Anda di halaman 1dari 4

Bab 8

1. Perkembangan alat ujaran

Pada sekitar 70 juta tahun lalu muncullah makhluk mamalia yang pertama. Pertumbuhan biologis
lainnya mulai muncul. Bentuk awal dari epiglotis telah mulai tampak, meskipun letaknya masih
sangat dekat dengan dengan mulut dan dibagian atas tenggorokan. Tulang-tulang arytenoid dan
cricoid mulai lebih berfungsi. Evolusi lain yang penting adalah mulai adanya tulang thyroid dan
bentuk pertama dari selaput suara. Karena telah adanya paru-paru dan kemudian ada pula selaput
suara, maka getaran selaput ini dapat mulai dikontrol

Perkembangan terakhir adalah pada primat manusia. Alat alat penyuara seperti paru-paru,
laring,faring dan mulut pada dasarnya sama dengan yang ada pada mamalia lainnya, hanya saja pada
manusia alat-alat ini telah lebih berkembang. Laring pada manusia, misalnya, agak lebih besar
daripada laring pada primat lainnya. Struktur mulut maupun macam lidahnya juga berbeda.

2. Struktur mulut manusia vs binatang

Meskipun ada kemiripan tertentu antara manusia dengan


simpanse, tetap saja kedua makhluk ini berbeda.
Perbedaannya adalah manusia dapat berbahasa sedangkan
primat lain tidak. Hal ini sangat tampak pada struktur biologis
alat suaranya.

Secara proporsional rongga mulut manusia adalah kecil. Lidah


manusia yang lebih tebal daripada lidah binatang
memungkinkan untuk digerakkan secara fleksibel. Dengan
singkat dapat dikatakan bahwa dari segi biologi alat
pernafasan, manusia memang ditakdirkan untuk menjadi
primat yang dapat berbicara.

Manusia dapat menguasai bahasa secara natif hanya kalau prosesnya dilakukan antara umur
tertentu, yakni antara umur 2 sampai sekitar 12 tahun. Dengan fakta tersebut maka disimpulkan
bahasa adalah finomena biologis, khususnya finomena biologi perkembangan. Faktor lingkungan
memang penting, tetapi faktor itu hanya memicu apa yang sudah ada pada biologi manusia.

Bab 9

1. Evolusi otak manusia

Perkembangan otak ini dapat dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah tahap yang
tampak pada homo erectus yang ditemukan di Jawa dan yang ditemukan di Cina. Tahap kedua
adalah adanya perubahan reorganisasi pada otak tersebut. Lembah-lembah pada otak ada yang
bergeser sehingga memperluas daerah lain seperti daerah yang dinamakan daerah parietal. Tahap
ketiga adalah munculnya sistem fiber yang berbeda-beda pada daerah-daerah tertentu melalui
Corpus callosum. Tahap terakhir adalah munculnya dua hemisfir yang asimetris.

Batang otak terdiri dari dua bagian yang dinamakan mendulla, Pons, otak tengah, dan cerebellum.
Dari segi ukurannya berat otak manusia adalah 1 sampai 1,5 kg.

Untuk menghubungkan apa yang kita dengar atau lihat dengan apa yang kita ujarkan ada kelompok
fiber yang dinamakan fasikulus arkuat. Tugas fiber-fiber ini adalah untuk mengkoordinir
pendengaran, penglihatan, dan pemahaman yang diproses di daerah Weenicke dengan proses
pengujaran yang dilakukan di daerah Broca.

3. Kaitan otak dengan Bahasa

Angka indek VOT ini penting karena kalau VOT-nya


adalah +0 milidetik, maka bunyi itu pastilah vois
seperti /b/ atau /g/; kalau lebih dari +30 milidetik,
pastilah itu bunyi tak-vois Seperi /p/ atau /k/, dst.
Korteks ini juga meneliti apakah urutan bunyinya
adalah, misalnya /p/, /o/, /s/ (pos) atau /s/, /o/, /p/
(sop).

Setelah diterima, dicerna, dan diolah seperti ini


maka bunyi-bunyi bahasa tadi "dikirim" ke daerah
Wernicke untuk diinterpretasikan. Di daerah ini
bunyi-bunyi itu dipilah-pilah menjadi suku kata, kata, frasa, klausa, dan akhirnya kalimat.

4. Peran hemisfir kiri dan hemisfir kanan

Hemisfir kiri merupakan hemisfir yang "bertanggung jawab" tentang ihwal kebahasaan. Di samping
itu, ada hal-hal yang berkaitan dengan bahasa yang ternyata ditangani oleh hemisfir kanan. Dari-
orang-orang yang hemisfir kanannya terganggu didapati bahwa kemampuan mereka dalam
mengurutkan peristiwa sebuah cerita atau narasi menjadi kacau. Dari gambaran ini tampak bahwa
hemisfir kanan juga mempunyai peran bahasa, tetapi memang tidak seintensif seperti hemisfir kiri.

5. Gangguan wicara

Apabila aliran darah pada otak tidak cukup, atau ada penyempitan pembuluh darah atau gangguan
lain yang menyebabkan jumlah oksigen yang diperlukan berkurang, maka akan terjadi kerusakan
pada otak. Penyakit yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, tersumbatnya pembuluh
darah, atau kurangnya oksigen pada otak dinamakan stroke. Gangguan wicara yang disebabkan oleh
stroke dimakan afasia (aphasia). Ada berbagai macam afasia, tergantung pada daerah mana hemisfir
kita yang kena stroke.

Penyakita lainnya ada juga:

 Disartria, yaitu gangguan yang berupa lafal yang tidak jelas, tetapi ujarannya utuh.
 Agnosia atau demensia adalah gangguan pada pembuatan ide. Penderita ini tidak dapat
memformulasikan ide yang akan dikatakan dengan baik.
 Aleksia adalah hilangnya kemampuan untuk membaca.
 Agrafia adalah hilangnya kemampuan untuk menulis dengan huruf-huruf yang normal.

6. Hipotese umur kritis

Sebelum mencapai umur belasan, sekitar umur 12 tahun-an, anak mempunyai kemampuan untuk
memperoleh bahasa manapun yang disajikan padanya secara natif. Hal ini tampak terutama pada
aksennya. Jadi, seandainya ada keluarga Amerika yang tinggal di Jakarta dan kemudian mereka
melahirkan anak, dan anak itu bergaul dengan orang-orang Indonesia sampai dengan, katakanlah,
umur 5-7 tahun, dia pasti akan dapat berbahasa Indonesia Jakarta.
Hal ini terjadi karena sebelum umur 12 tahun pada anak belum terjadi lateralisasi, yakni, hemisfir kiri
dan hemisfir kanan belum "dipisah" untuk diberi tugas sendiri-sendiri. Setelah masa puber mulai,
yakni, umur 12 tahun, lateralisasi terjadi. Otak sudah tidak sefkeksibel seperti sebelumnya.
Kemampuan untuk berbahasa seperti penutur asli sudah berkurang. VOT untuk bunyi vois juga tidak
akan akurat lagi. Hal ini lah yang menyebabkan perbedaan aksen ketika kita mengucapkan bahasa
asing meskipun sudah lama tinggal di daerah asing.

7. Bahasa Sinyal

Bahasa ini mempergunakan tangan dan jari-jari untuk membentuk kata dan kalimat. Karena hemisfir
kanan lebih unggul untuk menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan desain dan pola-pola visual
maka kita mengharapkan hemisfir inilah yang juga mengurusi bahasa sinyal. Akan tetapi, dari
penelitian yang telah dilakukan hal ini tampaknya tidak benar.

