Critical Appraisal-Anemia As A Risk Factor For Tuberculosis
Critical Appraisal-Anemia As A Risk Factor For Tuberculosis
Anemia menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien dengan penyakit kronis, serta
menjadi faktor predisposisi terhadap berbagai penyakit menular termasuk TB, dengan prevalensi 44-
89,1% dan diketahui proporsi TB pada pasien dengan anemia lebih tinggi dibanding pasien yang tidak
mengalami anemia.
Telah banyak studi yang menemukan hubungan antara anemia dengan kejadian TB, namun belum
ada panduan atau pedoman yang ditetapkan untuk mempertimbangkan pasien anemia sebagai
kelompok yang berisiko mengalami TB dan sebagai prioritas untuk dilakukan skrining TB aktif,
meskipun diketahui juga bahwa diagnosis anemia dapat dilakukan dengan pengukuran kadar Hb yang
tidak membutuhkan biaya besar dan tersedia di semua fasilitas kesehatan
Metode Penelitian
Sampel penelitian
• Literatur dengan tanggal publikasi hingga 17 Desember 2019, yang diperoleh dari
PubMed, EMBASE, Cochrane Library, Google Scholar, dan Science direct
• Kata kunci: tuberculosis, TB, Anaemia, Anemia, Hemoglobin, Hb, risk factor, predictors;
dikombinasikan dengan “AND”, “OR”.
Uji
• Evaluasi kualitas metodologi penelitian kriteria Joanna Brigg Institute (JBI)
• Penilaian bias publikasi uji regresi Egger dengan nilai p<0,05
• Penilaian heterogenitas uji statistik Cochrane I2
• Analisis menggunakan program STATA versi 11
Kriteria Kriteria Eksklusi
Inklusi
Artikel berbahasa Inggris
yang memenuhi
syarat
Total: 1.272
penelitian
Meta-analisis
Alokasi Subyek
Kelompok Kasus
• Pasien anemia
• Subgrup: pasien anemia dengan berbagai tingkat
keparahan (ringan, sedang, berat)
Kelompok kontrol
• Pasien non-anemia
Hasil Statistika
Hasil funnel plot (OR dan HR) asymmetrical indikasi bias dalam publikasi, analisis
inadekuat, heterogenitas antar studi
Forest plot studi kasus kontrol dan
cross-sectional; OR untuk
memperkirakan anemia terhadap
perkembangan TB
Hasil: Berdasarkan hasil OR, kemungkinan (odds)
timbulnya infeksi TB pada pasien dengan
Studi anemia 3,56 kali lebih besar daripada pada
kasus pasien tanpa anemia (IK 95% 2,5-5,0)
Analisis subgroup (tingkat keparahan anemia)
kontrol kemungkinan penularan TB 3,91 kali lebih
dan cross-
tinggi pada pasien dengan anemia berat
dibanding pasien tanpa anemia, sementara
sectional kemungkinan penularan pada pasien dengan
anemia ringan lebih rendah (2,33 kali)
Forest plot studi kohort; HR
untuk memperkirakan anemia
terhadap perkembangan TB
Berdasarkan hasil HR gabungan, bahaya
(hazard) infeksi TB pada pasien dengan
anemia 2,01 kali lebih besar daripada
pada pasien tanpa anemia (IK 95% 1,7-
2,37)
Analisis subgroup
Usia subyek tidak terdapat perbedaan
Hasil: Studi
signifikan risiko TB pada pasien anak maupun
dewasa dengan anemia
tingkat keparahan anemia
• Tidak
Apakah secara umum hasil • Terdapat perbedaan pada hasil analisis studi kohort dengan studi kasus kontrol
masing-masing penelitian dan cross sectional berdasarkan subgroup tingkat keparahan anemia pada
konsisten? anemia ringan
Importance
Apakah hasil • Ya
keseluruhan secara • Hasil analisis keseluruhan menunjukkan anemia merupakan faktor risiko dari TB, dan
klinis penting sehingga risiko tersebut meningkat seiring dengan tingkat keparahan anemia
akan diterapkan pada • Dapat digunakan sebagai dasar pedoman pertimbangan kasus anemia dan risiko TB
pasien kita?
Apakah hasil-hasil • Salah satu studi berdasarkan subgrup tingkat keparahan anemia menunjukkan hasil
yang secara klinis yang bermakna secara klinis (HR 1,4) namun tidak bermakna secara statistik karena
penting, secara IK 0,9-1,9
statistika bermakna?
Critical Appraisal of a Meta-analysis or
Systematic Review CEBM
Appraisal Questions Yes Unclear No
9. How precise is the estimate of Ya, terdapat hasil Interval Kepercayaan untuk setiap studi maupun subtotal
the effect? Were confidence dari keseluruhan studi yang serupa.
intervals given?
Risiko penularan TB pada anemia berat >> Usia tidak berpengaruh signifikan terhadap
anemia ringan dan sedang risiko TB pada pasien anemia
Pembahasan
Faktor risiko penularan dan bahaya infeksi TB tidak dipengaruhi oleh usia; lebih
dipengaruhi oleh kemampuan sistem imun dan status gizi.
Heterogenitas yang cukup tinggi dari penelitian ini dipengaruhi oleh salah
satunya dipengaruhi oleh kemungkinan adanya bias geografis, karena sebagian
besar penelitian yang diinklusi merupakan penelitian yang dilakukan di Afrika.
Anemia merupakan faktor risiko infeksi TB dan risikonya
dapat meningkat seiring dengan tingkat keparahan
anemia.
Diagnosis anemia dapat dilakukan dengan pemeriksaan
kadar Hb, yang cukup murah, mudah dilakukan, dan
tersedia di seluruh fasilitas Kesehatan sehingga
diperlukan skrining serta diagnosis dan terapi sedini
Kesimpulan mungkin untuk pasien dengan anemia untuk
mengurangi risiko penyebaran TB pada tingkat
komunitas.
Perlu dilakukan perencanaan untuk penelitian klinis
lanjutan yang terkoordinasi agar dapat mendukung
penelitian ini dan membuat pedoman dalam
mempertimbangkan pasien anemia sebagai kelompok
berisiko terhadap TB dan perlu skrining sedini mungkin.