Anda di halaman 1dari 22

Kuliah Online

Pengantar Hukum Indonesia


By: R.
16 Maret 2020
 Sistem:
 1. Sistem adalah tatanan yang membentuk struktur;
2. Di dalam struktur terdapat adanya komponen/unit/unsur/langkah
3. Masing-masing unsur/komponen/unsur/langkah tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda
tetapi dalam tujuan yang sama
4. Apabila komponen/tugas/unsur/langkah tersebut berjalan di luar yang telah ditentukan, maka akan
berakibat pada rusaknya suatu sistem

 Nah terkait dengan materi ini bapaknya membahas "Sistem Hukum di Indonesia dari Perspektif
Sosiologis“ berarti kita sama saja membahas hukum-hukum yang ada di tengah-tengah negara

 1. Hukum Positif sebagai hukum yang mengikat dan berlaku dalam ruang, waktu tertentu
2. Hukum Islam yang hidup di masyarakat muslim sebagai agama mayoritas di Indonesia
3. Hukum Adat yang hidup di tengah-tengah masyarakat hukum adat dan menyebar di pelosok tanah air
4. Hukum Civil Law sebagai pengaruh dari Negara-negara Eropa Daratan yang bersifat tertulis;
5. Hukum Common Law sebagai pengaruh dari Negara-negara Anglo Saxon

Next
 Pertanyaannya Hukum mana yang mengikat dan
berlaku dalam mengatur rakyat Indonesia sebagai
negara ?
Cluenya itu yang disebutkan kemarin ada Hukum
Islam: Hukum Adat, Civil Law dan Common Law

Next
 Jawabannya itu adalah Hukum Positif , lalu bagaimana
prosesnya?
 Nah cara yang dapat ditempuh adalah melalui :
1. Melalui Kekuatan Aturan Peralihan
2. Melalui Proses Legislasi
3. Melalui Putusan Peradilan

Sesudah itu next kita lanjut ke materi Proses


Legislasi

Next
22 Maret 2020
 Sekarang kita akan bahas "Proses Legislasi " atau pembentukan UU secara umum. Nah apa sih itu Proses
Legislasi?
Jadi Proses legislasi itu maksudnya:
Pembentukan suatu UU merupakan proses panjang yang akan dilewati dalam suatu negara demokrasi seperti
Indonesia. Secara umum ada 3 tahapan dalam proses legislasi.

 3 tahapan ini yaitu: Pertama tahap persiapan, Kedua Tahap Pembahasan di DPR, Ketiga Tahap
Pengundangan

Tahap persiapan:
Pada tahap ini dilakukan langkah pengusulan yang bisa dilakukan oleh pemerintah atau DPR. Warga negara
pun bisa mengusulkan tapi disalurkan, bisa melalui pemerintah atau DPR. Setelah ada usulan yang
disepakatinya, maka dilakukan kajian penelitian yang hasilnya dituangkan dalam Naskah Akademik yaitu
uraian pertanggung jawaban dalam penyusunan UU dari perspektif keilmuan.( Ini merupakan Ranah
Keilmuan)

Next
Tahap Kedua
Ketika Naskah Akademik dan Drat RUU-nya ini sudah jadi, maka tahap berikutnya
adalah masuk dalam Tahap Pembahasan di DPR. Pada tahap ini dilakukan
pembahasan dari perspektif politik sehingga yang muncul dalam kajiannya adalah
aspek kepentingan politiknya. Dalam tahap pembahasan di DPR ini, maka hasil RUU
yang disusun dari Naskah Akademik tadi ada berbagai kemungkinan diterima atau
diperbaharui atau bahkan ditolak sejalan dengan warna politik orang-orang DPR-nya.
( Ini merupakan Ranah Politik)
Tahap Ketiga (Tahap Pengundangan)
Tahap ini merupakan pengesahan secara formal dengan menempatkan RUU yang
telah disahkan secara materiil tadi ke dalam Lembaran Negara oleh Presiden dan
diberikan nomor pengundang-undangannya. Pada tahap inilah terjadi pengundangan
suatu UU sehingga berlaku Fiksi Hukum yang bersifat mengikat dan berlaku di
masyarakat.

Next
26 Maret 2020
 Rangkuman
 1.Bahwa hukum yang mengikat dalam negara Indonesia adalah hukum positif yang salah
satu bentuknya adalah Undang-undang (UU)

 2. UU ini diproses Badan/Lembaga Legislasi yaitu DPR bersama Presiden;

 3. DPR diisi oleh partai politik melalui pemilihan umum sebagai konsekuensi dari
demokrasi.

 4. Tatanan politik demokrasi akan berakibat pada karakter produk UU yang dihasilkannya.

 5. Meskipun DPR dan Presiden sebagai pemegang Badan Legislasi yang merupakan lembaga
dalam struktur politik Negara Kesatuan RI, tetapi dalam memproses lahirnya UU harus tetap
berpedoman pada Konstitusi dan Pembukaan UUD 1945 khususnya Alinea IV yang
menggambarkan adanya visi dan misi negara.

Next
30 Maret 2020
 Hukum Publik ada:
 1. Hukum Tata Negara (HTN)
2. Hukum Administrasi Negara (HAN)
3. Hukum Pidana
4. Hukum Acara

 Dalam bahasa yang sederhana Hukum Tata Negara (HTN) adalah


hukum yang mempelajari struktur kerangka organisasi dalam
negara. Sering juga dikatakan HTN mempelajari negara dalam
keadaan diam, meskipun dalam hal tertentu HTN dinamikanya
sangat tinggi ketika suatu negara menganut sistem demokrasi.

Next
Asas-asas HTN
 1. Asas Pancasila, singkatnya adalah pilihan dari berbagai pilihan (ideologi) yang berupa nilai-nilai ideal
dan dipandang terbaik serta harus tercermin dalam proses bernegara

 2. Asas Negara Kesatuan, secara singkat pemahamannya adalah : tidak ada negara dalam negara

 3. Asas Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) secara singkat adalah : rakyat diberdayakan dalam proses
penyelenggaraan negara (pemerintahan dari, oleh, untuk dan bersama rakyat)

 4. Asas Negara Hukum, pada pokoknya adalah tindakan pemerintah maupun rakyatnya didasarkan pada
aturan hukum yang berlaku

 5. Asas Pemisahan Kekuasaan & Check and Balances singkatnya adalah bahwa kekuasaan dalam negara
tidak boleh dipegang/digenggam oleh satu orang/ sekelompok orang. Tetapi kekuasaan itu secara umum
harus dipisah-pisahkan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif sehingga terjadi saling kontrol antar
ketiga kekuasaan tersebut (check and balances).

Next
1 April 2020
 Disini kita membahas HAN( Hukum Administrasi Negara)
 HAN lebih membahas persoalan yang terkait dengan tugas negara dalam memberikan
pelayanan publik kepada warga negara/rakyat suatu negara
 Di sinilah kehadiran munculnya HAN diperlukan dalam memberikan pelayanan publik oleh
birokrasi pemerintahan dalam aneka ragam bentuk administrasi hukumnya, misalnya:
 1. hukum kepegawaian Administrasi Sipil Negara (ASN)
 2. hukum penggajian pegawai ASN
 3. hukum pensiunan ASN
 4. hukum keuangan negara
 5. hukum perijinan; hukum lingkungan
 6. hukum pertambangan
 7. hukum kehutanan; dan lain-lain

Next
 Dalam HAN dikenal adanya asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Adanya asas-
asas ini akan memandu ASN dalam memberikan pelayanan publik agar terhindar dari
kesalahan/penyalahgunaan kekuasaan (onrechtmatigedaad) sehingga tidak digugat balik oleh warga
negara dalam menjalankan tugasnya.
 Asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik ini secara umum adalah :
 1. Asas kepastian hukum
 2. Asas kemanfaatan
 3 Asas ketidakberpihakan
 4. Asas kecermatan
 5. Asas tidak menyalahgunakan wewenang
 6. Asas keterbukaan
 7. Asas kepentingan umum
 8. Asas pelayanan yang baik.

Next
 Asas-asas tersebut di atas pada dasarnya dipakai dalam penyusunan UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dengan perluasan pemahamannya sebagai berikut:

 1. Asas kepastian hukum


2. Asas profesionalitas
3. Asas proporsionalitas
4. Asas keterpaduan
5. Asas delegasi
6. Asas netralitas
7. Asas akuntabilitas
8. Asas efektif dan efisien
9. Asas keterbukaan
10. Asas non diskriminatif
11. Asas persatuan dan kesatuan
12. Asas keadilan dan kesetaraan
13. Asas kesejahteraan.

Next
6 April 2020

 Jadi Dalam HTN, kita menyimpulkan bahwa


pada dasarnya HTN adalah hukum publik
yang mengkaji struktur ketatanegaraan.
Sedangkan HAN adalah hukum publik yang
mengkaji bagaimana Negara memberikan
service public kepada rakyat suatu negara.

Next
8 April 2020

 Di hari ini bapaknya membahas terkait dengan


hukum pidana

 Untuk Contohnya bisa di check ke google


classroom yaa

Next
 Perbuatan pidana atau sering juga disebut tindak pidana, muncul
dalam beraneka ragam cara dan bentuknya seiring dengan tingkat
perkembangan masyarakat.
 Secara umum Hukum Pidana dibedakan dalam dua kelompok besar
dalam perbuatan pidana umum dan perbuatan pidana khusus.
Termasuk dalam perbuatan pidana umum: misal :penganiayaan,
pencurian, pemerkosaan, pembunuhan dsb.
 Sedangkan masuk dalam perbuatan pidana khusus, misal, korupsi,
genosida (pembantaian suatu kelompok etnis masyarakat secara
besar-besaran), kejahatan korporasi, money loundry, dsb.

Next
 Asas-asas umum Hukum Pidana ini, sampai pertengahan April 2020 Indonesia masih
mengacu kepada Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHPdn) berasal dari Wetbook
van Strafrecht produk kolonialisme Belanda dengan berbagai penyesuaiannya. Mengapa ?
Karena hingga kini kita belum mampu menghasilkan KUHP yang berjiwa nasional murni
produk anak bangsa. Memang tengah dilakukan berbagai usaha untuk secepat mungkin
menyusun sendiri KUHP Nasional.

 Sebelum KUHP Nasional ini berhasil beberapa hal pokok terkait dengan KUHP yang
sekarang berlaku di Indonesia ini adalah sebagai berikut

 KUHP ini terdiri dari 3 buku :


Buku I tentang Aturan Umum terdiri atas 10 Bab
Buku II tentang Kejahatan terdiri atas 32 Bab
Buku III tentang Pelanggaran terdiri dari 9 Bab

Next
Asas-asas Hukum Pidana yang umum dan populer digunakan
 1. Asas Legalitas
Asas ini pada prinsipnya menentukan bahwa tidak boleh ada pemidanaan tanpa didahului adanya aturan
yang melarang terhadap suatu perbuatan tertentu. Asas ini dikenal juga dengan istilah "Nullum delictum
nulla poena sine praevia legi poenali". Ada juga yang menyebutkan asas legalitas ini dengan "Nullum
crimen sine lege stricta".
2. Asas teritorial
Asas ini menentukan batas wilayah berlakunya aturan pidana di Indonesia. Jadi lebih ditujukan ke internal
wilayah Indonesia.
3. Asas Perluasan Wilayah......Pasal 3 KUHP
Asas ini memperluas berlakunya ketentuan KUHP di kapal atau pesawat di luar Indonesia yang berbendera
Indonesia
4. Asas Nasional Pasif
Asas ini memperluas berlalunya KUHP bagi warga negara asing yang melakukan kejahatan keamanan
tertentu yang berdampak fatal bagi Indonesia.
5. Asas Nasional Aktif
Asas ini menyatakan berlakunya KUHP bagi warga negara Indonesia di luar negeri yang melakukan
kejahatan tertentu terkait dengan Indonesia.
6. Asas nebis in idem asas yang menyatakan tidak boleh ada proses pengadilan yang sama terhadap suatu
perkara yang sudah pernah diputuskan.
7. Asas praduga tak bersalah yang menyatakan seseorang tidak boleh dinyatakan bersalah sebelum ada
putusan peradilan yang mengikat.
8. Asas tidak ada pidana tanpa kesalahan asas ini menyatakan bahwa pidana bisa dijatuhkan ketika
seseorang terbukti melakukan kesalahan pidana. Next
12 April 2020
 Hukum Publik :
Hukum yang mengatur kepentingan rakyat secara kolektivitas, Keberadaan hukum Publik sangat erat dengan eksitensi negara
Jika tidak ada Hukum Publik maka akan terjadi situasi yang fatal dan itu bisa terjadi di Masyarakat.

