Anda di halaman 1dari 15

PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN

TENTANG CUCI TANGAN DI RUANG Nurse


Station 3B (NS 3B)RS TMC KOTA
TASIKMALAYA

Oleh :

ARI FERGIANA ROHMAN


NIM: C1614201145
STUDI PENDAHULUAN
 Peneliti melakukan wawancara di Ruang Nurse Station
3B RS TMC Kota Tasikmalaya bulan Februari 2018
terhadap 10 keluarga pasien, studi pendahuluan
tentang pengetahuan keluarga pasien mengenai cuci
tangan sebagian besar keluarga pasien mengetahui
tentang pengertian cuci tangan, dan hanya sebagian
kecil yang memahami tentang dampak dari tidak
mencuci tangan, serta belum semuanya dari keluarga
pasien yang dapat mengaplikasikan bagaimana cara
yang tepat pelaksanaan cuci tangan yang baik dan
benar.
Tinjauan Pustaka
 Pengetahuan yaitu dimana hasil ‘tahu’, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindaraan
terhadap suatu objek tertentu.
 Keluarga merupakan aspek penting dalam
keperawatan yang terdiri dari unit terkecil dalam
masyarakat, penerima asuhan keperawatan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga saling berhubungan.
 Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang
paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi.
Kerangka Konsep

Faktor yang Pengetahuan


Baik
mempengaruhi keluarga:
pengetahuan :
aDefinisi cuci tangan
aTingkat pendidikan Cukup
bTujuan cuci tangan
bBudaya cPelaksanaan cuci
cPengalaman tangan
dLingkungan sosial dPerbedaan cuci
tangan biasa dan cuci Kurang
tangan 6 langkah
eDampak tidak
mencuci tangan
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Cara
Hasil Ukur Skala
Penelitian Operasional Ukur Ukur
1. Baik: bila responden
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Di peroleh dari Ordinal
menjawab pertanyaan
tentang cuci tangan diketahui keluarga hasil jawaban benar >75%
2. Cukup: bila responden
pasien tentang cuci responden
menjawab pertanyaan
tangan di Ruang benar 60% - 75%
3. Kurang: bila
Nurse Station 3B RS
responden menjawab
TMC Kota pertanyaan benar
<60%
Tasikmalaya syang
(Arikunto, 2013)
meliputi: definisi,
tujuan, pelaksanaan,
perbedaan cuci tangan
biasa dan cuci tangan
6 langkah, dampak
tidak mencuci tangan.
METODE PEELITIAN

 Metode penelitian yang digunakan adalah


deskriptif, di mana mentode ini mengambarkan
atau mendeskriptifkan tentang suatu keadaan
secara objektif.
 Populasi dalam penelitian ini adalah semua
keluarga pasien di Ruang Nurse Station 3B RS
TMC Kota Tasikmalaya.
 Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan teknik simple random
sampling sebanyak 97 orang.
ETIKA PENELITIAN

Informed Self Privacy


Consent (Lembar Determination (menjaga
persetujuan) (tanpa paksaan) kerahasiaan)

Anonimity Confidentiality
Fair Treatment
(tanpa nama) (kerahasiaan)

Protect from
discomfort and
harm
Alat Pengumpulan • Kuesioner, sebanyak 30
Data pertanyaan dengan pilihan
jawaban multiple choice

Instrumen
penelitian dan • Hasil uji validitas
Prosedur • Uji reliabilitas digunakan
Pengumpulan rumus KR-20
Data
Rencana Analisa Data

 Untuk menentukan variabel pengetahuan


sebelumnya diperlukan rumus berdasarkan
Arikunto (2013) untuk mengetahui skor dari
tiap responden yaitu :
 Keterangan: F = X x 100
F : Skor N
X : Jumlah jawaban responden yang benar
N : Jumlah nilai benar seluruh item
pertanyaan
HASIL PENELITIAN

 Gambaran keluarga pasien berdasarkan usia


dan jenis kelamin di Ruang Nurse Station 3B
(NS 3B) RS TMC Kota Tasikmalaya tahun 2018
No Kategori Frekuensi %
1 21 – 36 tahun 58 59,8
2 37 – 52 tahun 28 28,9
3 53 – 67 tahun 11 11,3
Jumlah 97 100,0

No Kategori Frekuensi %
1 Laki-laki 61 62,9
2 Perempuan 36 37,1
Jumlah 97 100,0
 Gambaran keluarga pasien berdasarkan
pengetahuan tentang cuci tangan di Ruang
Nurse Station 3B RS TMC Kota Tasikmalaya
tahun 2018
N
Kategori Frekuensi %
o
1 Baik 33 34,0
2 Cukup 41 42,3
3 Kurang 23 23,7
Jumlah 97 100,0
PEMBAHASAN
 Peneliti berasumsi bahwa data hasil penelitian jumlah responden
dengan tingkat pengetahuan paling banyak terdapat pada kategori
cukup sebanyak 41 orang (42,3%).
 Hal ini dikarenakan keluarga penunggu pasien di Ruang Nurse Station
3B RS TMC Kota Tasikmalaya sudah cukup mengetahui tentang apa
yang dimaksud dengan cuci tangan dan memahami tujuan mencuci
tangan sekaligus mempraktekkan pelaksanaan cuci tangan setelah
berinteraksi dengan pasien, dengan mencuci tangan infeksi
nosokomial (infeksi yang berasal dari rumah sakit) akan terhindari.
 Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi
nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke petugas
kesehatan, dari pasien ke pengunjung atau keluarga ataupun dari
petugas ke pasien. Mencuci tangan merupakan tindakan yang
dilakukan dalam usaha untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.
KESIMPULAN DAN SARAN
 Gambaran keluarga pasien berdasarkan pengetahuan tentang cuci
tangan di Ruang Nurse Station
 3B RS TMC menunjukan bahwa pengetahuan baik sebanyak 33
responden (34,0%), pengetahuan cukup sebanyak 41 responden
(42,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 23 responden (23,7%).

 Diharapkan petugas kesehatan di Instansi RS TMC Kota Tasikmalaya


dapat memberikan penyuluhan kesehatan terkait cuci tangan
dengan menggunakan audio visual atau banner (langkah cuci tangan
yang benar) di tiap ruangan yang strategis, seperti ruang tunggu
pasien. Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian infeksi
nosokomial. Pemberian peringatan tertulis dari instansi kesehatan
saja dapat dikatakan tidak mencukupi untuk meningkatkan
pengetahuan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai