ADELA AGUSTIA - Norma Norma Bisnis Dalam Islam
ADELA AGUSTIA - Norma Norma Bisnis Dalam Islam
Islam
”
Adela Agustia
60202210315
1 2 3 4 5
Kesatuan Keseimbangan Kehendak Bebas Tanggungjawab Kebenaran
(Tauhid/Unity) (Equilibrium/Adil) (Free Will) (Responsibility) (truth, goodness, honesty)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam Kebebasan merupakan bagian penting dalam
terefleksikan dalam konsep tauhid yang berbisnis, dan melarang berbuat curang atau nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu
memadukan keseluruhan aspek-aspek berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk tidak merugikan kepentingan kolektif.
kehidupan muslim baik dalam bidang membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak
ekonomi, politik, sosial menjadi yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang adanya batasan pendapatan bagi seseorang
keseluruhan yang homogen, serta apabila menerima takaran dari orang lain meminta mendorong manusia untuk aktif berkarya dan
mementingkan konsep konsistensi dan untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
keteraturan yang menyeluruh. menimbang untuk orang selalu dikurangi. Kecenderungan manusia untuk terus menerus
memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak
Dari konsep ini maka Islam menawarkan Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban
surah Al-Maidah ayat 8 yang artinya : “Hai orang-
keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial setiap individu terhadap masyarakatnya melalui
orang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang
demi membentuk kesatuan. Atas dasar zakat, infak dan sedekah.
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah
pandangan ini pula maka etika dan bisnis
SWT, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
menjadi terpadu, vertikal maupun sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum
horizontal, membentuk suatu persamaan mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku
yang sangat penting dalam sistem Islam adillah karena adil lebih dekat dengan takwa.”