Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

SALURAN TRANSMISI
Saluran Transmisi membawa tenaga listrik dari pusat – pusat pembangkitan ke pusat – pusat beban melalui
saluran tegangan tinggi 150 kV, atau melalui saluran ekstra tegangan tinggi 500 kV.

Keuntungan – keuntungan dari peningkatan tegangan pada Saluran Transmisi :


 Untuk penyaluran daya yang sama, arus yang dialirkan menjadi berkurang. Artinya penggunaan

bahan tembaga pada kawat penghantar akan berkurang dengan bertambah tingginya tegangan
transmisi
 Luas penampang konduktor yang digunakan berkurang, karena itu struktur penyangga konduktor

menjadi lebih kecil


 Oleh karena arus yang mengalir di saluran transmisi menjadi lebih kecil, maka jatuh tegangan juga

menjadi lebih kecil

Menurut jenisnya, Saluran Transmisi dibagi menjadi dua :


 Saluran Udara (overhead line), yang menyalurkan tenaga listrik melalui kawat – kawat yang

digantungkan pada tiang – tiang transmisi dengan perantara isolator


 Saluran Bawah Tanah (Underground), yang menyalurkan tenaga listrik melalui kabel bawah tanah
Energi Listrik arus bolak – balik dapat disalurkan dengan cara –
cara berikut :

a) Fasa Tunggal b). Fasa Tiga, tiga kawat c). Fasa Tiga, empat kawat

Kelebihan Saluran Transmisi yang menggunakan sistem arus bolak balik tiga
fasa :
• Mudah pembangkitannya (generator sinkron);
• Mudah pengubahan tegangannya ( transformator);
• Dapat menghasilkan medan magnet putar ;
• Daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.
TAHANAN SALURAN

Nilai tahanan saluran transmisi dipengaruhi oleh resistivitas konduktor, suhu, dan efek kulit
(skin effect). Tahanan merupakan sebab utama timbulnya rugi tegangan pada saluran
transmisi.

Ada dua macam tahanan :


 Tahanan Arus Searah, ditentukan oleh nilai resistivitas material konduktor :

Rdc = (Pl / A) Ω

Dimana :
Rdc = tahanan arus searah, Ω
P = resistivitas, Ω m
l = panjang konduktor, m
A = luas penampang bidang, m2

 Tahanan Arus Bolak - Balik


KARAKTERISTIK PENYALURAN
DAYA
Dalam mempelajari karakteristik penyaluran daya yang meliputi variabel variabel tegangan,
arus, dan hilang daya, dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yang berbeda,
yaitu :
 Rangkaian yang parameter atau konstanta – konstantanya dikonsentrasikan (lumped),
pendekatan ini digunakan untuk analisis saluran transmisi jarak pendek.
 Rangkaian yang parameter atau konstanta – konstantanya didistribusikan sepanjang

saluran transmisi.

Beberapa perhitungan penting untuk analisis transmisi :


 Menghitung perbedaan besaran antara tegangan pada pangkal pengiriman (Es) dengan
tegangan pada ujung penerimaan (Er).
 Menghitung faktor daya pada pangkal pengiriman dan ujung penerimaan.

 Menghitung daya guna transmisi (daya keluar / daya masuk).


Saluran Transmisi Jarak Pendek
Z

R X lr cos Φr

Es Er
Pangkal pengiriman Ujung penerimaan

Oleh karena pengaruh kapasitas dapat diabaikan pada saluran transmisi jarak pendek (kurang
dari 20 km), maka konstanta saluran yang diperhitungkan hanyalah impedansi yang terdiri
atas tahanan dan induktansi, (lihat gambar) dengan pengaturan tegangan :

Es  Er I
 R cos  r  X sin  r 
Er Er
Dimana :
Z = impedansi saluran Er = tegangan ujung penerimaan
R = tahanan saluran Ir = arus pada ujung penerimaan
X = induktansi saluran cos Φ = faktor daya pada ujung penerimaan
Es = tegangan pangkal
pengiriman
Saluran Transmisi Jarak Menengah
Z
Z/2 Z/2
X
X/2 X/2 R lr cos Φr
R/2 R/2

Es Er Es Y/2 Y/2 Er

Persoalan transmisi jarak menengah dapat diselesaikan dengan memperlakukannya


sebagai rangkaian T (gambar kiri) atau rangkaian π (gambar kanan)
Untuk rangkaian T, penggambaran kapasitansi saluran terletak di tengah dengan pers.

 ZY   EY   ZY 
E s  EUntuk rangkaian I s  I r 1  saluran
E r Y dengan cara membaginya
r 1    I r Z 1π,
 penggambaran
 kapasitansi
2
yaitu
 padakedua ujung saluran dengan pers.

menjadi 2 dua
 yaitu  C/24 dan
 C/2 yang diletakkan

.
 ZY   ZY   ZY 
E s  E r 1  I r Z I s  I r 1    E r Y 1  
2   2   4 

Saluran Transmisi Jarak Jauh
Is Ir
A B

Es C D Er

Persamaan umum dari suatu jaringan jarak jauh (gambar atas) adalah :

E s  AE r  BI r
I s  CE r  DI r
Dimana A, B, C, dan D disebut sebagai parameter saluran transmisi dan dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan

E Is
A  s ; untuk nilai I r  0 C ; untuk nilai I r  0
Er Er
Es Is
B ; untuk nilai E r  0 D ; untuk nilai Er  0
Ir Ir
PENGATURAN MOTOR “SOLID – STATE”

PENGGUNAAN THYRISTOR DALAM KONVERSI DAYA


Pada dasarnya konversi daya listrik dapat dibagi menjadi 4 kelompok :
 Konversi arus bolak – balik (ac) menjadi arus searah (dc)

 Konversi arus searah (dc) menjadi arus searah (dc)

 Konversi arus searah (dc) menjadi arus dua arah (ac)

 Konversi arus dua arah (ac) menjadi arus dua arah (ac)
Penyearah
~ =

Pengubah AC Pengubah DC

~ =
Pembalik

Siklus konversi daya beserta istilah untuk setiap konversi dapat dilihat pada gambar di atas
Beberapa contoh pemakaian yang memerlukan konversi daya :

 Industri – industri yang memakai proses elektrolisis dan proses kimia lainnya yang memerlukan
tegangan rendah arus searah dengan arus yang besar
 Dapur listrik secara induksi untuk pengolahan logam, yang bekerja pada sistem tenaga listrik
frekuensi tinggi
 Untuk peralatan – peralatan dengan penggerak motor searah, seperti ban berjalan, mesin
penekan, mesin penggiling, dan sebagainya. Untuk ini diperlukan tegangan arus searah yang
berubah – ubah dan dapat dibalik polaritasnya dengan mudah
 Industri – industri yang menggunakan penggerak motor induksi atau motor sinkron seperti pada
industri tekstil, industri semen, dinamometer ac, dan sebagainya., serta untuk sistem yang
memerlukan tegangan arus bolak – balik yang dapat diatur tegangan maupun frekuensinya
 Sebagai sumber tenaga listrik sistem traksi dalam kapal laut, sistem telepon, rumah sakit, di
tempat – tempat yang memerlukan keandalan tinggi atau sebagai sumber listrik dalam keadaan
darurat yang sering diperlukan untuk sistem komputer, rumah sakit, dan sebagainya
 Pada pembangkit tenaga listrik dengan photovoltaic, misalnya penggunaan photovoltaic untuk
pompa listrik 3 fasa, untuk beban penerangan, dan sebagainya
Pengaturan Motor Arus Searah

Karakteristik putaran pada motor arus searah adalah suatu motor yang putarannya dapat
dikendalikan dengan mengatur tegangan terminal :

V  I a Ra
n
C

Hubungan antara putaran dengan tegangan adalah linier,sedangkan karakteristik kopel


terhadap putaran sesuai dengan keadaan beban yang membutuhkan kopel mula besar.
Dengan demikian putaran dan kopel dapat dikendalikan secara baik dengan mengatur
tegangan terminal. Cara sebelumnya, yaitu cara Ward – Leonard, kurang efektif karena
memasang tangga tahanan secara seri dengan kumparan jangkar untuk mengurangi
tegangan masuk motor.

n n

shunt
seri
V T
(a) (b)
Pengaturan dengan Sumber Tegangan Arus Bolak Balik

Bila sumber tegangan merupakan arus bolak – balik, thyristor dengan hubungan tertentu
dapat menghasilkan tegangan searah dan dapat diatur dengan menggunakan pengaturan
pada sudut penyalaan pada kisi (gerbang = gate) thyristor.

Secara skematis, rangkaian pada gambar sebelah kiri melukiskan rangkaian penyearah
thyristor setengah gelombang 3 fasa yang digunakan untuk mengatur putaran dan kopel
motor. Vm dan putaran dikendalikan dengan mengatur sudut penyalaan pada pengatur
kisi.

Ia
L
Vm kisi
Ea
thyristor
Pengaturan dengan Sumber Tegangan Arus Searah

Apabila sumber tegangan merupakan arus searah, pengaturan tegangan dilakukan dengan
cara melakukan pengaturan nyala – padam pada thyristor. Pengaturan ini dilakukan
sedemikian rupa sehingga tegangan yang dihasilkan menjadi trbagi diantara tegangan jangkar
motor dan saklar. Akibatnya tegangan rata – rata jangkar dapat diatur sesuai dengan
kecepatan nyala – padam thyristor. Cara ini disebut chopper.
Chopper bekerja mengatur tegangan rata – rata (V m) motor sesuai dengan kecepatan relatif
nyala – padam thyristor. Pengaturan dengan cara chopper tidak mengakibatkan adanya rugi
daya.
Gambar dibawah ini melukiskan cara pengaturan tegangan dc, dengan menggunakan saklar
sebagai rangkaian pemutus.

thyristor
saklar
+
V0 Ia
-
dioda Vm +
Ea
Pengaturan Motor Induksi
3 Cara Pengaturan Motor Induksi :
 Pengaturan Tegangan
 Pengaturan Frekuensi
 Pengaturan Motor Tak Merugi
Pengaturan Tegangan
 Pengaturan putaran motor induksi dilakukan dengan mengatur tegangan yang

diberikan, karena T ≈ V2
 Penyalaan thyristor dilakukan dengan perbedaan sudut fasa 120.
 Dengan mengatur sudut penyalaan terhadap perpotongan sumbu nol maka akan

diperoleh suatu pengaturan antara 0 < V < V maks


Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu cara pengaturan tegangan dengan
menggunakan thyristor.
R
S
T

R2
3~
Pengaturan Motor Induksi
Pengaturan Frekuensi
 Pengaturan frekuensi untuk mengendalikan kecepatan motor induksi
biasanya diikuti juga dengan pengaturan tegangan masuk Vi yang sebanding
dengan frekuensi tersebut, karena untuk mendapatkan fluks konstan
diperlukan Vi ≈ f.
 Pada rangkaian penyearah yang terdiri atas thyristor, tegangan Vi dapat
diatur dengan cara mengatur sudut penyalaannya.
 Dengan menggunakan inverter, suatu alat yang dapat mengubah daya arus
searah menjadi daya arus bolak – balik, frekuensi yang dihasilkan dapat
dibuat berubah.
 Perubahan frekuensi arus bolak balik dari inverter ditentukan oleh periode
pulsa yang memacu thyristor yang digunakan.
 Frekuensi dan kecepatan motor dapat diatur dengan cara mempercepat atau
memperlambat periode pulsa yang memacu thyristor
Pengaturan Motor Induksi

Pengaturan Motor Tak Merugi


 Perubahan tahanan luar (R2) pada rotor belitan suatu motor induksi akan
menghasil-kan pengaturan putaran
 Cara ini mengakibatkan kerugian daya yang cukup besar pada rotor

 Kerugian tersebut dapat diatasi dengan menggunakan kontrol motor “Solid


State” yang terdiri atas rangkaian penyearah dan inverter
 Tegangan rotor yang ditimbulkan pada cincin disearahkan melalui rangkaian
penyearah untuk mendapatkan tegangan arus searah dan frekuensi yang
besarnya sama dengan slip (S)
 Inverter yang dipasang antara ujung tegangan arus searah dengan stator
mengembalikan kerugian daya rotor tersebut ke jala-jala.
 Inverter bekerja dengan frekuensi yang diatur jala-jala, sehingga tidak
diperlukan pengaturan yang rumit.
Penggunaan Photovoltaic pada Pompa Listrik 3 Fasa

i (2) (1)

(1) Garis beban dengan Maximum Power Point (MPP)


(2) Garis beban tanpa MPP ( V = I x R)

 Dalam penggunaan photovoltaic pada pompa listrik 3 fasa, dihasilkan suatu energi
listrik yang besarnya bergantung pada radiasi matahari yang mengenainya.
 Pada gambar di atas, ternyata bahwa photovoltaic akan menyalurkan daya yang
maksimum untuk setiap radiasi apabila dicapainya garis beban seperti (2) dan hal
ini harus selalu diusahakan pada suatu pemakaian photovoltaic sebagai sumber
tenaga.
Penggunaan Photovoltaic pada Pompa Listrik 3 Fasa

 Pada pemakaian photovoltaic untuk beban pompa listrik 3 fasa, diperlukan suatu
inverter 3 fasa yang mengubah tegangan dc menjadi tegangan arus bolak balik 3
fasa dan juga mempunyai frekuensi yang berubah – ubah sesuai dengan besarnya
tegangan atau arus yang terjadi pada output photovoltaic.
 Berikut adalah blok diagram sistem photovoltaic dengan inverter 3 fasa dan beban
pompa listrik 3 fasa

V
PV motor

pompa listrik
Inverter 3
Penggunaan Photovoltaic pada Pompa Listrik 3 Fasa

 Motor listrik 3 fasa yang umum dipakai pada pompa listrik adalah motor induksi. Pada
motor induksi kecepatan (putaran) motor dituliskan sebagai berikut :

N  120 f / p
dimana
N = putaran motor
f = frekuensi jala – jala
p = jumlah kutub

 Kopel (torque) yang dihasilkan adalah :


T  I 2
 V / f
dimana
O = fluksi motor
I2 = arus rotor
V = tegangan stator = tegangan jala - jala
Penggunaan Photovoltaic pada Pompa Listrik 3 Fasa

 Inverter yang digunakan pada pemakaian photovoltaic sebagai


sumber tegangan harus mempunyai kondisi sebagai berikut :
1). Menghasilkan frekuensi yang berubah sesuai dengan
perubahan arus.
2). Mampu bekerja pada MPP (maximum Power Point)

f
fM

fM = frekuensi maksimum
fL = frekuensi minimum

fL

V (~ I)

Hubungan antara tegangan (arus) versus frekuensi


Sistem Pengaturan Digital
 Pada pengaturan motor dengan menggunakan komputerisasi diterapkan
sistem pengaturan digital.
 Dalam sistem pengaturan digital, sinyalnya adalah berupa sinyal yang tidak
kontinyu atau terputus – putus atau dikenal sebagai sinyal diskret.
 Ada dua jenis sinyal diskret yaitu sinyal data sampling dan sinyal numerik
atau digital.
 Sinyal data sampling adalah suatu deretan pulsa yang amplitudo tiap
pulsanya sama dengan amplitudo sinyal pada saat diambilnya sampel.
 Sinyal numerik atau digital adalah suatu deretan pulsa dengan amplitudo
yang sama tetapi banyaknya pulsa pada selang watu pengambilan sampel
mewakili besarnya (amplitudo) sinyal yang ada dalam interval tersebut.
 Jenis sinyal numerik adalah pulsa biner yang dapat dengan mudah
dimasukkan pada komputer dan dapat diprogram
Sistem Pengaturan Digital
Sinyal numerik Sinyal analog

sampling
R A/D Digital D/A C
G
Converter prosesor Converter

Blok diagram Sistem Pengaturan Digital

Pada blok diagram ini dapat diketahui bahwa kotak H (umpan balik) dan kotak G
(sistem) sama seperti pada sistem pengaturan biasa (analog). Perbedaan
utamanya terjadi pada sinyal input-nya, dimana pada sistem pengaturan digital
sinyal input tersebut merupakan sinyal sampling. Selain itu dapat dibedakan
juga dari adanya pemakaian digital prosesor
Sistem Pengaturan Digital
 Pada umumnya digital processor mempunyai dua fungsi :
1). Menganalisa perbedaan sinyal yang terjadi, yaitu membandingkan sinyal input
terhadap penampilan sistem yang sudah tersimpan dalam memori digital
processor tersebut.
2). Sesuai dengan informasi yang diterima, perbedaan sinyalyang trjadi ini diubah
menjadi sederetan pulsa / sinyal numerik oleh A/D Converter (Analog to Digital
Converter adalah pengubah sinyal analug menjadi sinyal digital) dan kemudian
dihitung dan diproses oleh Digital Processor, untuk kemudian oleh D/A Converter,
sinyal digital tersebut diubah kembali menjadi sinyal analog dan kemudian
diteruskan ke sistem (kotak G) sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

 Berdasarkan penjelasan di atas ternyata pada suatu digital processor terdapat 3


kemampuan utama yaitu kecepatan dalam penghitungan, memori (penyimpanan data),
dan dapat dilakukan pemrograman (pemrograman komputer)
Pengaturan Adaptif
output
input
G

Digital
H
prosesor

Blok diagram Sistem Pengaturan Adaptif

 Salah satu bentuk lain dari sistem pengaturan digital


 Dalam pengaturan adaptif, parameter atau proses dari sistem pada kotak G
tidak konstan, tetapi selalu berubah sesuai dengan perubahan input-nya dan
bentuk output yang diinginkan.
Pengaturan Adaptif
 Pengaturan adaptif tidak hanya terdapat pada pengaturan digital saja, melainkan juga
pada pemakaian untuk sinyal analog.
 Contoh pemakaian pengaturan adaptif dengan sinyal analog yaitu pada sistem AGC
(Automatic Gain Control), yang biasa dipakai pada radio penerima biasa.
 Pada umumnya sinyal yang diterima oleh radio dari beberapa stasiun pemancar berbeda
– beda kekuatannya.
 Dengan adanya sistem AGC, maka sinyal yang keluar sebagai audio akan konstan dan
dapat memberikan kenyamanan bagi si pendengar.

Sinyal audio
Sinyal RF

Demodulator
Penguat RF speaker
penguat audio

-
Σ Rectifier & filter
+

Rangkaian
bias

Anda mungkin juga menyukai