AUTISME
AUTISME
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
Disusun oleh :
Nurul Akbar Naqsyabandi 2111011139
Ailifia Febyana P 2111011126
Arif Agil N. R 2111011147
Devi Ragilia P. I. Y 2111011133
Fikry M. Z 2111011148
Hilda Tri A 2111011134
Affisal Dika P 2111011153
Rini Tri A 2111011137
Fikhih W 2111011155
T I N JAUAN PU S TAK
A
PRODI S1 KEPERAWATAN
T I N JAUAN PU S TAK
A FAKULTAS ILMU KESEHATAN
E T I O AUTISME
DEFINISI LOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
AUTI S M E
Berdasarkan (Saadabadi,
Autis merupakan 2022)
kondisi anak yangAustisme
mengalami Penyebabnya
gangguan hubungan sosial yang terjadi sejak lahir atau pada masa
perkembangan,
masih belum sehingga anak tersebut
diketahui karena terisolasi dari kehidupan
onsetnya manusia. Gangguan autis sebagai gangguan dengan ciri
bervariasi.
utama yaitu gangguan
Perkembangannya interaksi
berbahaya sosial,
tanpa gangguan
onset yang pada dan minat
dibatasi serta imajinasi yang gejalanya mulai tampak sebelum
dengan
anak berusia tiga tahun. Interaksi sosial oleh beberapa factor, yaitu motivasi, jenis kelamin, lingkungan, nilai, latar
jelas. Anak-anak yang memiliki gangguan spektrum Autisme
belakang dan usia (Retno et al., 2019).
memiliki peningkatan risiko menderita epilepsi, namun, korelasi
kausal belum diidentifikasi.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
Berdasarkan (CDC, 2022) Manifestasi atau tanda gejala atau Karakteristik khusus yang terkait dengan Austisme melibatkan sejumlah ciri dalam
perkembangan anak, sebagai berikut:
3 Belum menemukan ekspresi wajah seperti senang, sedih, marah dan terkejut pada usia 9 bulan
5 Selain itu, perilaku atau minat yang terbatas dan berulang menjadi ciri khas Austisme, seperti fokus pada bagian-bagian benda tertentu,
menjajarkan mainan dengan urutan tertentu, dan mengulangi kata atau frasa (echolalia ).
Individu dengan Austisme juga sering menunjukkan minat obsesif, keharusan untuk mengikuti rutinitas tertentu, serta perilaku motorik berulang seperti
Pasien autisme biasanya mengalami gangguan kadar serotonin dan perubahan
mengepakkan tangan atau berayun tubuh. Selain ciri-ciri tersebut, banyak individu dengan Austisme juga mengalami:
metabolit akhir serotonin seperti asam 5-hidroksi indol asetat dalam tubuh dan cairan
serebrospinal (CSF), Selain itu, hampir sepertiga anak autis mengalami hiperserotonemia.
1 Keterlambatan dalam keterampilan bahasa, gerakan, dan kognitif
Autisme adalah penyakit perkembangan saraf, yang ditandai terutama oleh gangguan interaksi
2 sosial
Masalah kesehatan lain seperti epilepsi, gangguan dan atau
tidur, perilaku berulang.
masalah gastrointestinal.
Autisme lebih banyak terjadi pada anak laki-laki yang memiliki kelainan yang disertai
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
PATOFISIOLOGI /
PENATALAKSANAAN
PATHWAY
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
Penatalaksanaan autisme pada anak sebagai berikut:
01 02 03
OBAT
TERAPI TERAPI LINGKUNGAN Obat-obatan digunakan untuk mengobati gejala saat
Analisis PERILAKU
perilaku terapan terutama berfokus
Dalam bentuk pengayaan sensorik berlaku
mereka berkembang selama penyakit karena tidak ada
pada pelatihan metodis pasien untuk obat yang tersedia untuk menyembuhkan penyakit ini
mempelajari kembali perawatan diri, bahasa, augmentasi pengalaman sensorik untuk secara langsung. Obat antipsikotik digunakan untuk
dan keterampilan sosial. Program perawatan ini pola perilaku berulang dan agresi. Untuk
dirancang sedemikian rupa sehingga mereka memperbaiki gejala pada Autisme , banyak di
mengendalikan perilaku bermasalah, terutama agresi,
menggunakan sistem penghargaan untuk antaranya juga hadir dalam gangguan para ahli menggunakan selective serotonin reuptake
memperkuat perilaku yang dapat diterima dan inhibitor (SSRI), stimulan, dan antipsikotik lainnya.
mencegah perilaku masalah. disintegratif masa kanak-kanak.
Ada risiko yang signifikan dari sindrom ganas
neuroleptik dengan penggunaan obat neuroleptik. Jika
kejang berkembang, antikonvulsan digunakan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
Pertama, sebagai pencegahan primer yang bertujuan untuk mengurangi kejadian suatu
kelainan dan menyasar masyarakat luas. Kedua sebagai pencegahan sekunder yang
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI menyasar kelompok berisiko terpilih yang bertujuan untuk mengurangi prevalensi
MANIFESTASI KLINIS gangguan (atau tingkat keparahannya). Ketiga, sebagai pencegahan tersier untuk
subjek yang terindikasi dengan tujuan untuk mempertahankan adaptasi fungsional dan
2021).
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
Pertama, sebagai pencegahan primer yang bertujuan untuk mengurangi kejadian suatu
kelainan dan menyasar masyarakat luas. Kedua sebagai pencegahan sekunder yang
MANIFESTASI KLINIS
menyasar kelompok berisiko terpilih yang bertujuan untuk mengurangi prevalensi PENCEGAHAN
gangguan (atau tingkat keparahannya). Ketiga, sebagai pencegahan tersier untuk
subjek yang terindikasi dengan tujuan untuk mempertahankan adaptasi fungsional dan
2021).
Kaji kemampuan anak untuk mengikuti perintah dan bagaimana anak berkomunikasi secara
verbal atau non- verbal. Jika anak non-verbal, sistem augmentatif dapat digunakan oleh anak dan
dapat meningkatkan komunikasi selama kunjungan perawatan kesehatan. Sistem Komunikasi
Pertukaran Gambar (Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, dan/atau papan
DIAGNOSA KLINIS
MANIFESTASI
komunikasi elektronik (misalnya, pembicara alfa) adalah contoh sistem augmentative.
PENGKAJIAN Identifikasi strategi yang dapat memfasilitasi kunjungan seperti penggunaan role model, imitasi,
KEPERAWATAN atau teknik distraksi yang efektif. Keakraban dengan protokol perilaku yang digunakan di rumah
atau di sekolah untuk mendapatkan kepatuhan terhadap tugas sangat membantu (misalnya, token
dan hadiah).
Penilaian perilaku bermasalah dan apa yang memicunya mungkin termasuk agresi, tantrum,
melukai diri sendiri, perilaku muntah, dan rutinitas pengawet dan berulang. Agresi khas yang
ditunjukkan eh anak-anak dengan ASD termasuk menggigit, meludah, menyeruduk
kepala, mencakar, mencubit, meninju, menampar, dan menendang. Agresi, berteriak, menjatuhkan
DIAGNOSA KLINIS
MANIFESTASI
diri ke lantai, menelanjangi, dan perusakan properti adalah komponen umum dari amukan. Cedera
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN diri mungkin termasuk membenturkan kepala, mencungkil kulit, menggaruk, meninju, menyodok
mata, dan menggigit. Diskusikan protokol yang akan digunakan sebagai respons terhadap perilaku
yang telah dikembangkan antara terapis perilaku anak dan orang tua. Jika tidak ada protokol,
perawat dapat bertanya kepada orang tua bagaimana mereka menangani masalah perilaku tersebut
(Yunike et al., 2023).
Anak-anak dengan ASD sering menunjukkan gangguan somatosensori, reaktivitas indra yang
berlebihan atau kurang. Ini termasuk masalah sensitivitas sentuhan. Banyak anak tidak dapat
mentolerir perban, pembalut, papan lengan, dan manset tekanan darah (BP). Suara dan bau tertentu
dapat memicu perilaku yang tidak pantas. Banyak anak memiliki daya tarik dan fiksasi visual.
Keengganan terhadap tekstur tertentu dapat berkontribusi pada kesulitan makan atau sebaliknya,
DIAGNOSA KLINIS
MANIFESTASI
ketertarikan pada tekstur tertentu, dapat menyebabkan mencicipi makanan dan pica. Orang tua dapat
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN memberikan informasi penting tentang pengalaman perawatan kesehatan anak mereka sebelumnya.
Mendiskusikan tugas-tugas yang perlu diselesaikan selama kunjungan perawatan kesehatan akan
berkontribusi pada perencanaan yang tepat dan identifikasi prosedur yang berpotensi bermasalah
seperti memperoleh tanda-tanda vital, proses mengeluarkan darah, pemeriksaan fisik, suntikan
intramuskular (IM). merangkum bidang pengkajian keperawatan (Yunike et al., 2023) .
1. Gangguan Interaksi Sosial b.d Tujuan : SIKI: Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial
Hambatan perkembangan Interaksi sosial meningkat setelah di lakukan (I.13484)
tindakan 3x24 jam. 1. Observasi
a. Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan
MANIFESTASI KLINISSLKI : Interaksi Sosial (L.13115)
Kriteria hasil :
sosial
b. Identifikasi focus pelatihan keterampilan sosial
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial 2. Terapeutik
meningkat a. Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial
2. Perasaan mudah menerima atau b. Beri umpan balik positif (mis: pujian atau
mengkomunikasikan perasaan meningkat penghargaan) terhadap kemampuan sosialisasi
3. Responsif pada orang lain meningkat c. Libatkan keluarga selama Latihan keterampilan
4. Minat melakukan kontak emosi meningkat sosial, jika perlu
5. Minat melakukan kontak fisik meningkat
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial
b. Jelaskan respons dan konsekuensi keterampilan
sosial
c. Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat
MANIFESTASI KLINIS masalah yang dialami
d. Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap
interaksi
e. Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan
sosial
f. Latih keterampilan sosial secara bertahap
2. Gangguan Komunikasi verbal Tujuan : SIKI: Promosi Komunikasi: Defisit Bicara (I.13492)
b.d gangguan neuromuskuler Komunikasi verbal meningkat setelah di 1. Observasi
lakukan tindakan 3x24 jam. a. Monitor kecepatan, tekanan, kuantitias, volume,
dan diksi bicara
MANIFESTASI KLINISSLKI : Komunikasi
(L.13118)
verbal meningkat b. Monitor progress kognitif, anatomis, dan fisiologis
yang berkaitan dengan bicara (mis: memori,
Kriteria hasil : pendengaran, dan Bahasa)
1. Kemampuan berbicara meningkat c. Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang
2. Kemampuan mendengar meningkat mengganggu bicara
3. Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh d. Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai
meningkat bentuk komunikasi
2. Terapeutik
a. Gunakan metode komunikasi alternatif (mis: menulis,
mata berkedip, papan komunikasi dengan gambar dan
huruf, isyarat tangan, dan komputer)
3. Edukasi
a. Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang
milestone perkembangan anak dan perilaku anak
b. Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong
bayinya
MANIFESTASI KLINIS c. Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
d. Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
e. Ajarkan anak teknik asertif
4. Kolaborasi
a. Rujuk untuk konseling, jika perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
b. Anjurkan keluarga terlibat
c. Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
d. Latih mengembangkan penilain obyektif
3. Edukasi
a. Jelaskan proseduk, termasuk sensasi yang mungkin dialami
b. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
d. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
e. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
MANIFESTASI KLINIS 4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
2. Terapeutik
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
psikologis)
c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(mis: kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur,
MANIFESTASI KLINIS minum banyak air sebelum tidur)
d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
3. Edukasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
psikologis)
c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(mis: kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum tidur
d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
10. Gangguan Memori b.d gangguan Tujuan: SIKI: Latihan Memori (I.06188)
ketidakadekuatan stimulasi Memori meningkat setelah di lakukan 1. Observasi
intelektual tindakan 3x24 jam a. Identifikasi masalah memori yang dialami
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur Latihan
b. Ajarkan Teknik memori yang tepat (mis: imajinasi visual,
perangkat mnemonic, permainan memori, isyarat memori,
Teknik asosiasi, membuat daftar, computer, papan nama)
MANIFESTASI KLINIS 4. Kolaborasi
a. Rujuk pada terapi okupasi, jika perlu
2. Gangguan Komunikasi verbal b.d 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
gangguan neuromuskuer 2. Memonitor pola napas
3. Memonitor kemampuan batuk efektif
4. Memonitor adanya produksi sputum
5. Memonitor adanya sumbatan jalan napas
5. Ansietas b.d Krisis situasional 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis : kondisi, waktu, stressor)
2. Mengidentifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
4. Menciptakan suasan terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
6. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan 1. Memonitor perilaku yang mengindikasikan halusinasi
2. Memonitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
penglihatan 3. Memonitor isi halusinasi (mis : kekerasan atau membahayakan diri)
4. Mempertahankan lingkungan yang aman
5. Mendiskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
6. Menghindari perdebatan tentang validitas halusinasi
7. Menganjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik
korektif terhadap halusinasi
MANIFESTASI
10. Gangguan KLINIS
Memori b.d gangguan 1. Mengidentifikasi kemampuan dan kesipaan menerima informasi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
ketidakadekuatan stimulasi intelektual hidupp bersih dan sehat
3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan bersama
4. Memerikan kesempatan untuk bertanya
5. Menjelakan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
6. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Mengajarkan strategi yang di gunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
EVALUASI
1.
2.
Interaksi Sosial Meningkat
Komunikasi Meningkat
6.
7.
Persepsi Sensori Membaik
Mampu Mengenali Identitas Diri KASIH
3. Tumbuh Kembang Membaik 8. Pola Tidur Pasien Membaik
4. Citra Tubuh Meningkat 9. Eliminasi Fekal Membaik
5. Maka Tingkat Ansietas Menurun 10. Memori Meningkat