Anda di halaman 1dari 15

PAT O F I S I O L O G I P E N YA K I T

ASMA BRONKHIAL
& RINITIS ALERGI
Chabellita Padma Chandra
20230302010455

Program Studi Dharma Usada


S e k o l a h Ti n g g i A g a m a B u d d h a
Nalanda
2023

October | 2023
Asma Bronkhial
Asma bronkhial merupakan salah satu
penyakit saluran pernafasan yang
banyak dijumpai di masyarakat.
Asma adalah penyakit saluran nafas
ditandai oleh peningkatan daya
responsif percabangan trakeobronkial
terhadap berbagai jenis stimulus
(isselbacher et al, 2015).
Etiologi
Penyebab asma bronkhial menurut Murwani (2014),
yaitu

1. Ekstrinsik : faktor alergi


2. Intrinsik : faktor non alergi.
3. Psikologis: kejiwaan.
4. Genetik: faktor keturunan

M e n u r u t Wi j a y a d a n P u t r i , ( 2 0 1 9 )
Etiologi asma dapat juga dibagi atas:

1.) Asma ekstrinsik/alergi


2.) Asma instrinsik/idopatik
3.) Asma campuran
klasifikasi

1. A s m a b r o n k h i a l t i p e n o n a t o p i
(intrinsik).
2. A s m a b r o n k h i a l t i p e a t o p i
( Ekstrinsik)
3. A s m a b r o n k h i a l c a m p u r a n
(Mixed)
Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis menurut (Brunner & Suddarth 2016),
yaitu:

• 1.Batuk, dengan atau tanpa disertai produksi mukus.


• 2.Dispnea dan mengi, pertama-tama pada ekspirasi,
kemudian bisa juga terjadi selama inspirasi.
• 3.Sesak napas.
• 4.Diperlukan usaha untuk melakukan ekspirasi memanjang.
• 5.Eksaserbasi asma sering kali didahului oeh peningkatan
gejala selama berhari-hari, namun dapat pula terjadi secara
mendadak.
• 6 . Ta k i k a r d i .
Intervensi
• Pengobatan Nonfarmakologi
• a.Penyuluhan
• b.Menghindari faktor pencetus
• c.Fisisoterapi

• Pengobatan Farmakologi
• a.Bronkodilator
• 1)Agonis β2
• 2)Metilaxatin
• b.Anti inflamasi
• 1)Kortikosteroid
• 2)Kromolin dan Iprurtropium bromide (atroven)
• c . Te r a p i
• Te r a p i a w a l m e n u r u t ( A r i e f M a n s j o e r, M , d k k , 2 0 1 4 ) , y a i t u :
• 1)Oksigen 4-6 liter/menit
• 2)Aminofilin bolus iv 5-6 mg/kgBB
• 3)Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg iv
Rinitis Alergi
Rinitis alergi adalah inflamasi pada
mukosa hidung yang disebabkan dari reaksi
hipersensitifitas yang diperantarai oleh
Imunoglobulin E (IgE) setelah terpapar
oleh alergen, yang ditandai dengan empat
gejala utama yaitu rinore, hidung
tersumbat, hidung gatal dan bersin-bersin,
gejala lain yang juga sering terjadi ialah
mata merah dan terasa gatal, serta batuk
dan postnasal drip (Brożek et al., 2017).
etiologi
Alergen yang paling umum terjadi ialah dari serbuk sari dan tungau (67,31%), bulu
binatang dan polutan (23,08%), dan jamur (21,15%) (Passali et al., 2018).

Berdasarkan cara masuknya alergen terdiri atas :


1.Alergen yang terhirup yang masuk melalui udara, seperti tungau debu
r u m a h , k e c o a , b u l u h e w a n d a n j a m u r.
2.Alergen yang tertelan masuk ke saluran pencernaan berupa makanan,
s e p e r t i s u s u , t e l u r, c o k l a t , u d a n g d a n k a c a n g - k a c a n g a n .
3.Injeksi alergen, seperti penisilin dan lebah.
4.Alergen kontak, yaitu yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan
mukosa, seperti kosmetik dan perhiasan (Soepardi et al., 2007).
klasifikasi
Klasifikasi rinitis alergi yang digunakan saat ini Sedangkan berdasarkan derajat penyakit, rinitis
berdasarkan pedoman dari WHO ARIA (Allergic alergi dibagi menjadi :
Rhinitis and its Impact on Asthma), yaitu
berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi 1. Ringan, yaitu apabila pasien tidak
menjadi : m e n g a l a m i g a n g g u a n p a d a t i d u r, d a n m a m p u
melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal
1. Intermiten (kadang – kadang), yaitu apabila dan tidak ada keluhan yang menganggu.
gejala yang dialami kurang dari 4 hari/minggu 2. Sedang – berat, yaitu apabila pasien
atau kurang dari 4 minggu berturut-turut. mengalami gangguan tidur atau pada aktivitas
2. P e r s i s t e n a t a u m e n e t a p , y a i t u a p a b i l a g e j a l a sehari-hari, dan adanya keluhan yang
yang dialami lebih dari 4 hari/minggu dan menganggu. (Small et al., 2018)
lebih dari 4 minggu berturut-turut.
Tanda dan Gejala

Ritis alergi memiliki 4 gejala uRintama seperti rinore, hidung


tersumbat, hidung gatal dan bersin. Gejala lainnya yang juga terjadi
ialah mata merah dan gatal, serta batuk dan postnasal drip (Brożek
et al., 2017). Berdasarkan survei pada studi internasional
didapatkan gejala yang paling dominan dialami oleh penderita
rinitis alergi adalah hidung tersumbat (94,23%) dan rinore (90,38%)
(Passali et al., 2018).
Intervensi

• 1. Te r a p i n o n f a r m a k o l o g i

• 2. Te r a p i f a r m a k o l o g i

• 3. Operatif

• 4. Imunoterapi
THANK YOU
Akhouri, S., & House, S. (2021). Allergic Rhinitis.
DAFTAR PUSTAKA https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538186/?report=classic
Bousquet, J., Anto, J. M., Bachert, C., Baiardini, I., Bosnic-Anticevich, S., Walter
Brunner & Suddarth, 2016, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC Bintari Retna, Canonica, G., Melén, E., Palomares, O., Scadding, G. K., Togias, A., &
2018, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC Toppila-Salmi, S. (2020). Allergic rhinitis. Nature Reviews Disease Primers,
Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2018, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2017. 6(1). https://doi.org/10.1038/s41572-020-00227-0
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Brożek, J. L., Bousquet, J., Agache, I., Agarwal, A., Bachert, C., Bosnic-
Eka Rachmawati Rizky, 2016, Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Sistem Anticevich, S., Brignardello-Petersen, R., Canonica, G. W., Casale, T.,
Pernafasan : Asma Bronkhiale Di Bangsal Melati Rsud Banyudono, Surakarta : Program Chavannes, N. H., Correia de Sousa, J., Cruz, A. A., Cuello-Garcia, C. A.,
Studi Diii Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Demoly, P., Dykewicz, M., Etxeandia-Ikobaltzeta, I., Florez, I. D., Fokkens,
Fika Yolanda Hana, 2018, Asuhan Keperawatan Pada Klien Asma Bronkhial Dengan W., Fonseca, J., … Schünemann, H. J. (2017). Allergic Rhinitis and its
Masalah Gangguan Pertukaran Gas Di Ruang Teratai Rsud Bangil Pasuruan, Program Studi Impact on Asthma (ARIA) guidelines—2016 revision. Journal of Allergy
DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Insan Cendekia Medika” Jombang and Clinical Immunology, 140(4), 950–958.
Herdman, T. Heather, 2015, Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi. https://doi.org/10.1016/j.jaci.2017.03.050hong, S. N., & Chew, F. T. (2018). Epidemiology of allergic
Jakarta: EGC rhinitis and
Huda Nurarif, A Kusuma hardhi, 2018, Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta: associated risk factors in Asia. World Allergy Organization Journal, 11(1).
EGC https://doi.org/10.1186/s40413-018-0198-z
ICME STIKes, 2016, Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Jombang: Stikes Icme Ezenwanne, E. (2011). Current concepts in the neurophysiologic basis of sleep; a
Nanda Nic-Noc, 2015, Panduan Asuhan Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC review. Annals of Medical and Health Sciences Research, 1(2), 173–179.
Nanda Nic-Noc, 2017, Panduan Asuhan Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23209972%0Ahttp://www.pubmedcen
Nursalam, 2017, Konsep dan Penerapan Metodologi tral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC350710949
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika tral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC5501251
Prastyo, 2014, Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Greiner, A. N., Hellings, P. W., Rotiroti, G., & Scadding, G. K. (2011). Allergic
Asma Bronkhiale Di Bangsal Melati Rsud Banyudono, Surakarta : Program Studi DIII rhinitis. The Lancet, 378(9809), 2112–2122. https://doi.org/10.1016/S0140-
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas 6736(11)60130-X
Salemba Medika Guo, S., Sun, W., Liu, C., & Wu, S. (2016). Structural validity of the Pittsburgh
Muttaqin, Arif, 2015, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem sleep quality index in Chinese undergraduate students. Frontiers in
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika Psychology, 7(AUG), 1–7. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.01126
Muttaqin, Arif, 2015, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Guyton, C. A., & Hall, E. J. (2016). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (9th ed.).
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika EGC.
Saryono, 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Ho, C. L., & Wu, W. F. (2021). Risk factor analysis of allergic rhinitis in 6–8
Nuha Medika. year-old children in Taipei. PLoS ONE, 16(4 April 2021), 1–14.
Susanto Tri, 2017, Asuhan Keperwatan Pada Pasien Asma Bronchial Dengan Pemenuhan https://doi.org/10.1371/journal.pone.0249572
Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Cempaka Rsud Dr. Soedirman Kebumen, Kebumen : Stikes Huang, Y., Zhang, Y., & Zhang, L. (2018). Prevalence of allergic and nonallergic
Muhammadiyah Gombong Program Studi DIII Keperawatan rhinitis in a rural area of northern China based on sensitization to specific
Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar aeroallergens. Allergy, Asthma and Clinical Immunology, 14(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s13223-018-0299-9

Anda mungkin juga menyukai