAD
 1993 – 1994 Ketua Jurusan Administrsi Negara FISIP UNPAD
 1993 – 1996 Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UNPAD
 1996 – 2000 Pembantu Rektor III UNPAD
 2000 – 2004 dan 2004 –2008/9 Direktur Program Pascasarjana UNPAD
 2009 – 20011 Ketua Program Pascasarjana FISIP UNPAD
 Sejak 2011 diangkat Guru Besar Emeritus FISIP UNPAD
 Guru Besar luar biasa di berbagai Perguruan Tinggi
 Guru Besar Universitas Langlangbuana
METODOLOGI
PENELITIAN SOSIAL
Oleh:
H.A. Djadja Saefullah
Guru Besar (Emeritus) FISIP UNPAD
Guru Besar Universitas Langlangbuana
Kuliah 20 Oktober 2023
PENGANTAR UMUM

 PEMIKIRAN FILOSOFIS
Mengapa melakukan penelitian ?

 Pada hakekatnya kegiatan penelitian untuk


memperoleh kebenaran tentang sesuatu yang
diinginkan
 Dalam penelitian ilmiah untuk memperoleh “konsep
baru” sebagai kebenaran yang diinginkan
 Untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki
dilakukan melalui langkah-langkah tertentu ->
dengan cara-cara tertentu  menggunakan metode
  Manusia tidak pernah puas  menjadi
salah satu ciri peneliti
 Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang
benar menurut ukuran yang digunakannya

 Ada kebenaran mutlak yang didasarkan


keimanan dan sifatnya universal

 Ada kebenaran relatif berdasarkan


pemikiran manusia yang sifatnya berubah-
ubah
SUMBER KEBENARAN ILMU

TU HAN

WAHYU MELALUI NABI / RASUL

MANUSIA BIASA

RASIO (OTAK) RASA (HATI)

PENGAMATAN

PENGALAMAN

PENGETAHUAN

UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE)


 Proses pemahaman secara ilmiah
INTELECTUAL ACTIVITY

MENGAMATI

MEMBEDA-BEDAKAN / MEMILAH-MILAH

MEMILIH

MELAKUKAN PERCOBAAN

MENGEMBANGKAN
PROSES KNOWER – KNOWING - KNOWLEDGE
THE KNOWER
Kemampuan manusia untuk mengetahui, merasakan, dan mencapai
apa yang dirasakan – Berdasarkan pada kesadaran (consciousness)

KNOWING
Kegiatan berpikir atau nalar secara sadar – Apa yang dipikirkan
dengan menggunakan indera (pengalaman atau di luar indera
(gaib/metafisik) – Berpikir empirikal dan berpikir transdental

KNOWLEDGE
Pengetahuan yang diperoleh dari nalar – Berhubungan dengan
kepercayaan dari yang diketahui melalui sense of perception,
ingatan (memory) dan pengenalan obyek-obyek sebelumnya

Melalui klarifikasi dan pencaharian lebih lanjut diperoleh


SCIENTIFIC KNOWLEDGE
EMPIRIK METAFISIK

KNOWER – KNOWING- KNOWLEDGE

OBYEK
SUBYEK PROSES MENGAMATI

INTELECTUAL ACTIVITY
KETERBATASAN PENGAMATAN

? ?
?

SUBYEK OBYEK
MENGAMATI (YANG
(PENGAMAT)
DIAMATI)

? ?
?
Keterbatasan Pengamatan

1. Banyaknya aspek dalam dunia nyata yang tidak


mungkin terjangkau semuanya
2. Perbedaan tempat / lingkungan
3. Perbedaan waktu / Berlainan waktu
4. Pengetahuan subyek (pengamat) tidak sama
5. Sumber sikap berpikir dalam penafsiran tidak
sama / perbedaan referensi
MELAHIRKAN PAHAM FALSIFICATION
(FALSIFICATIONISM)
Suatu teori akan selalu fals kalau
dihubungkan dengan kenyataan di
lapangan:
 Teori dibuat dalam waktu sebelumnya di
mana kenyataan sudah berubah
 Teori dibangun dari lingkungan kehidupan
masyarakat yang berbeda dengan lapangan
 Keterbatasan hasil pengamatan dalam
membangun teori
FALSIFICATIONISM
(Suatu paham atau pemikiran bahwa hasil pengamatan
selalu akan bersifat fals)

Science starts with problem


?

Pengamatan pada dunia nyata


?

Kenyataannya hanya sebahagian kecil yang bisa diamati


?!

Hasilnya bersifat fals


Dasar Pemikiran Faham Falsification
 Hasil Observasi tidak pernah sempurna dalam membentuk
universal law
 Banyak aspek yang tidak terjangkau oleh pengamatan manusia
 Selalu terjadi perubahan dalam dunia nyata / praktek

Teori adalah suatu hipotesis yang diajukan untuk


menggambarkan atau menjelaskan suatu perilaku beberapa aspek
dalam dunia atau alam semesta  Bisa berubah-ubah
berdasarkan hasil pengamatan berikutnya

COCOK TIDAK BERKEMBANG


KESIMPULAN
MELAHIRKAN TERUS BERKEMBANG
FALS TEORI BARU
Maurice Duverger dalam bukunya An Introduction to
Social Sciences (1964:11):
“….in the social sciences where practice seems
more advanced than theory”

 teori-teori dalam ilmu-ilmu sosial mempunyai


kecenderungan akan selalu ketinggalan oleh
praktek / kenyataan di lapangan

 Untuk mengetahui, memahami, dan mengukur


ketertinggalan tersebut dilakukan melalui
penelitian
Karl Proper:
PROPERIAN PHILOSHOPY OF SCIENCE

 Scientist should imaginatively, freely and creatively


propose and test theory

 A very good theory will be one that makes very


wide-ranging claims about the world and which
consequently highly falsifiable

“We cannot positively prove confirm a scientific theory”


Ukuran Kemajuan Ilmu / Perkembangan Teori

 As a science progress its theories should become more


and more falsifiable

 The more precisey a theory is formulated the more


falsifiable it becomes

 The aims of science is to falsify theories and to


replace them by better theories that demonstrate a
greater ability to withstand tests
ii
PENGENGERTIAN PARADIGMA

Bernard Phillips:
“Paradigms are set of assumptions, implicit or
explisit, about phenomena”

Thomas Khun:
A paradigm is made up general theoretical assumption and laws
and techniques for their application that the members of
particular scientific community adopt
A paradigm will always be suffently imprecise and open-ended
to leave of the kind of work be done
 “The Structure of Scientific Revolution”
 Menyangkut observasi dan perubahan pemikiran
Situasi dalam perubahan open ended
 Pre-science  characterized by total disagreement and constant
debate over fundamentals  It is impossible to get to detailed,
esoteric work
 Normal science  involves detailed attempts to articulate a
paradigm with the aim of improving the match between it and
nature  A normal scientist must be uncritical of the paradigm
in which he work
 A scientific revolution  crisis science  corresponds to the
abandomment of one paradigm and the adoption of new one, not
by individual scientist only but by the relevant scientific
community as a whole  A more and more individual scientists,
for a variety of reasons, are converted to the new paradigm….

 Ilmu pengetahuan berkembang berdasarkan observasi individual


ilmuwan yang bersangkutan dan memberikan interpretasi
masing-masing  “Different scientists or groups of scientist may
well interpret and apply the paradigm in somewhat different
way”
Open-ended scheme of a science progresses
(Proses The Structure of Scientific Revolution)
Op
en
-en
d ed
? ??
Ne
wc
ris
is
Ne
wn
orm
al s
c ie n
Cri ce
sis
rev
olu
No t ion
rm
al s
c ien
Pre ce
-sc
i enc
e
Pengembangan Ilmu berdasarkan
LAKATOS’S RESEARCH PROGRAMMES

Dikembangkan oleh Imre Laktos dalam tulisannya

Methodology of Scientific Research Programmes


Methodology of Scientific Research Programmes

Menghasilkan Dua Pemikiran

The Negative Heuristic of Programmes


 Hasil penelitian bukan untuk membantah
“hard core” tetapi untuk melengkapinya

The Positive Heuristic of Programmes


Hasil penelitian bisa melengkapi, memperbaiki,
membantah atau mengembangkan“hard core”
 mendukung Paham Falsification
PENGERTIAN METODE ILMIAH,
BERPIKIR ILMIAH DAN ILMU
Bernard S. Phillips dalam Social Research (1971:3):
“The scientific method is a tripple synthesis: of ideas
or concepts with other ideas or concepts, of ideas
with experience, and of experience with experience”
James A. Black and Dean J. Champion dalam Methods
and Issues in Social Research (1976:5): “…the
scientific thinking is empirical, rational and
abstractive”
Fred R. Kerlinger dalam Foundation of Behavioral
Research (1973:7): “In short, science is even conceived
to be a body of facts. Science, in this view, is also a
way of explaining observed phenomena”
FUNGSI ILMU / SCIENCE
(Fred R. Kerlinger, 1973:7)

a. The static view  an activity that contributes


systematized information to the world

b. The dynamic view  an activity of what


scientist do  a heuristic view  a discovery
emphasis  serving to discover or reveal new
theory  scientific research
PENGERTIAN SCIENTIFIC RESEARCH
(Kerlinger, Foundations of Behavioral Research, 1976:11)

Systematic, controlled, empirical, and critical


investigation of hypothetical propositions
about the presumed relations among natural
phenomena

Scientific investigation is empirical to test


outside himself  must be checked against
objective reality
PERBEDAAN PENELITIAN ILMIAH DENGAN
PENELITIAN UMUM
Penelitian Ilmiah dilakukan untuk pengembangan ilmu
 Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu
 Berdasarkan rujukan/referensi teori yang relevan
 Membangun suatu konsep teoritis baru
 Memperkuat, merevisi atau mengganti teori yang sudah ada
Penelitian Umum untuk melihat dan mempelajari sejauh mana
perkembangan yang terjadi
 Berdasarkan suatu rencana, kebijakan, program, ketetapan,
instruksi, dls
 Melihat dan melaporkan apa adanya
 Bersifat investigasi untuk menentukan langkah selanjutnya
PROSES PENELITIAN ILMIAH: TEORI PENELITIAN 
PEMBAHASAN BERDASARKAN TEORI  KESIMPULAN
 KESIMPULAN MENUNJUKKAN KONSEP BARU
DIHUBUNGKAN DENGAN TEORI YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI RUJUKAN

PROSES PENELITIAN UMUM: KEBIJAKAN/ PROGRAM / RENCANA


 PENELITIAN  PEMBAHASAN BERDASARKAN REALITA 
KESIMPULAN
 KESIMPULAN MENUNJUKKAN APA ADANYA DI LAPANGAN
DENGAN MEMBANDINGKAN PADA KEBIJAKAN/ PROGRAM /
RENCANA YANG TELAH DITENTUKAN

MASALAH ATAU OBYEK YANG DITELITINYA TIDAK BERBEDA


 PENDEKATANNYA DAN HASILNYA YANG BERBEDA
(Eckhard & Ermann, Social Research Methods, 1977:4)

Anda mungkin juga menyukai