PENGHANTARAN
OBAT ORAL
KELOMPOK 7A
Pendahuluan
Berbagai macam cara pemberian obat telah banyak dilakukan, ada yang
diberikan secara oral, injeksi, ditetekan, dioleskan, disisipkan, dilekatkan
disemprotkan dan lain-lain. Cara pemberian obat yang paling banyak dilakukan
adalah cara pemberian obat oral. Cara pemberian obat peroral ini selain mudah
dilakukan, juga antara lain karena bila ada kekeliruan mudah menanggulanginya.
Obat yang diberikan secara oral secara garis besar ada dua tujuan pengobatan, yaitu
ada yang ditujukan untuk bekerja lokal dan untuk tujuan sistemik. Efektifitas obat
dari kedua tujuan pengobatan ini dapat ditingkatkan dengan cara
mengatur/mengontrol pelepasan obat dan tempat pelepasan obat.
Fatimah Azzahra
Cara pemberian obat melalui oral (peroral) merupakan cara yang paling banyak digunakan, sekitar 80%
obat diberikan secara oral baik untuk pengobatan dengan menggunakan resep dokter maupun tanpa resep
dokter/pengobatan sendiri. Pemberian obat peroral sangat disenangi oleh semua kalangan umur terutama
anakanak karena dapat diberikan dengan berbagai rasa yang enak dan menarik. Selain mudah dan
nyaman digunakan pemberian obat peroral juga dapat diberikan dalam
berbagai macam bentuk sediaan. Bentuk sediaan padat yang diberikan peroral dapat berupa serbuk,
granul, pellet, kapsul, mikrokapsul berbagai bentuk tablet dan lainlain. Demikian juga bentuk sediaan
cair yang dikenal dengan sediaan sirop dari bentuk larutan, suspensi, maupun emulsi.
Fatimah Azzahra
Rute Pemberian Obat
Sistem penghantar obat adalah ilmu yang lebih kompleks yang terdiri dari
berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk mendesign dan optimasi system
menyampaikan kedalam target penyakit.
Rute Pemberian obat adalah rute yang paling sering digunakan, tetapi juga
ada beberapa permasalahan seperti laju pengosongan
lambung, dan adanya absorpsi pada lambung dan usus halus untuk beberapa
obat yang menyebabkan terjadinya penyerapan yang rendah dan tidak tetap
terhadap waktu yang singkat.
Efek Farmakologi dari suatu obat dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Salah satunya yaitu dengan rute pemberian obat. Obat yang biasanya
berdar dipasaran dapat kita kenal secara umum adalah obat dengan
pemakaian melaui mulut dengan cara dimasukkan dengan bantuan air minum
contohnya (tablet, kapsul, pil dan lainnya) atau dilarutkan terlebih dahulu
(tablet everscent, puyer dan lainnya.
Mudah, Aman
Untuk membantu
nyaman dan dikonsumsi
absorpsi, maka
murah bagi pemberian obat per oral
pasien dapat disertai dengan
pemberian air putih
Secara garis besar obat yang diberikan peroral dapat digunakan untuk tujuan
pengobatan lokal di saluran cerna dan dapat juga untuk tujuan pengobatan
sistemik. Obat yang diberikan peroral dalam bentuk padat di dalam saluran
pencernaan akan mengalami proses penghancuran menjadi granul (proses
desintegrasi), dilanjutkan dengan penghancuran menjadi partikel yang lebih halus
lagi (proses deagregasi).
Proses ini biasanya terjadi dilambung, kemudian tahap selanjutnya obat tersebut
akan mengalami proses pelarutan (disolusi) dan proses absorpsi dari saluran
cerna menuju sirkulasi darah seperti terlihat pada gambar skema pelepasan dan
pelarutan obat dari tablet, tablet salut tidak tahan cairan lambung, dan kapsul di
lambung.
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra
Kecepatan pelepasan obat dari bentuk sediaannya sangat tergantung kepada sifat fisikokimia
bahan pembantu, formula, dan metode pembuatan yang digunakan, sedang kecepatan
melarut sangat ditentukan oleh sifat fisika kimia obat dan cairan lambung/usus, serta
kecepatan tahap sebelumnya (penghancuran, baik desintegrasi maupun deagregasi).Obat
dalam sediaan serbuk ketika masuk ke lambung akan terdispersi di dalam cairan lambung dan
mengalami proses pelarutan, sedang jika obat dalam bentuk granul akan mengalami
menghancuran menjadi partikel yang lebih halus dan proses pelarutan (dapat terjadi dari
granul dan partikel halus) terlebih dahulu. Obat dalam bentuk terlarut seperti larutan akan
langsung dilepaskan dari sediaannya begitu bercampur dengan cairan lambung sehingga lebih
cepat dari bentuk suspensi dan emulsi. Pada sediaan suspensi, obat harus melewati proses
pelarutan partikel
padat menjadi bentuk terlarut dan emulsi melewati proses pemisahan (partisioning) menuju
cairan lambung. Baru setelah menjadi bentuk terlarut obat akan mengalami proses absorpsi.
Oleh karena itu obat yang diberikan dalam bentuk larutan akan lebih cepat diabsorpsi dan
lebih cepat terjadinya/ munculnya efek dibandingkan jika obat tersebut diberikan dalam bentuk
suspense atau emulsi. Sebaliknya efek obat akan cepat hilang bila obat diberikan dalam
bentuk larutan.
. Fatimah Azzahra
A. Sistem Penghantaran Obat Oral Melalui Sublingual
Dalam penyerapan melalui selaput lendir di daerah sublingual, obat langsung masuk ke dalam
pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena dari daerah sublingual rongga mulut mengalir ke
dalam trunkus umum, yang kemudian mengalir melalui vena jugularis interna, vena subklavia, dan
vena brakiosefalika langsung ke vena kava superior. Dengan demikian, aliran balik vena dari
daerah ini memasuki sirkulasi sistemik, melewati eliminasi obat pra-sistemik, tidak seperti pada
obat oral atau yang diminum. Ini membuat kerja obat jadi lebih cepat.
Kelebihan Kekurangan
Contoh tablet bukal inventif untuk analgesik seperti aspirin, ibuprofen, fenoprofen, sulindac, salsalate,
diflunisal, mecleofenamate, naproxen, nabumetone, tolmetin, diklofenak, oxaprozin, ketoprofen
indometasin, salisilat kolin, piroksikam, asam mefenamat, etodolac dan ketorolac.
Mekanisme melintasnya obat melintasi membran lipid biologis diantaranya adalah difusi
pasif, difusi pasif terfasilitasi, transport aktif danpinositosis. Mekanisme
penghantaran obat pada mukosa bukal adalah difusi pasif yang melibatkan
perpindahan dari zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
padajaringan bukal. Absorpsi obat dari rongga mulut tidak sama dengan masuknya
obat secara langsung ke sirkulasi sistemik karena obat seperti disimpan dalam membrane
bukal atau lebih dikenal dengan efek reservior bukal.
Kelebihan
• Keuntungan pertama yang diketahui adalah kecepatan tindakan. Pengobatan diberikan secaraoral memasuki
aliran darah setelah perjalanan melalui mukosa mulut. Kecepatan tindakan ini adalah salah satu alasan yang
tersedia secara komersial dan satu produk eksperimental untuk menghilangkan rasa sakit. Contoh tablet bukal
inventif yaitu untuk analgesik seperti aspirin,ibuprofen, fenoprofen, sulindac, salsalate, diflunisal,
mecleofenamate, naproxen, nabumetone,tolmetin, diklofenak, oxaprozin, ketoprofen indometasin,
salisilat kolin, piroksikam, asammefenamat, etodolac dan ketorolac.
• Obat bukal dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa digunakan secara oral karena akandirusak oleh enzim
pemetabolisme.
• Obat bukal dapat digunakan untuk obat-obat yang dapat mempengaruhi metabolisme hati, baiksebagai
inhibitor maupun induktor enzim hati. Obat dalam kategori inhibitor enzim hati yang bisadiberikan melalui
tablet bukal misalnya allopurinol, ketoconazole. Obat dalam kategori kategori penginduksi enzim hati yang
bisa diberikan melalui tablet bukal misalnya cabamazepine,fenitoin, glutethimide, primidone,
rifampisin dan barbiturat seperti fenobarbital, pentobarbital,secobarbital.
• Obat bukal dapat meningkatkan keamanan karena mengurangi efek toksik pada flora ususmisalnya misalnya
cephlosporins seperti sefaleksin, sefadroksil, cefaclor ,cefamandone, aksetil,cefprozil, loracarbef, cefpodoxime,
dan cefixime juga penisilin termasuk penisilin G, penisilin V,cloxacillin.
Regina Islami Putri
Kelebihan dan Kekurangan Penghantaran Obat Oral Melalui Bukal
Kekurangan
• Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual dan
bukal karena obat yangdapat diabsorpsi melalui mukosa mulut
jumlahnya sangat sedikit.
• Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan
penyimpanan obat memerlukancara khusus karena bahan ini mudah
menguap
Mukoadhesif adalah sistem pelepasan obat dimana terjadi ikatan antara polimer alam atau sintetik
dengan substrat biologi yaitu permukaan mukus. Sistem mukoadhesif dapat menghantarkan obat
menuju site-spesific melalui ikatan antara polimer hidrofilik dengan bahan dalam formulasi suatu obat,
dimana polimer tersebut dapat melekat pada permukaan biologis dalam waktu yang lama. Sistem
penghantaran ini digunakan untuk memformulasikan sediaan lepas terkendali dengan tujuan
memperpanjang waktu tinggal obat tersebut di saluran cerna dan mengatur kecepatan serta jumlah obat
yang dilepas.
Prinsip penghantaran obat dengan sistem mukoadhesif adalah memperpanjang waktu tinggal obat pada
organ tubuh yang mempunyai lapisan mukosa. Sistem mukoadhesif akan dapat meningkatkan kontak
yang lebih baik antara sediaan dengan jaringan tempat terjadinya absorpsi sehingga konsentrasi obat
terabsorpsi lebih banyak dan diharapkan akan terjadi aliran obat yang tinggi melalui jaringan tersebut.
Faizzatul Maulidiya
Adapun secara keseluruhan mekanisme kerja dari polimer mukoadhesif adalah sbb:
1. Terjadi kontak antara polimer dengan permukaan mukosa yang disebabkan karena
adanya pembasahan yang baik ataupun karena swelling pada polimer.
2. Setelah berkontak, terjadi penetrasi dari rantai polimer kedalam permukaan jaringan atau
interpenetrasi rantai polimer dan mukosa.
3. Terbentuklah ikatan kimia antara rantai polimer dengan molekul musin, yang
mempertahankan pelekatan polimer ke mukosa.
Faizzatul Maulidiya
Bentuk Sediaan Mukoadhesif
Sediaan ini ditahan dilambung menurut mekanisme pelekatan pada permukaan sel
epitel atau pada mukus dalam jangka waktu yang lama. Material mukoadhesif
kebanyakan adalah dalam bentuk sintetis, hidrofilik alami.
Faizzatul Maulidiya
Kelebihan dan Kekurangan Penghantaran Obat Oral Melalui Mukoadhesif
Faizzatul Maulidiya
Pokok persoalan dalam mengembangkan system penghantar obat secara oral adalah
untuk memperpanjang waktu tinggal sediaan dilambung dan saluran cerna bagian
atas hingga obat lepas dan terabsorpsi seluruhnya. Beberapa yang telah digunakan
seperti system mukoadhesif, system mengembang (Swelling and expanding), system
mengapung (floating), dan system penundaan pengosongan lambung lainnya.
Sistem penghantar obat tertahan dilambung merupakan sebuah system yang
dirancang agar sediaan dapat tertahan dilambung dalam waktu yang lama dan
melepaskan zat aktifnya. Agar dapat tertahan di lambung, suatu sediaan harus dapat
menahan Gerakan peristaltic, kontraksi konstan, mekanisme penghalusan dan
pengocokan dalam lambung. Sediaan tersebut juga harus dapat melawan waktu
pengosongan lambung sebelum melepas obat.
Hidrofobik (CW) hidrofobik (lilin karnauba) Tablet berlapis tiga Pelepasan obat nonlinier
Hidrofilik
Kinetika pelepasan obat
Hidrofobik (CW) (Methocel ® K15M) dan Tablet berlapis tiga
orde nol.
Hidrofobik (CW)
Hidrofilik Kinetika pelepasan orde
Hidrofobik (EC) Tablet berlapis tiga
(HPMCAS&HPMC) nol.