dalam Distribusi
Kesejahteraan
Mata Kuliah Pluralisme Kesejahteraan
Pertemuan ke-5
Kafa A, Kafaa
Secara umum, negara melakukan upaya redistribusi kesejahteraan
kepada warganya berdasarkan pendapatan ekonomi negara terutama
yang bersumber dari pajak.
Sederhananya, semakin tinggi pendapatan ekonomi negara dari pajak
maka semakin besar pula cakupan redistribusi kesejahteraan tersebut.
Redistribusi kesejahteraan oleh negara umumnya ditujukan untuk 2
upaya:
1. Protektif: Agar warga tidak (terlalu) merasakan dampak berlebih
Pengantar ketika menghadapi risiko sosial-ekonomi.
2. Inklusif-redistributif: Agar kelompok rentan atau “marjinal” tidak
(terlalu) merasakan dampak berlebih ketika menghadapi risiko
sosial-ekonomi, dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, dan
terciptanya pemerataan ekonomi (setidaknya mempertipis jurang
ketimpangan).
Kedua upaya tersebut lazim teridentifikasi melalui program
perlindungan sosial (social protection/social security).
Perlindungan sosial sebagai sebuah konsep dan praktik sangat diperlukan dalam kajian sosial dan ekonomi
terutama setelah adanya ratifikasi terkait Universal Declaration of Human Rights (1948-sekarang).
Sebagai konsep, perlindungan sosial memiliki pengertian:
The Beveridge Report, 1942: Sebuah instrumen (kebijakan) untuk mengamankan pendapatan ketika mereka
(pekerja) terganggu oleh kecelakaan, PHK, sakit dan untuk memenuhi pengeluaran luar biasa lainnya
seperti kelahiran, hari tua dan kematian.
Konvensi ILO, 1952 (102): perlindungan yang diberikan masyarakat untuk para anggotanya melalui seperangkat
instrumen publik, terhadap kesulitan ekonomi dan sosial yang disebabkan karena terhentinya atau turunnya
penghasilan yang diakibatkan oleh sakit, hamil, kecelakaan kerja, penggangguran, cacat, hari tua, dan
kematian; pemberian perawatan medis; dan pemberian subsidi bagi keluarga yang mempunyai anak.
UU No. 40 Thn 2004 Tentang SJSN (1): Salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat (peserta dan/ atau anggota keluarganya) agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Dapat disimpulkan bahwa perlindungan sosial merupakan suatu (sistem) instrumen kebijakan sosial yang
ditujukan untuk melindungi rakyat (pekerja dan non pekerja) atas risiko sosial dan ekonomi yang mungkin
terjadi kepada mereka.
Skema & Mekanisme Pemberian manfaat asuransi yang berasal dari pengumpulan Pemberian manfaat bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan
dana yang bersifat wajib dari iuran peserta untuk melindungi yang dananya bersumber dari dana hasil perpajakan yang
peserta dari risiko sosial dan ekonomi. dikelola pemerintah guna penerima bantuan dapat memenuhi
standar kebutuhan minimum yang layak.
Jenis Sasaran Iuran langsung (contributory) dan tidak langsung (non- Masyarakat umum
contributory)
Penerima Manfaat Pekerja formal (contributory) dan penerima subsidi pemerintah Masyarakat yang sesuai dengan kriteria penerima bantuan,
(non-contributory). misalnya fakir miskin dan masyarakat terdampak bencana.
Manfaat Layanan Asuransi kecelakaan kerja, sakit, kelahiran, penggangguran, Pemberian bantuan sosial dalam bentuk uang dan/ atau barang.
disabilitas, hari tua, dan kematian; pemberian perawatan medis;
dan pemberian subsidi bagi keluarga yang mempunyai anak.
