PADA OTAK
OLEH :
M. ALSABAH
14350053
NIA RIZQY RASELY
14350065
OSKAR SETIAWAN 14350070
PATUH RAHMAN
14350072
PUTIH ANDINI
14350074
RAHMA PERTIWI
14350077
RANY SAPA WINTI 14350080
PENGERTIAN BAHASA
Bahasa
PEMEROLEHAN
BAHASA
BAHASA IBU
DIDAPAT DARI
PEMEROLEHAN SEJAK
KECIL SESUAI
LINGKUNGAN
BAHASA
KEDUA
DIDAPAT DARI PROSES
PEMBELAJARAN DAN
PENGETAHUAN
KODRAT BAHASA
Pertama, bahasa manusia (mulai sekarang: bahasa) memiliki
ketergantungan struktur (strycture-dependence). Suatu rentetan kata
dalam kalimat tidak membentuk rentetan yang acak tetapi satu
bergantung pada yang lain. Urutan kata memang tampak linier tetapi
satu kata dengan satu kata yang lain membentuk suatu struktur yang
hierarkhis.
Kedua, bahasa dan pemakai bahasa itu kreatif. Dari segi pemakai bahasa,
dia kreatif karena dia memiliki kemampuan untuk memahami dan
mengujarkan ujaran baru mana pun. Ujaran yang kita dengar kapan pun
juga tidak pernah ada yang sama dengan ujaran yang kita dengar
sebelumnya, meskipun topiknya sama.
KA I TA N O TA K D E N G A N B A H A S A
Saraf-saraf dalam otak berkaitan dengan fungsi berbahasa adalah daerah
broca, daerah Wernicke, dan daerah korteks ujaran superior atau daerah
motorsuplementer. Berdasarkan tiga daerah saraf tersebut dapat dikatakan
bahwa terdapat bagian-bagian tertentu pada saraf-saraf di otak kiri manusia
yang mempengaruhi manusia untuk menghasilkan ujaran untuk berbahasa
dan berkomunikasi dengan sesama.
Orang sudah lama sekali berbicara tentang otak dan bahasa. Aristoteles
pada tahun 384-322 SM telah berbicara soal hati yang melakukan hal-hal
yang kini kita ketahui dilakukan oleh otak. Begitu pula pelukis terkenal
Leonardo da Vinci pada tahun 1500-an (Dingwall 1998:53). Namun, titik
tolak yang umum dipakai adalah setelah penemuan-penemuan yang
dilakukan oleh Broca dan Wernicke pada tahun 1860-an. Dari struktur serta
organisasi otak manusia yang memegang peranan penting dalam bahasa.
KA I TA N O TA K D E N G A N B A H A S A
Apabila input yang masuk adalah dalam bentuk lisan, maka bunyibunyi itu ditanggapi oleh lobus temporal, khususnya oleh korteks
primer pendengaran. Di sini input tadi diolah secara rinci sekali,
misalnya, apakah bu yi sebelum bunyi /o/ yang didengar it memiliki
VOT +60 milidetik, +20 milidetik, atau di antara kedua angka ini.
Angka indek VOT ini penting karena kalau VOT-nya adalah +0
milidetik, maka bunyi itu pastilah vois seperti /b/ atau /g/; kalau lebih
dari +30 milidetik, pastilah itu bunyi tak-vois seperti /p/ atau /k/, dst.
Korteks ini juga meneliti apakah urutan bunyi adalah, misalnya,
/p/, /o/, /s/ (pos) atau /s/, /o/, /p/ (sop).
KA I TA N O TA K D E N G A N B A H A S A
Setelah diterima, dicerna, dan diolah seperti ini maka bunyi-bunyi bahasa tadi
dikirim ke derah Wernicke untuk diinterpretasikan. Di daerah ini bunyi-bunyi
dipilah-pilah menjadi sukukata, kata, frasa, klausa, dan akhirnya kalimat. Setelah
diberi makna dan dipahami isinya, maka ada dua jalur kemungkinan. Bila masukan
tadi hanya sekedar informasi yang tidak perlu ditanggapi, maka masukan tadi cukup
disimpan saja dalam memori.
