Carvile S. / 20140610062
Landasan Biologis dan Neurologis dalam bahasa
Alat ujaran manusia sudah berkembang pesat sejak jaman purba, para ahli
purbakala menunjukan bahwa kehidupan di dunia di mulai pada 3000 tahun yang
lalu. (wind 1989) Tiga ratus lima puluh juta tahun kemudian berkembanglah
makhluk semacam ikan (agnatha) yang tidak mempunyai rahang. Lima puluh
tahun kemudian muncul makhluk seperti amfibi yang mempunyai paru-paru.
Perkembangan paru-paru dan laring dalam makhluk ini adalah cikal bakal
dari perkembangan alat ujaran meskipun bunyi yang keluar hanyalah desah
pernafasan saja. Dari amfibi, berkembang ke reptil, dari reptil berkembang ke
mamalia. Pertumbuhan biologis dari mamalia mulai terbentuk. Dengan adanya
tulang thyroid dan bentuk pertama dari selaput suara
Pada umur sekitar 1 tahun, anak mulai mengeluarkan bunyi yang dapat
diidentifikasi sebagai kata. Tetapi hanya untuk bahasa yang kebanyakan
monomorfemik (bersukukata satu).Untuk bahasa yang kebanyakan polimorfemik
(bersukukata banyak), maka suku akhirlah yang diucapkan,seperti kata ikan, anak
1 tahun hanya akan mengatakan /tan/ (Dardjowidjojo 2000), yang kemudian akan
mulai berujar dengan ujaran satu kata (one word utterance), lalu menjelang umur
2 tahun mulailah dengan ujaran dua kata (two word utterance).
1.3. Landasan Neurologis pada Bahasa
1. Evolusi otak manusia
Manusia tumbuh secara bertahap dari suatu bentuk ke bentuk yang lain
selama berjuta-juta tahun. Pertumbuhan otak dari primat Austrolopithecus
sampai dengan manusia masa kini telah berlangsung sekitar 3 juta tahun menurut
para ahli Palaeneurologi. Perkembangan otak dapat dibagi menjadi empat tahap:
A. Otak Manusia
Sistem saraf kita terdiri dari dua bagian utama, tulang punggung dan otak.
Otak sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu batang otak dan korteks serebral.
Tulang punggung dan korteks serebral ini merupakan sistem saraf sentral
manusia. Korteks serebral manusia di bagi menjadi dua bagian, hemisfir kiri dan
hemisfir kanan. Kedua hemisfir ini dihubungkan oleh sekitar 200 juta fiber yang
dinamakan korpus kalosum.
B. Otak Binatang
Dalam point sebelum nya, saya menjelaskan saraf - saraf dari hemisfir kiri
yang bertugas dalam pengunaan bahasa, tetapi bukan berarti hemisfir kanan
tidak mempunyai tugas apapun dalam hal kebahasaan.
Orang yang terkena stroke tidak hanya terganggu pada wicara saja. Orang
yang terkena stroke juga dapat kehilangan ingatannya. Penderita stroke bisa tidak
mengenal istri, anak, atau siapapun. Penderita stroke juga tidak bisa mengenali
wajah maupun mengingat wajah.
Mengapa Hal seperti ini bisa terjadi? karena sebelum umur 12 tahun pada
anak belum terjadi lateralisasi, (hemisfer kiri dan hemisfer kanan belum dipisah
unutk diberi tugas sendiri-sendiri.) Kedua-duanya masih lentur dan masih dapat
menerima tugas apa pun.
7. Kekidalan dan Kekinanan
Ada beberapa orang yang kidal (dominan tangan kiri) dan ada juga yang
kinan (dominan tangan kanan), Ada pula yang dapat menggunakan kedua
tangannya secara bersamaan yang disebut ambidektrus (ambidextrous).
Ada perbedaan dalam bentuk otak pria dan otak wanita, menurut Steinberg
(2001), perbedaan otak pria dan otak wanita terletak pada bentuk nya, yakni otak
wanita lebih tebal daripada otak pria.
Pada otak pria, lebih tertarik ke arah memanipulasi benda – benda fisik
daripada ke arah pengunaan kata – kata. Perbedaan inilah yang mengakibatkan
wanita lebih aktif dalam berbicara ketimbang pria. Keadaan ini juga yang
menyebabkan kelas bahasa umumnya di dominasi oleh wanita.
Selain itu wanita cenderung lebih besar kemungkinan sembuh dari penyakit
afasia daripada pria dan afasia lebih sering muncul pada pria daripada wanita saat
mereka terkena stroke.
9. Bahasa Sinyal
Bahasa Sinyal digunakan saat bahasa lisan tidak dapat digunakan. Bahasa
ini menggunakan tangan dan jari-jari untuk membentuk kata dan kalimat. Bahasa
sinyal ada beberapa macam, tapi yang terkenal adalah bahasa sinyal Amerika dan
bahasa sinyal Inggris.
Hemisfir kiri berperan penting dalam bahasa sinyal, karena hemisfir kiri lah
yang memberikan sinyal sinyal untuk berkomunikasi. Maka jika seperti penderita
afasia broca atau wernicke, mereka tidak dapat menyampaikan bahasa sinyal nya
dengan baik.
Bukti lain bahwa pengguna bahasa sinyal lebih banyak memakai hemisfer
kiri untuk bersinyal adalah jika yang rusak hemisfer kanan, pada umumnya tidak
terjadi gangguan dalam bersinyal. Tata bahasanya masih utuh dan tidak terbata-
bata.
10. Metode Penelitian Otak.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah, mulai dari
perkembangan alat ujar manusia purba hingga sekarang, dan mempelajari
tentang struktur rongga mulut manusia dan binatang. Lalu kaitannya umur anak
dengan pemakaian bahasanya.
Dalam kaitan otak dengan bahasa, kita mempelajari bahwa saraf – saraf
yang di pakai untuk berbahasa terdapat di hemisfir otak bagian kiri, dari situ pula
kita mengethaui peran hemisfir kiri dan hemisfir kanan, meskipun berbicara
menggunakan hemsifir kiri, tetapi hemisfir kanan turut serta dalam pengurutan
kata. Ada 5 gangguan wicara yang terjadi dalam stroke (afasia): broca, wernicke,
anomik, global, dan konduksi. Beberapa akibat lain dari stroke adalah terserang
nya bagian memori, sehingga penderita bisa hilang ingatan.