Anda di halaman 1dari 153

FUNGSI KORTIKAL LUHUR

OLEH : ABDUL MUIS


TIU :
• Mahasiswa dapat memahami tentang Fungsi
Kortikal Luhur

TIK :
- Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
pengertian fungs kortikal luhur (FKL)
- Mahasiswa dapat menyebutkan komponen-
komponen FKL
• Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai jenis
gangguan FKL
• Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai tes
FKL
A. PENDAHULUAN
• FKL :
- Sifat khas manusia  kebudayaan,
bahasa, memori, dan pengertian
(Mahar Marjono, 1989)
- Meliputi fgs komprehensi (pengertian),
kognisi, dan komunikasi (de Groot, 1995)
- Fgs : bahasa, persepsi, memori, emosi,
dan kognitif ( Sidiarto K, 1992)
- Merupakan aktivitas neuron-neuron
perseptif primer yg dihub. satu dgn lain
oleh serbt “ U”, asosiatif,dan komisural
• Fungsi kognitif adalah merupakan aktivitas
mental secara sadar seperti berpikir,
mengingat, belajar dan menggunakan bahasa.

• Fungsi kognitif juga merupakan kemampuan


atensi, memori, pertimbangan, pemecahan
masalah, serta kemampuan eksekutif seperti
merencanakan, menilai, mengawasi dan
melakukan evaluasi (Strub dkk. 2000).
Domain Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif terdiri dari: (Modul Neurobehavior


PERDOSSI, 2008)
a. Atensi
• Atensi adalah kemampuan untuk bereaksi
atau memperhatikan satu stimulus dengan
mampu mengabaikan stimulus lain yang tidak
dibutuhkan.
b. Bahasa
• Bahasa merupakan perangkat dasar
komunikasi dan modalitas dasar yang
membangun kemampuan fungsi kognitif.
c. Memori
• Fungsi memori terdiri dari proses penerimaan
dan penyandian informasi, proses
penyimpanan serta proses mengingat.
d. Visuospasial
• Kemampuan visuospasial : kemampuan
konstruksional seperti menggambar atau
meniru berbagai macam gambar
(misal : lingkaran, kubus) dan menyusun
balok-balok)

• Semua lobus berperan dalam kemampuan


konstruksi dan lobus parietal terutama
hemisfer kanan berperan paling dominan.
e. Fungsi eksekutif
• Fungsi eksekutif : suatu proses kompleks
seseorang dalam memecahkan masalah /
persoalan baru.

• Proses ini meliputi kesadaran akan


keberadaan suatu masalah, mengevaluasinya,
menganalisa serta memecahkan / mencari
jalan keluar suatu persoalan.
• Bgn otak ttt memp. Fgs ttt, namun merupakan
s/ sistem fgsnal kompleks (Luria)

• Hemisfer dominan (hemisfer kiri utk right


handed)  fgs bahasa

• Hemisfer non dominan (h. kanan)  persepsi


visuospasial

• Hemisfer kiri dan kanan (lobus temporalis) 


memori
• FKL berkembang melalui mekanisme
neuronal  penyadaran & pengenalan
atas segala sesuatu dari luar  pengalaman
 ekspresi diri

• FKL  reseptif dan ekspresif


• Perasaan luhur : sifat diskriminatif dan
dimensional tiga , td :

- Stereognosis  kenal bentuk benda


- Barognosis  kenal berat benda
- Gramestesia  kenal angka/huruf
- Somatopagnosia  kenal bgn tubuh
sendiri
• Fgs ini baik bila eksteroseptif, proprioseptif,
korteks sensorik dan asosiasi  baik
B. ANATOMI KORTEKS
ASOSIASI / FGS INTEGRATIF
Korteks Asosiasi parietotemporo-
oksipital
Korteks Asosiasi Prefrontal

Lobus Parietalis

Lobus Frontalis

Lobus Oksipital

Korteks Asosiasi limbik


Lobus temporalis
Fungsi integratif SSP :
1. Kortks. Asosiasi parietotemporooksipital :
fgs bicara sensorik, tugas sensorik luhur
seperti memilah-milah informasi
auditorik dan visual

2. Kortks. Asosiasi prefrontal :


Tugas motorik luhur : strategi gerakan,
pola kontrol tk. laku
3. Kortks. Asosiasi limbik :
motivasi, aspek emosional-afektif
perilaku

4. Fungsi Neokorteks
Setiap area kortikal ttt memp. Tugas
khusus  pst bicara motorik (Broca)
pst bicara sensorik
(Wernicke)
Hemisfer Kiri : Hemisfer Kanan :
• Verbal . Spasial,fisiognomik,
holistik, global
• Analitik . Sintetik, musikal
• Sekuensial . Simultan, paralel
• Terfokus . Difusa
• Menemukan . Menemukan
perasamaan perbedaan
• Abstrak, . Konkrit, korporal
konseptual
• Rasional . Intuitif
Hemisfer kiri : Hemisfer kanan :

• Sadar  Tdk sadar


• Deklaratif  Reflektif
• Reaksi ke positif  Ke negatif
• Lesi : depresif  Euforia,tenang
• Persepsi :  Dunia dlm diri saya
saya berada di-
dunia
• Masing-masing domain kognitif tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri dalam menjalankan fungsinya, tetapi
sebagai satu kesatuan, yang disebut sistem limbik.

• Sistem limbik terdiri dari amygdala, hipokampus,


nukleus talamik anterior, girus subkalosus, girus cinguli,
girus parahipokampus, formasio hipokampus dan
korpus mamilare.

• Alveus, fimbria, forniks, traktus mammilotalmikus dan


striae terminalis membentuk jaras-jaras penghubung
sistem ini (Waxman, 2007).
1. Amygdala : pengaturan emosi,
hemisfer kanan predominan untuk emosi
secara tidak sadar, dan pada hemisfer kiri
predominan untuk emosi pada saat sadar.

2. Hipokampus: pembentukan memori jangka


panjang, pemeliharaan fungsi kognitif yaitu
proses pembelajaran.

Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004.


Pemeriksaan Fungsi Mental
3. Girus parahipokampus, berperan dalam
pembentukan memori spasial.

4. Girus cinguli, mengatur fungsi otonom


seperti denyut jantung, tekanan darah dan
kognitif yaitu atensi.

5. Forniks, membawa sinyal dari hipokampus ke


mammillary bodies dan septal nuclei.
Berperan dalam memori dan pembelajaran.
Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004.
Pemeriksaan Fungsi Mental
6. Hipothalamus,  mengatur sistem saraf
otonom melalui produksi dan pelepasan
hormon, tekanan darah, denyut jantung, lapar,
haus, libido dan siklus tidur / bangun,
perubahan memori baru menjadi memori
jangka panjang.

Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004.


Pemeriksaan Fungsi Mental
7. Thalamus ialah kumpulan badan sel saraf di
dalam diensefalon membentuk dinding lateral
ventrikel tiga.

• Fungsi thalamus sebagai pusat hantaran


rangsang indra dari perifer ke korteks serebri.
merupakan pusat .
• Pusat pengaturan fungsi kognitif di otak /
sebagai stasiun relay ke korteks serebri.

Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004.


Pemeriksaan Fungsi Mental
8. Mammillary bodies, berperan dalam
pembentukan memori dan pembelajaran.

9. Girus dentatus, berperan dalam memori baru.

10.Korteks enthorinal, penting dalam memori


dan merupakan komponen

Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004.


Pemeriksaan Fungsi Mental
C. BIOMEKANISME FKL
• Hal-hal pernah dialami  engram/klise

• Otak identik komputer td :


- Coder (juru sandi)
- Memory ( ingatan)
- Decoder (pemecah sandi)

• Coder : reseptor panca indra, reseptor


protopatik dan proprioseptif
• Tempat sandi disimpan (storage)
sebgi bahan ingatan = neuron-neuron
reseptif primer dan sekunder

• Bagaimana mekanisme penyimpanan dan


bagaimana sandi dikonversi kembali ke btk
yang dpt dimengerti?
 ???
• Konsep lama : disimpan dlm btk engram
yaitu perubahan hipotetik dari plasma neuron
akibat rgs dr dunia luar

• Konsep baru : engram = as. Amino yg membtk


neurotransmitter yg disintetis
oleh inti neuron (nukleus) atas diterimanya
impuls saraf
 storage : penyimpanan data dlm gelembung
sinaptik yg berisi neurtransmitter
• Pd sinaps terjadi perubahan mekanisme
hantaran yg menyesuaikan diri dgn rgs yg
dihadapi.

Perubahan ini dsbt plasticity yg hanya dimiliki


oleh neuron, terutama di daerah sinaps yg
aktif.
3D Images: Exploring the Human Brain
By Michael Dhar, LiveScience Contributor | December 30, 2013 09:51am ET
Neuron pada otak manusia berjumlah sekitar 100 miliar, setiap neuron berkoneksi
dengan 10.000 neuron lainnya, sehingga total koneksi sekitar 1000 triliun.
Diagram of a neuron .Picture from Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Neuron)
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=neuron+synapses+pictures&
oq=neuron+synapses+pictures&gs_l=psy-ab.3...7894.27924.0.32339.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=neuron+synapses+pictures&
oq=neuron+synapses+pictures&gs_l=psy-ab.3...7894.27924.0.32339.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=neuron+synapses+pictures&
oq=neuron+synapses+pictures&gs_l=psy-ab.3...7894.27924.0.32339.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=neuron+synapses+pictures&
oq=neuron+synapses+pictures&gs_l=psy-ab.3...7894.27924.0.32339.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=neuron+synapses+pictures&
oq=neuron+synapses+pictures&gs_l=psy-ab.3...7894.27924.0.32339.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...
https://www.google.co.id/search?source=hp&q=neuron+synapses+pictures&
oq=neuron+synapses+pictures&gs_l=psy-ab.3...7894.27924.0.32339.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...
D. BEBERAPA GANGGUAN FKL
• Afasia /disfasia : ketdk mampuan
berbahasa
• Agnosia : ketdk mampuan mengenal
• Aleksia : ketdk mampuan membaca
• Akalkulia : ketdk mampuan menghitung
• Apraksia : ketdk mampuan
menjalankan perintah
• Agrafia : ketdk mampuan menulis
• Aleksia, agrafia, dan akalkulia
terjadi OK lesi pada girus angularis kiri
(hemisfer dominan)

• Sindroma Gerstmann td :
1. agnosia jari
2. disorientasi kiri-kanan
3. akalkulia
4. agrafia
 Lesi pd girus angularis hemisfer dominan.
• Sindroma hemisffer dominan td :
1. Sindroma afasia
2. Sindroma Gerstmann

• Sindroma hemisfer non dominan td :


1. Pengabaian (neglect)
2. Anosognosia, ktdk mampuan mengenali
kelainan neurologik pd tubuhnya  lesi pd
parietotemporal kanan (h.nondominan)
3. Ggn visuospasial
4. Apraksia konstruksional & berpakaian
• Sindroma lobus temporalis kiri dan
kanan (bgn medial) td ggn :
1. Immediate memory = memori segera
merta
2. Short-term memory = memori jangka
pendek
3. Long-term memory = memori jangka
panjang
Gangguan memori disebut amnesia
BEBERAPA TES FKL
1. Tes bahasa :
- mengulang kata
- menyebut nama benda yg umum
- membaca huruf,kata,kalimat
- menulis nama, alamat, imlah
- bicara spontan
2. Tes visuospasial
- mengenal obyek
- mengkopi gambar geometrik
sederhana
- membaca jam