Aspek Contributory Non-Contributory
Sumber Dana Iuran Iuran mandiri peserta (kombinasi antara pemberi Subsidi pemerintah (pusat dan daerah)
kerja dan pekerja)
Peserta Pegawai sipil, polisi, tentara dan pekerja swasta Masyarakat fakir miskin dan hampir miskin dan
kelompok rentan
Aspek Manfaat Layanan Sosial (kesehatan) dan ekonomi Sosial (kesehatan)
Manfaat Layanan Jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, Jaminan kesehatan (pelayanan kesehatan primer:
jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan lain rawat jalan, rawat inap, pemberian obat-obatan
sebagainya. umum, dan lain sebagainya)
Tujuan Pokok Protektif: Agar pekerja tidak (terlalu) terdampak Inklusif-Redistributif: Agar masyarakat fakir miskin
ketika menghadapi risiko sosial dan ekonomi. dan hampir miskin dan kelompok rentan tidak
(terlalu) terdampak atas risiko sosial dan ekonomi
yang dapat memperburuk kondisinya dan dapat
memenuhi standar minimal kebutuhan hidup yang
layak.
Bantuan sosial muncul sebagai respon dari Program bantuan sosial menjadi
negara (dan stakeholder lainnya) dalam Contoh kasus: Program bantuan salah satu program andalan di setiap
menghadapi kondisi ketidakpastian sosial- sosial dari SAP tahun 2000-an dan negara sebagai upaya untuk
ekonomi yang bertujuan untuk membantu bantuan untuk mengatasi dampak melindungi dan mencegah warganya
masyarakat agar dapat memenuhi pandemi Covid-19 tahun 2020 agar tidak semakin terpuruk dalam
kebutuhan dasarnya dan bahkan untuk hingga kini di Indonesia. kondisi ketidakberuntungan secara
meningkatkan kualitas kehidupannya
sosial-ekonomi.
Pada dasarnya cakupan program jaminan/asuransi sosial di berbagai negara bersifat universal
(contoh: Indonesia, Filipina, dan Vietnam).
Terdapat tiga prinsip universalism dari program jaminan/asuransi sosial (Dinnia, 2012; Nurhadi et
al, 2020):
1. Modality: melihat pada aspek integrasi dan disintegrasi, yakni apabila sistem semakin
menipiskan pembagian kelas dan menaikkan solidaritas sosial, maka sistem tersebut dianggap
semakin universal.
2. Costing: melihat pada aspek dekomodifikasi dan komodifikasi layanan kesejahteraan, yakni
apabila cakupan sistem semakin mencakup keseluruhan atau sebagian besar populasi, maka
sistem tersebut dianggap semakin universal.
3. Financing: melihat pada aspek pembiayaan layanan yang bersifat tidak langsung dan langsung,
yakni apabila sistem dapat disebut semakin universal jika dalam pembiayaannya lebih bersifat
redistributif.
Referensi
https://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=NORMLEXPUB:12100:0::NO::P12100_ILO_CODE:C102.
Naik, D.N, 2016, Social Security and Social Insurance, Journal of Civil and Legal Sciences, 5(5), p. 1-
4, doi: 10.4172/2169-0170.1000206.
Nurhadi, Susetiawan, & Kafaa, A.K, 2020, New Normal: Transformasi Menuju Kesejahteraan
Universal yang Berkeadilan?, Dalam Wawan M & Poppy S. W (Eds.), New Normal: Perubahan Sosial
Ekonomi dan Politik Akibat Covid-19, p. 154-168, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Phillipine Health Insurance Corporation. (2014a). Benefits. Retrieved from
https://www.philhealth.gov.ph/benefits/#gsc.tab=0.
Phillipine Health Insurance Corporation. (2019). Stats and charts. Retrieved from
https://www.philhealth.gov.ph/about_us/statsncharts/snc2019_r1.pdf.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
United Nations. (2015). Transforming our world: The 2030 agenda for sustainable development. New
York.
World Bank. (2001). Social protection sector strategy: From safety net to springboard. Washington,
D.C.
TERIMA
KASIH