Misalnya : Adanya Konflik, Tawuran, Antar Desa

Jika situasi ini terjadi tanpa adanya tatanan/ Struktur yang dipercaya untuk menyelesaikan, Maka akan cenderung terjadi aksi
anarkis
JIka itu terjadi maka akan terjadi namanya Hukum Rimba.

Untuk Hukum Publik itu sendiri terbagi menjadi 4 :

1. Hukum Tata Negara (HTN)


2. Hukum Administrasi Negara (HAN)
3. Hukum Pidana
4. Hukum Acara

Hukum Tata Negara lebih mengkaji pada bagaimana negara diorganisasikan secara hukum dalam penataan struktur ketatanegaraan
karena itu HTN pada umumnya membahas terkait dengan:
1. Pembentukan organ/lembaga yang dibutuhkan dalam negara
2. Pengisian organ/lembaga dengan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya agar organ/lembaga bisa berjalan
3. Kewenangan yang dimiliki oleh organ/lembaga dalam menjalankan sebagian tugas negara
4. Hubungan antar organ/ lembaga dalam menjalankan sebagian tugas negara agar tidak over-lapping
5. Hubungan antar organ/lembaga dengan warga negara (rakyat) suatu negara
6. Jaminan pengakuan dan perlindungan rakyat dalam bernegara.

Next
 Asas-asas Hukum Tata Negara juga memiliki Asas yaitu antara lain:
1. Asas Pancasila, singkatnya adalah pilihan dari berbagai pilihan (idiologi) yg berupa
nilai-nilai ideal dan dipandang terbaik serta harus tercermin dalam
proses bernegara
2. Asas Negara Kesatuan, secara singkat pemahamannya adalah : tidak ada negara dalam
negara
3. Asas Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) secara singkat adalah : rakyat diberdayakan
dalam proses penyelenggaraan negara (pemerintahan dari, oleh, untuk dan bersama
rakyat);
4. Asas Negara Hukum, pada pokoknya adalah tindakan pemerintah maupun rakyatnya
didasarkan pada aturan hukum yg berlaku
5. Asas Pemisahan Kekuasaan & Check and Balances singkatnya adalah bahwa
kekuasaan dalam negara tidak boleh dipegang/digenggam oleh satu orang/ sekelompok
orang.
Tetapi kekuasaan itu secara umum harus dipisah-pisahkan antara legislatif, eksekutif dan
yudikatif sehingga terjadi saling kontrol antar ketiga kekuasaan tersebut
(check and balances).

Next
 Hukum Administrasi Negara (HAN)
HAN lebih membahas persoalan yang terkait dengan tugas
negara dalam memberikan pelayanan publik kepada warga
negara/rakyat suatu negara.
kehadiran munculnya HAN diperlukan dalam memberikan
pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan dalam
aneka ragam bentuk administrasi hukumnya,
misalnya :hukum kepegawaian Administrasi Sipil Negara
(ASN),
hukum penggajian pegawai ASN, hukum pensiunan ASN,
hukum keuangan negara, hukum perijinan, hukum
lingkungan, hukum pertambangan, hukum kehutanan dan
lain-lain.

Next
 Hukum Pidana
Negara hadir dalam mewujudkan ketertiban
dan kemanan negara
Kehadiran perangkat keamanan negara diatur
oleh Hukum Pidana

Hukum Pidana terbagi dua yaitu :


1. Hukum Pidana Umum
2. Hukum Pidana Khusus
Next
 Dalam membahas terkait Hukum Pidana Umum yaitu yang diatur Kejahatan pada
umumnya misalnya Pembunuhan, Penganiayaan dan lainnya
Sedangkan dalam Hukum Pidana Khusus yaitu yang diatur untuk kejahatan
khusus misalnya Korupsi,ITE dan lainnya.

Kenapa kita masih pakai produk undang-undang jaman kolonialisme belanda?


Karena kita belum mampu membuat Hukum pidana tersebut.

Sedangkan untuk peraturan peralihan adalah ketentuan yang memuat penyesuaian


pengaturan tindakan hukum atau hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang lama terhadap Peraturan Perundang-
undangan yang baru.

Finish

Anda mungkin juga menyukai