3. Tes praksis
- meniru gerakan
- melakukan gerakan sesuai intruksi
4. Tes memori
- Mengulang angka-angka (minimal 6
digit)
- Mengulang kalimat
- menyebut peristiwa-peristiwa dunia

5. Tes kalkulasi/aritmetik
- penjumlahan ,pengurangan ringkas
- pengurangan 7 dari 100

6. Tes Mini Mental


MUDAH LUPA
(FORGETFULNESS)

• >> Usia lanjut, dapat pd usia muda


• > 65 th,  39% : 50 – 59 th
85 % : > 80 th
• Kral (1985) : “Forgetfulness = Benign
Senescence”.
Ciri-ciri Mudah Lupa :
1. Mudah lupa nama orang, benda, dsb.
2. Terdapat ggn dlm mengingat kembali (Recall)
3. Ggn dlm mengambil kembali informasi yang
telah tersimpan dlm memori (retrieval)
4. Tdk ada ggn mengingat kembali bila diberi
“Cue” (cognition)
5. Lebih sering menjabarkan fungsi atau bentuk
daripada menyebut nama sesuatu.
• Tanpa ggn kognitif lainnya, hidup
normal, kemampuan sosial baik,
pekerjaan baik, dsb.
Dpt diatasi dgn mencari kiat-kiat
sendiri o/ penderita.
GGN KOGNITIF RINGAN
(Mild Cognitive Impairment=MCI)
• Ciri :
1. Ada ggn memori
2. Fgs memori abnormal u/usia & pendidikan
3. Aktivitas sehari-hari normal
4. Fgs. kognisi umum normal
5. Tdk ada kepikunan
6. CDR : 0,5
Sering tdk mempertimbangkan hal-hal yg
sudah lewat
Sering membuat keputusan berulang-ulang
yg isinya sama
 MCI  P.Alzheimer  12% pertahun, 50%
per 3 th, 80% per 8 th.
 Merupakan fase peralihan dari ggn
memori fisiologis ke ggn memori patologis
(pikun).
DEMENSIA
dr. Abdul Muis,Sp.S
Area Fungsionil Cortex
I. PENDAHULUAN
• Cumming : demensia adalah s/sindroma klinik
yg khas dgn rusaknya paling sedikit tiga
komponen Kognitif :
berbahasa, daya ingat, keterampilan visual
ruang, kemampuan eksekutif, dan emosi.
• Derajat ringan, sedang, berat dan
mengganggu interaksi sosial. Kerusakan tsb
didpt & persisten.
Penyebabnya sangat luas, ada yg irreversibel
dan ada yg mungkin reversibel, perjalanannya
progresiv namun ada yg konstan, ada yg remisi
pd sebagian fungsi kognitif.
• Mayo Clinic : demensia adalah sindrom klinik
khas dgn penurunan intelektual dan
kemampuan sosial (aktivitas kehidupan
sehari-hari). Ggn intelektual mengenai lebih
dari satu fungsi kognitif dimana ggn daya
ingat (memory) khas selalu ada, disertai ggn
fgs kognitif lainnya seperti atensi, berbahasa,
keterampilan visual ruang, persepsi,
pemecahan masalah.
Perlangsungan penyakit progresiv, namun
beberapa bisa disembuhkan. Tidak jarang
terjadi ggn afek, motivasi, dan kepribadian.
• PERDOSSI : demensia adalah kumpulan gjl
klinik yg disebabkan o/ berbagai latar
belakang peny.dan ditandai o/ hilangnya daya
ingat jangka pendek (“recent memory”) & ggn
global fungsi mental termasuk fungsi bahasa,
mundurnya berpikir abstrak, kesulitan
merawat diri sendiri, perubahan perilaku,
emosi labil dan hilangnya pengenalan waktu
dan tempat.
Dari bbrp definisi tsb :
1. Ggn kognitif lebih dari satu
2. Ggn daya ingat selalu ada
3. Progresif dan persisten, namun ada yg
reversibel
4. Ggn affek, perilaku, dan kepribadian
hampir selalu ada.
5. Ggn sosial
6. Etiologi luas dan mengenai otak.
II. ETIOLOGI DEMENSIA
(Cumming JL, Trimbley MR, 1995)

• Peny. Alzheimer 50 – 60 %
• Demensia vaskular 10 – 30 %
• Depresi 5 – 15 %
• Alkoholik 1 – 10 %
• Ggn metabolik 1 – 10 %
• Intoksikasi 1 – 10 %
• Hidrosefalus 1–5%
• Anoksia otak 1–2%
• Infeksi SSP 1–2%
• Tumor otak 1–2%
• Trauma otak 1–2%
• Hematoma subdural 1–2%
• Lain-lain 10 – 20 %
Alzheimer’s disease is becoming even
more common

Large increase in the oldest-old


in industrialised countries

Large increase in the young-old


in developing countries
• Di Indonesia prevalensi demensia blm ada
data pasti. Data dr bangsal saraf, stroke
merupakan  50 % kasus, maka kemungkinan
etiologi demensia terbanyak di Indonesia
adalah demensia vaskular (multi infark).
• Sekitar 10% populasi demensia merupakan
/ potensial reversibel (treatable dementia).
III. KLASIFIKASI
1. Menurut gambaran klinik
a. Global c. Afasik
b. Amnesik d. Visoperseptif
2. Menurut anatomi :
a. Kortikal : P. Alzheimer. P.Pick
b. Subkortikal :
* pd progressive supranuclear palsy
* Syndr. Parkinson * Huntington * ALS
* Hidrosefalus Komunikan
3. Menurut etiologi :
a. Reversibel
b. Irreversibel
IV. GAMBARAN KLINIK
• Sifat pelupa menonjol (recent memory)
• Kesulitan mempelajari hal yg baru
• Konfabulasi
• Kemampuan intelektual  (komprehensif,
kalkulasi, pengetahuan umum, memori).
• Ggn pemikiran abstrak (pepatah, persamaan,
perbedaan)
• Kemampuan konstruksional terganggu
Ansietas, iritabilitas, depresi.
V. DIAGNOSIS
1. Memastikan apakah betul demensia ?
• Anamnesis (Alloanamnesis)
• Gbr.klinik demensia / kriteria demensia
• Tes / Pem.fungsi luhur (tes mini mental, tes
kead. mental, dll)
2. Cari penyebab, faktor risiko/ pencetus
Kriteria diagnostik demensia :
(a) Kemampuan intelektual menurun, sehingga
mengganggu pekerjaan / lingkungan
(b) Defisit kognitif selalu melibatkan memori
(c) Sadar (komposmentis)
Pemeriksaan penunjang :
(a) Tes Neuropsikologi
(b) CT Scan / MRI otak
(c) Somatosensoric evoked potential (SSEP) dan
event related potensial (ERPs)
(d) Electroensefalografi (EEG)
(e) Pemeriksaan darah
(f) Cairan otak (Likuor Serebrospinal)
VI. DIAGNOSIS DEFERENSIAL

• DI KENAL “4 D” PENYAKIT LANSIA :


DEPRESI (pseudodemensia)
DELIRIUM
DRUGS
DEMENTIA
Depresi : Demensia:
Onset : - tiba-tiba Gradual / terselubung
Perlangsungan (durasi) : Lama
- Singkat Tdk ada riwayat psikiatri
Riwayat: - episode depresif sering tdk menyadari
Keluhan : - Kehilangan kehilangan memory
memory Hampir / lupa menjawab
Jawaban: “tdk tahu” Fluktuasi mood dari hari ke
Variasi mood diurnal, ttpi hari
umumnya konsisten
Fluktuasi hilangnya Stabil hilang kognitif.
kognitif > recent memory
Kehilangan memory : ggn memory pertama
recent = remote terjadi
Mood depresi  Berkaitan dgn :
pertama ketidakmampuan sosial,
terjadi permusuhan, emosi labil,
Berkaitan dgn : mood bingung, disorientasi,
depresi, cemas, ggn tidur, kewaspadaan menurun.
anoreksia, pikiran bunuh
diri
Delirium : Demensia :
Onset tiba-tiba, tgl Gradual, tgl ?
kejadian diketahui Kronik, progresif dlm bbrp th
Penyakit akut, bbrp hari- umumnya Irreversibel, kronik
bbrp minggu, jarang > 1 progresif
bulan Akhir, sesudah bbrp bulan /
Reversibel (sering th baru disorientasi
sempurna)
Awal : disorientasi
Drugs : Pemakaian obat
obat psikotropik
Bervariasi dr wkt ke Lebih stabil dr hari ke
wkt, jam ke jam hari (kecuali + delirium)
Kesadaran berkabut, Kesadaran baik
berubah tdk bervariasi dr jam
siklus bangun tidur ke jam, tetapi terbalik
terggn, bervariasi dari siklus siang – malam.
jam ke jam Lambat terjadi ggn
hyperaktif / hipoaktif psikomotor (kecuali
bila + depresi)
VII. TERAPI
• Menangani gej.demensia & gej.penyerta
– Terapi psikologi - behavioral-non
farmakologik
– Terapi farmakologik
– Atasi penyebab (pd treatable dementia)
DEMENSIA ALZHEIMER
DEMENSIA ALZHEIMER
I. PENDAHULUAN
• Pd bln Nop.1906 Dr. Alois Alzheimer
melaporkan gbran klinik & patologi
anatomik seorang wanita 51 th, menderita
demensia yg memburuk secara lambat laun
dlm kurun wkt 5 th.
Demensia presenilis ini dinamai Penyakit
Alzheimer.
• Kemudian didptkan pula gbr patologiyg identik
dgn peny. Alzheimer pd pend. Demensia usia
manula. Peny.ini dinamai demensia senilis
jenis Alzheimer (senile dementia of the
Alzheimer type = SDAT). Peny.ini mengenai 10
– 15% orang yg berusia di atas 65 th, dan
mungkin 20% pd > 80 th.
II. ETIOLOGI
• Etiologi peny. Alzheimer hingga kini blm diketahui
pasti. Namun ada bbrp faktor risiko yg mungkin
berhub.dgn peny. Alzheimer yaitu : umur,
peny.parkinson, sindroma Down, umur lebih 40 th,
wanita, peny.tiroid, level pendidikan rendah, trauma
kepala, depresi stadium lanjut, faktor genetik dgn
kode polipoprotein E. diduga memberi
perlindungan a/ level pendidikan tinggi, penggunaan
anti inflamasi yg kronis, estrogen.
III. PATOGENESIS
• Patogenesis belum diketahui pasti
• Hipotesis  harus mempertimbangkan
faktor2 :
1. Genetik : berhub.dgn apoprotein E4 (Apo E4),
alela (4) kromoson 19,  pd P.Alzheimer familial
/ sporadis. Mutasi kromoson 21, 1, 14 pd awal
penyakit
2. Gambaran neuropatologi : neuritik plaque,
neurofibrillary tangels, neuronal loss, hirano
bodies, cerebral amyloid angiopathy, dan
atropi otak (kortikal).
The process of Alzheimer’s disease
is also nearly understood
Genes

