Bahasa, dan
Belahan Otak
Pertemuan 13
• Otak bagi kebanyakan orang dianggap sebagai
dasar dalam diri manusia yang merupakan satu
kesatuan yang utuh.
• Hampir setiap manusia memiliki beberapa bagian
yang digolongkan dalam bagian kiri dan kanan.
Sama halnya dengan itu, otak merefleksikan prinsip
umum duplikasi pembagian kiri dan kanan.
• Di belahan hemisfer kanan dan kiri semuanya
Pendahuluan terpisah, kecuali serebral commisures (saluran yang
menghubungkan dua belahan otak).
• Meskipun penampilan hemisfer kiri dan kanan
tampak serupa, tetapi ada perbedaan-perbedaan
penting di antara keduanya dalam hal fungsi. Hal
ini lazim disebut lateralisasi fungsi, yaitu gagasan
bahwa fungsi psikologis atau kognitif tertentu
diproses terutama di satu sisi otak.
Lateralisasi fungsi serebral: pengantar
Pada tahun 1983, Marc Dax mempresentasikan penemuannya bahwa diantara kira-kira 40 pasien dengan kerusakan
otak dan masalah bicara yang ditemuinya, tidak satupun yang mengalami kerusakan yang terbatas pada hemisfer
kanannya. Ini menandakan bahwa hemisfer kiri juga berpengaruh terhadap kemampuan menghasilkan atau memahami
bahasa.
Pandangan ini mulai berubah 25 tahun kemudian ketika Paul Broca (1864) yang melakukan pemeriksaan pada pasien
aphasia (defisit yang dihasilkan kerusakan otak pada kemampuan menghasilkan atau memahami Bahasa) dan
menemukan bahwa mereka semua memiliki kerusakan pada korteks prefrontal inferior di hemisfer kiri, yang
kemudian dikenal sebagai area Broca.
Penemuan lainnya dicetuskan oleh Hugo-Karl pada 1900-an, yang meneliti pasien apraxia, yang mana berkaitan
dengan kerusakan pada hemisfer kiri. Pasien apraxia (penyakit neurologis yang dapat menyebabkan gangguan bicara
dan gangguan gerak) mengalami banyak kesulitan dalam melakukan gerakan di luar konteks, tetapi bisa
melakukannya bila tidak di sengaja atau secara alamiah.
• Bukti-bukti tersebut yang menerangkan secara gamblang bahwa hemisfer kiri memainkan peran
khusus dalam bahasa dan gerakan yang disengaja.
• Bukti itu juga memunculkan konsep dominasi serebral yang mengakibatkan adanya sebutan
hemisfer dominan untuk hemisfer kiri dan hemisfer minor untuk hemisfer kanan.
• Gagasan ini memunculkan pengertian mengenai "dominasi otak", yaitu kecenderungan untuk
bertindak dan berpikir dalam mode belahan kiri atau kanan.
• Pada tes Pencitraan fungsional otak, yang dilakukan dengan menggunakan PET atau fMRI,
menunjukkan bahwa pada tes bahasa, teknik-teknik pencitraan fungsi otak menemukan aktivitas
yang jauh lebih besar di hemisfer kiri daripada kanan.
• Beberapa studi menyatakan bahwa perempuan menggunakan kedua hemisfer (kanan dan kiri)
dalam menyelesaikan tugas terkait bahasa dibanding laki-laki.
• Untuk lebih mudah memahami tentang belahan
otak, hendaknya mengetahui istilah corpus
callosum, yaitu komisura serebral terbesar yang
seolah membelah otak menjadi dua bagian yang
jelas yaitu kanan dan kiri.
• Salah satu fungsi corpus callosum adalah untuk
mentransfer informasi dari hemisfer satu ke
Belahan hemisfer lain dan apabila corpus callosum
dipotong, masing-masing hemisfer dapat berfungsi
Otak secara independen. Salah satu hemisfer yang
bekerja sendiri dapat mempelajari tugas-tugas
sederhana secepat bila dua hemisfer bekerja
bersama-sama.
• Hal ini ditemukan berdasarkan penelitian pada
pasien yang mengalami pemisahan otak kanan dan
kiri, atau disebut split brain-patient.
corpus callosum
• Bukti hemisfer seorang split-brain patient dapat berfungsi secara independen dicontohkan apabila:
• Tangan kanan (yang diaktivasi oleh hemisfer kiri) mampu mendeteksi dan mengatakan/berbicara bahwa sebuah objek
apel adalah “apel”,.
• Akan tetapi bila hemisfer kanan yang tidak memiliki kemampuan verbal diminta mengatakan identitas tentang objek
yang sebelumnya disebut “apel”, hemisfer kanan tidak dapat melakukannya.
• Yang menakjubkan, semua pasien, meskipun menyatakan ketidakmampuannya untuk
mengidentifikasi objek yang dipresentasikan di medan visual kiri atau tangan kiri, tangan kirinya
(hemisfer kanan) dapat mengidentifikasi dengan benar.
• Artinya, hemisfer kiri tidak dapat menyebutkan nama objek, tetapi hemisfer kanan dan
mengarahkan tangan dapat menunjukkan.
• Selain beberapa hal di atas, komunikasi juga terjadi di kedua hemisfer walaupun bukan sarana
komunikasi neural langsung, tetapi lewat jalur tak langsung yang melalui batang otak, kedua
hemisfer dapat berkomunikasi satu sama lain melalui rute eksternal, proses ini disebut cross-cuing.
• Kenyataannya, hemisfer yang dipisahkan melalui operasi masih mempertahankan kemampuannya
untuk berinteraksi melalui batang otak dan dalam beberapa kasus dapat berfungsi bersama-sama.
• Tidak ada banyak perbedaan
unsur diantara fungsi kedua
hemisfer, bila ada, perbedaan itu
cenderung kecil bukan
Perbedaan perbedaan mutlak (absolut).
antara • Dalam hal ini gagasan mengenai
dominasi hemisfer kiri tidak
hemisfer kiri berlaku lagi, karena lateralisasi
dan kanan fungsi serebral telah
menunjukkan bahwa hemisfer
kanan memiliki keunggulan-
keunggulan tertentu yang tidak
dimiliki hemisfer kiri.
Hasil eksperimen
• Jika gambar palu disajikan ke belahan kanan (yaitu
ditunjukkan ke mata kiri), dan pasien diminta
untuk menjelaskan secara verbal apa yang
dilihatnya, dia akan berkata, “Tidak ada”. Namun,
jika ia diminta menggunakan tangan kirinya untuk
mengambil benda yang dilihatnya, ia akan memilih
palu tanpa ragu. Apa artinya ini? Jelas sekali
belahan kanan (yang mengontrol tangan kiri),
dapat mengidentifikasi palu. Mengapa subjek
mengatakan bahwa dia tidak melihat apa pun?
Hemisfer kiri mampu • Efek ipsilateral ini secara substansial lebih besar di hemisfer kiri
mengontrol gerakan daripada hemisfer kanan. Hal ini menunjukkan bahwa lesi hemisfer kiri
lebih berkemungkinan untuk menghasilkan masalah-masalah motorik
ipsilateral (dua bagian ipsilateral daripada hemisfer kanan.
tubuh).
pendekatan Premis 2
neurosains • Daerah-daerah otak yang terlibat di dalam bahasa bukan hanya didedikasikan untuk maksud
tertentu saja. Dalam model Wernicke-Geschwind daerah-daerah besar korteks serebral kiri
kognitif diduga didedikasikan untuk bahasa semata. Sementara itu, pendekatan neurosains kognitif
mengasumsikan bahwa banyak proses kognitif konstituen yang terlibat di dalam bahasa juga
berperan dalam jenis-jenis perilaku lainnya.
untuk
Premis 3
Bahasa • Oleh karena banyak daerah di otak yang menjalankan fungsi bahasa tertentu yang juga menjadi
bagian sistem-sistem fungsional lain, maka daerah ini cenderung kecil, terdistribusi luas, dan
terspesialisasi. Sebaliknya, daerah-daerah bahasa model Wernicke-Geschwind diasumsikan
besar, terbatas, dan homogen
Disleksia adalah kesulitan patologis dalam
membaca, yang bukan diakibatkan oleh
defisit visual, motorik, atau intelektual.
Neurosains
kognitif
disleksia
Secara umum, ada dua tipe disleksia: