Corrosion Control
Corrosion Control
1
KOROSI
DEGRADASI MATERIAL
AKIBAT:
KONTAK / BEREAKSI
DENGAN LINGKUNGAN
2
Gambar 1. Prosentase kerusakan yang diakibatkan oleh korosi
3
PERISTIWA KOROSI
LOGAM
E
TEKNOLOGI KOROSI
ANTI KOROSI
t ALAM
4
Faktor-faktor paduan logam yang
berpengaruh pada proses korosi
Komposisi Mikro
kimia Struktur
Paduan
logam
Geometri
Batas dan
butir permukaan
5
Gambar 2. Desain lubang pada bejana
6
Gambar 3. Design channels and angles
7
Faktor-faktor diluar logam yang
berpengaruh pada proses korosi
Creep
Waktu Temperatur
Paduan
Fatique logam Oksidasi
Beban Lingkungan
SCC
8
Gambar 4. Diagram hubungan antara SCC,
Corrosion fatigue dan Hydrogen embrittlement
9
LOGAM TERKOROSI
10
FAKTOR PENYEBAB KOROSI
- LINGKUNGAN
- STRATIFIKASI ENERGI
- HETEROGENITAS POTENSIAL
11
Tabel 1. DERET EMF (electromotive force )
12
Tabel 2. Deret Gavanik dalam air laut
13
TERBENTUKNYA DAERAH ANODIK
25
TYPES AND FORMS OF CORROSION
26
1. Tipe - tipe Korosi
31
Gambar 6. Pembentukan retakan pada logam 32
Gambar 7. Mekanisme terjadinya intergranular pada Ni karena adanya impurities
33
Gambar 8. Korosi intergranular pada BTK austenitik 34
Gambar 9. Korosi galvanik 35
Gambar 10. Korosi galvanik
36
Gambar 11. Korosi pada butir
37
Gambar 12. Retak pada material boiler
38
KOROSI TEMPERATUR TINGGI
• Definisi degradasi material (mencakup
sifat mekaniknya) akibat pengaruh
atmosfer pada temperatur tinggi
• Pada temperatur tinggi terjadi perubahan
kinetika reaksi
• Berpengaruh juga terhadap struktur dan
perilaku logam
• Terjadi kerusakan eksternal (permukaan
logam)
• Terjadi kerusakan internal (sifat mekanik
logam tersebut).
39
• Usaha pengendalian korosi pada
temperatur tinggi yaitu dengan
menambahkan unsur-unsur paduan,
sehingga lapisan oksida yang terbentuk
memiliki sifat proteksi untuk menghambat
proses korosi lebih lanjut
• Pada temperatur tinggi, reaksi yang
terbentuk pada Fe menghasilkan
senyawa FeO, Fe3O4 dan Fe2O3
sedangkan untuk Kromium senyawa
yang terbentuk adalah Cr2O3 dan CrO3
40
JENIS-JENIS KOROSI PADA TEMPERATUR
TINGGI
• Korosi oksidasi, yaitu korosi yang terjadi akibat
reaksi logam dengan oksigen
• Oksidasi katastropik yaitu jenis korosi oksidasi
yang laju reaksinya meningkat secara
kontinyu. Unsur-unsur yang sering mengalami
oksidasi ini adalah Nb (logamnya terbakar),
Mo, W dan Os (oksidanya mudah menguap).
• Oksidasi Internal yaitu oksidasi terhadap unsur
pemadu yang menghasilkan oksida lebih stabil
dari pada oksida logam utamanya, biasanya
terjadi dibawah permukaan kerak. Contohnya :
unsur Si dalam Cu, dan Cr dalam Ni
• Sulfida adalah oksida logam oleh sulfur,
kerusakan yang terjadi umumnya lebih parah
bila dibandingkan kerusakan akibat oksidasi
oksigen, mudah retak karena titik leleh sulfida
rendah. 41
• Serangan halida yaitu korosi yang
diakibatkan oleh gas-gas halogen,
contohnya : Klor, fluor, dll.
• Nitridisasi adalah proses heat treatment
untuk menghasilkan permukaan logam
yang keras dan tahan aus. Namun karena
menggunakan amonia bisa menimbulkan
korosi nitridisasi, dengan ciri-ciri yaitu
keuletan logamnya menurun, tidak tahan
terhadap korosi basah dan lapisan yang
terbentuk bersifat rapuh.
• Serangan hidrogen, terjadi karena reaksi
unsur hidrogen dengan salah satu unsur
dalam logam membentuk senyawa baru,
biasanya reaksi dengan karbon
membentuk gas metan (CH4)
42
• Dekarburisasi adalah pengurangan kadar
karbon pada logam akibat bereaksi
dengan unsur lain membentuk senyawa
baru, sehingga akan menurunkan
kekuatan material tersebut.
• Karburisasi, terjadi akibat reaksi logam
dengan komponen gas CO atau
hidrokarbon. Unsur karbon tsb. pada
temperatur tinggi akan berdifusi kedalam
logam membentuk karbida logam
43
CORROSION CONTROL
44
1. KINETIKA KOROSI
• Dari sudut pandang rekayasa, yang
tidak kalah pentingnya juga adalah
penentuan laju korosi
• Proses korosi berlangsung diluar
kesetimbangan
• Terjadilah pergeseran potensial
elektroda dari keadaan kesetimbangan
tsb, disebut polarisasi
• Besarnya pergeseran tersebut
dinamakan potensial lebih (over
potensial), seperti ditunjukkan pada
kurva polarisasi (gbr.1)
45
E (volt)
Aktif
E corr
Katodik
log i (µA.cm-2)
Г = Wo – Wx
A.t
Г = laju korosi (mg/cm2)
Wo = berat awal (mg)
Wx = berat setelah diekspos (mg)
A = luas (cm2)
t = waktu ekspos (bulan)
47
• Pengukuran kehilangan ketebalan (laju penetrasi) :
a. mpy = 534 W
d.a.t
b. mm/y = 87,6 W
d.a.t
c. µm/y = 87600 W
d.a.t
Dimana : W = kehilangan berat (mg)
d = densitas logam (g/cm3)
a = luas permukaan logam
(inch2 untuk a, cm2 untuk b dan
c)
48
• Pengukuran laju korosi secara elektrokimia pada
dasarnya menggunakan metoda polarisasi dengan
menerapkan teori potensial gabungan :
m =I+M
nF
Laju korosi : Г = 0,129 x m i
nd
Dimana : m = massa yang bereaksi (mg)
I = arus listrik (A)
t = waktu
M = berat atom
n = jumlah elektron yang terlibat
dalam reaksi
F = bilangan Faraday
i = rapat arus korosi (µA/cm2)
d = densitas logam (g/cm2)
49