Di daerah broca proses penanggapan dimulai. Setelah diputuskan tanggapan verbal
itu bunyinya seperti apa maka daerah broca memerintahkan motor korteks untuk
melaksanakannya. Proses pelaksanaan di korteks motor juga tidak sederhana. Untuk
suatu ujaran ada minimal 100 otot dan 140.000 rentetan neuromuskuler yang terlibat.
F U N G S I K E B A H A S A A N O TA K
Sudah dikemukakan bahwa kedua hemisfer otak mempunyai peranan yang berbeda bagi
fungsi kortikal. Fungsi bicara bahasa dipusatkan pada hemisfer kiri bagi orang yang tidak
kidal. Hemisfer kiri ini disebut hemisfer dominant bagi bahasa dan korteksnya dinamakan
korteks bahasa. Hemisfer dominant atau superior secara morfologis memang agak berbeda
dari hemisfer yang tidak dominant atau inferior. Hemisfer dominant lebih berat, lebih
besar girusnya dan lebih panjang. Hemisfer kiri yang terutama mempunyai arti penting
bagi bicara bahasa, juga berperan untuk fungsi memori yang bersifat verbal. Sebaliknya,
hemisfer kanan penting untuk fungsi emosional, lagu isyarat, baik yang emosional
ataupun yang verbal.
FUNGSI KEBAHASAAN
O TA K
Hemisfer kiri memang dominant untuk fungsi bicara bahasa, tetapi
tanpa aktifitas hemisfer kanan, maka pembicaraan seorang akan
menjadi monoton, tak ada prosodi, tak ada lagu kalimat; tanpa
menampakan adanya emosi ; dan tanpa disertai isyarat-isyarat bahasa.
Penentuan dan pembuktian daerah-daerah tertentu dalam otak
dalam kaitannya dengan fungsi bicara bahasa dan fungsi-fungsi lain
pada awalnya dilakukan dengan penelitian terhadap orang-orang yang
mengalami kerusakan otak atau kecelakaan yang mengenai kepala.
Kemudian dilakukan juga dengan berbagai eksperimen terhadap
orang sehat.
Hasil penelitian tentang kerusakan otak oleh Broca dan Wernickle serta penelitaian Penfield dan
Robert mengarah pada kesimpulan bahwa hemisfer kiri dilibatkan dalam hubungannya dengan fungsi
bahasa. Kranshen (1977) mengemukakan lima alasan yang mendasari kesimpulan itu. Kelima alasan
itu adalah berikut ini.
o Hilangnya kemanpuan berbahasa akibat kerusakan otak lebih sering disebabkan oleh kerusakan
jaringan saraf hemisfer kiri daripada hemisfer kanan.
o Ketika hemisfer kiri dianestesia kemampuan berbahasa menjadi hilang, tetapi ketika hemisfer
kanan dianestesia kemanpuan bahasa itu tetap ada.
o Sewaktu bersaing dalam menerima masukan bahasa secara bersamaan dalam tes dikotik, ternyata
telinga kanan lebih unggul dalam ketepatan dan kecepatan pemahaman daripada telinga kiri.
Keunggulan telinga kanan itu karena hubungan antara telinnga kanan dan hemisfer kiri lebih baik
daripada hubungan telingan kiri dengan hemisfer kanan.
o Ketika materi bahasa diberikan melalui penglihatan mata kanan dan mata kiri, maka ternyata
penglihatan kanan lebih cepat dan lebih tepat dalam menangkap materi bahasa itu daripada
penglihatan kiri. Keunggulan penglihatan kanan itu karena hubungan antara penglihatan kanan dan
hemisfer kiri lebih baik daripada hubungan penglihatan kiri dan hemisfer kanan.
o Pada waktu melakukan kegiatan berbahasa baik secara terbuka maupun tertutup, hemisfer kiri
menunjukan kegiatan elektris lebih hebat daripada hemisfer kanan. Hal ini diketahui melalui analisis
gelombang otak. Hemisfer yang lebih aktif sedikit dalam menghasilkan gelombang alpha.
DAFTAR PUSTAKA
Halijah, Abd dan Hamid. Bagaimana Manusia
Memperoleh Bahasa?.
Jakarta: Pelita Bahasa (Jurnal penyelidikan IPBL, jilid
7).2006
Anwar, Khaidir. Fungsi dan Peranan Bahasa.
Yogyakarta : Gajah Mada University press, 1985