Per Jan Jian
Per Jan Jian
Tony Soebijono 1
Penyusunan surat perjanjian
Surat otentik cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut dilakukan oleh
dan atau dihadapan pejabat pegawai umum (seperti Notaris, Hakim,
Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatat Sipil).
surat otentik adalah akta notaris, vonis, surat berita acara sidang, proses
Verbal penyitaan, surat perkawinan, kelahiran, kematian, dsb
Surat di bawah tangan cara pembuatan atau terjadinya tidak dilakukan oleh
dan atau dihadapan pejabat pegawai umum, tetapi cukup oleh pihak yang
berkepentingan saja.
surat di bawah tangan contohnya adalah surat perjanjian sewa menyewa
rumah, surat perjanjian jual beli dsb.
Tony Soebijono 2
Teknis Merancang Perjanjian (Kontrak):
Tony Soebijono 3
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan perjanjian
1. Kesepakatan membuat perjanjian
2. Pembuatan draft perjanjian
3. Tahap pengkajian
4. Negosiasi perjanjian
5. Penandatanganan perjanjian
Tony Soebijono 4
1. KESEPAKATAN MEMBUAT PERJANJIAN (DEALING)
Tony Soebijono 5
2. PEMBUATAN DRAFT PERJANJIAN (CONTRACT DRAFTING)
Tony Soebijono 6
3. TAHAP PENGKAJIAN (CONTRACT REVIEW)
Setelah draft perjanjian selesai dibuat, biasanya para pihak tidak langsung
menandatangani perjanjian tersebut akan tetapi draft tersebut dipelajari,
apakah sudah sesuai dengan keinginan dari masing-masing pihak sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya.
Tony Soebijono 7
4. NEGOSIASI PERJANJIAN (CONTRACT NEGOTIATION)
Pada tahap ini biasanya para pihak berusaha untuk memproteksi diri masing-
masing dengan argumentasinya. Apabila terjadi dead-lock dalam negosiasi
sebaiknya dicari solusi dengan cara win-win solution.
Tahap ini tidak berlaku pada perjanjian standar (standard Contract), karena
pada perjanjian standar, pihak lain hanya mempunyai pilihan
sepakat/tidak (take it or leave it) seperti Perjanjian Pertanggungan
Asuransi (polis), Perjanjian Leasing dan sebagainya.
Tony Soebijono 8
5. PENANDATANGANAN (CONTRACT SIGNING)
Tony Soebijono 9
Materai
Tidak adanya materai dalam suatu surat perjanjian tidak berarti perbuatan
hukumnya tidak sah, melainkan HANYA tidak memenuhi persyaratan
sebagai alat pembuktian. Sedangkan perbuatan hukumnya sendiri tetap
sah karena sah atau tidaknya suatu perjanjian itu bukan ada tidaknya
materai, tetapi ditentukan oleh Pasal 1320 KUHPerdata.
Bila suatu surat yang dari semula tidak diberi meterei dan akan dipergunakan
sebagai alat bukti di pengadilan maka permeteraian dapat dilakukan
belakangan.
Tony Soebijono 10
Menyusun Kerangka Perjanjian:
- Para Pihak
- Pernyataan kehendak
- Pasal-pasal yang umum
- Pasal-pasal Khusus/Spesifik
- Penyelesaian perselisihan
- Penutup / LAIN-LAIN
- Tandatangan para pihak + saksi (bila
ada)
- Bea Meterai Perjanjian
Surat perjanjian tidak otentik.
• Artinya surat itu tidak disahkan oleh pihak yang berwenang. Surat perjanjian
ini biasa disebut surat perjanjian dibawah tangan.
3. Isi perjanjian. Biasanya isi perjanjian diwujudkan dalam bentuk pasal – pasal yang menyangkut :
a. Segala macam keterangan barang.
b. Hak dan kewajiban kedua belah pihak.
c. Harga yang disepakati.
d. Waktu penyerahan dan pembayaran.
e. Kewajiban lanjutan setelah terjadi proses jual – beli.
f. Keterangan tentang beban – beban.
g. Keterangan pihak – pihak yang menanggung ongkos balik nama,matrai,pajak,dsb.
h. Keterangan jika terjadi perselisihan.
i. Keterangan tentang jumlah perjanjian yang dibuat.
j. Keterangan tentang ketentuan – ketentuan tambahan lain.
Pencantuman tanggal,bulan dan tahun penulisan surat sangat bermanfaat. Pencantuman ini
berfungsi untuk :
- Memberitahu penerima kapan surat itu dikirim.
- Memudahkan penelusuran jika terjadi keterlambatan dalam menjawab surat.
- Memudahkan pengarsipan.
Selesai
TUGAS
• Bentuk kelompok (2 org)
• Buat perjanjian (pilih)
1. Perjanjian jual - beli
2. Perjanjian sewa – menyewa
3. Perjanjian perburuhan
4. Perjanjian tukar – menukar