Anda di halaman 1dari 25

Gagal

Jantung
Kelompok 3 :
Jowanda Abigail Nathasya
Elvita Juliana Br. Perangin-Angin
Tomi Lorenzo Kana Wadu
Definisi Gagal Jantung
Jantung merupakan salah satu organ yang memiliki peran penting dalam sistem peredaran darah
manusia. Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu serambi kanan dan serambi kiri, bilik kanan dan bilik kiri.
Bilik jantung merupakan ruangan pompa utama pada jantung yang memiliki dinding otot yang lebih
tebal dibandingkan serambi. Antar ruang tersebut dibatasi oleh katup-katup jantung. Katup tersebut akan
mencegah darah kembali ke ruang sebelumnya.

Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya. Ketika hal
ini terjadi, darah akan menumpuk dan dapat kembali ke paru. Kondisi ini disebut juga sebagai gagal
jantung kongestif. “Kongesti” memiliki arti penimbunan atau penumpukan.

Gagal jantung bukan berarti jantung sepenuhnya mengalami kegagalan dalam memompa darah ke
seluruh tubuh. Jantung tetap dapat memompa darah ke seluruh tubuh tapi dengan kondisi yang lebih
lemah dibandingkan dengan orang normal. Selain itu, kondisi ini juga memiliki kecenderungan terjadi
pada lansia serta orang dengan riwayat gangguan jantung.
Etiologi Gagal Jantung
Penyebab gagal jantung anak berbeda dengan dewasa. Gagal jantung pada
anak dibedakan berdasarkan dengan dan tanpa kelainan struktur jantung. Menurut
perubahan fisiologinya, dibedakan menjadi kelainan kelebihan beban volume
jantung, kelebihan beban tekanan, atau pun keduanya
Gagal jantung dengan malformasi struktur
Malformasi jantung, shunt dari kiri ke kanan pada defek besar, sering menyebabkan gagal jantung, akibat
kelebihan volume pada ventrikel kiri. Total curah jantung meningkat sehingga aliran darah paru tidak efektif
melewati paru.
Regurgitasi katup atrioventrikular dan semilunar juga dapat sebagai penyebab gagal jantung dengan kelebihan
beban volume. Derajat gagal jantung akibat regurgitasi katup ini dipicu oleh besarnya kelainan struktur dan
fungsi ventrikel.

Gagal jantung dengan bentuk & struktur normal


Gagal jantung tanpa kelainan struktur seperti pada kardiomiopati primer dapat dengan dilatasi, hipertropik, dan
restriktif. Kardiomiopati sekunder dapat berupa aritmia, iskemik, toksik, infiltrat dan infeksi.
Anemia, Aritmia (aritmia supraventrikular, blok AV, sistimik lupus eritematosus), Fistula arteriovenosus
Prenatal
Kardiomiopati, Twin-twin atau fetomaternal transfusion Miokarditis

Anemia, Aritmia, Fistula arteriovenosus, Kardiomiopati dilatasi, Endokrinopati, Hipoglikemia, Hipotiroidisme,


Neonatus
Hypoxic ischemic injury Infeksi dan sepsis

Anemia, Aritmia, Fistula arteriovenosus, Kardiomiopati dilatasi, Endokrinopati, Hipotiroidisme, Infeksi dan
Bayi
sepsis Hipertensi Sindrom kawasaki

Penyakit katup didapat, Anemia, Aritmia, Kardiomiopati dilatasi, Miokarditis, Hipertensi, Gagal ginjal,
Anak
Kardiomiopati restriktif

Penyakit katup didapat, Anemia, Aritmia, Kardiomiopati dilatasi, Miokarditis, Hipertensi, Gagal ginjal, Sindrom
Remaja
kawasaki, Kardiomiopati restriktif, Endokrinopati
Manifestasi Klinis/Gejala/Symtoms
Manifestasi klinis gagal jantung bergantung pada
derajatnya. Pada bayi, gejala yang timbul berupa minum
lebih sedikit, sesak ketika menyusu, dan berkeringat
dengan banyak. Perfusi yang buruk dan sianosis berat
secara bertahap sering tidak disadari sebagai suatu
kelainan.
Tanda dan gejala gagal jantung pada anak mirip dengan
dewasa, mencakup kelelahan, intoleransi fisik, anoreksia,
nyeri perut, sesak, dan batuk. Pada remaja mungkin lebih
mengeluhkan gejala abdomen dibandingkan gejala
pernapasan.
Patofisiologi
Kemampuan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:

kontraktilitas
preload
miokardium
Preload adalah beban volume dan Kontraktilitas miokardium yaitu
tekanan yang diterima ventrikel kiri kemampuan intrinsik otot jantung
pada akhir diastol. berkontraksi tanpa tergantung
preload maupun afterload.

frekuensi denyut
afterload
jantung
Curah jantung adalah sama dengan isi sekuncup
Afterload yaitu tahanan total untuk
dikalikan dengan frekuensi jantung. Oleh sebab itu,
melawan ejeksi ventrikel yang
peningkatan frekuensi jantung akan memperbesar
merupakan keadaan beban sistolik.
curah jantung, namun frekuensi jantung yang terlalu
tinggi dapat mengakibatkan turunnya curah jantung
Pemeriksaan
Diagnostik
Oksimetri nadi
Pemeriksaan oksimetri nadi bermanfaat
mengidentifikasi sianosis pada bayi.
Penurunan saturasi oksigen perkutaneus
tidak dihubungkan dengan penyakit jantung
asianotik kecuali terdapat perfusi jaringan
yang buruk atau pirau kanan ke kiri
intrapulmonal
Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan EKG bermanfaat dalam menilai
penyebab gagal jantung tetapi tidak menentukan
diagnosis dari gagal jantung. . EKG merupakan
penunjang terbaik dalam menilai gagal jantung yang
disebabkan oleh gangguan irama jantung
Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah modalitas pencitraan utama dalam gagal


jantung anak, karena dapat memperlihatkan secara jelas struktur
dan fungsi jantung. Berbagai kelainan jantung dapat ditegakkan
melalui ekokardiografi 2-dimensi dan
M-mode. Pelebaran atrium kiri, ventrikel kiri, atrium kanan,
ventrikel kanan, serta kontraktilitas ventrikel juga dapat dinilai
dengan akurat
Foto Toraks
Foto toraks merupakan pemeriksaan penunjang yang
hampir selalu dilakukan pada pasien gagal jantung.
Pada foto toraks memperlihatkan
kardiomegali dan gambaran edema paru
Pemeriksaan Lainnya

Pemeriksaan kadar B-type natriuretic peptide (BNP)


dapat membedakan keluhan sesak nafas berasal dari
kelainan jantung atau paru. Pemeriksaan
neurohormonal seperti BNP. Kadar neurohormonal ini
sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, tipe dari
kerusakan ventrikel dan morfologi jantung
Penatalaksaan
Medis
Tujuan tata laksana adalah untuk mengoreksi penyebab,
meningkatkan fungsi jantung, mengurangi angka
kematian dan kesakitan serta meningkatkan
kualitas hidup. Prinsip pengobatan gagal jantung adalah
penanganan suportif, obat-obatan dan pembedahan.
1. Diuretik
Diuretik dapat menurunkan preload dan gejala kongesti namun tidak dapat meningkatkan curah jantung dan
kontraktilitas jantung

2. Digitalis (digoksin)
Digoksin bermanfaat sebagai inotropik; menambah kekuatan dan kecepatan kontraksi ventrikel,
mengurangi tonus simpatis, menurunkan resistensi sistimik dengan vasodilatasi perifer, menurunkan
frekuensi denyut jantung dan juga mengaktivasi neurohormonal jantung

3. Dopamin
Dopamin merupakan prekursor katekolamin dari epinefrin. Pada dosis rendah, dopamin berpengaruh
meningkatkan aliran darah ginjal, sehingga menambah ekskresi air dan garam.

4. Vasodilator
Obat vasodilator dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik dengan mengurangi afterload dan
menurunkan preload.
Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Tahap pengumpulan data dasar meliputi data subjektif dan data objektif. Data subjektif klien meliputi
umur klien 69 tahun. Walaupun penyakit ini dapat diturunkan dengan pencegahan, namun penyakit ini
tetap menyerang lansia yang fungsi organ tubuhnya semakin menurun. Kemudian klien mengatakan
batuk berdahak dan sesak nafas. Dan edema pada paru akan membuat terdengar suara ronchi kemudian
terjadi iritasi mukosa paru yang membuat reflek batuk menurun dan mengakibatkan penumpukan sekret.
Data pemeriksaan fisik menunjukan keadaan umum klien sedang, kesadaran umum compos mentis,
turgor kulit baik, mukosa bibir lembab, TD: 140/90 mmHg, RR: 36 kali/menit, N: 72 kali/menit, S:
36˚C. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny S untuk menegakkan diagnosis adalah
pemeriksaan foto thorax yang menunjukan kesan cardiomegaly (LVH) dengan edema pulmo menyokong
gambaran congestive cor yang disebabkan oleh tekanan vena pulmonalis dan tekanan kapiler paru
meningkat. Terapi yang diberikan pada Ny S adalah infus NaCl 0.9% 12 tpm dengan cara pemberian
melalui IV. Terapi pemberian nebulizer ventolin dan flixotide 3 kali 1 ampul dengan cara pemberian
melalui inhalasi.
Diagnosis
Data diagnosis untuk ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah data subjektif: klien mengatakan
masih batuk berdahak. Pada data objektif pemeriksaan fisik terlihat klien tampak batuk berdahak dan
susah mengeluarkan dahak, terdengar suara ronchi. Maka diagnosis pertama yang ditegakkan adalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas, yang batasan karakteristik diagnosis ketidakefektifan bersihan
jalan nafas meliputi batuk yang tidak efektif, perubahan frekuensi nafas, perubahan pola nafas dan suara
nafas tambahan. Data diagnosis kedua adalah adalah data subjektif: klien mengatakan masih merasa
sesak nafas. Pada data objektif pemeriksaan tanda vital ditemukan RR: 36 kali/menit; S: 36˚C; N: 72
kali/menit. Maka diagnosis kedua yang ditegakkan adalah keperawatan ketidakefektifan pola napas,
yang batasan karakteristik ketidakefektifan pola nafas meliputi dyspnea, takipnea, pola nafas abnormal.
Intervensi
Tujuan keperawatan untuk diagnosis pertama diharapkan setelah dilakukan tindakan 3 kali selama 24
jam. Sedangkan untuk kriteria hasil meliputi suara nafas tambahan hilang, akumulasi sputum berkurang
dan tidak ada batuk. Intervensi yang akan dilakukan antara lain monitor pernapasan dengan kaji fungsi
pernapasan. Mengatur posisi semi fowler untuk meringankan ventilasi. Berikan bantuan terapi napas
(nebulizer). Melatih batuk efektif.

Tujuan keperawatan untuk diagnosis kedua diharapkan setelah dilakukan tindakan 3 kali selama 24 jam.
Sedangkan untuk kriteria hasil meliputi frekuensi dan irama pernapasan normal/stabil, sesak napas saat
istirahat berkurang dan sesak napas saat aktivitas ringan berkurang. Intervensi yang akan dilakukan
antara lain monitor pernapasan dengan monitoring pernapasan. Mengatur posisi semi fowler untuk
meringankan ventilasi. Monitor pernapasan dengan mengauskultasi ada tidaknya suara tambahan.
Pendidikan
Kesehatan
Edukasi
Edukasi terhadap pasien dan keluarga yang terlibat
dalam manajemen gagal jantung pada pasien meliputi
edukasi spesifik tentang pemberian obat dan edukasi
tentang aspek nonfarmakologi. Edukasi yang terkait
dengan terapi medikamentosa mencakup jadwal
pemberian, dosis, cara konsumsi, dan pengenalan gejala
efek samping obat. Sementara itu, edukasi non
farmakologi meliputi modifikasi diet dan pembatasan
cairan, pemantauan berat badan, identifikasi tanda dan
gejala perburukan gagal jantung, hasil penilaian risiko
dan prognosis, penilaian kualitas hidup, dan latihan
resusitasi jantung paru bagi keluarga pasien.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Modifikasi Gaya Hidup

Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Mengikuti konseling, skrining dan pemeriksaan genetik.

Skrining Gagal Jantung

Terapi Profilaksis
REFERENCES
● https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/
4c7df406c8f94fe36e5db1d0c018250e.pdf
● https://ai-care.id/healthpedia-penyakit/gagal-jantung
● https://hellosehat.com/jantung/gagal-jantung/pengertian-
gagal-jantung/
● 1714-9466-1-PB.pdf
● https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/
view/1714/1263
TERIMA
KASIH !
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai