SALURAN TRANSMISI
Saluran Transmisi membawa tenaga listrik dari pusat – pusat pembangkitan ke pusat – pusat beban melalui
saluran tegangan tinggi 150 kV, atau melalui saluran ekstra tegangan tinggi 500 kV.
bahan tembaga pada kawat penghantar akan berkurang dengan bertambah tingginya tegangan
transmisi
Luas penampang konduktor yang digunakan berkurang, karena itu struktur penyangga konduktor
a) Fasa Tunggal b). Fasa Tiga, tiga kawat c). Fasa Tiga, empat kawat
Kelebihan Saluran Transmisi yang menggunakan sistem arus bolak balik tiga
fasa :
• Mudah pembangkitannya (generator sinkron);
• Mudah pengubahan tegangannya ( transformator);
• Dapat menghasilkan medan magnet putar ;
• Daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.
TAHANAN SALURAN
Nilai tahanan saluran transmisi dipengaruhi oleh resistivitas konduktor, suhu, dan efek kulit
(skin effect). Tahanan merupakan sebab utama timbulnya rugi tegangan pada saluran
transmisi.
Rdc = (Pl / A) Ω
Dimana :
Rdc = tahanan arus searah, Ω
P = resistivitas, Ω m
l = panjang konduktor, m
A = luas penampang bidang, m2
saluran transmisi.
R X lr cos Φr
Es Er
Pangkal pengiriman Ujung penerimaan
Oleh karena pengaruh kapasitas dapat diabaikan pada saluran transmisi jarak pendek (kurang
dari 20 km), maka konstanta saluran yang diperhitungkan hanyalah impedansi yang terdiri
atas tahanan dan induktansi, (lihat gambar) dengan pengaturan tegangan :
Es Er I
R cos r X sin r
Er Er
Dimana :
Z = impedansi saluran Er = tegangan ujung penerimaan
R = tahanan saluran Ir = arus pada ujung penerimaan
X = induktansi saluran cos Φ = faktor daya pada ujung penerimaan
Es = tegangan pangkal
pengiriman
Saluran Transmisi Jarak Menengah
Z
Z/2 Z/2
X
X/2 X/2 R lr cos Φr
R/2 R/2
Es Er Es Y/2 Y/2 Er
ZY EY ZY
E s EUntuk rangkaian I s I r 1 saluran
E r Y dengan cara membaginya
r 1 I r Z 1π,
penggambaran
kapasitansi
2
yaitu
padakedua ujung saluran dengan pers.
menjadi 2 dua
yaitu C/24 dan
C/2 yang diletakkan
.
ZY ZY ZY
E s E r 1 I r Z I s I r 1 E r Y 1
2 2 4
Saluran Transmisi Jarak Jauh
Is Ir
A B
Es C D Er
Persamaan umum dari suatu jaringan jarak jauh (gambar atas) adalah :
E s AE r BI r
I s CE r DI r
Dimana A, B, C, dan D disebut sebagai parameter saluran transmisi dan dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan
E Is
A s ; untuk nilai I r 0 C ; untuk nilai I r 0
Er Er
Es Is
B ; untuk nilai E r 0 D ; untuk nilai Er 0
Ir Ir
PENGATURAN MOTOR “SOLID – STATE”
Konversi arus dua arah (ac) menjadi arus dua arah (ac)
Penyearah
~ =
Pengubah AC Pengubah DC
~ =
Pembalik
Siklus konversi daya beserta istilah untuk setiap konversi dapat dilihat pada gambar di atas
Beberapa contoh pemakaian yang memerlukan konversi daya :
Industri – industri yang memakai proses elektrolisis dan proses kimia lainnya yang memerlukan
tegangan rendah arus searah dengan arus yang besar
Dapur listrik secara induksi untuk pengolahan logam, yang bekerja pada sistem tenaga listrik
frekuensi tinggi
Untuk peralatan – peralatan dengan penggerak motor searah, seperti ban berjalan, mesin
penekan, mesin penggiling, dan sebagainya. Untuk ini diperlukan tegangan arus searah yang
berubah – ubah dan dapat dibalik polaritasnya dengan mudah
Industri – industri yang menggunakan penggerak motor induksi atau motor sinkron seperti pada
industri tekstil, industri semen, dinamometer ac, dan sebagainya., serta untuk sistem yang
memerlukan tegangan arus bolak – balik yang dapat diatur tegangan maupun frekuensinya
Sebagai sumber tenaga listrik sistem traksi dalam kapal laut, sistem telepon, rumah sakit, di
tempat – tempat yang memerlukan keandalan tinggi atau sebagai sumber listrik dalam keadaan
darurat yang sering diperlukan untuk sistem komputer, rumah sakit, dan sebagainya
Pada pembangkit tenaga listrik dengan photovoltaic, misalnya penggunaan photovoltaic untuk
pompa listrik 3 fasa, untuk beban penerangan, dan sebagainya
Pengaturan Motor Arus Searah
Karakteristik putaran pada motor arus searah adalah suatu motor yang putarannya dapat
dikendalikan dengan mengatur tegangan terminal :
V I a Ra
n
C
n n
shunt
seri
V T
(a) (b)
Pengaturan dengan Sumber Tegangan Arus Bolak Balik
Bila sumber tegangan merupakan arus bolak – balik, thyristor dengan hubungan tertentu
dapat menghasilkan tegangan searah dan dapat diatur dengan menggunakan pengaturan
pada sudut penyalaan pada kisi (gerbang = gate) thyristor.
Secara skematis, rangkaian pada gambar sebelah kiri melukiskan rangkaian penyearah
thyristor setengah gelombang 3 fasa yang digunakan untuk mengatur putaran dan kopel
motor. Vm dan putaran dikendalikan dengan mengatur sudut penyalaan pada pengatur
kisi.
Ia
L
Vm kisi
Ea
thyristor
Pengaturan dengan Sumber Tegangan Arus Searah
Apabila sumber tegangan merupakan arus searah, pengaturan tegangan dilakukan dengan
cara melakukan pengaturan nyala – padam pada thyristor. Pengaturan ini dilakukan
sedemikian rupa sehingga tegangan yang dihasilkan menjadi trbagi diantara tegangan jangkar
motor dan saklar. Akibatnya tegangan rata – rata jangkar dapat diatur sesuai dengan
kecepatan nyala – padam thyristor. Cara ini disebut chopper.
Chopper bekerja mengatur tegangan rata – rata (V m) motor sesuai dengan kecepatan relatif
nyala – padam thyristor. Pengaturan dengan cara chopper tidak mengakibatkan adanya rugi
daya.
Gambar dibawah ini melukiskan cara pengaturan tegangan dc, dengan menggunakan saklar
sebagai rangkaian pemutus.
thyristor
saklar
+
V0 Ia
-
dioda Vm +
Ea
Pengaturan Motor Induksi
3 Cara Pengaturan Motor Induksi :
Pengaturan Tegangan
Pengaturan Frekuensi
Pengaturan Motor Tak Merugi
Pengaturan Tegangan
Pengaturan putaran motor induksi dilakukan dengan mengatur tegangan yang
diberikan, karena T ≈ V2
Penyalaan thyristor dilakukan dengan perbedaan sudut fasa 120.
Dengan mengatur sudut penyalaan terhadap perpotongan sumbu nol maka akan
R2
3~
Pengaturan Motor Induksi
Pengaturan Frekuensi
Pengaturan frekuensi untuk mengendalikan kecepatan motor induksi
biasanya diikuti juga dengan pengaturan tegangan masuk Vi yang sebanding
dengan frekuensi tersebut, karena untuk mendapatkan fluks konstan
diperlukan Vi ≈ f.
Pada rangkaian penyearah yang terdiri atas thyristor, tegangan Vi dapat
diatur dengan cara mengatur sudut penyalaannya.
Dengan menggunakan inverter, suatu alat yang dapat mengubah daya arus
searah menjadi daya arus bolak – balik, frekuensi yang dihasilkan dapat
dibuat berubah.
Perubahan frekuensi arus bolak balik dari inverter ditentukan oleh periode
pulsa yang memacu thyristor yang digunakan.
Frekuensi dan kecepatan motor dapat diatur dengan cara mempercepat atau
memperlambat periode pulsa yang memacu thyristor
Pengaturan Motor Induksi
i (2) (1)
Dalam penggunaan photovoltaic pada pompa listrik 3 fasa, dihasilkan suatu energi
listrik yang besarnya bergantung pada radiasi matahari yang mengenainya.
Pada gambar di atas, ternyata bahwa photovoltaic akan menyalurkan daya yang
maksimum untuk setiap radiasi apabila dicapainya garis beban seperti (2) dan hal
ini harus selalu diusahakan pada suatu pemakaian photovoltaic sebagai sumber
tenaga.
Penggunaan Photovoltaic pada Pompa Listrik 3 Fasa
Pada pemakaian photovoltaic untuk beban pompa listrik 3 fasa, diperlukan suatu
inverter 3 fasa yang mengubah tegangan dc menjadi tegangan arus bolak balik 3
fasa dan juga mempunyai frekuensi yang berubah – ubah sesuai dengan besarnya
tegangan atau arus yang terjadi pada output photovoltaic.
Berikut adalah blok diagram sistem photovoltaic dengan inverter 3 fasa dan beban
pompa listrik 3 fasa
V
PV motor
pompa listrik
Inverter 3
Penggunaan Photovoltaic pada Pompa Listrik 3 Fasa
Motor listrik 3 fasa yang umum dipakai pada pompa listrik adalah motor induksi. Pada
motor induksi kecepatan (putaran) motor dituliskan sebagai berikut :
N 120 f / p
dimana
N = putaran motor
f = frekuensi jala – jala
p = jumlah kutub
f
fM
fM = frekuensi maksimum
fL = frekuensi minimum
fL
V (~ I)
sampling
R A/D Digital D/A C
G
Converter prosesor Converter
Pada blok diagram ini dapat diketahui bahwa kotak H (umpan balik) dan kotak G
(sistem) sama seperti pada sistem pengaturan biasa (analog). Perbedaan
utamanya terjadi pada sinyal input-nya, dimana pada sistem pengaturan digital
sinyal input tersebut merupakan sinyal sampling. Selain itu dapat dibedakan
juga dari adanya pemakaian digital prosesor
Sistem Pengaturan Digital
Pada umumnya digital processor mempunyai dua fungsi :
1). Menganalisa perbedaan sinyal yang terjadi, yaitu membandingkan sinyal input
terhadap penampilan sistem yang sudah tersimpan dalam memori digital
processor tersebut.
2). Sesuai dengan informasi yang diterima, perbedaan sinyalyang trjadi ini diubah
menjadi sederetan pulsa / sinyal numerik oleh A/D Converter (Analog to Digital
Converter adalah pengubah sinyal analug menjadi sinyal digital) dan kemudian
dihitung dan diproses oleh Digital Processor, untuk kemudian oleh D/A Converter,
sinyal digital tersebut diubah kembali menjadi sinyal analog dan kemudian
diteruskan ke sistem (kotak G) sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Digital
H
prosesor
Sinyal audio
Sinyal RF
Demodulator
Penguat RF speaker
penguat audio
-
Σ Rectifier & filter
+
Rangkaian
bias