Environment
Plaques
• Central amyloid core

• Degenerating peripheral neurites

Contents of a plaque Evolution of a plaque Distribution of plaques


Tangles

Other locations Filaments


Intraneuronal accumulations of paired helical
filaments
• Paired helical filaments formed from highly phosphorylated
tau
Tau phosphorylation and the amyloid
cascade hypothesis
1. APP mutations give rise to plaques and tangles
2. Tau mutations give rise to tangles only
3. Tau mutations do not give rise to plaques
4. Plaque pathology therefore ‘causes’ tangle formation

APP / PS-1
TAU mutations
mutations
4
1 2

? GSK-3

3
Amyloid Plaque Formation
• Alzheimer’s patients show numerous plaques which are
composed of 4 kD Amyloid-beta (A-beta) peptides, which are
derived from beta amyloid precursor proteins (APPs)
• APP is a membrane associated glycoprotein of 110-135 kDa
that is proposed to normally behave in the brain as a cell
surface signaling molecule
• A-beta peptides are generated in the endosomal
compartment and in the endoplasmic reticulum or golgi
complex by endoproteolytic cleavage of APP by Beta, alpha,
and gamma secretases
Presenilins
• Presenilin 1 (PS1) and presenilin 2 (PS2) are highly
homologous 43-50 kD proteins with eight
transmembrane domains
• Presenilin’s make crucial contributions to
neurodegeneration in AD
• Presenilin’s are crucial components of the enzymes
that work to cleave APP, and mutations in presenilins
cause the production of A-beta42 and A-beta43
peptides (insoluble forms of A-beta)
The production of A-beta production by
processing of APP
Amyloid Plaque formation
• About 90% of the secreted A-beta peptides formed
from processing of APP are A-beta40, a soluble form
of the peptide
• About 10% of secreted A-beta peptides are A-beta42
and A-beta43
• A-beta42 and A-beta43 are highly fibrillogenic,
readily aggregated, and neurotoxic
Amyloid Plaque formation
• Alignment of several strands of A-beta show
that A-beta42 and A-beta43 preferentially
form networks of salt linkages and strong
hydrogen bonds between ionized side chains
of opposite charge which thus form the
observed plaques
Inflammation in Alzheimer's
Disease
• All chronic neurodegenerative disorders and aging
involve inflammation, oxidative stress and cellular
dysfunction
• Leads to impaired function and loss of brain cells
• These brain cells are no longer able to participate in
neuronal networks needed for cognitive, behavioural
and motor function
• Leads to self-perpetuating cycle of cellular injury and
predisposition to further insults
• Some research suggests that these inflammatory
processes are the underlying cause of AD and that it
leads to Aβ and tau accumulation
Regional distribution of pathology
• Distribution of pathology in AD is not random, but starts in
transentorhinal cortex and ends in neocortex

Braak staging Braak et al (1994); Delacourte et al (1999); Duyckaerts et al (1998)


Regional distribution of atrophy in the common
dementias
• Alzheimer’s disease predominantly parietal and temporal

• Frontotemporal dementia predominantly frontal and temporal

• Dementia with Lewy bodies as for AD, but with additional subcortical pathology

• Vascular dementia vascular distribution

Executive Praxia Functional regions


functions FTD
AD

Language Perceptuospatial
Memory function
3. Defisit neurotransmitter :
 >> berkurangnya neuron kholinergik &
menurun aktivitas cholin acetyl transverase
& acetylcholin esterase. Penurunan fgs
kognitif pd peny.Alzheimer berhub.dgn
defesiensi neuron kholinergik (Hipotesis).
 Neurotransmitter lain yg berkurang (defisit)
yaitu non adrenergik presinaptik, serotonin,
somatostatin, corticotropin releasing factor,
glutamat, dll.
4. Hipotesis penuaan :
- Dalam perdebatan
5. Faktor lingkungan :
- Terutama intoksikasi aluminium
namun penelitian terakhir membuktikan
aluminium tdk begitu berperan.
6. Reaksi inflamasi
• Pd fase akut reaksi inflamasi, terjadi pelepasan
bbrp mediator. Mediator ini berperan dlm
merubah beta amiloid peptida yg larut
menjadi tdk larut yg bersifat toksik thd
neuron.
7. Infeksi :
• Belum jelas sbg faktor risiko. Diduga inf.virus.
Hal ini berhub.dgn peny.infeksi seperti pd
Creutzfeldt-Jacob disease, peny.yg mana
memp.bbrp kesamaan manifestasi klinis &
perjalanan peny.serta dijumpai amyloid
plaque.
IV. GAMBARAN KLINIS
• Gej.klinis : progresif mengenai fungsi intelek.
Bbrp pend.mengalami periode statis (Gbr.1).
Rata-rata harapan hidup pend.peny. Alzheimer
= 20 th.
• Ggn kognitif timbul pd awal penyakit,
terutama ggn memori.
Diagnosis Dini Ringan-Sedang Berat
T
E
S Gejala-gejala

M Diagnosis
I
N Hilang ketidaktergantungan fungsi
I
Problem tingkah laku
M
E Nursing Home
N Death
T
A
Tahun
L

Gbr.1. Riwayat natural peny. Alzheimer (Feldman & Grundman, 1999)


• Ggn memori :
>> recent memory, pd fase lanjut semua memori
terganggu.

• Ggn berbahasa :
– Kemiskinan kosa kata
– Tdk dpt menyebutkan nama benda/orang yg
dihadapi (anomia konfrontasi).
Lebih sulit menyebut nama dlm satu kategori
(anomia kategori).
– Sirkumlokusi  lebih banyak menjabarkan fungsi
benda karena tdk dpt menyebutkan nama benda
tsb.
– Parafasia
– Ekolali, palilalia
– Disartria
– Mutism
• Ggn visuospasial : disorientasi orang, ruang,
dan waktu, ggn mengkopi, ggn menyusun
balok (fgs.konstruksi), kesukaran berpakaian.
• Ggn emosi : labil, apatis / agresif, paranoid
• Ggn abstraksi, matematik (ggn kognisi)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

• -Belum ada pemriksaan spesifik u/ P.Alzh,


umumnya ad/ u/ menyingkirkan demensia
lainnya. Meliputi : darah lengkap, elektrolit,
fgs hati, ginjal, tiroid, tes serologis u/ sifilis/
HIV, pem.Vit B 12, as.folat, kadar obat ttt.
• Di bgn Neurologi :
• A. Pungsi lumbal : liquor S.Spinal 
– neurotransmitter : marker kholinergik, kadar asam
amino homovanilik (dopamin), asam 5-hidroksi
indol (asetat (5-HIAA) (serotonin), dopamin B
hidroksilase=DBH(noradrenalin).
– Protein tau
– Amyloid precussor protein
b. CT Scan / MRI
atropi serebral, pembesaran ventrikel, atropi
hipokampus.
 atropi terut.pd lobus parieto-temporal.
c. PET/SPECT u/ melihat aliran darah serebral
regional & metabolisme neuron.
Ditemukan penurunan metab. & ADOR pd
lob.parieto temporal.

d. EEG : perlambatan fokal atau umum namun


tdk spesifik u/ PA
Figure 7. Positron emission tomographic images of brain of a patient
With AD (Courtesy of William Klunk et al) (Bhoughey, in Schapira,2007)
• Tes/pemeriksaan Neuropsikiatrik :
Tes mini mental : mini mental state
examination (MMSE)
Skor total 30 skor;
25 – 30 normal
18 – 24 ggn ringan,
skor 11 – 17 ggn sedang,
skor 0 – 10 ggn berat
Mini Mental State Examination (MMSE) modifikasi dari Folstein
Item T e s Nilai Nilai
Maksimal
ORIENTASI
1. Sekarang(tahun),(musim),(bulan),(tanggal),(hari) apa? 5 ………..
2. Kita berada di mana?(negara),(propinsi),(kota),(rumah-
sakit), (lantai/kamar) 5 ……….
REGISTRASI
3. Sebutkan 3 buah nama benda (Apel,Meja,Koin), tiap
benda 1 detik, pasien disuruh mengulang nama ketiga 3 ………..
benda tadi. Nilai 1 utnuk setiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan
dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh 5 ………..
mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf
yang benar sebelum kesalahan; misalnya: UYAHW
nilai 2
Lanjutan MMSE
Item T e s Nilai Nilai
Maksimal

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


5. Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda 3 ……….
di atas

BAHASA
6. Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang 2 ………..
ditunjukkan (pensil,buku)

7. Pasien disuruh mengulang kata-kata: namun,tanpa,


dan bila 1 …………

8. Pasien disuruh melakukan perintah:” Ambil kertas


ini dengan tangan kanan anda, lipatlah menjadi
dua dan letakkan di lantai.”Setiap bagian perintah 3 …………
yang dilakukan dengan benar dinilai 1
9. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah
tertulis: “PEJAMKAN MATA ANDA” 1 …………
Lanjutan MMSE

Item T e s Nilai Nilai


Maksimal
10 Pasien disuruh menulis kalimat dengan spontan 1 ……….
11. Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1 ………..

Total 30 …………
Activities of Daily Living (ADL)

Nilai ketergantungan pada bantuan


0 : tidak perlu bantuan/mandiri
1 : Sedikit membutuhkan bantuan
2 : banyak memerlukan bantuan/ketergantungan penuh
No Aktivitas Skor Skor Skor
0 1 2
1 Makan
2 Menegnakan dan melepaskan
pakaian
3 Menyisir rambut dan bercukur
4 Berjalan
5 Turun dan naik ke tempat tidur
6 Mandi
7 Ke kamar mandi (toileting)
8 Membutuhkan bantuan untuk
berbelanja, mandi, pekerjaan rumah
dan atau pergi ke luar
9 Inkontinensia: skor 0 bila tidak
pernah, 1 bila 1-2 x/minggu, 2 bila
≥3/mgg
Total skor ADL
Clock Drawing Test
• Tes menggambar jam: pasien diminta
menggambarkan jam 10 lewat 10 menit.
• Membuat lingkaran bulat : skor 1
• Menuliskan angka-angkanya sebayak 12: skor
1
• Menempatkan angka-angka jam dgn tepat :
skor 1
• Menggambarkan jarum panjang dan jarum
pendek tepat pd tempatnya: skor 1
VI. KRITERIA DIAGNOSIS

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan neurologis, pemeriksaan
neuropsikiatrik, pemeriksaan penunjang.
• Bbrp kriteria diagnostik :
1. Kriteria menurut National Institute of
Neurological and Communication Disorder and
Stroke AD and Related Disorders Association
(NINCDS-ADRDA) sbb :
a. Definite AD :
- Kriteria klinik u/ probable AD
- Histopatologi sesuai AD  biopsi, otopsi
b. Probable AD :
- Demensia (berdasar riwayat & tes
neuropsikologi)
- Defisit memori & fgs.kognitif lainnya yg
progresif
- Tdk ada ggn kesadaran
- Mulai antara umur 40 – 90 th
- Tdk ada peny.sistemik ã kel.otak yg lain
menyebabkan demensia.
c. Possible AD :
- Demensia dengan variasi dalam onset ã
perlangsungannya
- Adanya kelainan sistemik a kel.otak lain
- Defisit kognitif progresif yang tunggal.

d. Unlike AD :
- Timbulnya mendadak
- Ada gejala neurologik fokal
- Kejang dan gangguan sejak dini
2. Menurut ICD 10 :
a. Pe  fgs memori yg mengg. Aktivitas sehari2.
b. Pe  kemampuan intelektual yg mengg.
aktivitas sehari-hari.
c. Tdk ada ggn kesadaran
d. Kemunduran kontrol emosi, perilaku sosial ã
motivasi.
e. Pe  dibidang memori dan kemampuan
intelektual minimal 6 bln
VII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL

• Harus dibedakan dr demensia lain


• u/ membedakannya dgn demen.vaskular,
digunakan skor iskemik Hachinski < 4 atau skor
Loeb dan Gondolfo 0 – 2 .
(Tabel 1 dan 2).
Tabel 1 : Skor iskemik Hachinski

Skor
- Mula mendadak …………………………………… 2
- Progresinya bertahap …………………………….. 1
- Perjalanan berfluktuasi …………………………... 2
- Malam hari bengong ã kacau …………………… 1
- Kepribadian utuh …………………………………. 1
- Depresi ……………………………………………. 1
- Keluhan somatik ………………………………….. 1
- Inkontinensia emosional …………………………. 1
Tabel 1 : Skor iskemik Haehinski (lanjutan)

Skor
- Riwayat hipertensi …….…………………………. 1
- Riwayat strok …………………………………….. 2
- Ada bukti aterosklerotik …………………………. 1
- Keluhan Neurologi fokal ………………………… 1
- Tanda Neurologi fokal ………………………….. 2
Tabel.2. Skor demensia oleh Loeb & Gondolfo

Skor
- Mulanya mendadak ……………………… 2
- Ada riwayat strok ………………………… 1
- Gejala fokal ………………………………. 2
- Keluhan fokal …………………………….. 2
- CT : terdpt daerah hipodens
• Tunggal ……………………………….. 2
• Multipel ……………………………….. 3
VIII. PENGOBATAN
• Sampai saat ini blm ada obat khusus u/ PD,
pengobatan bersifat simtomatik
• Gej.PA sangat kompleks  penanganan
bervariasi.
• Ada 3 pendekatan terapi :
1. Pendekatan psikososial :
- Care giver  mengoptimalkan kemampuan yg
masih ada
- Mengurangi perilaku yg sulit
- Menjaga keselamatannya
- Memperbaiki kualitas hidup
- Mengurangi stres thd care giver
- Memberi kepuasan kpd care giver
2. Terapi perilaku  psikoterapi + psikofarmaka :
– Depresi  antidepresan (SSRI, trazodon)
– Antiansietas (short acting benzodi-azepin mis.
Lorazepam)
– Batasi penggunaan neuroleptik
Terapi Farmakologik:

1. Cholinesterase Inhibitor
 Donepezil
 Galantamine
 Rivastigmine
2. NMDA receptor antagonist
(Memantine)
3. Ginkgobiloba
DEMENSIA VASKULAR
• Demensia vaskular disebabkan o/ lesi otak
iskemik dan hemoragik, termasuk lesi iskemik-
hipoksik serebral akibat “ cardiac arrest”
• 26,3 %pend. Strok iskemik yg bertahan hidup
> 60 th, menderita demensia. Dari jumlah ini
62 & bisa akibat langsung dari strok.
• Klasifikasi demensia vaskular, yaitu :
a. Demensia multi innfark
b. Strategic single-infarct demensia
c. Penyakit pemb. darah kecil dgn demensia
seperti: strok lakunar multipel, penyakit
Biswanger.
d. Hipoperfusi karena iskemia otak global
sebagai efek sekunder “ cardiac arrest”
atau hipotensi yang sangat berat.
e. Demensia hemoragika pd hematoma
subdural kronik, sequellae dr PSA &
hematoma serebral (PIS).
• Kriteria diagnostik demensia vaskular:
Deteriorasi memori dan kemampuan
intelektual yang menybabkan ggn. Fungsi
kehidupan sehari – hari.
a. Hilangnya memori + defisit paling
kurang 2 dari hal berikut:
– orientasi - perhatian
– bicara - kemampuan spasial
– abstraksi - neuropraksi
– pertimbangan - kontrol motorik
b. Disertai peny. Serebrovaskular
riwayat + g. klinik)
c. waktu perlangsungan 3bln<
d. skor Iskemik Hachinski: > 7
ä skor Loeb & Gondolfo: 5 – 10
Campuran demensia Alzheimer +
demensia vaskular  skor iskemik
Hachinski : 4 - 7
e. Deteriorasi fungsi intelektual bertahap-
tahap (step-wise), dan defisit yang ditemukan
bersifat sebagian-sebagian (patchy), serta tidak
gradual lambat, tetapi mendadak – mendadak.

Mendukung diagnosis bila:


- ditemukan infark pd CT Scan kepala
- Hipertensi, bising karotis, kardiomegali
Strategic infarct dementia

Thalamic infarction Abrupt onset of cognitive+


behavioral change

•Slowing of thought process


•Apathy
•Attention deficit
•Agnosia - apraxia – aphasia

•Other site: caudate nucleus,


capsular genu, gyrus angularis,
hippocampus
Multiple infarct dementia

Multiple cortical infarcts Stepwise deterioration,


hemiparese with cognitive
impairment + aphasia.

TIA and stroke episodes link to


dementia development

Related to aterothrombotic/
cardial embolic or hemodynamic
event.
Subcortical vascular dementia
(lacunar state and Binswangers disease)

Lacunar State The onset is insidous,


continous and slowly
progressive, seldom
stepwise.

Stroke episodes and TIA


often unrecognized.
Multiple vascular disorders:
hypertension, DM,
ischemic heart disease.
Subcortical vascular dementia
(lacunar state and Binswangers disease)

Binswanger’s disease Subcortical / Fronto-


subcortical syndrome
–Mental retardation
–Extra-pyramidal/ Pyramidal signs
–Imbalance and falls
–Urinary frequency and
incontinence
–Behavior problem: depression,
personality change, emotional
lability / bluntness, mental
slowness
• Pd peny. Biswanger disertai gejala ekstra
piramidal : rigiditas & akinesis.
• Dpt ditemukan syndroma pseudobulbar, ggn
sensibilitas, termasuk defek lap.penglihatann.
• Ditemukan Hemiparesis atau paresis facial
UMN.
PENYAKIT PICK
= Pick’s Disease
• Struktur otak yang terlibat yaitu:
1. Korteks prefrontal & orbito-frontal:
- apati, abstraksi (-), egois,
disinhibisi,perseverasi, mood / affek tdk
sesuai.
2. Paralimbik temporal + korteks assosiasi :
- hiperaktif, impulsif, bulimia, hiperoralitas,
hiperseksualitas, logoroe.
3. Parietal + hipokampal (tdk melibatkan
memori & visuospasial secara relatif).
4. Ganglia basalis terutama nukleus
kaudatus dan substansia nigra
(rigiditas & akinesia).
• Kriteria diagnosis peny. Pick : 3 dari 5 berikut
adalah khas o/ peny. ini.
1. Onsetnya presenilis (sekitar 55 th)
2. Perubahan kepribadian pd awal peny.
3. Hiperoralitas
4. Disinhibisi
5. Perilaku suka berkelana.
AFASIA
AFASIA

• Afasia a/ ggn penggunaan bahasa, baik lisan


maupun tulisan
• Kerusakan pd otak terletak di hemisfer
dominan daerah pusat bahasa (speech area).
Hemisfer kiri u/ yg cekat tangan kanan (right
handed), dan sebaliknya.
• Penyebab kerusakan otak a/ meliputi berbagai
penyakit, paling sering a/ strok (CVD).
• Afasia dpt mengenai semua modalitas bahasa,
yg td : percakapan (spontaneous speech),
pemahaman bahasa lisan, pengulangan,
penamaan, membaca, dan menulis.
Klasifikasi afasia menurut Kirshner :
Jenis Bicara Arti Penama- Peng- Baca Tulis
Afasia Spontan Auditif an ulangan
- Broca NF/mutisme + - - + -
- Wernicke F/Parafasia - - - - -
- Global NF/mutisme - - - - -
- Konduksi F/Parafasia + +/- - + +
literal
- Anomik F/sirkumlokasi + - + + +
- Trans kortikal NF/gagap + +/- + + +
motorik
Klasifikasi afasia menurut Kirshner :
Jenis Bicara Arti Penama- Peng- Baca Tulis
Afasia Spontan Auditif an ulangan
- Trans.kortikal F/parafasia/ - - ++ - +/-
sensorik Sirkumlokasi
- Aleksia + < normal + +/- + - -
agrafia
- Aleksia, tdk Normal + +/- + - +
agrafia

F = Fluen NF = Non fluen +/- = Normal atau sedikit terganggu


+ = Normal - = Terganggu
MODEL PROSES BERBAHASA

Rangsangan informasi Proses Mental


RESEPSI
sensorik (pandang, (Emosi, Memori, Atensi)
dengar, somestetik
lainnya). PERSEPSI

ASOSIASI UNI MODAL

ASOSIASI HETEROMODAL

ANALISIS LEKSIKAL

KOGNISI
FORMULASI BAHASA ANALISIS-SINTAKSIS

ARTIKULASI

ORAL TULIS SIKAP PROSODI


Bagan konsep fungsi bahasa yg disederhanakan

1 = area auditorius primer 5 = area motorik primer


2 = area Wernicke (identifikasi kata) 6 = area motorik tambahan
3 = area pengenalan kata I = area visual primer
4 = area Broca II = area identifikasi simbol-simbol
Lokasi lesi otak pd berbagai jenis afasia :

• Afasia Broca = operculum lobus frontalis (area Broca)


• Afasia Wernicke = posterior girus temporalis superior
(area Wernicke)
• Afasia global = hemisferium kiri luas
• Afasia konduksi = fasikulus arkuata
• Afasia anomik = girus angularis
• Afasia transkortikalis motorik = lobus frontalis (regio
frontal), parasagitalis superior dan regio frontalis
posterior.
• Afasia transkortikalis sensorik = border zone parietal
/ temporal.
• Aleksia + agrafia = parieto-temporalis
• Aleksia + tanpa agrafia = oksipitalis medialis
Jenis terapi pd Afasia :
1. Afasia Broca : * Terapi Intonansi Melodik
* Latihan Elaborasi Respon
2. Afasia Wernicke :
* PACE (Promoting Aphasic Communication
Effectivenes)  pasien & terapis bergantian
memberikan benda yg harus dicocokkan dgn
gambar atau kata.
3. Afasia Global : * Terapi Umum
* Terapi Lingkungan
* Terapi Aksi Visual (TAV)

Anda mungkin juga menyukai