Bukti lain bahwa pengguna bahasa sinyal memakai terutama hemisfir kiri untuk bersinyal adalah
bahwa kalau yang rusak adalah hemisfir kanan, pada umumnya tidak terjadi gangguan dalam
bersinyal. Tata bahasanya masih utuh dan tidak terbata-bata.

Bab 10

6. Bahasa Ibu vs Bahasa Sang Ibu

Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh anak. Bahasa sang ibu adalah
bahasa yang dipakai oleh orang dewasa pada waktu berbicara dengan anak yang sedang dalam
proses memperoleh bahasa ibunya.

7. Komprehensi dan Produksi

Sebagai orang dewasa, kita menyadari bahwa jumlah kosakata yang kita pakai secara aktif adalah
lebih rendah daripada kata-kata yang dapat kita mengerti. Ketidak seimbangan antara komprehensi
dengan produksi ini tampak pada perilaku bahasa sehari-hari. Fenson dkk mengatakan bahwa pada
saat anak dapat memproduksi 10 kata, komprehensi ya adalah 110 kata; jadi 11 kali lipat daripada
produksinya.

Bab 11

2. Dimana memori disimpan?

Orang yang banyak disebut sebagai pelopor mengenai tempat memori di otak adalah Karl Lashley,
psikolog di Universitas Harvard. Dari penelitiannya terhadap tikus pada tahun 20-an, dia dapati
bahwa memori tidak berada pada suatu titik atau daerah tertentu di otak. Ahli bedah syaraf Wilder
Panfield menunjukkan bahwa love temporal tampaknya merupakan daerah di mana memori
disimpan. Alat elektronik dengan voltase rendah yang ditusuk-tusukan pada otak menunjukkan
bahwa bila bagian tertentu dari lobe temporal ditusuk, si pasien tidak dapat mengingat benda apa
yang di tunjukkan padanya

3. Macam-macam memori

 memori pengalaman adalah memori yang berkaitan dengan ihwal-ihwal masa lalu
 memori konseptual adalah memori yang dipakai untuk membangun suatu konsep
berdasarkan fakta-fakta yang masuk.
 memori kata adalah memori yang mengaitkan konsep dengan wujud bunyi dari konsep
tersebut.

4. Pembentukan dan pemakaian memori

Memori dibentuk dan dipakai melalui tiga tahap: input, penyimpanan, output.

1. Tahap input, orang umumnya menerima masukan, baik lisan maupun tulisan, kemudian
memberikan interpretasi tentang masukan itu untuk memahaminya.

2. Tahap penyimpanan, dimulai dengan proses menyimpan informasi pada memori pendek. Bila
dirasa perlu untuk disimpan dalam jangka waktu lama, maka informasi itu "dikirim" ke memori
panjang.

3. Tahap output, cara rekognisi adalah proses pemanggilan memori dengan meminta seseorang
untuk dapat merekognisi sesuatu yang telah diberikan kepadanya sebelumnya. Pada cara rekol,
orang diminta untuk menyatakan sesuatu yang telah dia lihat atau dengar sebelumnya.

5. Memori dan hafalan

Hafalan adalah juga memori tetapi prosesnya berbeda. Memori bisa terbentuk tanpa kita
mengadakan suatu usaha khusus untuk memperolehnya, sedangkan hafalan hanya akan dapat
menjadi memori dengan suatu usaha atau tindakan yang khusus.

6. Proposisi dalam memori

Memori menyimpan makna bukan kata. George Miller mengajukan teori yang disebut TDC, menurut
teori ini mudah tidaknya makna suatu kalimat difahami ditentukan oleh jumlah derivasi yang dilalui
oleh kalimat itu.

7. Kompleksitas dalam ujaran dan pikiran

Pada umumnya suatu pikiran yang kompleks dinyatakan dalam kalimat yang kompleks pula.
Kompleksitas makna dalam kalimat yang kompleks ini muncul karena dalam suatu kalimat yang
kompleks selalu terdapat proposisi yang jumlahnya lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai